Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeletal makin dibutuhkan
mahasiswa ataupun perawat selaku pemberi pelayan kesehatan. Pergeseran tingkat
pendidikan pada dunia keperawatan di Indonesia menuju era profesionalisasi menjadikan
asuhan keperawatan pada pola asuhan per sistem. Perkembangan asuhan keperawatan sistem
muskoskeletal sendiri sejak lama tidak lepas dari bedah ortopedi, suatu disiplin ilmu dari
bagian medis yang di Indonesia sekarang ini masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Hal
ini disebabkan oleh keadaan masih adanya peranan yang cukup besar dari ahli urut tulang
(khususnya di daerah), yaitu lebih dari 25% klien berobat ke ahli urut tulang/dukun patah
tanpa memnadang derajat sosial dan pendidikan dan umumnya datang ke rumah sakit setelah
timbul penyulit atau penyakit sudah dalam stadium lanjut. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut, salah satu fungsi dari peranan perawat adalah mensosialisasikan pada masyarakat
umum guna mencegah/menghindari hal-hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Oleh karena
itu, kami menyusun makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Muskuloskeletal: Gout dan Rheumatoid Arthritis“. Dengan harapan sebagai perawat kita
mampu memahami konsep penyakit yang dialami klien dengan gangguan sistem
Muskuloskeletal, khususnya Gout dan Rheumatoid Arthristis, sehingga kita pun mampu
memberi asuhan keperawatan yang tepat dan kontrahensif, yang meliputi pengenalan konsep
anatomi fisiologi, dan patofisiologi sistem muskuloskeletal, pengkajian untuk menegakkan
masalah keperawatan, perencanaan dan tindakan keperawatan, sampai mengevaluasi hasil
asuhan keperawatan pada masalah sistem muskuloskeletal.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi system musculoskeletal.
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penyakit arthritis gout.
3. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
arthritis gout.
4. Mahasiswa dapat mengetahui konsep penyakit rheumatoid arthritis.

3
5. Mahasiswa dapat mengerti tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
rheumatoid arthritis.
6. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem muskuloskeletal : Arthritis Guot dan Rheumatoid Arthritis

C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari atritis gout ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit arthritis gout ?
3. Bagaimana manifestasi klinik pada klien dengan arthritis gout ?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit arthritis gout?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit arthritis gout ?
6. Bagaimana komplikasi dari penyakit arthritis gout ?

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
arthritis akut. Arthritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Arthritis gout adalah termasuk salah satu penyakit rematik dari kurang lebih 100 jenis
penyakit rematik lainnya.

B. Etiologi
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
Kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan
kinetic asam urat yaitu hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena :
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolic, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolic, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena
penyakit lain seperti leukemia, terutama bila diobati dengan sitostatika, psosiasis,
polisitemia vera, dan mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal, terjadikarena gangguan eksresi asam urat di tubuli distal ginjal
yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada
glomerulonefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun, secara klinis hal ini tidak penting.
4. Kegemukan / Obesitas

5
C. Patofisiologi

Diet tinggi purin Peningkatan Asam urat dalam


pemecahan sel serum
Katabolisme purin Tidak dieksresi
Asam urat dalam sel melalui urine
keluar

Asam urat dalam serum Kemampuan eksresi Penyakit ginjal


meningkat asam urat (glomerulonefritis dan
(hiperuresemia) terganggu/menurun gagal ginjal)

Hipersaturasi asam urat Peningkatan asam laktas


dalam plasma dan garam sebagai produk Konsumsi alkohol
urat di cairan tubuh sampingan metabolisme

Terbentuk kristal Dibungkus oleh berbagai Merangsang Neutrofil


monosodium urat (MSU) protein (termasuk igG) (leukosit PMN)

Terjadi fagositosis kristal


Di Ginjal Dijaringan lunak dan oleh leukosit
persendian
Penumpukan dan Terbentuk fagolisosom
pengendapan MSU Penumpukan dan
pengendapan MSU
Merusak selaput protein
Pembentukan batu kristal
ginjal asam urat Pembentukan tophus
Terjadi ikatan hydrogen
Proteinuria, hipertensi antara permukaan kristal
ringan, urin Respon Inflamasi dengan membran lisosom
asam&pekat Meningkat
Membran lisosom robek,
Resiko terjadi pelepasan enzim &
Ketidakseimbangan oksida radikal kesitoplasma
volume cairan
Peningkatan
kerusakan jaringan
6
Hipertermi Pembesaran dan
penonjolan sendi

Nyeri hebat gangguan Deformitas sendi


rasa nyaman
gangguan pola tidur

Kontraktur sendi Kekauan sendi

Fibrosis/ankolosis Kerusakan mobilitas fisik


tulang

Kerusakan
intregitas jaringan

7
D. Manifestasi Klinis
Terdapat 4 stadium perjalanan gout yang tidak diobati :
1. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat
serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam serum
2. Stadium kedua arthritis gout akut terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri
luar biasa, biasanya pada ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal
3. Stadium ketiga setelah serangan gout adalah tahap interkritis. Tidak terdapat gejala-
gejala pada tahap ini yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun.
Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1
tahun jika tidak diobati
4. Stadium empat adalah tahap gou kronik, dengan timbunan asam urat yang terus
meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai, peradangan kronik
akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri,sakit dan kaku juga pembesaran
dan penonjolan sendi bengkak

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat serum meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi

F. Penatalaksanaan
Penangan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan penangan
hiperurisemia pada pasien arthritis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini :
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada jaringan,
terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik

8
1. Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain :
a. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout
maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering ditemui
di antaranya sakit perut, diare, mual, atau muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada
peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis
oral 0,5 - 0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, muntah, atau diare hilang. Kemudian
obat dihentikan, biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg. Kontraindikasi
pemberian oral jika terdapat inflammatory bowel disease. Dapat diberikan intravena
pada pasien yang tidak dapat menelan dengan dosis 2-3 mg/hari, maksimal 4 mg. Hati-
hati karena potensi toksisitas berat. Kontraindikasinya pada pasien dengan gangguan
ginjal atau hati. Dosis profilaksi 0,5-1 mg/hari. Hasil dari obat ini sangat baik bila
diberikan segera setelah serangan.
b. OAINS, Semua jenis OAINS dapat diberikan, yang paling sering digunakan adalah
indometasin. Dosis awal indomestasin 25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai
gejala menghilang (5-10 hari). Kontarindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif,
gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS. Kolkisin dan OAINS
tidak dapat mencegah akumulasi asam urat, sehingga tofi, batu ginjal, dan arthritis
gout menahun yang destruktif dapat terjadi setelah beberapa tahun.
c. Kortikosteroid , Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS ora, jika sendi yang
terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif, contohnya
triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untuk gout poliartikular, dapat diberikan secara
intravena (metal prednisolon 40 mg/hari, tapering off 7 hari) atau oral (prednison 40-
60 mg/hari, tapering off 7 hari). Mengingat kemungkinan terjadi arthritis gout
bersamaan dengan arthritis septic, maka harus dilakukan aspirasi sendi dan sediaan
apus Gram dari cairan sendi sebelum diberikan kortikosteroid.
d. Analgesic, diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan Aspirin, karena
dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperbesar
hiperurisemia.
e. Tirah baring, merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

9
2. Mengurangi Endapan Urat Dalam Jaringan
a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet rendah
purin (tidak usah terlalu ketat). Hindari alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal,
ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti manis. Perbanyak
minum, pengeluaran urin 2 liter/hari atau lebih akan membantu pengeluaran asam
uarat dan mengurangi pembentukan endapan di saluran kemih.
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti tiazid, diuretic,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c. Kolkisin secara teratur diindikasikan untuk :
- Mencegah serangan gout yang akan datang. Obat ini tidak mempengaruhi
tingginya kadar asam urat namun menurunkan frekuensi terjadinya serangan.
- Menekan serangan akut yang dapat terjadi akibat perubahan mendadak dari kadar
asam urat serum dalam pemakaian obat urikosurik atau alopurinol.
d. Penurunan kadar asam urat serum, Diindikasikan pada arthritis akut yang sering dan
tidak terkontrol dengan kolkisin, terdapat endapan tofi atau kerusakan ginjal.
Tujuannya untuk mempertahankan kadar asam urat serum di bawah 6 mg/dL, agar
tidak terbentuk kristalisasi urat.

Ada 2 jenis obat yang dapat digunakan, yaitu kelompok urikosurik dan inhibitor xantin
oksidase seperti alopurinol. Pemilihannya tergantung dari hasil urin 24 jam. Kadar di
bawah 1.000 mg/hari manandakan sekresi asam urat yang rendah, sehingga harus
diberikan obat urikosurik. Sedangkan untuk pasien dengan kadar asam urat lebih dari
1.000 mg/hari diberikan alopurinol karena terjadi produksi asam urat yang berlebihan.

G. Komplikasi
Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe
degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin,
kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan
pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi
kartilago, dan erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk
mengeluarkan IL-1, merangsang sintesis nitric oxide dan matriks metaloproteinase yang

10
nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat mengaktivasi
osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi anabolik yang nantinya
berkontribusi terhadap kerusakan juxta artikular tulang (Choi et al, 2005).

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GOUT. A

A. Pengkajian :
a) Identitas pasien.
b) Keluhan utama.
Nyeri pada daerah persendian.
c) Riwayat kesehatan.
Riwayat adanya faktor resiko :
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif.
d) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian fungsi muskulokusletal dapat menunjukan :
- Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
- Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.
- Laporan episode serangan gout. A
e) Pemeriksaan diagnostik
- Kadar asam urat serum meningkat.
- Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis.
- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.

B. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia
2. Hambatan mobilisasi fisik b. d nyeri persendian ( kaku sendi)
3. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
4. Perubahan pola tidur b.d nyeri pada pembengkakan

12
C. Rencana Dan Implementasi Keperawatan :
Dx. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia
Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang atau hilang, teratasi.
Kriteria hasil :
1. Klien melaporkan penelusuran nyeri
2. Menunjukan perilaku yang lebih rileks
3. Memperagakan keterampilan reduksi nyeri
4. Skala nyeri 0-1 atau teratasi.

Intervensi Rasional Mandiri :


1. Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri
2. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru
3. Kaji nyeri dengan skala 0-4
4. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus
5. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan
non-invasif
6. Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi
intensitas nyeri. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
7. Tingkatkan pengetahuaan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa
lama nyeri akan berlangsung
8. Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, dan obat diuretik.

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurino
2. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera

Dx. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d nyeri persendian


Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan
kemampuannya. Kreteria hasil :
1. Klien ikut dalam program latihan
2. Tidak mengalami kontraktur sendi

13
3. Kekuatan otot bertambah
4. Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan
koordinasi optimal.

Intervensi Rasional Mandiri :


1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan
2. Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit
3. Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi
4. Pantau kemajuan dan perkembangan kemamapuan klien dalam melakukan
aktifitas

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.

Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat
tentang situasi dan perubahan yang terjadi
2. mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
3. mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang
Akurat tanpa merasakan harga dirinya negatif.

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

14
Dk IV : Perubahan Pola Tidur b.d Nyeri pada pembengkakan
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

Intervensi Rasional mandiri :


1. Tentukan kebiasaan tidurnya dan perubahan saat tidur
2. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru
3. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan
massage
4. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi : rendahkan tempat tidur jika
memungkinkan.
Kolaborasi :
1. Pemberian obat sedative, hipnotik sesuai dengan indikasi.

D. Evaluasi
Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien gout adalah sebagai berikut :
1) Nyeri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan.
2) Meningkatkan atau mempertahankan tingkat mobilitas.
3) Mengalami perbaikan citra diri.
4) Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi.

15
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GOUT ATHRITIS

Topik : Gout Athritis


Sasaran : Mahasiswa MH.Thamrin
Tempat : Universitas MH.Thamrin
Hari/tanggal : Rabu, 12 September 2018
Waktu : 30 menit

LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeletal makin dibutuhkan mahasiswa
ataupun perawat selaku pemberi pelayan kesehatan. Pergeseran tingkat pendidikan pada dunia
keperawatan di Indonesia menuju era profesionalisasi menjadikan asuhan keperawatan pada pola
asuhan per sistem. Perkembangan asuhan keperawatan sistem muskoskeletal sendiri sejak lama
tidak lepas dari bedah ortopedi, suatu disiplin ilmu dari bagian medis yang di Indonesia sekarang
ini masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh keadaan masih adanya
peranan yang cukup besar dari ahli urut tulang (khususnya di daerah), yaitu lebih dari 25% klien
berobat ke ahli urut tulang/dukun patah tanpa memnadang derajat sosial dan pendidikan dan
umumnya datang ke rumah sakit setelah timbul penyulit atau penyakit sudah dalam stadium
lanjut. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, salah satu fungsi dari peranan perawat adalah
mensosialisasikan pada masyarakat umum guna mencegah/menghindari hal-hal yang sebenarnya
tidak perlu terjadi.

TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran mampu memahami tentang
penyakit Gout Athritis (asam urat).

16
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit peserta dapat :
1. Menyebutkan kembali pengertian Gout Athritis (asam urat)
2. Menyebutkan kembali penyebab dari Gout Athritis (asam urat)
3. Menyebutkan tanda dan gejala Gout Athritis (asam urat)
4. Menjelaskan perawatan pada penderita Gout Athritis (asam urat)
5. Menjelaskan kembali cara pencegahan Gout Athritis (asam urat)

METODE
Ceramah
Tanya jawab / Diskusi

MEDIA
Power Point

ISI MATERI
Materi yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Gout Athritis (asam urat)
2. Penyebab Gout Athritis (asam urat)
3. Tanda dan gejala Gout Athritis (asam urat)
4. Perawatan pada penderita Gout Athritis (asam urat)
5. Pencegahan Gout Athritis (asam urat)

17
Tahap Waktu Kegiatan
No Perawat Respon Pasien / Keluarga
1. Memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan Diri 2. Menyimak
1. Pendahuluan 5 menit 3. Menyampaikan pokok 3. Menyimak
bahasan 4. Menyimak
4. Menyampaikan tujuan 5. Menjawab dengan
5. Apersepsi tentang Gout benar
Athritis (Asam urat)
Menyampaikan materi 1. Peserta mendengarkan
tentang : secara seksama
1. Pengertian Gout 2. Peserta memperhatikan
2. Isi 15 menit Athritis (asam urat)
2. Penyebab Gout Athritis
(asam urat)
3. Tanda dan gejala Gout
Athritis (asam urat)
4. Perawatan pada
penderita Gout Athritis
(asam urat)
5. Pencegahan Gout
Athritis (asam urat)

1. Diskusi 1. Aktif bertanya


2. Evaluasi 2. Memperhatikan
3. Penutup 10 menit 3. Kesimpulan 3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan salam 4. Menjawab salam
(penutup)

18
EVALUASI
1. Kegiatan : kegiatan penyuluhan berlangsung sesuai jadwal, peserta penyuluhan yaitu
Mahasiswa MH.Thamrin
Jadwal : Rabu , 12 Septembert 2018
Tempat : Ruang kelas 206
Alat bantu / Media : Power Point
Proses penyuluhan : proses penyuluhan berjalan lancar, selama proses penyuluhan
mahasiswa menyimak dengan seksama. mahasiswa terlihat mengerti dengan materi
yang disampaikan, hal ini dapat dilihat dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan,
dan peserta dapat menjawabnya.
2. Hasil penyuluhan
a. Pengertian Gout Athritis (asam urat)
b. Penyebab Gout Athritis (asam urat)
c. Tanda dan gejala Gout Athritis (asam urat)
d. Perawatan pada penderita Gout Athritis (asam urat)
e. Pencegahan Gout Athritis (asam urat)

A. Cara Perawatan Gout Athritis (Asam Urat)


1. Minum air putih yang banyak (minimal 6-8 gelas/hari)
2. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
3. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : ikan sarden, kerang, sea food
4. Hindari penggunaan obat-obatan: diuretic, aspirin
5. Hindari kecemasan
6. Cegah terjadinya trauma pada kulit
7. Perawatan kulit
8. Jaga makanan yang mengandung basa : susu, kentang, jeruk

B. Cara Pencegahan Gout Athritis (Asam Urat)


1. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau mengurangi
makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya : Yang berprotein tinggi khususnya
protein hewani, seperti : sarden, kerang, seafood

19
2. Mengkonsumsi makanan yang mengandung basa, seperti susu, kentang, jeruk
3. Hindari penggunaan obat-obatan: diuretic, aspirin
4. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang

POST TEST

1. Sebutkan pengertian Gout Athritis (asam urat) !


2. Sebutkan penyebab Gout Athritis (asam urat) !
3. Sebutkan tanda dan gejala Gout Athritis (asam urat) !
4. Sebutkan cara perawatan Gout Athritis (asam urat) !
5. Jelaskan pencegahan Gout Athritis (asam urat) !

20
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan
dan kaki bagian tengah. Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinis sebagai
deposit kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan
inflamasi akut. Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi
pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam
pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. Arthritis rheumatoid
adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung
kronis yang menyerang beberapa sistem organ, dan paling sering ditemukan di sendi.
Penyebab Artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak hal
mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit Artritis reumatoid belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan factor genetik. Namun, berbagai faktor
(termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi antoimun. Faktor-faktor
yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan dan lingkungan. Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang berperan dalam timbulnya
penyakit Artritis reumatoid adalah jenis kelamin, keturunan, lingkungan, dan infeksi.

Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini, dan
dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam praktik,
khususnya pada pasien yang menagalami gangguan sistem muskuloskeletal, Gout dan
Rheumatoid Arthritis, dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1.Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Cet.1.
Jakarta : EGC.

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 Jil.II.
Jakarta : EGC.

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis Dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi
Jilid 3 (2015)

Jurnal Artritis Gout Dan Perkembangannya Volume 10 No 2 Desember 2014

22

Anda mungkin juga menyukai