Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO C BLOK 28 TAHUN 2018

Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm dibawa ibunya ke UGD RSMH karena
mengalami kesulitan bernafas. Tiga hari sebelumnya, yudi menderita panas tidak tinggi
disertai batuk pilek. Batuk terdengar kasar, seperti anjing menyalak

Pada penilaian umum terlihat:

Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali sekalio terdengar parau. Masih bisa
ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa anak berontak dan langsung
menangis memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak
motled. Nafas terlihat cepat dengan peningkatan usaha nafas. Terdengar stridor inspirasi.

Kemudian dokter melakukan survey primer.

Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas
normal. Respiratory rate: 45 kali/menit. Nafas cuping hidung (+) gerakan dinding dada
simetris kiri dan kanan, tampak retraksi supra sternal dan sela iga. Suara nafas vesikuler.
Tidak terdengar ronki. Tidak terdengar wheezing. SpO2 95% bunyi jantung dalam batas
normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135
kali/menit. Kulit berwarna merah muda, hangat, capillary refill time kurang dari 2 detik.
Tidak ditemukan kelainan pada survey disability. Dokter jaga memutuskan memberikan O2
dengan sungkup rebreathing, tetapi anak menolak, menghindar serta berontak.

KLARIFIKASI ISTILAH

No. Istilah definisi


1. Distress pernapasan Kondisi dimana pasien dengan penyakit
pernpasan tidak mendapat oksigen yang cukuop
sehingga bermanifestasi sebagai peningkatan
usaha bernafas.
2. Parau Nama lain dari serak.
3. Barking cough Batuk yang terdengar seperti anjing menyalak
disebabkan karena obstruksi jalan nafas bagian
atas yang biasanya khas pada penyakit croup
4. Motled Ditandai oleh bintik atau bercak dengan berbagai
warna atau corak.
5. Stridor inspirasi Bunyi nafas kasar bernada tinggi.
6. wheezing Bunyi nafas kontinyu seperti bersiul.
7. Nafas cuping hidung Kembang kempisnya cuping hidung sebagai
kompensasi akibat kesulitan bernafas.
8. Rhonki Bunyi kontinyu seperti mengorok pada
tenggorokan atau tabung bronkial, terjadi karena
obstruksi parsial
9. Suara nafas vesikuler Frekuensi suara nafas yang bunyinya rendah
seperti bunyi nafas normal pada paru selama
ventilasi.
10. Capillary refill time Tes yang dilakukan pada daerah dasar kuku
untuk memonitor dehidrasi dan aliran darah ke
jaringan atau perfusi.
11. Survery disability Pemeriksaan neurologis singkat berupa tingkat
kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
12. Sungkup rebreathing Masker yang dengan suatu teknik pemberian
oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80%
dengan aliran 8-12 liter memiliki kantung yang
terus mengembang baik saat inspirasi maupun
ekspirasi

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm dibawa ibunya ke UGD RSMH


karena mengalami kesulitan bernafas.
2. Tiga hari sebelumnya, yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek. Batuk
terdengar kasar, seperti anjing menyalak
3. Pada penilaian umum terlihat: Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali sekalio
terdengar parau. Masih bisa ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa
anak berontak dan langsung menangis memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak
sianosis, kulit tidak pucat dan tidak motled. Nafas terlihat cepat dengan peningkatan
usaha nafas. Terdengar stridor inspirasi.
4. Kemudian dokter melakukan survey primer.
Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam
batas normal. Respiratory rate: 45 kali/menit. Nafas cuping hidung (+) gerakan
dinding dada simetris kiri dan kanan, tampak retraksi supra sternal dan sela iga. Suara
nafas vesikuler. Tidak terdengar ronki. Tidak terdengar wheezing. SpO2 95% bunyi
jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi brachialis kuat, nadi
radialis kuat. Laju nadi 135 kali/menit. Kulit berwarna merah muda, hangat, capillary
refill time kurang dari 2 detik. Tidak ditemukan kelainan pada survey disability.
5. Dokter jaga memutuskan memberikan O2 dengan sungkup rebreathing, tetapi anak
menolak, menghindar serta berontak.

ANALISIS MASALAH

1. Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm dibawa ibunya ke UGD RSMH


karena mengalami kesulitan bernafas.
a. Apa kemungkinan penyebab kesulitan bernafas pada anak usia 2 tahun? 4 12
b. Bagaimana mekanisme dari kesulitan bernafas? 5 1
c. Bagaimana interpretasi status gizi pada kasus? 6 2
d. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dengan status gizi? 7 3
e. Apa saja kriteria yang dapat disebut kesulitan bernafas? 8 4
f. Bagaimana tatalaksana awal pada kasus? 9 5
2. Tiga hari sebelumnya, yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek. Batuk
terdengar kasar, seperti anjing menyalak
a. Apa makna klinis dan mekanisme batuk dan terdengar kasar? 10 6
b. Bagaimana mekanisme panas tidak tinggi disertai batuk pilek? 11 7
c. Bagaimana tatalaksana menurunkan demam? 12 8

3. Pada penilaian umum terlihat: Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali sekalio
terdengar parau. Masih bisa ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa
anak berontak dan langsung menangis memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak
sianosis, kulit tidak pucat dan tidak motled. Nafas terlihat cepat dengan peningkatan
usaha nafas. Terdengar stridor inspirasi.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal hasil pemeriksaan umum? 1 9
b. Bagaimana cara pendekatan dokter kepada pasien agar anak mau diperiksa? 2 10

4. Kemudian dokter melakukan survey primer.


Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam
batas normal. Respiratory rate: 45 kali/menit. Nafas cuping hidung (+) gerakan
dinding dada simetris kiri dan kanan, tampak retraksi supra sternal dan sela iga. Suara
nafas vesikuler. Tidak terdengar ronki. Tidak terdengar wheezing. SpO2 95%. bunyi
jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi brachialis kuat, nadi
radialis kuat. Laju nadi 135 kali/menit. Kulit berwarna merah muda, hangat, capillary
refill time kurang dari 2 detik. Tidak ditemukan kelainan pada survey disability.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal hasil pemeriksaan jalan nafas? 3
11
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal hasil pemeriksaan sirkulasi? 4
12
c. Apa gold standard penegakkan diagnosis pada kasus? 5 1
d. Bagaimana gambaran retraksi suprasternal dan sela iga? 6 2
e. Bagaimana cara melakukan survey primer dan sekunder pada kasus? 7 3
f. Bagaimana cara melakukan survey tersier pada kasus? 8 4

5. Dokter jaga memutuskan memberikan O2 dengan sungkup rebreathing, tetapi anak


menolak, menghindar serta berontak.
a. Apa indikasi dan kontraindikasi pemberian O2? 9 5
b. Bagaimana cara menentukan alat bantu napas pada anak? 10 6
c. Bagaimana cara pemberian sungkup rebreathing? 11 7
d. Bagaimana cara pembuatan resep pemberian terapi O2? 12 8
e. Apa alternatif pemberian O2 bila anak menolak? 1 9
f. Kapan pemberian O2 diberhentikan? 2 10

HIPOTESIS
Yudi, anak laki-laki 2 tahun menderita respiratory distress et causa suspect croup.

LEARNING ISSUE

1. Anatomi saluran napas atas pada anak 3 11


2. Respiratory distress
a. Definisi 4 12
b. Etiologi 5 1
c. Klasifikasi 6 2
d. Algoritma diagnosis 7 3
e. Tatalaksana 8 4
3. Croup
a. Dd 9 5
b. Algoritma penegakkan diagnosis 10 6
c. Diagnosis kerja 11 7
d. Definisi 12 8
e. Epidemiologi 1 9
f. Etiologi 2 10
g. Faktor risiko 3 11
h. Manifestasi klinis 4 12
i. Patofisiologi 5 1
j. Pemeriksaan penunjang 6 2
k. Tatalaksana 7 3
l. Edukasi dan pencegahan 8 4
m. Komplikasi 9 5
n. Prognosis 10 6
o. SKDI 11 7

Anda mungkin juga menyukai