Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ-organ yang berkaitan. Saluran
pencernaan adalah sebuah tabung berlekuk melintang sepanjang sekitar 7 m, tempat lewat
makanan saat makanan terurai. Jalur pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan (pharynx),
oesophagus, lambung, usus-halus dan usus-besar, rektum, serta anus. Organ pencernaan yang
terkait, mencakup tiga pasang kelenjar ludah, hati, pankreas, serta empedu. Sistem pencernaan
mengurai makanan menjadi komponen-komponen lebih sederhana yang bisa digunakan oleh
sel-sel tubuh dan membuang bahan-sisa sebagai zat buangan.
Diagram sistem
pencernaan
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Tekak / Faring
7. Lidah
8. Kerongkongan /
Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. Usus dua belas jari
(duodenum)
15. Saluran empedu
16. Usus tebal / Kolon
17. Kolon datar
(tranverse)
18. Kolon naik
(ascending)
19. Kolon turun
(descending)
20. Usus penyerapan
(ileum)
21. Sekum
22. Umbai cacing
23. Poros usus / Rektum
24. Anus
Jenis-jenis kolostomi
Kolostomi dibuat berdasarkan berbagai indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya
ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen maupun sementara.
1. Kolostomi permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum sehingga tidak
memungkinkan feces melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang)
2. Kolostomi temporer/sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feces sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti
semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua
ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double
barrel.
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya
masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.
Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan
laparatomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparatomi sangat beresiko
mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang
kemungkinan banyak mengeluarkan feces yang dapat mengkontaminasi lika
laparatomi, Perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan
mangganti balutan luka jika balutan terkontaminasi feces.
Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah
berisi feces atau jika kantong kolostomi bocor dan feces cair mengotori abdomen.
Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini
penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep/zink oil
atau segera konsultasikan pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong
kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk
memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.
Komplikasi kolostomi
1. Obstruksi/penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feces yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan
kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat
melakukannya secara mandiri di kamar mandi.
2. Infeksi
Kontaminasi feces merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan
mengganti kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
3. Retraksi stoma/mengkerut
Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan
juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk di sekitar stoma yang mengalami
pengerutan.
4. Prolaps pada stoma
Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong
stoma yang kurang adequat pada saat pembedahan.
5. Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma yang terjadi karena adanya jaringan scar pada
pertemuan mukosa stoma dan kulit.
6. Perdarahan stoma
KETERANGAN :
1. = Tidak dilakukan sama sekali
2. = Dilakukan sebagian kecil
3. = Dilakukan sebagian besar/ tidak sempurna
4. = Dilakukan dengan sempurna
Yogyakarta,........................20
Evaluator
.............................................
2. Pemasangan NGT (Nasogastric Tube)
Pengertian
Nasogastric Tube (NGT) adalah selang yang dimasukkan melalui nasopharynx
menuju lambung.
Perhatian!!!
1. Sebelum difiksasi, NGT jangan sampai dilepas selama pemasangan
2. Fiksasi dimulai dan diakhiri di batang hidung
3. Evaluasi dilakukan selama dan sesudah tindakan
4. Tindakan yang dilakukan tidak harus berurutan sesuai petunjuk dengan catatan
yang tidak prinsip
5. NGT tidak perlu difiksasi/diklem ketika diinsersikan
6. Untuk bayi baru lahir dan prematur pemasangan NGT dengan prinsip steril.
CHECKLIST MEMASANG NGT
KETERANGAN :
1. = Tidak dilakukan sama sekali
2. = Dilakukan sebagian kecil
3. = Dilakukan sebagian besar/ tidak sempurna
4. = Dilakukan dengan sempurna
Yogyakarta,........................20
Evaluator
.............................................
3. Melakukan Huknah (Lavement)
Pengertian
Huknah adalah memasukkan cairan hangat ke dalam colon melalui anus.
Istilah lain huknah adalah Lavement, Enema dan Klisma.
Macam-macam huknah
Huknah rendah
Huknah tinggi
Huknah rendah
Huknah rendah adalah memasukkan cairan hangat ke dalam colon desendens dengan
mempergunakan kanula recti melalui anus
Huknah rendah untuk dewasa dengan ketinggian 30cm dari bokong (7,5cm untuk
anak).
Tujuan huknah rendah:
1. Merangsang peristaltik usus, sehingga pasien dapat buang air besar
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan bagi tindakan operasi.
Dilakukan pada pasien:
1. Akan dilakukan operasi
2. Persiapan tindakan diagnostic misalnya (pemeriksaan radiologi)
3. Dengan malena
4. Obstipasi.
Huknah tinggi
Huknah tinggi adalah memasukkan cairan hangat melalui anus (rectum) sampai ke
dalam colon ascendens dengan mempergunakan kanula usus.
Huknah tinggi untuk dewasa dengan ketinggian 30-45cm di atas bokong.
Tujuan huknah tinggi:
Mengosongkan usus untuk suatu tindakan operasi atau diagnostik
Dilakukan pada pasien:
Akan dilakukan tindakan operasi atau diagnostik.
Perhatian!!!
1. Hindari tindakan yang menyebabkan pasien malu dan sakit, tetap menjaga
kesopanan
2. Prosedur ini dilakukan ditempat tidur pasien atau di kamar mandi
3. Pada waktu memasukkan kanula, bila ada hambatan jangan dipaksakan, hal ini
dimungkinkan ada hemmoroid, carcinoma recti atau lainnya
4. Pada pasien usila gunakan “nelaton canulle” dan masukkan lebih dalam
5. Perhatikan dan catat reaksi yang timbul pada saat setelah pemberian huknah.
CHECKLIST PEMBERIAN HUKNAH
KETERANGAN :
1. = Tidak dilakukan sama sekali
2. = Dilakukan sebagian kecil
3. = Dilakukan sebagian besar/ tidak sempurna
4. = Dilakukan dengan sempurna
Yogyakarta,........................20
Evaluator
............................................