Anda di halaman 1dari 36

TUGAS SATUAN BHAKTI (SAKTI)

PEKERJA SOSIAL

Disampaikan pada:
Diklat TOT Peksos Pendamping ABH
Jakarta, 19 November 2015
DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI SOSIAL
KEMENTTERIAN SOSIAL RI
TUGAS SAKTI PEKSOS/TKSA

1. 2.
Pelaksa Penda
naan mpinga
PKSA n LKSA

3. 4,
Respon Tugas
Kasus Khusus
Tugas Utama SaktiPeksos

Pendampingan program
PKSA Apakah PKSA tepat sasaran?
Apakah PKSA akan sampai ke LKSA dan anak?

Pemetaan dan validasi lembaga


LKSA Pemantapan Modul TEPAK kepada petugas lembaga
Pendampingan lembaga

Mendampingi anak
Respon Kasus Case conference
Recording & reporting

Verifikasi online
Tugas Khsus Mendampingi petugas Kemensos
Mendampingi petugas Dinsos

PKSA Pusat dan Dekon harus diperlakukan sama (pendampingan,


Monev, dll)
Tugas Pokok Sakti Peksos/TKSA
1. Pelaksanaan PKSA
• Berkoordinasi dengan Dinas Sosial melakukan:
– pemetaan dan validasi LKSA calon mitra PKSA;
– PKSA berjalan sesuai ketentuan/kebijakan dan tepat sasaran.
– konsolidasi dan rekapitulasi data-data penerima manfaat di
tingkat kabupaten/kota
• Melakukan advokasi sosial;
• Melakukan proses validasi data calon penerima manfaat
• Melakukan proses verifikasi terhadap pemenuhan
kewajiban
• Melakukan pengembangan jejaring kerjasama
• Membuat laporan --- ke Dinas Sosial, Supervisor, dan
Sekretariat PKSA Pusat.
Tugas Pokok Sakti Peksos/TKSA
2. Pendampingan LKSA
Mendampingi LKSA dalam melaksanakan PKSA
melalui tahap yang telah ditentukan dalam
Pedoman Umum;
Penguatan kapasitas LKSA dan pendamping
anak di LKSA dalam melakukan pelayanan
rehabilitasi sosial, manajemen Kasus, dan SNPA
Melatih pendamping anak LKSA agar mampu
menjalankan TEPAK,
Memantau dan membantu LKSA dalam
melaksanaan TEPAK
Lanjutan tugas 2

• Memeriksa persyaratan dan dokumen-dokumen


administratif yang menjadi kewajiban LKSA dilengkapi,
dipelihara, dan diserahkan kepada Sekretariat PKSA
pusat secara benar dan tepat waktu.
• Melakukan verifikasi terhadap komitmen penerima
manfaat PKSA
• Membantu LKSA membangun kemitraan dengan pihak.
• Membantu LKSA dalam pengembangan layanan
terhadap anak dan penguatan tanggung jawab orang
tua/keluarga dan penguatan kelembagaan PKSA dan
penguat­an peran LKSA
Tugas Pokok Sakti Peksos/TKSA
3. Respon Kasus
• Bekerjasama dengan Dinas Sosial melakukan
layanan respon kasus terhadap kasus-kasus
kekerasan dan penelataran berat terhadap
anak yang terjadi di wilayah kerjanya;
• Menerapkan manajemen kasus pekerjaan
sosial dalam penanganan kasus.
• Advokasi sosial pengembangan sistem
rujukan penanganan kasus
• Membuat laporan pelaksanaan pendampingan
Tugas Pokok Sakti Peksos/TKSA
4. Tugas Khusus
Melakukan kampanye dan edukasi untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat di
wilayah kerjanya tentang masalah
kesejahteraan dan perlindungan anak,
menggunakan modul TEPAK;
Melakukan tugas-tugas khusus sesuai
arahan Direktorat Kesejahteraan Sosial
Anak dan Sekretariat PKSA Pusat
PERAN PEKSOS DAN PK
DI TINGKAT PEMERIKSAAN
Pasal 23
(1) Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak wajib diberikan
bantuan hukum dan didampingi oleh Pembimbing
Kemasyarakatan atau pendamping lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak Korban atau
Anak Saksi wajib didampingi oleh orang tua dan/atau
orang yang dipercaya oleh Anak Korban dan/atau Anak
Saksi, atau Pekerja Sosial.
(3) Dalam hal orang tua sebagai tersangka atau terdakwa
perkara yang sedang diperiksa, ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi orang tua.
PROSES PENYIDIKAN
(PERAN PEKSOS & PK)
Pasal 27
(1) Dalam melakukan penyidikan terhadap perkara Anak,
Penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari
Pembimbing Kemasyarakatan setelah tindak pidana
dilaporkan atau diadukan.
(2) Dalam hal dianggap perlu, Penyidik dapat meminta
pertimbangan atau saran dari ahli pendidikan, psikolog,
psikiater, tokoh agama, Pekerja Sosial Profesional atau
Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan tenaga ahli lainnya.
(3) Dalam hal melakukan pemeriksaan terhadap Anak
Korban dan Anak Saksi, Penyidik wajib meminta laporan
sosial dari Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga
Kesejahteraan Sosial setelah tindak pidana dilaporkan
atau diadukan.
PENANGKAPAN ANAK
Pasal 30

(1) Penangkapan terhadap Anak dilakukan guna kepentingan


penyidikan paling lama 24 (dua puluh empat) jam.
(2) Anak yang ditangkap wajib ditempatkan dalam ruang pelayanan
khusus Anak.
(3) Dalam hal ruang pelayanan khusus Anak belum ada di wilayah
yang bersangkutan, Anak dititipkan di Lembaga
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
(4) Penangkapan terhadap Anak wajib dilakukan secara manusiawi
dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya.
(5) Biaya bagi setiap Anak yang ditempatkan di LPKS dibebankan
pada anggaran kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial.
PENAHANAN ANAK
Pasal 32

(1) Penahanan terhadap Anak tidak boleh dilakukan dalam hal


Anak memperoleh jaminan dari orang tua/Wali dan/atau
lembaga bahwa Anak tidak akan melarikan diri, tidak akan
menghilangkan atau merusak barang bukti, dan/atau tidak
akan mengulangi tindak pidana.
(2) Penahanan terhadap Anak hanya dapat dilakukan dengan
syarat sebagai berikut:
a. Anak telah berumur 14 (empat belas) tahun atau lebih; dan
b. diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana
penjara 7 (tujuh) tahun atau lebih.
(3) Syarat penahanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
dinyatakan secara tegas dalam surat perintah penahanan.
(4) Selama Anak ditahan, kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial
Anak harus tetap dipenuhi.
(5) Untuk melindungi keamanan Anak, dapat dilakukan
penempatan Anak di LPKS.
PENAHANAN ANAK

Pasal 33

(1) Penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32


untuk kepentingan penyidikan dilakukan paling lama 7
(tujuh) hari.
(2) Jangka waktu penahanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) atas permintaan Penyidik dapat
diperpanjang oleh Penuntut Umum paling lama 8
(delapan) hari.
(3) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) telah berakhir, Anak wajib dikeluarkan demi
hukum.
(4) Penahanan terhadap Anak dilaksanakan di LPAS.
(5) Dalam hal tidak terdapat LPAS, penahanan dapat
dilakukan di LPKS setempat.
PEMERIKSAAN KORBAN DAN SAKSI
Pasal 58

(1) Pada saat memeriksa Anak Korban dan/atau Anak Saksi, Hakim
dapat memerintahkan agar Anak dibawa keluar ruang sidang.
(2) Pada saat pemeriksaan Anak Korban dan/atau Anak Saksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), orang tua/Wali, Advokat
atau pemberi bantuan hukum lainnya, dan Pembimbing
Kemasyarakatan tetap hadir.
(3) Dalam hal Anak Korban dan/atau Anak Saksi tidak dapat hadir untuk
memberikan keterangan di depan sidang pengadilan, Hakim dapat
memerintahkan Anak Korban dan/atau Anak Saksi didengar
keterangannya:
a. di luar sidang pengadilan melalui perekaman elektronik yang
dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan di daerah hukum
setempat dengan dihadiri oleh Penyidik atau Penuntut Umum dan
Advokat atau pemberi bantuan hukum lainnya; atau
b. melalui pemeriksaan langsung jarak jauh dengan alat komunikasi
audiovisual dengan didampingi oleh orang tua/Wali, Pembimbing
Kemasyarakatan atau pendamping lainnya.
TUGAS PEKSOS / TKS
Pasal 68

(1) Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan


Sosial bertugas:
a. membimbing, membantu, melindungi, dan
mendampingi Anak dengan melakukan konsultasi
sosial dan mengembalikan kepercayaan diri Anak;
b. memberikan pendampingan dan advokasi sosial;
c. menjadi sahabat Anak dengan mendengarkan
pendapat Anak dan menciptakan suasana
kondusif;
d. membantu proses pemulihan dan perubahan
perilaku Anak;
TUGAS PEKSOS / TKS
e. membuat dan menyampaikan laporan kepada
Pembimbing Kemasyarakatan mengenai hasil
bimbingan, bantuan, dan pembinaan terhadap Anak
yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana
atau tindakan;
f. memberikan pertimbangan kepada aparat penegak
hukum untuk penanganan rehabilitasi sosial Anak;
g. mendampingi penyerahan Anak kepada orang tua,
lembaga pemerintah, atau lembaga masyarakat; dan
h. melakukan pendekatan kepada masyarakat agar
bersedia menerima kembali Anak di lingkungan
sosialnya.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga
Kesejahteraan Sosial mengadakan koordinasi dengan
Pembimbing Kemasyarakatan.
Tugas Peksos

MELAKSANAKAN PENUGASAN DARI LEMBAGA TEMPAT DIA BEKERJA


MENDAMPINGI ANAK DALAM PROSES PERADILAN DENGAN MEMBUAT
LAPORAN SOSIAL
MELAKSANAKAN REHABILITASI SOSIAL ABH DI LEMBAGA
PENYELENGGARA KESEJAHTERAAN SOSIAL
MELAKUKAN KOORDINASI ANTAR PROFESI
MELAPORKAN TUGAS YANG TELAH DILAKUKAN KEPADA PIMPINAN
LEMBAGA PENYELENGGARA KESEJAHTERAAN SOSIAL
Tugas Peksos
LAPORAN SOSIAL ADALAH LAPORAN YANG HARUS DIBUAT PEKERJA
SOSIAL/TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL SEBAGAI BAHAN MASUKAN KEPADA
PETUGAS PEMBIMBING KEMASYARAKATAN (PK) DAN ATAU KEPADA APARAT
PENEGAK HUKUM (POLISI-JAKSA-HAKIM) JIKA DIMINTA.

LAPORAN SOSIAL BERISI TENTANG :


 LATAR BELAKANG MASALAH DAN KEBUTUHAN ABH;
 SITUASI KELUARGA;
 FUNGSI FISIK DAN KESEHATAN;
 FUNGSI INTELEKTUAL;
 FUNGSI EMOSIONAL;
 RELASI ANTAR ORANG DAN RELASI SOSIALNYA;
 AGAMA DAN SPIRITUAL;
 EKONOMI, KONDISI TEMPAT TINGGAL/LINGKUNGAN SOSIAL ANAK;
 KEBUTUHAN PELAYANAN SESUAI HAK ANAK;
 RESIKO-RESIKO JIKA ANAK DI TEMPATKAN DI PENJARA;
 INFORMASI PELAYANAN LEMBAGA YANG AKAN DIRUJUK
 DAN LAIN-LAIN.
SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL

email: lsps.indonesia@yahoo.com / website: p4s.kemsos.go.id


1
Pengakuan thd
kualifikasi & kompetensi
praktik sesuai dgn
APA? SERTIFIKASI standar kompetensi
PEKSOS
Pengakuan
MENGAPA? Kualifikasi dan Kompetensi
Peksos

Peningkatan Tanggung Jawab


Peningkatan Peksos
Kualitas &
Akuntabilitas Kepastian Hukum
Pelayanan Sosial Praktik Peksos
dan
Pembangunan Kesos
Perlindungan Masy thd
Pelayanan berkualitas
DASAR HUKUM PERLUNYA SERTIFIKASI

1. UU Nomor 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial;


2. UU Nomor 13/2011 tentang Penanganan Fakir
Miskin;
3. UU Nomor 11/2012 tentang Sistem Peradilan Anak;
4. UU Nomor 5/2014 tentang ASN (Aparatur Sipil
Negara);
5. UU Nomor 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa;
6. PP Nomor 39/2013 tentang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial;
7. PP Nomor 63/2013 tentang Pelaksanaan Upaya
Penanganan Fakir Miskin melalui Pendekatan
Wilayah.
DASAR HUKUM PERLUNYA SERTIFIKASI
8. Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap Konsultan
Social Services (termasuk pendamping/fasilitator) yang
direkrut oleh Pemerintah/Swasta/Dunia Usaha harus
bersertifikasi.
9. Keberadaan Peksos dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat maupun program 
 jaminan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang berkualitas.
 jaminan bagi Peksos - Perpres 54/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah mengamanatkan bahwa setiap Konsultan Social Services
(termasuk pendamping/fasilitator) yang direkrut oleh
Pemerintah/Swasta/Dunia Usaha harus bersertifikasi.
 Jaminan terhadap profesi dan kepastian jenjang kariernya.
 Jaminan bagi pelaksanaan program yang berkualitas dan akutabel

10. Tantangan globalisasi 


Fora kerjasama global: AFTA, WTO, Asean Community 2015. dsb
LIBERALISASI SEKTOR JASA
(KLASIFIKASI CPC)
1. Business Services; 8. Health Related and
Social Services;
2. Communication
Services; 9. Tourism and Travel
Related Services;
3. Construction and
Related Engineering 10. Recreational, Cultural,
Services; and Sporting Services;

4. Distribution Services; 11. Transport Services;

5. Educational Services; 12. Other Services not


included elsewhere.
6. Environmental Services;

7. Financial Services; 24
KETENTUAN UMUM

BAGAIMANA ?
SERTIFIKASI SASARAN

JENJANG
Ketentuan Umum (Permensos No.16 /2012)
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
kepada Pekerja Sosial melalui
uji kompetensi

Uji Kompetensi adalah penilaian kualifikasi dalam


praktik pekerjaan sosial yang dilaksanakan melalui
pemberian sertifikasi langsung, pendidikan profesi,
dan/atau penilaian langsung.

Kualifikasi adalah keahlian dan keterampilan yang


sesuai dengan standar kompetensi yg
dipersyaratkan untuk melaksanakan suatu profesi.

Standar Kompetensi adalah tingkat kemampuan


yang meliputi pengetahuan, pengalaman praktik/
ketrampilan, dan niliai dalam praktik pekerjaan
sosial.
Sasaran Sertifikasi
Jenjang Sertifikasi
Jenjang Pekerja Sosial

Generalis DIV/S1
Peksos /Kessos
(Pekerja Sosial)

Spesialis S2/SP1
Peksos /Kessos
(Peksos Ahli)
Alternatif Sertifikasi dan
Bentuk Uji Kompetensi
MODEL Uji KompetenSI
1. Pemberian Sertifikat Langsung
sertifikat

Rekomendasi
Asosiasi Profesi
dan Tempat Kerja

UJI KOMPETENSI
Portofolio
Ujian Wawancara

Pengalaman praktik 20 thnD4/S1


Usia 45 tahun keatas Peksos/Kesos
2. Penilaian Langsung

sertifikat

Rekomendasi
Asosiasi Profesi
dan Tempat Kerja

UJI
KOMPETENSI
Portofolio
Ujian Tertulis
Ujian Wawancara
pengalaman Praktik D4/S1
min 1344 jam Peksos/Kesos
3. Pendidikan

sertifikat Rekomendasi
Asosiasi Profesi &
Perguruan Tinggi

UJI KOMPETENSI PENDIDIKAN


PROFESI
Ujian Tertulis PEKSOS
Ujian Praktek

Peserta: D4/S1
Peksos/Kesos
Proses Sertifikasi
PENGU Rekomendasi Seleksi
- (Lembaga dan Permohonan BIMTAP
Adminis OK
MUMA Organsiasi Sertifikasi Sertifikasi
N Profesi) -trasi

Uji
Kompeten • Sertifikasi
Penilaian si Langsung
Keputusa dan
n • Penilaian • Penilaian
Rekomendas
Sertifikasi Portofolio Langsung
i Asesor
• Ujian Tulis • Pend.
• Wawancar Profesi
a

Pengawasan/
Sertifikat Pembinaan/ Resertifikasi
(berlaku Pemeliharaan
5 tahun) Izin
Praktik
email: lsps.indonesia@yahoo.com
Pekerja Sosial yang telah LULUS Uji
Kompetensi mendapat sertifikat dari
Lembaga Sertifikasi.
Sertifikat berlaku paling lama 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang setelah
melakukan sertifikasi ulang.
Pembinaan dan pengawasan pekerja sosial
yg bersertifikat dilakukan oleh Kementrian
Sosial dan Asosiasi pekerjaan sosial.

PEMBERIAN SERTIFIKAT
Pekerja Sosial yang telah bersertifikat
dapat mengajukan Izin Praktik kepada
Menteri Sosial.
Pengajuan Izin Praktik disampaikan secara
tertulis kepada Menteri Sosial melalui
Lembaga Sertifikasi dengan rekomendasi
Asosiasi Profesi Pekerjan Sosial.
Ketentuan mengenai Izin Praktik diatur
dengan Peraturan Menteri Sosial.

IZIN PRAKTIK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai