Bab I
Bab I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Beberapa pasien berusaha “melawan” kanker, AIDS, penyakit jantung atau penyakit lain
selama bertahun-tahun, tetapi kemudian menyadari bahwa penanganan yang dijalani tidak
efektif dan penyakit yang dideritanya bersifat terminal. Di lingkungan rumah sakit, pasien
seperti ini dikelompokkan dalam pasien “tanpa kode” karena upaya resusitasi akan sia-sia
dalam upaya memperpanjang kualitas hidup pasien.
Hospice adalah pendekatan khusus untuk merawat indiividu yang mengalami sakit terminal
yang menekankan pada perawatan paliatif yaitu mengurangi nyeri dan gejala-gejala yang
menggangu kenyamanan yang berlawanan dengan perawatan kuratif. Selain itu, untuk
memenuhi kebutuhan medis pasien, perawatan hospice diarahkan pada kebutuhan fisik,
psikososial, dan spiritual pasien, sama seperti pada keluarga. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang bagaimana proses Hospice Care pada pasien Kanker Payudara.
1 Neoplasma pada masa abnormal terdiri dari sel-sel yang mengalami proliferasi bersifat
otonom dan tak terkoordinasi, tidak adaptif meskipun rangsang dihilangkan terus tumbuh
serta dibedakan atas jinak (benigna) yang sering disebut dengan tumor dan ganas (maligna)
yang sering disebut kanker. Sifat neoplasma jinak (tumor) peristiwa lokal/setempat,
proliferasi bersifat kohesif, pertumbuhan bersifat sebtrifugal dengan batas nyata, bergerak
keluar, menyebabkan desakan jaringan sekitar, tidak menyebar jauh, laju pertumbuhan
lambat dan ukuran tetap stabil selama berbulan-bulan/bertahun-tahun sedangkan sifat
neoplasma ganas (Kanker) bertumbuh lebih cepat, progresif, tidak kohesif, penyebaran tidak
teratur, tidak berkapsul, sukar dipisahkan dengan jaringan sekitar dan menyerbu kedaerah
sekitar (infiltrasi), mencari jalan secara destruktif dimana sel neoplasma melepaskan diri dari
tumor primer menuju sirkulasi mengakibatkan emboli sel sehingga tersangkut, keluar
pembuluh darah berproliferasi menjadi tumor sekunder bersifat metastasis atau pengalihan
penyakit dari bagian / alat tubuh satu kealat atau bagian tubuh lainnya yang tidak saling
berhubungan yang biasanya bersifat lebih ganas dimana produksi sel-sel yang tidak normal
dan tidak mengikuti jaringan yang normal. Salah satu neoplasma ganas yang sering terjadi
pada beberapa kasus adalah carcinoma mammae dan jaringan sekitarnya
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan
mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas yang bertumbuh perlahan karena suplai
limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mamae yang banyak mengandung banyak
pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase.
Penyakit kanker payudara/mammae adalah penyakit keganasan yang berasal dari struktur
parenchim payudara. Paling banyak berasal dari efitel duktus laktiferus (70 %), efitel lobulus
(10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan otot dan kulit payudara, kanker
payudara/mammae tumbuh lokal ditempat semula, lalu selang beberapa waktu menyebar
melalui saluran limfe (penyebaran sisitemik) keorgan vital lain seperti paru-paru, tulang, hati,
otak dan kulit.
B. Etiologi
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetpi ada beberapa faktor yang berkaitan
erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan , faktor hormonl
dan familial;
4. Riwayat meastrual:
8.
Tidak menyusui
13. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari), merokok.
C. Manifestasi Klinik
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk melakukan
pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan
perubahan strukturnya.
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat merubah
jaringan displasia menjadi tumor ganas.
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan di serviks
uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan
sekitarnya dan ke pembuluh darah limfa
D. Patofisiologi
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997:254). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
2. Virus, invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebakan adanya massa
anormal pada sel yang sedang mengalami prolifrasi.
3. Genetik
- Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetik”
autosomal dominan
Defesiensi imun, terutama limfosit T yang menyeakan penurunan produksi interferon yang
berfungsi untuk menghambat terjadinya prolifrasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan
aktivitas antitumor. Gangguan prolifrasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker
pada jaringan epithelial dan paling sering pada sistem duktal. Mula-mula terjadinya
hiperflasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah
sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bisa diraba. Ivasi sel kanker yang
mengenai jaringan yang perka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti
periosteum dan pelkus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada
kanker lanjut. Perumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan
melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kalenjar limfe menyebakan terjadinya
pembesaran kalenjar limfe regional.
Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak. Penyebaran yang
terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura,
otak tulang (terutama terutama tulang tengkorak, vertebra dan panggul).
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progresif lemak tumbuh
dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak
bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi
pada areola mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer padahal
ibu tidak sedang hamil / menyusui.
TUMOR SIZE ( T )
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama lain atau
jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler atau odem
lengan
METASTASE JAUH ( M )
F. Pemeriksaan Penunjang
· LED
· Pemeriksaan sitologis
a. Non invasive;
· Mamografi
· Ro thorak
· USG
· MRI
· PET
b. Invasif
· Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan
·
7
Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau padat
· Incisi biopsy
· Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara
froxen section
G. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini (stadium 0, I, dan II), dan
pegobatan paliatif bedah adalah dengan mengangkat kanker payudara secara makroskopis
dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopis dan biasanya dilakukan pada
stadium II dan IV dan juga untk mengurangi keluhan-keluhan penderita baik perdarahan,
patah tulang dan pengobatan ulkus
2. Radioterapi
Pegobatan radioterapi adalah untu penobatanlokal /lokoregional yang sifatnya bisa kuratif
ataupaliatif. Radioterapi dapat merupakan terapi utama , misalnya pada operasi BCT dan
kanker payudara stadium lanjut III. Sebagai terapi tambahan/adjuvan biasanya diberikan
bersama dengan terapi bedah dan kemoterapi pada kanker stadium I, II dan IIIA . Pengobatan
kemoterapi umumnya diberikan dalam regimen poliferasi lebih baik dibanding pemberian
pengobatan monofaramasi / monoterapi
3. Hormon terapi
Pengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik untuk meningkatkan survival, yaitu
dengan pemberian anti esterogen, pemberian hormon aromatase inhibitor, antiGn RH,
ovorektomi. Pemberian hormon ini sebagai adjuvan stadium I, II, III, IV terutama pada
pasiien yangreceptor hormon positif, hormon terpi dapat juga digunakan sebagai terapi
pravelensi kanker payudara.
Terapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai dengan keluhan pasien, untuk tujuan perbaikan
kualitas hhdup. Dapat bersifat medikamentosa, paliatif (pemberian obat-obat paliatif) dan non
medicamentosa (radiasi paliatif dan pembedahan paliatif)
Sampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian interferon, modified molekuler,
biologi agent, masih bersifat terbatas sebagai terapi adjuvan untuk mendukung keberhasilan
pengobatan-pengobatan lainnya.
Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika untuk mengoreksi mutasi genetik untuk
mengoreksi mutasi genetik masih dalam penelitian.
6. Rehabilitasi fisik dan psikis
7. Kemoterapi
Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan mammae (Mastektomi). Pengangatan tergantung sejauh mana pertumbuhan
dan penyebaranya dipilih berdasar stadiumnya.dan chemotherapy.
I. Pengkajian Keperawatan
a. Sistem Integumen
b. Sistem Gastrointestinalis
- Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian
kemotherapi
- Kaji anoreksia
c. Sistem Hematopoetik
- Kaji Netropenia
ü Auskultasi paru
ü Kaji suhu
- Kaji Anemia
- Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif –
terutama bleomisin
10
Lakukan pemeriksaan EKG
e. Sistem Neuromuskular
- Evaluasi reflex
- Diskusikan ADL
f. Sistem genitourinary
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Diana Kristina
Umur : 45 tahun
No. RM : 00.54.07.76
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran, Nyeri di bagian dada akibat benjolan di bagian
dada dan ada perasaan takut dan cemas.
Riwayat Penyakit Sekarang : Mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada payudara dan
kadang-kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau cemas. Pada payudara terdapat adanya
orok yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat. Klien tampak enggan bergaul dan
berintegrasi dengan pasien lain. Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak
menyeringai. Terkadang klien juga mengalami penurunan kesadaran dan nyeri di bagian
kepala.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Adanya siklus perubahan hormonal yang lama serta
penggunaan obat-obatan hormonal kontasepsi.
12
B. Tanda-tanda Vital
RR : 24x/i
TB : 155cm
BB : 55Kg
C. Diagnosa Medis
D. Therapi Medis
- Inj. Keterolak
- O2 5 liter
- Dexamethason / 8jam
- Inj. ranitidin
13
Jenis Pemeriksaan
Satuan
Hasil
Rujukan
Keterangan
Hematolog
g%
13,70
11,7 - 15,5
Hb (HGB)
106/mm3
4,06
4,20 - 4,87
Eritrosit (RC)
103/mm3
3,17
4,5 - 11,0
Leukosit (WBC)
38,50
38 - 44
Hematokrit
106/mm3
539
150 - 450
Trombosit (PCT)
Fl
77,60
85 - 95
MCV
Pg
27,60
28 - 32
MCH
g%
35,60
33 - 35
MCHC
14,30
11,6 - 14,8
RDW
Fl
8,50
7,0 - 10,2
MPV
0,46
PCT
Fl
9,0
PDW
Hitung Jenis:
- Neutofil
40,10
37 - 80
- Limfosit
43,80
20 – 40
- Monosit
15,50
2–8
- Eusinofil
0,30
1–6
- Basofil
0,300
0–1
- Neutrofil Absoult
1,27
2,7 – 6,5
- Limfosit Absolut
1,39
1,5 -3,7
- Monosit Absolut
0,49
0,2 – 0,4
- Eusinofil Absolut
0,01
0 – 0,10
- Basofil Absolut
0,01
0 – 0,1
14
Jenis Pemeriksaan
Satuan
Hasil
Rujukan
Kimia Klinik
· pH
7.465
7,35 – 7,45
· pCO2
mmHg
37,7
36 – 42
· pO2
mmHg
187,9
85 – 100
· Bikarbonat (HCO3)
mmol/L
26,5
22 – 26
· Total CO2
mmol/L
27,7
19 – 25
mmol/L
2,8
(-2) – (+2)
· Saturasi O2
99,7
95 – 100
METABOLISME KARBOHIDRAT
· Glukosa Darah
mg/dL
145,00
<200
GINJAL
Ureum
mg/dL
13,00
<50
Kreatini
mg/dL
0,60
0,50 – 0,90
ELEKTOLIT
Natrium (Na)
mEq/L
140
135 – 155
Kalium (K)
mEq/L
3,4
3,6 – 5,5
Klorida (CL)
mEq/L
102
96 – 1-6
15
13
F. ANALISA DATA
No
Data
Etiologi
Masalah
DS : Pasien mengatakan bahwa ia cemas terhadap operasi yang akan dijalani nya.
Ansietas
DS : Pasien mengatakan bahwa ia tidak selera makan DO: Pasien tampak tidak
menghabiskan makanan nya
BB = 52Kg
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b/d adanya ulkus pada daerah mammae d/d pasien tampak meringis
kesakitan.
2. Ansietas b/d Kurangnya pengetahuan tentang pre dan post operasi d/d pasien tampak
cemas.
3.
16
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa mual d/d pasien tampak tidak
meghabiskan makananya dan penurunan BB.
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Nyeri Akut b/d adanya ulkus pada daerah mammae d/d pasien tampak meringis
kesakitan
Kriteria Hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah ceria.
No
Intervensi
Rasional
Peninggian lengan, ukuran baju dan adanya drain mempengaruhi kemampuan pasien untuk
istirahat secara efektif.
Menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke tingkat yang lebih nyaman yang dapat
ditoleransi oleh pasien.
4
17
Diagnosa : Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang pre dan post operasi d/d pasien
tampak cemas.
No
Intervensi
Rasional
Jelaskan apa yang terjadi selama praoperasi dan pasca operasi, termasuk tes laboratorium pra
operasi, alasan status puasa, obat-obatan pos operasi, tinggal di ruang pemulihan program
pasca operasi. Informasikan pada klien obat nyeri bila diperlukan untuk mengontrol nyeri.
Pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerjasama pasien.
Memberikan dorongan emosi pada saat operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan
misalnya dorongan untuk semangat agar bisa berkumpul dengan keluarga di rumah.
Pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari intevensi bedah membantu menurunkan
kecemasan dan memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik.
18
Diagnosa : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa mual d/d pasien tampak
tidak meghabiskan makanannya dan penurunan BB .
Kriteria Hasil : Memperlihatkan status gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan tubuh.
No
Intervensi
Rasional
19
I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Implementasi
Nyeri Akut b/d adanya ulkus pada daerah mammae d/d pasien tampak meringis kesakitan
2
Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang pre dan post operasi d/d pasien tampak cemas.
- Menjelaskan apa yang terjadi selama praoperasi dan pasca operasi. Informasikan pada
klien obat nyeri bila diperlukan untuk mengontrol nyeri.
- Memberikan dorongan emosi pada saat operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan
misalnya dorongan untuk semangat agar bisa berkumpul dengan keluarga di rumah
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa mual d/d pasien tampak tidak
meghabiskan makanannya dan penurunan BB .
DAFTAR PUSTAKA
· Mareili, T.M. 2008. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta
· Baradero, Mary. Dkk. Seri Asuhan Keperawatan Klien Kanker. EGC. Jakarta
· Gale, Danielle. Jane Charotte. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta
· http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-kanker-
payudara-ca.html
· http://laloerezan.blogspot.com/2012/12/askep-ca-mammae_8.html
· Ahern, Wilkinson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. EGC. Jakarta
20