Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah

pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan

pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat

(LSM), lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan

lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan

preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat

diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni

budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak

dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan

kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang

dikhususkan untuk melayani para lanjut usia. Pemerintah telah merumuskan

berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti tercantum

dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19

disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta

pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk

meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin

1
meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan

pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan

dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal

untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di

puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk

melayani para lanjut usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan

perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan

dengan bermacam masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan

kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan

pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat

masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar

adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di

suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia

merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan

kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas

dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan

organisasi sosial dalam penyelenggaraannya

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi

kesehatan pribadi lanjut usia baik fisik maupun mental emosional. KMS

2
digunakan untuk memantau dan menilai kemajuan kesehatan lanjut usia yang

dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu Lanjut usia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia?

C. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaan Posyandu bagi

lanjut usia secara komprehensif

2. Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untuk mendapatkan berbagai

pelayanan, baik pelayanan kesehatan maupun pelayanan lainnya yang

dilaksanakan oleh berbagai unsur terkait

3. Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usia di Posyandu

secara komprehensif dengan melibatkan lintas sektor dan masyarakat.

4. Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktif melaksanakan kegiatan

dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu

lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan

kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas

dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan

organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang

berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana

pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg

menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan

lansia yg mencakup kegiatan yankes yang bertujuan untuk mewujudkan masa tua

yang bahagia dan berdaya guna

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis.

Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan

lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi.

Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan

kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan,

4
kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun

menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif.

Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan

akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan

bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Di dalam posyandu

lansia ini, para lansia dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan

kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating tanpa dipungut biaya sama

sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan

jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka.

B. Tujuan Posyandu Lansia

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga

terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan

swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi

antara masyarakat usia lanjut.

3. Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.

Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun

Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu:

1. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia

Adanya sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan

pengertian ke masyarakat mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia

ini. Serta pendekatan dalam keluarga lansia juga berpengaruh agar keluarga

5
juga memberikan dukungan untuk lansia supaya memu mengikuti kegiatan

dalam posyandu ini. Selain dukungan tentunya ada usaha dari si anak untuk

mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini

banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan keadaan orang tuanya

(lansia), yang mereka tau memberikan makan tempat dan pakaian untuk

lansia itu sudah cukup tanpa memberikan adanya pemeriksaan kesehatan dan

kondisi psikis lansia.

2. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat

posyandu jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak

ada kerabat yang mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas

pelayanan secara gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan

lansia bagaimana caranya untuk ketempat posyandu. Sedangkan tangani

ditempat maksudnya adalah petugas mengadakan pelayanan posyandu di

rumah lansia karena tidak mampunya si lansia untk berjalan dalam artian si

lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan apa– apa. Jadi,

petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin, kandungan putih telur,

kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.

3. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan

tanpa memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari

pemerintah untuk dana kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan

begitu posyandu lansia akan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat

baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang diberikan juga sama rata tidak

membeda– bedakan, karena lansia tergolong mudah tersinggung apabila

6
merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu justru akan memperburuk keadaan

emosional si lansia.

4. Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di

puskesmas setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia

dirumah– rumah mereka. Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa saja

yang dilakukan oleh lansia dan bagaimana cara keluarga mereka

mamperlakukan mereka dirumah. Untuk mempermudah petugas dalam

memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.

C. Sasaran Posyandu Lansia

1. Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun

keatas), kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam

pembinaan usia lanjut, masyarakat luas

D. Pelaksanaan Posyandu Lansia

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

1. Meja 1: Pendaftaran

Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang

sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.

2. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan

darah

7
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh,

tekanan darah, berat badan, tinggi badan.

4. Meja 4: Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan

tambahan.

5. Meja 5: Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan

meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

E. Pelayanan Posyandu Lansia

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan

Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu

Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita

(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.

Contoh Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu

Lansia seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam

kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun

tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental

emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.

8
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran

tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit

gula (diabetes mellitus)

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi

awal adanya penyakit ginjal.

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

9. Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan

dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan

santai untuk meningkatkan kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,

sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau

tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan

dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan

laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia

9
F. Indikator Keberhasilan

Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–

indicator keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:

1. Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu

Menuju Sehat) Lansia

2. Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%

3. Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program

ini mencapai 80% setiap desa

4. Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan

berkurang

G. Pendekatan Pengembangan

Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social

action. Karena program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program

yang sudah ada. Untuk lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya

lapisan masyarakat juga ikut berpartisipasi pada posyandu lansia ini. Dengan

begitu posyandu lansia dapat melayani para lansia dengan maksimal karena telah

matangnya program yang ada dan adanya inovasi yang menarik dari program

tersebut.

H. Strategi Pencapaian Tujuan

Strategi yang akan digunakan untuk pengembangan program ini yaitu dengan

Diversification Strategies, dimana program– program yang sudah ada akan diberi

inovasi– inovasi baru supaya lebih menarik. Dan dengan adanya penambahan

10
layanan–layanan baru supaya posyandu lansia dapat menjangkau lansia pada

seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Streategi yang dilaksanakan dapat

diperinci sebagai berikut:

a. Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu

dalam masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak

hanya untuk lansia saja tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan

begitu masyarakat akan tau betapa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.

Jika terlambat maka usia lansia dia hanya bisa merintih merasakan kesakitan

yang terakumulasi selama masa mudanya. Sosialisasi meminta bantuan dari

pengurus desa setempat untuk mengumpulkan masyarakat tanpa terkecuali.

Sosialisasi juga menggunakan peralatan seperti LCD supaya masyarakat

tertarik untuk memperhatikannya.

b. Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan

kesehatan. Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena

keterbatasan fisik yang dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan

menambah nilai positif posyandu lansia di mata masyarakat. Petugas yang

menjemput harus telah mengenal si lansia terlebih dahulu supaya si lansia

tidak merasa asing dengan petugas penjemput serta petugas harus benar–

benar ramah pada si lansia supaya lansia merasa nyaman selama perjalanan

dan pelaksanaan.

c. Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan

memberikan arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para

petugas. Sehingga petugas dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena

11
perangainya yang ramah dan tidak membeda– bedakan antar lansia serta tidak

mudah mengeluh.

d. Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna

menunjang keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana

dan prasarana yang dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat

menggunakan dana yang dialokasikan untuk posyandu dari pemerintah daerah

dan pemeritah pusat tanpa adanya penyalahgunaan didalamnya.

I. Kader Lansia

1. Pengertian Kader Lansia

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk

masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.

Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai dengan keperluan

menggerakkan partisipasi masyarakat atau sasarannya dalam program

pelayanan kesehatan.

2. Tugas Kader Lansia

Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :

a. Tugas-Tugas Kader

1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa

tugas – tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka

Posyandu berjalan dengan baik.

2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-

tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.

12
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa

tugas - tugas setelah hari Posyandu.

b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari

Posyandu, meliputi :

1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop,

KMS, alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi

penyuluhan dan lain-lain.

2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu

para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan

tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk

datang ke Posyandu

3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu

menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta

memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka

Posyandu.

4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas

diantara kader Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

c. Organisasi Kader Lansia

1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px

kesh (gizi, jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen

vitamin, PMT

2) Peningkatan olahraga

3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha

13
4) Bimbingan pendalaman agama

5) Pengelolaan dana sehat

6) Pendanaan kader lansia

J. KMS (Kartu Menuju Sehat)

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi

kesehatan pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan

KMS untuk memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang

dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas

Tata Cara pengisian KMS :

1. KMS berlaku 2 tahun, diisi oleh petugas kesehatan

2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yang tertera. Sedangkan

pada kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali untuk tes

laboratorium dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)

K. Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta

terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut

(Santosa, 1994). Lansia seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang

berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho 2011:20)

Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud

14
meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk

mencapai tujuan tersebut.

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (2011)

antara lain :

1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.

2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan

(adaptasi)

3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya

terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.

4. Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta

kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas

aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh.

5. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau

melambatkan kehilangan fungsional tersebut.

6. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti

senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi,

diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 2008)

Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan

kegiatan. Menurut Darmojo (2008) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri

dari:

1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk

menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal

ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-

15
hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai

keberanian dalam melakukan aktivitas.

2. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan

pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang

bertahan, antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak

sendi (range of motion) dan jenis kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-

penelitian dipanti jompo didapatkan bahwa latihan pertahanan yang intensif

akan meningkatkan kecepatan gart (langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk

menaiki tangga sebesar 23-38%

3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan

daya tahan /kebugaran yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang

didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan kebugaran tersebut bersifat

khas untuk latihan yang dijalankan (training specifik), sehingga latihan

kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan latihan

bertahan.

4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi

pada lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena

itu latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan atau

olah raga bagi lanjut usia.

5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering

mengakibatkan lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan

motork yang dihasikan oleh berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan

kekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan hanya sebagai

16
akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan

keseimbangan bisa diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan

yang meliputi komponen keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada

lansia.

L. Kendala Posyandu Lansia

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri

kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana

cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang

melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi

meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong

minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau

posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena

penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau

keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk

menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau

masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi

lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini

17
merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri

posyandu lansia

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan

lansia untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan

lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi

motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika

lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala

permasalahan bersama lansia.

4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas

kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan

sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti

kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena

sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan

cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang

menghendaki adanya suatu respons

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah

pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan

pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakatbersama lembaga swadaya

masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-pemerintah, swasta,

organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan

pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di

PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama,

pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain

yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup

melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka

dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

B. Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka

perlu adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan

tenaga kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga kader.

19
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo dan Martono. 2007. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).

FK UI. Jakarta

Hawari. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi., Jakarta

Nugroho, Wahyudi. 2010. Gerontik dan Geriatrik. EGC. Jakarta

Notoadmodjo. 2007. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nadjamuddin, M. 2010. Kesehatan Harian untuk Lansia, Jogja, Tunas

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. PT.

Rineka Cipta, Jakarta.

Wong. D. L. (2008) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, (Agus Sutama, Neti

Publishing.

20

Anda mungkin juga menyukai