3. Etiologi / Penyebab
Penyebab Amenorrhea secara umum adalah:
a. Hymen Imperforata : Selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi
terhambat untuk keluar.
b. Menstruasi Anavulatori : Rangsangan hormone-hormone yang tidak
mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid
atau hanya sedikit.
c. Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan
d. Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan
Sistem Reproduksi II
e. Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor
f. Endometrium tidak bereaksi
g. Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan
hepar dan ginjal.
4. Patofisiologi
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang
membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan
pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat
menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat menyebabkan
amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (disgenesis gonad). Kegagalan ovarium premature dapat
disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga
merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang
berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyak
sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone
steroid seksual (estrogen dan progesterone) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut
juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar
dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya
amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang
merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga
estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih cortikotropin
realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat
menekan pembentukan GnRH.
5. Pathway
Terlampir
Sistem Reproduksi II
6. Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya :
Tidak terjadi haid
Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun.
Nyeri kepala
Badan lemah
7. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya
adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV
dan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat
hormone seperti osteoporosis.
Sistem Reproduksi II
berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang
mengalami Amenorrhea Primer
Sistem Reproduksi II
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan sejak kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama
kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan rambut kemaluan.
Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain (ibu dan saudara wanita)
mengenai usia mereka pada saat menstruasi pertama, informasi tentang
banyaknya perdarahan, lama menstruasi dan periode menstruasi terakhir, juga
perlu untuk ditanyakan. Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita, trauma,
operasi, dan pengobatan juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan
dalam kehidupan seksual, penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah
& sekolah dan kelainan psikisnya juga penting untuk dianyakan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda
vital dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual.
Pemeriksaan yang lain adalah :
• Keadaan umum :
Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi.
Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang,
dan tanda-tanda saraf kranial.
Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas.
Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah pada
pemeriksaan rektal.
Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- webbed neck, lambatnya
perkembangan payudara.
• Keadaan payudara
Galactorrhea - palpasi payudara.
Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang jarang.
Gonadal dysgenesis (sindroma Turner)- tidak berkembangnya payudara
dengan normalnya pertumbuhan rambut kemaluan.
• Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal
Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya rambut di
wajah.
Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya rambut
ketiak dan kemaluan dengan perkembangan payudara.
Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan payudara.
Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi.
Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital anomali.
• Keadaan vagina
Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina
eksternal.
Agenesis (Sindroma Rokitansky-Hauser)- menyempitnya vagina
tanpa uterus dan rambut kemaluan normal.
Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina tanpa
uterus dan tidak adanya rambut kemaluan.
• Uterus : Bila uterus membesar, kehamilan bisa diperhitungkan.
• Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan mukosa vagina
dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah tanda bahwa estradiol sedang
diproduksi oleh ovarium. Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah
tanda bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi.
Sistem Reproduksi II
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Ansietas Setelah dilakukan asuhan Kaji tingkat kecemasan : ringan,
berhubungan keperawatan selama .. x 24 sedang, berat, panic
dengan status jam cemas pasien dapat Berikan kenyamanan dan ketentraman
kesehatan teratasi dengan kriteria hasil : hati
Beri dorongan pada pasien untuk
Cemas berkurang
Tidak menunjukan mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan
perilaku agresif
kecemasan
Anjurkan distraksi seperti nonton tv,
dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
Singkirkan stimulasi yang berlebihan
Harga diri rendah Setelah diberikan asuhan Tetapkan hubungan saling percaya
situasional keperawatan selama .. x 24 perawat dan pasien
berhubungkan jam pasien diharapkan tidak Cipakan batasan terhadap
4. Implementasi
Implementasi sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. Evaluasi
a. Ansietas teratasi
b. Gangguan Citra tubuh teratasi
c. Tidak mengalami HDR
d. Pengetahuan tentang penyakit bertambah
hipotalamus- obat-obatan
hipofisis
Tertikular Disgenesis
Siklus
feminization gonad
hipogonadotropin menstruasi
Ovarium terganggu
Tidak Testis OvariumSistem Reproduksi II
berupa
FSH &LH menurun punya menggantikan gagal
Ovarium tidak janringan
uterus ovarium berkembang
terangsang pengikat
Tidak terjadi
siklus
menstruasi
Tidak dapat
Amenore
mengalami menstruasi
Estrogen & Sekunder
progesterone tidak
dihasilkan
Ansietas
Siklus menstruasi
Amenore Primer
tidak terjadi
Sistem Reproduksi II
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar. Bandung
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC
Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan