Paling baik dilakukan pada inkotinensia dorongan, tetapi juga dapat
dilakukan pada inkontinensia tekanan. 2) Pelatihan kebiasaan Dorong pasien untuk berkemih disaat yang normal seperti dipagi hari, sebelum tidur, setelah makan, dll. 3) Berkemih atas desakan / dorongan Terutama baik bagi orang dengan gangguan kognitif. Menurunkan episode inkontinensia sebesar 50 %. 4) Latihan dasar panggul () 5) Terutama berguna pada inkontinensia tekanan. Angka kesembuhan 16% dan 54% membaik. 6) Kateterisasi intermitten juga dapat digunakan. 7) Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penggunaan obat – obatan. 8) Penkes mengenai bagaimana cara baik mencegah inkontinensia urine: Berhenti merokok, berolahraga secara rutin, jauhkan diri dari alcohol, menjaga berat badan yang sehat dan menjaga diet tinggi serat.
b. Management Keperawatan Koperatif
1) Uji Diagnostik Diagnosis inkontinensia urine dapat ditentukan berbagai pemeriksaan urodinamik. Sistometrogram dan elektromiogram dilakukan dengan mengevaluasi otot detrusor, sfingter, dan kegiatan otot perineum. Ultrasonografi kandung kemih, sistoskopi, dan IVP juga dapat dilakukan untuk mengkaji struktur dan fungsi saluran kemih. 2) Medikasi Obat yang diberikan sesuai dengan etiologi inkontinensia urine. Beberapa obat yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Obat Kerja Intervensi keperawatan
Estrogen Mengurang atropik vaginitis - Jelaskan resiko pembekuan darah Primarin uretra dan memulihkan - Pantau tanda trombofiebitis Quinestradiol uretra yang supel - Anjurkan untuk tidak Estriol