Anda di halaman 1dari 34

Rancangan Desain dan Media Melalui Model Pengembangan Desain

Instruksional ADDIE
D
I
S
U
S
U
N

O l e h : Kelompok

DARWIN TARIGAN NIM. 8176176002


ELMINASARI PANJAITAN NIM. 8176176003
INDAH PRATIWI NIM.8176176006
MAWARNI SAPUTRI NIM.8176176009

Kelas : S-2 PEND. FISIKA EKS B-2


M.Kuliah : Desain dan Media Pembelajaran Fisika
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Marabangun Harahap, M.S

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran Fisika sesuai
dengan yang diharapkan.Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi
serta untuk menambah wawasan mengenai teori belajar dan pembelajaran dengan
desain instruksional pembelajaran ADDIE.

Semoga dengan penyusunan makalah ini, dapat memberikan manfaat dan


motivasi sekaligus menambah wawasan untuk kami pribadi dan untuk para
pembaca. Tidak lupa juga kami memohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan dalam hal penyusunan dan isi makalah maupun
kosakata yang mungkin tidak memenuhi standar bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Akhir kata kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.

Medan, 25 April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3


2.1. Pengertian Model Desain Instruksional ADDIE ............................................ 3

2.2. Desain Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Sub Materi Efek


Fotolistrik Melalui Melalui Model Instruksional ADDIE ......................................... 8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................29


3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 29

3.2. Saran ............................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejak adanya pembelajaran sudah lebih dari 100 model pembelajaran
bermunculan masing-masing menganut satu atau beberapa teori belajar. Salah satu
model pembelajaran tersebut dikenal dengan model ADDIE. Model ADDIE
adalah model yang mudah diterapkan di mana proses yang digunakan bersifat
sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan produk yang efektif,
kreatif, dan efisien. Model ADDIE memiliki lima langkah pembelajaran yaitu
Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.. Model ADDIE
adalah desain/model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan proses sains, bersifat kooperatif, fleksibel, menyesuaikan dengan
lingkungan belajar yangberorientasikan pada struktur implementasi. Pandangan
dari teori konstruktivis tentang desain sistem pengajaran sering dinyatakan
melalui model pembelajaran ADDIE.

Model Pembelajaran Addie muncul dengan perkembangan Perang Dingin


setelah Perang Dunia II sebagai Militer Amerika Serikat berjuang dengan dirinya
sendiri untuk menemukan cara untuk membuat program pelatihan yang lebih
efektif untuk mata pelajaran yang semakin kompleks. Hasil dari perjuangan untuk
peningkatan efektivitas berbuah dalam bentuk Desain Sistem Instruksional yang
pada gilirannya, menyebabkan model desain yang digunakan saat ini. Anda akan
sering mendengar Addie disebut sebagai Desain Sistem Instruksional (ISD),
Sistem Instruksional Desain & Pengembangan (ISDD), Pendekatan Sistem untuk
Pelatihan (SAT) atau Desain instruksional (ID). Model Literatur tentang Addie
memperkirakan bahwa ada lebih dari 100 variasi yang berbeda ISD yang
digunakan saat ini, dengan hampir semua yang berbasis pada model Addie
generik, yang merupakan singkatan dari Analisa, Desain, Pengembangan,
Implementasi, dan Evaluasi.

1
Model pembelajaran ADDIE menganut teori model desain sistem
instruksional karena model ini merupakan model yang bersifat sistematis.Desain
instruksional merupakan sebuah sistem prosedur dalam program pengembangan
pendidikan dan pengajaran yang bersifat konsisten dan reliabel. Definisi ringkas
dari model instruksional adalah cabang desain pembelajaran yang menekankan
pada teori dan praktek melalui pengembangan prosedur yang sistematis.
Rancangan instruksional dapat ditunjukkan oleh beberapa prinsip antara lain:
kedisiplinan, termasuk psikologi pendidikan, ilmu pengetahuan kognitif, teori
sistem, komunikasi, filosofi, antropologi, dan teori organisasi. Pembelajaran yang
efektif dimulai dari perencanaan yang efektif pula. Desain instruksional
menyediakan proses yang sistematis untuk merencanakan proses pembelajaran.
Sistem instruksional merupakan susunan sumber dan prosedur dalam memajukan
hasil belajar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari model desain instruksional ADDIE?


2. Bagaimana tahap-tahap penerapan model desain instruksional ADDIE?
3. Bagaimana desain dan media pembelajaran yang akan dikembangkan melalui
ADDIE?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian model desain instruksional ADDIE.


2. Untuk mengetahui tahap-tahap penerapan model desain instruksional ADDIE.
4. Untuk membuat suatu desain dan media pembelajaran yang akan
dikembangkan melalui ADDIE

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model Desain Instruksional ADDIE


Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas
tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan
penilaian. Dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan media,
salah satu model desain sistem pembelajaran yang sifatnya lebih generik yaitu
model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluate). ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah
satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni:

1) Analysis (analisa)
Langkah anasis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja
atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis.
 Tahap pertama yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan
mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi
berupa Penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

3
 Tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan, merupakan langkah yang diperlukan
untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu
dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.
Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Dan ada dua
pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang desainer atau
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah atau tahap
analisis. Pertama apakah siswa memerlukan tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan? Kedua, apakah siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan?
Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada
pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
sedang dihadapi, perancang atau desainer program pembelajaran perlu
melakukan analisis kebutuhan. dengan menjawab beberapa pertanyaan lagi,
sebagai berikut:
 Bagaimana karakterisik siswa yang akan mengikuti program
pembelajaran? (learner analysis)
 Pengetahuan dan keterampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa?
(pre-requisite skill)
 Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa
(task atau goal analysis)
 Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah
melakukan proses pembelajaran? (evaluation and assessment).
 Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat memperlihatkan
kompetensi yang telah dipelajari? (setting orcondition analysis)

2) Design (desain/perancangan)
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk
menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti

4
dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi
yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil
diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan.
Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan
pengalaman belajar atau learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa
selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Sehingga pada langkah desain ini, guru
dapat memfasilitasi siswa agar dapat melakukan suatu percobaan pembelajaran
yang dapat mendukung siswa memahami materi pelajaran.
Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah perbedaan
yang dapat diamati (observable) antara kemampuan yang telah dimiliki dengan
kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan
menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan
yang ideal.
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan adalah “Siswa tidak mampu
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan setelah mengikuti proses
pembelajaran". Dari adanya kesenjangan kemampuan ini la,diharapkan guru dapat
mengembangkan suatu model/desain pembelajaran agar proses pembelajaran
menjadi efektif, efisien dan menarik, salah satu cara yang dapat dilakukan dengan
merancang suatu media pembelajaran yang dapat mendukung pemahaman siswa.

3) Development (pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar atau learning
materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau
perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan,
dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media,
serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan
materi atau substansi program pembelajaran.

5
Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah
pengembangan, yaitu:
 memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, dan
 memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

4) Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah
keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi
sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri.
Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi
pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa.
Tujuan utama dari tahap implementasi yang merupakan langkah realisasi
desain dan pengembangan adalah sebagai berikut.
 Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi.
 Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
 Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu
memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang
diperlukan.
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi
yaitu sebagai berikut.
 Metode pembelajaran seperti apakah yang paling efektif untuk digunakan
dalam menyampaikan bahan atau materi pembelajaran?
 Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap
penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan?

6
5) Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Langkah terakhir atau kelima dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah Proses yang
dilakukan untuk memberikan nilai terhadap Program pembelajaran. Pada
dasarnya, evaluasi dapat dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam
model ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, Proses evaluasi dilaksanakan
dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti
program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi
formatif. Di samping itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara
membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
beberapa hal, yaitu:
 sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan,
 peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran, dan
 keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

7
2.2 Desain Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Sub Materi Efek
Fotolistrik Melalui Melalui Model Instruksional ADDIE

1. ANALISIS (ANALYSIS)
ANALISIS KINERJA
Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam belajar
memerlukan solusi perbaikan kualitas pendidik.
ANALISIS KEBUTUHAN
Pada saat seorang perancang program pembelajaran melakukan tahap analisis,
ada dua pertanyaan kunci yang yang harus dicari jawabannya, yaitu :
a) Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dibutuhkan oleh
siswa?
b) Apakah tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dapat dicapai oleh
siswa?
Jika hasil analisis data yang telah dikumpulkan mengarah kepada
pembelajaran sebagai solusi untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
sedang dihadapi, selanjutnya perancang program pembelajaran melakukan
analisis kebutuhan dengan cara menjawab beberapa pertanyaan lagi.
Pertanyaannya sebagai berikut :
a. Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program
pembelajaran? (learner analysis )
b. Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki oleh siswa?
(pre-requisite skills)
c. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh siswa? (task
atau goal analysis)
d. Apa indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
bahwa siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan setelah
melakukan pembelajaran? (evaluation and assessment)

8
e. Kondisi seperti apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat
memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or condition
analysis)

HAL-HAL YANG TELAH DI ANALISIS:

1. Masalah pembelajaran (learning problem)


 Pembelajaran masih berpusat pada guru
 Guru jarang menggunakan media pembelajaran
 Siswa tidak terbiasa untuk berpikir kritis dan kreatif karena
permasalahan yang diberikan guru hanya berfokus pada soal-soal
 Alat-alat laboratorium terbatas dan tidak memadai
 Guru jarang melakukan demonstrasi atau eksperimen
2. Tujuan (The goals and Curriculum)
Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan sebagai berikut.
 Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis,
kreatif, inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan
keterbukaan, berdasarkan potensi proses dan produk fisika;
 Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil
pembelajaran sains melalui bidang-bidang Fisika;
 Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk
atau cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Fisika;
 Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan
oleh hal-hal yang bersifat ilmiah;
 Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya,
terutama memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia
berdasarkan pertimbangan ilmiah;

9
 Mengenali dan menghargai peran Fisika dalam memecahkan
permasalahan umat manusia; dan
 Memahami dampak dari perkembangan Fisika terhadap perkem-
bangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun
potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan
lingkungannya.
3. Kebutuhan siswa (Audience needs)
 Pembelajaran yang bermakna
 Materi pelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
 Penggunaan media pembelajaran
 Sarana dan fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk mendukung
proses pembelajaran

4. Pengetahuan yang sudah ada (Existing Knowledge)


 Kompetensi dasar yang dicapai siswa sebelumnya menjadi acuan
dalam melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
 Pengetahuan siswa yang sudah ada yaitu pengetahuan faktual dan
konseptual. Sedangkan pengetahuan prosedural dan metakognitif
jarang dilatih sehingga siswa belum memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS).
 Siswa sudah memiliki pengetahuan dalam pengenalan komputer
dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang
menggunakan media pembelajaran

5. Karakter yang relevan (Any other relevant)


 Jujur
 Bekerja sama dalam kelompok
 Belum disiplin dalam mengumpulkan tugas.

6. Lingkungan pembelajaran (learning environment)

10
 Usia siswa rata-rata 16-17 tahun
 Satu kelas terdiri dari 25 orang
 Etnis siswa didominasi oleh suku Aceh dan di dalam kelas siswa
sering berkomunikasi menggunakan bahasa daerah yaitu Aceh.
 Sekolah terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota.

7. Kendala (Constrain)
 Untuk melakukan praktikum terkendala karena alat-alat
laboratorium tidak memadai
 Siswa belum terbiasa belajar secara mandiri untuk menemukan
pengetahuannya.
 Buku paket masing kurang

8. Siapa peserta didik ?


Peserta yang akan diterapkan model desain addie yaitu siswa SMA Unggul
Cut Nyak Dhien Langsa kelas XII
9. Apa karakteristik siswa ?
Karakteristik siswa dtinjau dari gaya belajar mereka lebih dominan visual
dan kinestetik.

ANALISIS KOMPETENSI :

Kompetensi Deskripsi Kompetensi/Kompetensi Inti

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

11
Kompetensi Deskripsi Kompetensi/Kompetensi Inti

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban


terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
(1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi
pokok seperti tabel berikut ini.

Materi Pokok
Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) (Dalam
Silabus)
Menerapkan konsep Melakukan percobaan Konsep dan
kuantum dalam tentang efek fotolistrik Fenomena
menjelaskan radiasi benda berikut presentasi hasilnya Kuantum
hitam, efek fotolistrik, dan
hamburan Compton

Indikator

1. Menjelaskan fenomena efek fotolistrik


2. Menjelaskan besaran-besaran fisika dan rumus yang terkait dengan efek
fotolistrik
3. Menjelaskan frekuensi ambang dan energi ambang
4. Menyebutkan contoh penerapan efek fotolistrik.

Tujuan pembelajaran

Karakter Spiritual (KI-1)


1. Siswa menyadari keagungan Tuhan yang menciptakan dan mengatur
alam dan jagad raya melalui pengamatan fenomena efek fotolistrik.

12
Karakter Sosial (KI-2)
1. Siswa menunjukkan sikap teliti di dalam melakukan percobaan, serta
dalam belajar dan bekerja baik secara kelompok maupun individu.
2. Siswa menunjukkan sikap bertanggungjawab di dalam melakukan
percobaan, melaporkan hasil percobaan dan berdiskusi, serta dalam
belajar dan bekerja baik secara kelompok maupun individu.
3. Siswa menunjukkan sikap sikap santun dalam menanya dan
mengkomunikasikan
di dalam proses percobaan, dan berdiskusi, serta dalam belajar dan
bekerja baik secara kelompok maupun individu.

Karakter Pengetahuan (KI-3)

1. Dari percobaan, siswa mampu menjelaskan karakteristik terjadinya


efek fotolistrik.
2. Diberikan grafik E-f , siswa mampu menjelaskan hubungannya dari
percobaan dan atau data hasil percobaan.
3. Siswa mampu mengidentifikasi contoh penerapan efek fotolistrik
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Siswa mampu menerapkan besaran-besaran fisika pada efek fotolistrik
dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah/persoalan fisika.

Keterampilan (KI-4):

1. Siswa mampu mengamati fenomena efek fotolistrik dengan


menggunakan indra untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin
diketahui.
2. Diberikan simulasi melalui komputer, siswa dapat menanyakan
masalah berdasarkan fakta fenomena.
3. Dari data hasil pengamatan, siswa mampu mencoba mengolah data
dan menyajikan grafik dari percobaan efek fotolistrik

13
4. Siswa mampu menalar/menganalisis/menyimpulkan data efek
fotolistrik berdasarkan rumusan masalah diawal.
5. Siswa mampu mengkomunikasikan/mengaitkan pembelajaran efek
fotolistrik dengan kehidupan sehari-hari.

(2) Dan pada materi pembelajaran memuat pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dan metakognitif.

Materi Pelajaran:

a) Pengetahuan Faktual
 Berbagai gambar/Foto/video/simulasi tentang proses terjadinya efek
fotolistrik dan berbagai contoh efek fotolistrik

b) Pengetahuan Konseptual
 Pengertian efek fotolistrik
 Pengertian frekuensi ambang
 Pengertian energi ambang
 Pengertian panjang gelombang
 Syarat terjadinya efek fotolistrik

c) Pengetahuan Prosedural
Langkah kerja percobaan pada percobaan efek fotolistrik dengan
menggunakan simulasi PHET berbantu lembar kerja siswa (LKS).

d) Pengetahuan Metakognitif
Menduga kekeliruan dan rekomendasi untuk memperbaiki pelaksanaan
percobaan agar hasilnya lebih mendekati kebenaran.

(3) Analisis kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaran.
Materi pelajaran (terlampir)

14
(4) Analisis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran yang digunakan simulasi PHET yang memuat di
dalamnya konsep sub materi efek fotolistrik.

(5) Analisis Aktivitas Pembelajaran


 Untuk materi fisika kuantuk khususnya sub materi efek fotolistrik
aktivitas siswa dimulai dari:
1. Mengamati simulasi simulasi PHET yang tersaji dilayar tentang efek
fotolistrik
2. Menanyakan tentang peristiwa yang belum dipahami oleh siswa dari
tampilan simulasi PHET
3. Mencoba/mengumpulkan data dari yang telah siswa lakukan dengan
simulasi PHET dilengkapi LKS
4. Mengasosiasi/menalar tentang yang telah disimulasikan sendiri
dengan membuat kesimpulan
5. Mengomunikasikan kepada siswa yang lain atas hasil yag diperoleh

 Aktivitas Sikap:
1. Menunjukan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi
kelompok
2. Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dan semangat pada saat
melaksanakan simulasi dengan simulasi PHET (sikap ilmiah)
3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan
melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab
(sikap sosial)

 Aktivitas Pengetahuan
1. Menjelaskan hubungan antara arus dan tegangan
2. Menerapkan hubungan antara arus dan intensitas cahaya
3. Menganalisis hubungan antara energy elektron dan frekuensi cahaya
dalam penyelesaian masalah

15
4. Menyimpulkan hasil percobaan.

 Aktivitas Keterampilan
1. Menggunakan seperangkat alat percobaan dalam hal ini simulasi
PHET
2. Menyaji dan mengolah data pengukuran sesuai LKS.
3. Membuat laporan tertulis hasil praktik
4. Mempresentasikan hasil percobaan

(6) Analisis Penilaian


Penilaian Sikap
Observasi Sikap individu:
1. Kejujuran
2. Ketelitian
3. Disiplin
Observasi Sikap ilmiah:
1. Kritis
2. Obyektif
3. Toleran
Penilaian Pengetahuan
Menyajikan Data Simulasi dan menyimpulkannya
Menjawab Pekerjaan Rumah
Tes
Penilaian Keterampilan
Observasi dan Portofolio

2. DESIGN
Desain Perangkat Pembelajaran Efek Fotolistrik

16
A. Kompetensi Inti
KI 1:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 :
Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


o Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep kuantum dalam menjelaskan radiasi benda
hitam, efek fotolistrik, dan hamburan Compton
o Indikator:
1. Menjelaskan syarat terjadinya efek fotolistrik
2. Menjelaskan hubungannya dari percobaan dan atau data hasil
percobaan.

17
3. Mengidentifikasi contoh penerapan efek fotolistrik dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menerapkan besaran-besaran fisika pada efek fotolistrik dalam
bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah/persoalan fisika.

o Kompetensi Dasar
Melakukan percobaan tentang efek fotolistrik berikut presentasi
hasilnya
o Indikator:
1. Mencoba mengolah data dan menyajikan grafik dari percobaan
efek fotolistrik
2. Menganalisis/menyimpulkan data efek fotolistrik berdasarkan
rumusan masalah diawal.
3. Mengkomunikasikan/mengaitkan pembelajaran efek fotolistrik
dengan kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis fenomena efek fotolistrik
2. Membuat kesimpulan konsep efek fotolistrik
3. Melakukan percobaan tentang salah satu karakteristik gelombang
transversal
4. Mempresentasikan hasil percobaan tentang efek fotolistrik

D. Materi Pelajaran
Sub materi: Efek Fotolistrik

E. Metode
Diskusi kelompok, Tanya jawab, Demonstrasi-Simulasi berbasis inkuiri

F. Media, Alat dan Sumber Bahan


Media : Simualsi PHET dan Buku

18
Alat : Laptop/Komputer, Infokus
Sumber bahan : Buku Pegangan Siswa, LKS

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 sampai Pertemuan 4
Pendahuluan: Apersepsi Motivasi dan Penyampaian Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Inti:
- Mengamati
- Menanya
- Mencoba
- Mengasosiasi
- Mengkomunasikan
Kegiatan Penutup: Menyimpulkan bersama Materi Pelajaran oleh guru
dan siswa

H. Penilaian
1. Penilaian dari Proses ke Hasil
2. Aspek dan Instrumen Penilaian (Sikap, Pengetahuan dan
Keterampilan)

Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku
peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran
maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Aspek Perilaku yang Kode


N Jumlah Skor
Nama Siswa Dinilai Nilai
o Skor Sikap
BS JJ TJ DS

19
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C

2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah
kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 :
4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang
ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada
peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk
menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap
bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu

20
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan
dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan
digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya
format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut
Contoh format penilaian :

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Selama diskusi,
saya ikut serta
1 50
mengusulkan
ide/gagasan.
Ketika kami
berdiskusi, setiap
anggota
2 50 C
mendapatkan 250 62,50
kesempatan untuk
berbicara.
Saya ikut serta
dalam membuat
3 50
kesimpulan hasil
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4
x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) =
(250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan

21
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai
temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru
telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria
penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut
Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
Mau menerima
1 100
pendapat teman.
Memberikan solusi
2 terhadap 100
permasalahan.
Memaksakan SB
450 90,00
pendapat sendiri
3 100
kepada anggota
kelompok.
Marah saat diberi
4 100
kritik.
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang
positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan
Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5
x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) =
(450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :

22
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian
1. Jelaskan pengertian efek fotolistrik !
2. Menurut kalian apa yang terjadi jika frekuensi cahaya f lebih kecil dari
frekuensi ambang f0, jelaskan !
3. Berikanlah 3 contoh efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari
4. Apa saja manfaat efek fotolistrik?
5. Jelaskan pengertian frekuensi ambang
6. Logam sesium memiliki fungsi kerja 1,8 eV. Tentukanlah :
a. Panjang gelombang maksimum cahaya yang dapat dijatuhkan pada
permukaan logam sesium tanpa mengeluarkan electron dari permukaan
b. Energy kinetic maksimum electron yang keluar dari permukaan
logam, jika penyinaran permukaan logam menggunakan cahaya

monokromatis dengan panjang gelombang 4.500


c. Potensial henti yang menahan keluarnya arus electron

7. Cahaya dengan panjang gelombang 600 menyinari permukaan logam


yang memiliki fungsi kerja 0,3 x 10-19 J. jika h = 6,6 x 10-34 Js dan c = 3 x
108 m/s, tentukanlah :
a. Energi kinetik maksimum elektron foton
b. Potensial henti

23
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
Skala
N Jumla Skor Kode
Aspek yang Dinilai 10
o 25 50 75 h Skor Sikap Nilai
0
1 Intonasi
2 Pelafalan
3 Kelancaran
4 Ekspresi
5 Penampilan
6 Gestur

- Penugasan (Lihat Lampiran)


Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku
peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa
mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang
telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.

4 Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada
instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon

24
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
dengan pertanyaan
Keserasian pemilihan
2
kata
Kesesuaian penggunaan
3
tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi
jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti
catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2

25
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
3
4

3. DEVELOPMENT
Dalam kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan adalah media yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Media: Simulasi PHET materi pelajaran fisika kuantum (sub materi: efek
fotolistrik). Gambar rancangan pengembangan media dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

4. IMPLEMENTATION/IMPLEMENTASI
Pada tahap implementasi maka dilaksanakan tindakan konkrit mulai dari awal
sampai akhir pembelajaran:
1. Dalam menggunakan media simulasi PHET diperlukan java/phet installer.
Dalam hal ini software tersebut telah terinstall di laptop/komputer.
2. Pengenalan simulasi PHET perlu diawali kepada siswa, sebelum kepada
pelaksanaan RPP

26
3. Menyampaikan kepada siswa bahwa materi yang dipelajari yang terdapat
dalam simulasi PHET
4. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP
5. Penggunaan media tersebut langsung oleh siswa setelah mendapat
petunjuk penggunaan
6. Selama proses Simulasi berlangsung guru memperhatikan sikap,
keterampilan siswa melalui instrumen penilaian dengan cara
mengobservasi.
7. Memberikan lembar kerja siswa
8. Memberikan Test

5. EVALUATION
Tahap evaluasi dilakukan untuk melihat apakah rancangan pembelajaran yang
berbasis simulasi PHET telah berhasil dilakukan.
1. Evaluasi terhadap proses pembelajaran yang menggunakan simulasi
PHET
melalui observasi sikap dan keterampilan siswa
2. Evaluasi terhadap hasil yaitu LKS dan test yang telah diberikan kepada
siswa
3. Evaluasi terhadap media yaitu simulasi PHET

Kelebihan penerapan media simulasi PHET:


 Media yang digunakan mempermudah para siswa memahami materi pelajaran
khususnya konsep efek fotolistrik
 Media tersebut menampilkan dengan jelas bentuk gelombang transversal
beserta keterangan tentang amplitudo, panjang gelombang, frekuensi, periode
dan fase gelombang.

27
 Kita dapat mengatur intensitas cahaya, jenis gelombang elektromagnetik,
besar atau nilai yang kita inginkan dari tegangan, sehingga lebih mudah
dilihat perbedaan untuk masing-masing nilai yang kita masukkan.
 Media juga dapat menampilkan 3 jenis grafik antara arus-tegangan, arus-
intensitas cahaya, dan energy elektron-frekuensi cahaya.

Manfaat dari simulasi PhET yang telah diuji dapat diuraikan sebagai
berikut:
 Dapat dijadikan sutu pendekatan yang membutuhkan keterlibatan dan interaksi
dengan siswa.
 Memberikan feedback yang dinamis.

 Mendidikan siswa agar memiliki pola berfikir kontruktivisme, dimana siswa


dapat menggabungkan pengetahuan awal dengan temuan-temuan virtual dari
simulasi yang dijalankan.

 Membuat pembelajaran lebih menarik karena siswa dapat belajar sekaligus


bermain pada simulasi tersebut.

 Menvisualisasi konsep-konsep fisika dalam bentuk model. Seperti electron,


photon, molekul, dll.
Kekurangannya:
 Keberhasilan pembelajaran berbantu media simulasi PHET bergantung pada
kemandirian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Media pembelajaran merupakan sarana prantara dalam proses


pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran.
2. Pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang
harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Dalam
rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan media, salah satu
model desain sistem pembelajaran yang sifatnya lebih sederhana dan
mudah untuk diterapkan yaitu model ADDIE (Analysis-Design-
Development-Implementation-Evaluate).

29
3. Simulasi PHET mempermudah para siswa memahami materi pelajaran
khususnya konsep efek fotolistrik

3.2 SARAN

Makalah yang membahas tentang Model Desain Instruksional ADDIE ini


dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengajaran maupun dalam
pembelajaran, sehingga dapat membantu berlangsungnya belajar mengajar.
Walaupun pembahasan yang kami buat belum memenuhi kriteria akan tetapi
dapat bermanfaat untuk pembaca.

30
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Penerbit Satu Nusa: Bandung.

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and
evaluation Of instructional software. New York: Mc Millan Publishing
Company.

Mulyasa. 2008. Menjadi guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif


Dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Prawiradilaga, D. S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana


predana Media Grup.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Rawamangun-Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka.

iii

Anda mungkin juga menyukai