Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ISI

A. Tinjauan Pustaka
1. Radiologi dan Radiografi
Radiologi merupakan suatu cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan energi radiasi sebagai alat untuk mendiagnosis dan merawat
suatu penyakit (Brogdon, 1998). Sedangkan radiografi merupakan teknik
yang digunakan untuk menghasilkan beragam foto radiografis (Whaites,
2003).

2. Pemrosesan Film Radiografi


Pemrosesan merupakan suatu cara untuk memperoleh gambaran
permanen dalam pembuatan foto radiografi dengan menggunakan cairan
kimia tertentu (Margono, 1998). Whaites (2003) menambahkan, pemrosesan
dalam pembuatan film radiografi ini, dilakukan dengan cara bertahap untuk
mengubah gambaran yang tidak tampak menjadi gambaran yang tampak, baik
berupa gambaran putih (radiopaque) atau hitam (radiolucens).

3. Fasilitas, Alat, dan Bahan


Menurut Margono (1998), beberapa hal yang dibutuhkan dalam
pemrosesan film radiografi, antara lain:
a. Kamar Gelap
Kamar gelap harus tertutup rapat dan bebas dari sinar.
b. Tangki Pemrosesan
Tangki harus terbuat dari bahan yang anti karat, seperti porselen, baja,
atau gelas yang memungkinkan untuk diisi dengan air hangat atau air
dingin.
c. Ventilasi
Ventilasi harus memungkinkan sirkulasi udara kamar gelap yang baik
untuk menghilangkan bau menyengat yang ditimbulkan dari larutan
yang digunakan pada pemrosesan.
d. Safe Light
Safe light merupakan lampu bohlam berfilter yang digunakan untuk
membantu pemrosesan. Dalam satu kamar gelap, biasanya dibutuhkan

23
dua safe light yang masing-masing berada di atas bangku pengeringan
dan di atas tangki pemrosesan.
e. Kebersihan
Kebersihan kamar gelap merupakan hal yang dapat mempengaruhi
kualitas film yang dihasilkan, karena film sangat sensitif terhadap
kontaminan.
f. Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur temperatur larutan.
g. Pemanas
Pemanas digunakan untuk menjaga larutan developer tetap pada suhu
20º Celcius.
h. Pencatat Waktu
Pencatat waktu digunakan untuk mengukur lamanya pemrosesan.
i. Lap/ Serbet
Lap/ serbet digunakan untuk mengeringkan tangan operator agar tidak
terjadi kontaminasi pada film.
j. Pendingin Ruangan
k. Larutan Developer
Larutan developer digunakan untuk mengendapkan halida perak
dengan emulsi film yang tertembus sinar X sehingga menghasilkan
warna hitam. Larutan developer mengandung:
1) Hydroquinone
Hydroquinone berfungsi sebagai zat pereduksi untuk menghasilkan
kontras warna.
2) Natrium Sulfit
Natrium sulfit berfungsi untuk mengurangi oksidasi.
3) Kalium Karbonat
Kalium karbonat berfungsi sebagai aktivator untuk
mempertahankan aktivitas larutan developer.
4) Benzotriazole
Benzotriazole berfungsi sebagai zat penahan untuk mencegah
kabut dan mengontrol aktivitas larutan developer.
5) Glutaraldehyde
Glutaraldehyde berfungsi untuk mengeraskan emulsi film.
6) Fungisida
Fungisida berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
7) Buffer
Buffer berfungsi untuk mempertahankan pH di atas 7.
8) Air
Air berfungsi sebagai zat pelarut.
l. Larutan Fiksasi

23
Larutan fiksasi berfungsi untuk melarutkan kristal yang tidak
tertembus sinar X sehingga film tersebut bersih dari larutan emulsi dan
developer yang tertinggal. Larutan fiksasi mengandung:
1) Natrium Tiosulfat
Natrium tiosulfat berfungsi untuk melarutkan perak bromida yang
tidak larut dalam larutan developer.
2) Asam Asetat
Asam asetat berfungsi untuk menetralisir residu larutan developer
yang masih melekat dan mempertahankan pH asam.
3) Natrium Sulfit
Natrium sulfit berfungsi sebagai bahan pengawet untuk mencegah
terurainya zat fiksasi dalam asam asetat.
4) Boraks
Boraks berfungsi untuk mengeraskan emulsi film.
5) Air
Air berfungsi sebagai zat pelarut.

4. Teknik dan Metode


Menurut Margono (1998), secara umum pemrosesan film
radiografi memiliki dua teknik, yaitu digital dan kimiawi. Teknik digital
menggunakan komputer dalam pemrosesannya. Sedangkan teknik
kimiawi memiliki beberapa metode, antara lain
a. Menggunakan Kamar Gelap
1) Metode Visual
2) Metode Temperatur-Waktu
b. Tanpa Kamar Gelap (Self Processing)
5. Tahap Pemrosesan
Menurut Margono (1998), secara garis besar tahapan metode
pemrosesan film radiografi, yaitu
a. Developing
b. Rinsing
c. Fixing
d. Washing, dan
e. Drying

6. Kesalahan Radiografi
Menurut Langlais (1996), kesalahan radiografi dapat disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain:
a. Kesalahan dalam Teknik
Kesalahan dalam teknik dapat berupa gambaran elongasi,
foreshortening, perubahan dimensi, dan perubahan bayangan.
b. Kesalahan dalam Pemrosesan

23
Kesalahan dalam pemrosesan dapat disebabkan oleh kesalahan dalam
penyinaran. Gambaran yang diperoleh dapat berupa gambaran yang
terlalu gelap/ terang, bayangan yang buram, dan terlihatnya finger
marked operator.

Dapus:
Brogdon, M. D., 1998, Forensic Radiography, CRC Press, Alabama.

Langlais, R. P., 1996, Latihan Membaca Foto Rongga Mulut, EGC,


Jakarta.

Margono, G., 1998, Radiografi Intraoral: Teknik, Prosesing,


Interpretasi Radiogram, EGC, Jakarta.

Whaites, E., 2003, Essentials of Dental Radiography and Radiology


3rd Edition, Elsevier, Philadelphia.

23

Anda mungkin juga menyukai