Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya yang produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 36
Tahun 2009). Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan, Indonesia
sebagai salah satu negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
turut serta berkomitmen dalam menyukseskan Sustainable Development Goals
(SDGs) yang ditargetkan hingga tahun 2030, dengan agenda pembangunan baru yaitu
Transforming our world: the 2030 agenda for sustainable development.1
Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 17 tujuan, diantaranya
adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua
orang di segala umur, dimana salah satu targetnya adalah mengakhiri kematian bayi
dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka
Kematian Neonatal setidaknya hingga 12/ 1000 KH dan Angka Kematian Balita 25/
1000 KH.1
Menurut WHO  13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian
besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah
satu penyebab utama kematian dengan membunuh  4 juta anak balita setiap tahun.2
Pneumonia yang merupakan infeksi saluran pernapasan bawah akut umumnya
menyebabkan hampir semua kematian ISPA pada balita. Data terbaru dari UNICEF
(2016) menyatakan bahwa telah terjadi penurunan angka kematian balita akibat
pneumonia sebesar 51% selama tahun 2000 hingga 2015, namun penurunan ini adalah
yang terendah dibandingkan penyakit lainnya. Tidak hanya itu, data dari UNICEF World
Pneumonia Day Infographic 2015 menyebutkan bahwa pneumonia diperkirakan dapat
membunuh 1 anak setiap 35 detik, 100 anak setiap 1 jam, 2500 anak setiap hari dan
922.000 dalam satu tahun. Jika dipresentasekan, pada tahun 2015 pneumonia menjadi

1
penyebab kematian terbesar dibandingkan seluruh penyebab kematian lainnya pada balita,
yaitu sebesar 16%.2
Menurut hasil Riskesdas 2013, period prevalence pneumonia berdasarkan
diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar 0,2%. Sedangkan berdasarkan
diagnosis/gejala sebesar 1,8%. Dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007 yang
sebesar 2,13%, period prevalence pneumonia pada tahun 2013 mengalami penurunan
menjadi 1,8%. Pada balita, period prevalence berdasarkan diagnosis sebesar 2,4 per
3
1.000 balita dan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 18,5 per 1.000 balita. Angka
kematian balita disebabkan pneumonia di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,3%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, Case Fatality Rate (CFR) akibat
pneumonia pada kelompok umur 1-4 tahun sebesar 0,32% dan CFR pada kelompok umur
<1 tahun sebesar 0,27%.4
Penemuan dan penanganan penderita pneumonia pada balita di Jawa Tengah
tahun 2017 sebesar 50,5%, menurun dibandingkan capaian tahun 2016 yaitu 54,3%.5
Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian
balita di Indonesia.
Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia
diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia balita sedini mungkin di pelayanan
kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Kinerja Puskesmas dinilai
dengan membandingkan cakupan kegiatan yang ada di Puskesmas dengan target yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Diantaranya adalah cakupan
Balita dengan pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai standar dengan target
yang harus tercapai sebesar 70%. Adapun sasaran balita dengan pneumonia yang harus
ditemukan atau ditangani sesuai standar menurut SPM adalah 5,12% x 10% x jumlah
penduduk.
Di Puskesmas Muntilan I Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang,
berdasarkan perhitungan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bulan Januari-Juli 2017
didapatkan cakupan Balita dengan pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai
standar masih jauh dibawah target yaitu 23,08% dari target Dinkes Kabupaten

2
Magelang yaitu 60% sehingga pencapaiannya sebesar 38,46% (<100%). Oleh karena
itu penulis membuat rencana peningkatan cakupan program tersebut. Berdasarkan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) didapatkan data balita yang
terkena pneumonia sebanyak 17 balita pada bulan Januari – Juli 2018.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai


berikut: Apakah yang menyebabkan program P2ISPA cakupan balita dengan
pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai standar di Puskesmas Muntilan 1
selama periode Januari - Juli 2018 belum mencapai target?

I.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui, mengidentifikasi, dan melakukan analisis penyebab serta menyusun
rencana lanjut untuk pemecahan masalah belum tercapainya target program P2 ISPA
cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai standar di
Puskesmas Muntilan 1 selama periode Januari – Juli 2018.

1.3.2. Tujuan Khusus


a) Mengidentifikasi faktor – faktor penyebab belum tercapainya target P2 ISPA
cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai
standar di Puskesmas Muntilan 1 selama periode Januari – Juli 2018.
b) Menganalisis penyebab masalah yang telah diidentifikasi berdasarkan metode
pendekatan sistem (input, proses, output, dan lingkungan).
c) Memberikan alternatif pemecahan dari masalah yang ditemukan.
d) Menyusun rencana tindak lanjut atau Plan Of Action dari alternatif
pemecahan masalah yang ditemukan.

3
1.4. Manfaat
a) Bagi Mahasiswa :
1. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
2. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ada.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit pneumonia pada balita.
b) Bagi Puskesmas :
1. Memberikan informasi mengenai kemungkinan penyebab rendahnya cakupan
Balita dengan pneumonia yang ditemukan atau ditangani sesuai standar
khususnya di Puskesmas Muntilan 1.
2. Sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan kegiatan Puskesmas khususnya
program P2 ISPA.
c) Bagi Masyarakat :
Masyarakat khususnya yang mempunyai Balita diharapkan dapat lebih mengetahui
tentang penyakit pneumonia dan bahayanya jika terkena pada Balita.
d) Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi,
serta referensi jika akan dilakukan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai