Anda di halaman 1dari 3

DIARE

No Dokumen :

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :1-3

1. Pengertian Diare adalah buang air besar (BAB) dengan jumlah tinja lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
Secara klinis diare karena infeksi akut terdiri dari dua golongan:
1) Koleriform yaitu diare yang hanya terdiri dari cairan saja
2) Disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang
darah.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan pengobatan yang tepat pada
pasien diare.

3. Kebijakan

4. Referensi Panduan Praktek klinis untuk dokter umum sesuai dengan PERMENKES
nomor 5 tahun 2014.
5. Alat dan bahan 1. Tensi meter
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Arloji
6. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas melakukan anamnesa pada pasien.
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB cair, berapa
kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah atau ampas dalam
tinja, adakah orang lain yang terkena diare dan makanan atau minuman
yang dikonsumsi sebelum diare.
4. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien mengeluhkan
demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang perut.
5. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas, merasa haus,
lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada bayi ubun-ubun cekung,
air mata tidak keluar dan turgor kulit menurun.

1
6. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah.
7. Petugas mengukur suhu tubuh pasien.
8. Petugas mengukur nadi pasien.
9. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising usus
meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun, selaput
lendir mulut dan bibir kering.
10. Petugas membuat pengantar rujukan internal untuk pemeriksaan
laboratorium jika diperlukan.
11. Petugas menerima hasil pemeriksaan laboratorium
12. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,
anamnesa dan laboratorium (jika ada).
13. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab diare.
Penyebab diare :
a) Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2 x 2 tab / hari
atau Tetrasiklin 4 x 500 mg.
b) E. Coli : tidak memerlukan terapi.
c) Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x 500 mg atau
Siprofloksasin 2 x 500 mg.
d) Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x 500 mg.
e) Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau Tetrasiklin 4 x 500 mg.
f) Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol 3 x 250 mg.
g) Virus : Simtomatik & Suportif.

Terapi Suportif: Oralit, umur < 12 bulan : 400 ml/hari (2 bungkus); 1-4
tahun 600-800 ml/hari (3-4 bungkus); > 5 tahun : 800-1.000 ml/hari (4-5
bungkus); dewasa 1.200-2.800/hari.
14. Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi, petugas merujuk pasien ke
Rawat inap.
15. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam medis
pasien.
16. Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
17. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas sikda untuk di entry.
18. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data sikda.
7. Diagram Alir

8. Hal yang perlu Mengobservasi keadaan pasien


diperhatikan

9. Unit terkait 1. Ruang pendaftaran


2. Ruang pemeriksaan umum
2
3. Ruang laboratorium
4. Ruang farmasi

10.Dokumen Rekam medis

terkait

11.Rekaman
Tgl. Mulai
Historis No Hal yang diubah Isi Perubahan
Perubahan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai