Anda di halaman 1dari 8

1.

Bagaimana fisiologi perkembangan janin (DANTI)


2. Jelaskan fisiologi hemodinamik pada kehamilan!

Fisiologi perubahan hemodinamik dalam kehamilan2

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk
mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan denyut jantung.
Antara minggu ke-10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi peningkatan
preload. Performa ventrikel selama kehamilan dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular
sistemik dan perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk
memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.

Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan
cardiac output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi
diafragma, apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri, sehingga pada pemeriksaan EKG akan
terjadi deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, dan inverse atau pendataran gelombang T pada lead
III.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan
aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan
mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac
output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup
berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran. Penekanan aorta ini juga akan mengurangi
aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat
fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak dianjurkan ibu
hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai minggu ke 6-8 kehamilan dan
mencapai puncaknya pada minggu ke 32 - 34 dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut.
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi progesterone dan
estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin-angiostensin dan aldosterone. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit.
Eritropoietin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30%, tetapi
tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan pada 6% perempuan bisa
mencapai di bawah 11 g/dl. Pada kehamilan lanjut kadar lebih berhubungan dengan defisiensi zat
besi daripada dengan hypervolemia. Jumlah zat besi yang diabsorpsi dari makanan dan cadangan
dalam tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan
asupan zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat
besi selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari.

Hipervolemi selama kehamilan mempunyai fungsi berikut.

 Untuk menyesuaikan pembesaran uterus terhadap hipertrofi system vaskular.


 Untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek yang merusak dari arus balik vena dalam posisi
terlentang dan berdiri
 Untuk menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang banyak pada saat persalinan. Terjadi suatu
“autotransfusi” dari system vaskularisasi dengan mengompensasi kehilangan darah 500-600
ml pada persalinan pervaginam tunggal atau 1.000 ml pada persalinan dengan seksio sesarea
atau persalinan persalinan gemelli.

Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu setelah persalinan.

Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat, yakni berkisara antara 5.000-12.000/ul
dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14.000-16.000/ul. Penyebab
peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui telah terjadi selama dan setelah
melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami perubahan. Pada kehamilan,
terutama trimester ke-tiga terjadi peningkatan monosit CD4 T. Pada awal kehamilan aktivitas
leukosit alkalin fosfatase juga meningkat. Demikian juga konsentrasi dari penanda inflamasi
seperti C-reactive protein (CPR). Suatu reaktan serum akut dan embryocyte sedimentation rate
(ESR) juga akan meningkat karena peningkatan plasma globulin dan fibrinogen.

Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan koagulasi intravascular dan fibrinolysis


sehingga menginduksi suatu keadaan hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada faktor fibrinogen
akan meningkat. Produksi platelet juga meningkat, tetapi karena adanya dilusi dan konsumsinya,
kadarnya akan menurun.
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ±
4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit
akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya
pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah
persalinan.

3. Bagaimana ciri ciri bayi lahir normal?

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu)

dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi

tersebut selama jam pertama setelah kelahiran.3

Ciri-ciri bayi baru lahir:3

 Berat badan 2500 – 4000 gram

 Panjang bayi 48 – 52 cm

 Lingkar kepala 34 – 35 cm

 Lingkar badan 30-38 cm

 Bayi bernapas dan menangis dengan nyaring. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80

x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.

 Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-

160 x/menit

 Warna kemerahan pada muka, tangan dan kaki

 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

 Tonus – tonus otot baik

 Tangan dikepal, tungkai ditekuk


 Mata tidak ikterus

 Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkangerakan tangan seperti

memeluk.

 Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan

menggenggam.

 Eliminasi, urin akan keluar dalam 24 jam, mekonium akan keluar dalam waktu 48 jam

pertama berwarna kecoklatan

 Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

4. Etiologi BBLR dan Klasifikasi BBLR

Faktor / Etiologi yang mempengaruhi BBLR :4

Sangat susah untuk memisahkan secara tegas antara faktor-faktor yang berkaitan dengan prematur
dan faktor yang berkaitan dengan IUGR yang menyebabkan terjadinya BBLR. Sampai sekarang
penyebab terbanyak yang diketahui menyebabkan terjadinya BBLR adalaah kelahiran prematur.
Dan dalam kasus demikian bayi yang BBLR harus mendapatkan penanganan yang adekuat.
Sedangkan faktor lain berkaitan dengan faktor ibu dan janin

Menurut WHO (2004) faktor etiologi yang berkontribusi menyebabkan kejadian berat badan lahir
rendah terutama di negara-negara berkembang meliputi penggunaan tembakau ( merokok,
konsumsi tembakau kunyah, dan tembakau untuk kegunaan terapi), kurang intake kalori, berat
badan rendah sebelum masa kehamilan, primipara, jenis kelamin janin, tubuh pendek, ras, riwayat
BBLR sebelumnya, angka mordibitas umum, dan faktor risiko lingkungan seperti paparan timbal,
dan jenis-jenis polusi udara (WHO, 2004).
5. Faktor penyebab anemia ibu hamil
6. Hubungan anemia dan bblr ( VINA dn AIRA)
7. Megapa bayi malas minum (DANTI)
8. Interpretasi dari temuan klinis

Berat badan bayi lahir5


 Normal : 2500 gr - 4000 gr
 Klasifikasi BBLR
a) BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) : 1500 gr – 2500 gr
b) BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah) : < 1500 gr
c) BBLER (Berat Badan Lahir Ekstrim Rendah) : < 1000 gr

Panjang badan bayi


Normal : 48 cm - 50 cm

Suhu bayi baru lahir


Normal : 36,5 °C - 37,5 °C
Hipotermi : < 36,5 °C
Hipertermi : > 37,5 °C

Berdasarkan acuan di atast maka interpretasi hasil pemeriksaan fisik sesuai skenario :
 Berat badan lahir = 2200 gr
Interpretasi : BBLR

 Panjang badan = 47 cm
Interpretasi : Lebih pendek dari normal

 Suhu bayi = 36,2 °C


Interpretasi : Hipotermi

9. Langkah Langkah Diagnosis

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.6
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
1) Umur ibu

2) Riwayat hari pertama haid terakhir

3) Riwayat persalinan sebelumnya

4) Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

5) Kenaikan berat badan selama hamil

6) Aktivitas

7) Penyakit yang diderita selama hamil

8) Obat-obatan yang diminum selama hamil

b. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
1) Berat badan

2) Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan)

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1) Pemeriksaan skor ballard

2) Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan

3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah

4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada BBL dengan umur kehamilan kurang bulan
dimulai pada umur 8 jam atau didapat atau diperkirakan atau terjadi sindrom gawat nafas.

10. Bagaimana pencegahan dan pengananan pada ibu dan BBBLR?

Pencegahan dan Penanganan Anemia pada kehamilan dan BBLR?

Pencegahan Anemia pada kehamilan:

 Setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonas ferrous 1 tablet sehari
 Konsumsi sayur
 Diberikan suplemen asam folat 1-5mg/hari + zat besi
 Makan daging dan kacang-kacangan

Penatalaksanaan Anemia pada kehamilan

Terapi Non Medikamentosa;

 Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi (hati daging merah sayuran hijau)
 Konsumsi buah-buahan dan sayuran
 Menghindari penghambat penyerapan besi, seperti kopi dan teh

Terapi Medikamentosa:

 Pemberian preparat besi oral; fero sulfat fero fumarat atau fero glukonat.
 Apabila preparat oral tidak bisa ditoleransi, dapat diberikan secara IV: fero sukrosa fero
dekstran. Preparat intravena juga diberikan pada pasien anemia berat (Hb kurang dari 8g/dl)
 Pemberian tablet vitamin C
 Apabila Anemia Defisiensi asam folat diberi suplemen asam folat. Wanita tidak hamil 50-100 ug
oral/parenteral. Wanita hamil 1-5 mg/hari + bersama dengan zat besi. Jika defisiensi vit B12
diberikan 1000ug/ minggu sampe 6 minggu

Pencegahan BBLR:

 Pencegahan Primer
Mencegah kehamilan bagi ibu yang memiliki usia dan paritas resiko tinggi untuk melahirkan bayi
dengan BBLR, memperhatikan jarak kehamilan, dan mencukupi gizi ibu hamil baik secara
kualitas dan kuantitas, menghindari rokok dan alkohol
 Pencegahan sekunder
Pencegahan ini lebih ditujukam pada kegiatan skrining kesehatan dan deteksi untuk
menemukan penyakit atau gangguan kesehatan setiap individu dalam populasi. Setiap ibu hamil
disarankan agar melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak 4 kali yaitu satu kali pada
trimester I satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.
 Pencegahan tertier
Mencegah cacat kematian serta usaha rehabilitasi.

Penatalaksanaan BBLR:

1 Bayi Prematur

 Pengaturan suhu lingkungan, bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur. Bayi
berat badan di bawah 2 kg 350C, Bayi berat badan 2kg sam 2,5 kg 340C.
 Makanan diberikan dengan pipet sedikit-sedikit namun lebih sering.

2. Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)

Pada umumnya sama seperti perawatan neonatus umumnya tetapi perlu diperhatikan hal-hal berikut:

 Pemeriksaan dan pertumbuhan perkembangan janin serta menemukan gangguan pertumbuhan


misalnya dengan pemeriksaan usg
 Memeriksa kadar gula darah
 Bayi KMK membutuhkan lebih banyak kalori dari bayi premature

11. Perspektif islam sesuai skenario

Anda mungkin juga menyukai