Anda di halaman 1dari 14

Sosialisasi Tata Cara Pelaksanaan

Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan (PPK)


Pada RUTAN/ LPAS/ LAPAS dan LPKA

Direktorat Pembimbing Kemasyarakatan dan Upaya Keadilan


Restoratif Pemasyarakatan

Jakarta 19 Februari 2024


Latar Belakang

Berkaitan dengan SE Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nomor


PAS- 08.OT.02.02 Tahun 2024 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan (PPK) pada Rutan, Lapas, LPAS
dan LPKA , maka perlu kami jelaskan lebih lanjut tentang Syarat,
Mekanisme dan Sistem Kerja PPK pada RUTAN, LPAS, LAPAS dan
LPKA
A. KETENTUAN UMUM

1. SYARAT UNTUK PENGANGKATAN PPK

a. Pegawai Negeri Sipil yang berpendidikan serendah-rendahnya lulusan Sekolah Menengah Atas atau sederajat
b. Telah menjadi asesor atau yang akan diusulkan menjadi asesor Pemasyarakatan
c. Bertugas minimal 2 (dua) tahun sebagai petugas Pemasyarakatan
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda (Golongan/Ruang II/a);
f. Telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar CPNS
g. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin.
h. Memiliki integritas dan moralitas yang baik
i. Diusulkan oleh Kepala UPT Pemasyarakatan masing-masing
j. Bersedia dialih tugaskan di Rutan, LPAS, LAPAS dan LPKA
k. Bersedia mengikuti bimbingan teknis sebagai Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan
l. Batas usia maksimal 45 (empat puluh lima) tahun pada saat pengusulan
A. KETENTUAN UMUM

2. MEKANISME PENGANGKATAN PPK

a. Seluruh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melaksanakan pengangkatan pembantu pembimbing
kemasyarakatan pada seluruh Rutan, Lapas, LPAS, dan LPKA pada tahun 2024;
b. Kantor Wilayah melaksanankan seleksi administrasi dan kompetensi dengan mekanisme sebagai berikut:
1) Kepala Kantor wilayah dapat membentuk tim seleksi adminitrasi dan kompetensi Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan
yang beranggotakan unsur Pembimbing Kemasyarakatan dari Kantor Wilayah atau Balai Pemasyarakatan serta Analis
Kepegawaian dan Pejabat terkait.
2) Seleksi adminitrasi dilakukan dengan meneliti kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan yang diusulkan oleh Kepala
Unit Pelaksana Teknis.
3) Seleksi kompetensi dilakukan dengan meminta Calon Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan membuat dan mengumpulkan
satu naskah studi kasus yang terdapat pada tahanan/ anak/ narapidana/ anak binaan sebagaimana contoh terlampir.
Selanjutnya Tim seleksi melakukan penilaian terhadap kelayakan calon Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan berdasarkan
naskah studi kasus yang telah dikirimkan.
4) Mekanisme pengumpulan dan penilaian diserahkan sepenuhnya kepada Tim Seleksi pada Kantor Wilayah masing-masing.
A. KETENTUAN UMUM

2. MEKANISME PENGANGKATAN PPK

c. Kepala UPT Pemasyarakatan mengusulkan pegawai yang memenuhi syarat ke Kantor Wilayah
Cq.Divisi Pemasyarakatan dengan tembusan ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
d. Berkas usulan dikirim disertai :
1) Surat pengantar dari Kepala UPT;
2) Fotocopy SK CPNS dan PNS;
3) Fotocopy SK pangkat terakhir;
4) Fotocopy Ijazah Terakhir;
5) SKP dan PPKP 2 (dua) tahun terakhir minimal bernilai baik;
6) Surat keterangan tidak sedang menjalani proses atau dijatuhi hukuman disiplin.
e. Usulan dikirim melalui link ebispa.com/ppk paling lambat 7 Februari 2024
A. KETENTUAN UMUM

3. BIMBINGAN TEKNIS

Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan pada Rutan, Lapas, LPAS, dan LPKA wajib
mengikuti Bimbingan Teknis tentang pelaksanaan tugas Pembantu Pembimbing
Kemasyarakatan dengan ketentuan:
a. Bimbingan Teknis diselenggarakan oleh Kantor wilayah atau Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan;
b. Dalam menyelenggarakan Bimbingan Teknis, kantor wilayah berkoordinasi dengan
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Cq. Direktur Pembimbing Kemasyarakatan &
Upaya Keadilan Restoratif Pemasyarakatan.
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. TUGAS

Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan bertugas membantu Pembimbing Kemasyarakatan


dan Asisten Pembimbing Kemasyarakatan dalam menyelenggarakan penelitian
kemasyarakatan dengan penggalian data di UPT masing-masing untuk membuat :
1) Litmas untuk Perawatan Tahanan/Anak;
2) Litmas untuk Pembinaan Awal;
3) Litmas Integrasi;
4) Litmas Asimilasi;
5) Litmas untuk Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK);
6) Litmas untuk Pemindahan.
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

2. TANGGUNG JAWAB

Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan berkewajiban :


a. Menyusun laporan atas hasil penelitian kemasyarakatan yang telah
dilakukannya;
b. Mengikuti sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan guna memberikan data,
saran dan pertimbangan atas hasil penelitian dan pengamatan yang telah
dilakukannya;
c. Melaporkan setiap pelaksanaan tugas kepada Kepala BAPAS.
C. KEDUDUKAN PEMBANTU PEMBIMBING KEMASYARAKATAN

1. Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan adalah pegawai Rutan, LPAS, Lapas dan LPKA yang
telah memiliki Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM;
2. Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan bertanggung jawab kepada:
a. Kepala Bapas dalam kaitannya dengan penyusunan litmas;
b. Kepala UPT Pemasyarakatan masing-masing terkait dengan pelaksanaan tugas harian.
3. Kepala Rutan, LPAS, Lapas, LPKA dan Bapas dapat mengusulkan pemberhentian
penugasan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan kepada Kepala Kantor Wilayah
berdasarkan penilaian kinerja.
D. MEKANISME DAN SISTEM KERJA

1. Kepala Rutan, LPAS, Lapas dan LPKA memerintahkan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan untuk
melakukan rekapitulasi data Tahan, Anak, dan Warga Binaan yang telah memenuhi syarat berdasarkan
Sistem Database Pemasyarakatan (SDP);
2. Berdasarkan hasil rekapitulasi data SDP sebagaimana dimaksud pada angka 1, Kepala Rutan, LPAS,
Lapas dan LPKA berkoordinasi dengan Kepala Bapas untuk pelaksanaan litmas;
3. Kepala Rutan, Lapas, LPAS, dan LPKA berkoordinasi dan meminta Kepala Bapas untuk menunjuk
Pembimbing Kemasyarakatan yang akan melakukan supervisi dan verifikasi terhadap Penelitian
Kemasyarakatan yang telah dibuat oleh Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan;
4. Kepala Bapas membuat surat perintah penunjukan Pembimbing Kemasyarakatan sebagai supervisor dan
verifikator;
D. MEKANISME DAN SISTEM KERJA

lanjutan...

5. Surat perintah sebagaimana dimaksud pada point 4 ditembuskan kepada Kepala Rutan, Lapas,
LPAS, dan LPKA setempat;
6. Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan tugas untuk membantu penyelesaian Penelitian
Kemasyarakatan di Unit Pelaksana Teknis masing-masing dan menyampaikan hasil pelaksanaan tugas
kepada kepala Bapas untuk dilegalisasi setelah laporan Penelitian Kemasyarakatan diverifikasi dan
ditandatangani oleh Pembimbing Kemasyarakatan;
7. Proses sebagaimana dimaksud point 1 sampai dengan 6 dapat dilakukan melalui SDP, sisumaker,
surat elektronik (email) atau mempergunakan teknologi informasi lain yang tersedia.
E. PENETAPAN WILAYAH PILOTING

Dalam rangka pemenuhan rencana aksi tahun 2024 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menetapkan
wilayah piloting pengangkatan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan pada LAPAS, RUTAN, LPAS, LPKA
sebagai berikut:
1. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, Kalimantan Selatan, dan Maluku
Utara;
2. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dimaksud pada nomor 1, wajib
melaksanakan pengangkatan pembantu pembimbing kemasyarakatan di seluruh LAPAS, RUTAN, LPAS,
LPKA pada tahun 2024;
3. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang tidak termasuk dalam wilayah piloting,
tetap dapat melakukan pengangkatan Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan pada LAPAS, RUTAN,
LPAS, LPKA.
F. SUPERVISI, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

1. Kepala Bapas wajib melakukan supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas

Pembantu Pembimbing Kemasyarakatan;

2. Kepala Bapas wajib membuat laporan pengendalian dan pengawasan tugas dan fungsi yang disampaikan

kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia c.q. Kepala Divisi

Pemasyarakatan dengan tembusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan secara berkala setiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai