Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHLUAN

PENCERNAAN MAKANAN

OLEH :

NOVARINI DANIEL

1703028

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

Bekerjasama dengan :

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

T.A. 2017/2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara
mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan
menjadi sumber energi, sebagai komponen penyusun sel dan jaringan nutrisi yang
membantu fungsi fisiologis tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan
alat – alat pencernaan makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat
dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjer pencernaan. Saluran pencernaan manusia
memanjang dari mulut sampai anus.
Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran ) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut
( oris ) sampai anus. Dalam proses pencernaan makanan banyak organ yang terlibat, seperti
mulut (yang didalamnya terdapat gigi, saliva, lidah), faring, esophagus, gaster, usus halus,
usus besar dan rectum. Dalam proses pencernaan tersebut tidak terlepas dari kerja-kerja
enzim yang membantu makanan dapat dicerna oleh tubuh.
Dalam mulut, makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan
dikunyah.Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang lebih
kecil.Selama penghancuran secara mekanis berlangsung, kelenjar yang ada disekitar mulut
mengeluarkan cairan yang disebut saliva atau ludah.Ada tiga kelenjar yang mengeluaran
saliva yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Kelenjar
sublingualis adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak dibawah lidah bagian depan.
Kelenjar mandibularis atau biasa disebu kelenjar maxilaristerletak di belakang kelenjar
sublingualis dan lebih dalam.Kelenjar parotis adalah kelenjar yang paling besar dan terletak
dibagian atas mulut didepan telinga.
Selama dalam pancreas , pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat – zat yang
sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sell jaringan tubuh. Berbagai perubahan
sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan
pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan memahami proses pencernaan karbohidrat dalam mulut dan pencernaan
oleh pancreas
2. Mengetahui dan memahami proses pencernaan protein dalam lambung dan pencernaan
oleh pancreas
3. Mengetahui dan memahami pencernaan lemak oleh pancreas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENCERNAAN KARBOHIDRAT

Digesti (pencernaan) merupakan serangkaian proses penghancuran makanan secara


mekanis maupun biokimia dimana molekul besar diubah menjadi molekul kecil sehingga
dapat diserap oleh mukosa usus.
Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat
menjadi ikatan – ikatan lebih sederhana, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga
dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidtrat
kompleks ( polisakarida dan disakarida) dimulai dimulut dan berakhir di usus halus.
Dalam saluran cerna, polisakrida dan disakarida dalam makanan diubah menjadi
monosakarida oleh enzim glikosidase yang hidrolisis ikatan glikosida antara
monosakarida (gula). Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk
sebagian besar dikeluarkan dari tubuh.

Mulut
Pencernaan karbohidrat dimulai dari mulut . perubahan kanji (amilopektin dan
amilosa) menjadi glukosa berawal di dalam mulut. Kelenjer air liur mensekresikan sekitar
1 liter cairan per hari yang mengandung musin liur dan a- amylase ( sebelunya dikenal
sebagai ptialin ) liur.
Musin liur adalah salah satu glikoprotein licin yang penting untuk melumas
(lubrikasi ) dan menyebarkan (dispersi) polisakarida. Amilase – a secara acak
menghidrolisis ikatan a – 1,4 internal atau residu glukosil dalam amilokpektin, amilosa
dan glikogen , mengubah polisakarida yang berukuran besar menjadi polisakarida yang
berukuran besar menjadi polisakarida yang lebih kecil yang disebut dekstrin.
Bila berada dimulut cukup lama, sebagian polisakarida diubah menjadi
disakarida maltose. Karena makanan yang ada di mulut hanya sebentar pencernaan di
dalam mulut tidak berarti. Enzim a – amylase liur bekerja paling baik pada PH air liur
yang bersifat netral (Ph = 6,8 – 7 ). Bolus makanan yang ditelan bergerak dari mulut
melalui esophagus masuk ke dalam lambung. Kerja amilase liur yang ikut masuk ke
dalam lambung di hentkan oleh Ph yang asam karena adanya asam klorida dan enzim
pencernaan protein yang terdapat di lambung, yang akan menyebabkan denaturasi
enzim.

Usus Halus
Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di usus halus. Enzim amilase yang
dikeluarkan oleh pancreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan maltose. Penyelesaian
pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim – enzim disakaridase yang dikeluarkan
oleh sel – sel mukosa usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis
disakarida oleh enzim – enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang di
hasilkan adalah sebagai berikut.

Maltase
Maltose 2 mol glukosa
Sukrase
Sukrosa 1 mol glukosa + 1 mol fruktosa
laktase
Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa

Monosakarida glukosa, fruktosa dan galaktosa kemudian di absorpsi melalui sel


epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila
konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi, absorpsi
dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi bila konsentrasi turun, absorbs dilakukan
secara aktif melalui gradient konsentrasi dengan menggunkan energy ari ATP dan ion
natrium. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi daripada fruktosa. Monosakarida
melalui vena porta dibawah ke hati dimana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi
glukosa . jadi, semua disakarida pada akhirnya diubah menjadi glukosa.
Usus Besar

Dalam waktu 1 – 4 jam setelah selesai makan, pati non karbohidrat atau serat
makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus besar. Sisa
– sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi oleh
mikroorganisme di dalam usus besar.
Pati dan polisakarida laian sebagai terhidrolisis oleh amylase ludah di dalam
mulut. Pencernaan polisakarida dan disakarida disempurnakan di dalam usus halus oleh
amilase pancreas dan lactase, sukrase dan maltase di dalam sel – sel epitel usus.

B. PENCERNAAN LEMAK

Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan manusia karena merupakan


lemak simpanan utama dalam tumbuhan dan hewan yang menjadi makanan kita
Rute utama pencernaan triasilgliserol adlah hidrolisis menjadi asam lemak dan 2
– monoasil – gliserol didalam lumen usus dikatalisa oleh enzim lipase yang di hasilkan
oleh sel – sel yang terletak dibagian belakang lidah dan lambung. Lipase – lipase ini
terutama menghidrolisis asam lemak rantai pendek dan sedang ( mengandung 12 atom
karbon atau kurang ) dari triasilgliserol makanan.
Lemak makanan meninggalkan lambung dan masuk ke dalam usus halus untuk
menjalani emulsifikasi ( tersuspensi dalam partikel – partikel halus dan lingkungan air )
oleh garam – garam empedu. Garam empedu adalah senyawa amifatik (mengandung
komponen hidrofobik dan hidrofilik ) yang disintesis di hati dan disekresikan melalui
kandung empedu ke dalam lumen usus.

Kerja Lipase Pankreas

enzim lipase pancreas adalah merupakan enzim utama yang mencerna lemak
makanan ( triasilgliserol) yang dihasilkan oleh pankreas. Lupase pancreas disekresi
bersama dengan protein lain yaitu kolipase. Peran kolipase adalah mengikat lemak
makanan dan meningkat kerja lipase, sehingga enzim ini menjadi lebih aktif. Pancreas
juga mensekresi bikarbonat, yang menetralkan asam yang masuk ke dalam usus bersama
dengan makanan setelah tercerna dari lambung. Bikarbonat meningkatkan Ph isi lumen
usus menjadi sekitar 6 yang optimal bagi kerja enzim pencernaan dalam usus. Pancreas
juga menghasilkan esterase yang memutus asam lemak dari berbagai senyawa (misalnya
ester kolesterol ) dan fosfolipase yang mencernakan fosfolipid menjadi komponen –
komponennya. Lipase pancreas menghidrolisis asam lemak pada atom C1 dan C 3 dari
gliserol dan triasilgliserol yang menghasilkan dua asam lemak bebas dan
monoasilgliserol
triasilgliserol dicerna oleh lipase pancreas menjadi 2 monoasilgliserol dan asam
lemak bebas, yang teremulsi oleh bantuan garam empedu dan lalu diabsorbsi. Pepsin,
tripsin, kimotripsin, karbosipeptidase dan lipase dikeluarkan ke seluruh gastrointestinal
sebagai zomogen yang tidak aktif.

C. PENCERNAAN PROTEIN

Pencernaan protein berawal dilanbung dan selesa di usus halus. Sebagian besar
protein dicerna menjadi asam amino, selebih menjadi tripeptida dan dipeptida. Enzim
yang mencernakan protein dibentuk sebagai zimogen yang berukuran lebih besar
daripada enzim aktifnya. Zimogen inaktif tersebut disekresikan dari sel pembentuknya
dan masuk ked ala lumen saluran sekresi dari sel pembentuknya dan msuk kedalam
saluran cerna. Didalam lumen tersebut, zimogen mengalami pemutusan untuk
menghasilkan bentuk yang lebih kecil dan memilki aktivitas proteolitik.
H+
Proenzim (zimogen) enzim aktif
enteropeptidase
Pepsinogen pepsin

tripsin
Kimotripsinogen tripsin
tripsin
Proelastase elastase
tripsin
Prokarboksipeptidase karbosipeptidase

Enzim aktif ini memiliki aktivitas berbeda – beda; tidak ada satu enzim pun yang
mencernakan protein secara sempurna. Namun, dengan bekerja sama – sama, enzim –
enzim tersebut dapat mencernakan protein makanan menjadi asam amino dan peptide
kecil, yang kemudian mengalami pemutusan oleh peptidase dari sel epitel usus.

Pencernaan Protein di Lambung

Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai di dalam lambung pepsinogen


disekresikan oleh chief cell lambung. Sel parietal mensekresikan HCL. Asam klorida
lambung mengubah konformasi pepsinogen sehingga enzim ini dapat melakukan
pemutusan atas dirinya sendiri dan menghasilkan protease pepsin yang aktif. Dengan
demikian, pengaktifan pepsinogen bersifat autokatalitik

Protein makanan menjadi denaturasi (terbukanya gulungan protein ) oleh asam


lambung, sehingga enzim pencernaan dapat memecahkan ikatan peptida. HCL mengubah
enzim pepsinogen menjadi tidak aktif menjadi aktif pepsin. Namun pada PH rendah ini,
pepsin tidak mengalami dapat denaturasi dan bekerja sebagai endopeptidase yang
memutuskan ikatanpeptida di berbagai titik di dalam rantai protein. Karena makanan
hanya sementara tinggal d dlam lambung, pencernaan protein hnya terjadi sehingga
dibentuknya campuran polipeptida, protease,dan pepton.

Pencernaan protein di lanjutkan di dalam usus halus oleh enzim protease.


Pancreas mengeluarkan cairan (sekret) yang besifat sdikit basa dan mengandung
berbagai protease dalam bentuk proenzim yang tidak aktif (zimogen) seperti tripzinogen,
kimotripzinogen, prokarboksipeptidase dan proelastase.

Proses pencernaan dalam lambung dan usus halus melibatkan banyak peptidase dengan
kekhususan yang berbeda.
1. Dalam lambung, pepsin memecah ikatan-ikatan peptide interior yaitu memecah protein
menjadi peptida-peptida
2. Dalam usus halus, enzim-enzim yang disekresikan oleh pancreas bereaksi pada ikatan
peptida yang spesifik, memecah peptide menjadi asam amino-asam amino atau peptida-
peptida yang sangat kecil
3. Asam amino-asam amino bebas dan peptide kecil (2-6 asam amino) dibawa masuk ke
dalam sel-sel epitel usus.
BAB III
METODA PRAKTIKUM

1. Dalam praktikum ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut :


a. Larutan NaCl 0,2 %
b. Larutan Amilum 0,1%
c. Larutan HCl
d. Ekstrak pancreas netral
e. Larutan Na2CO3 2%
f. Larutan empedu
g. Kongo-red-fibrin
h. Larutan susu
i. Larutan Yodium
j. Tabung reaksi
k. Pipet ukur
l. Kertas saring
m. Pipet tetes
n. Mikro pipet
o. Corong
p. Penjepit tabung reaksi
q. Pembakar spiritus

2. Fungsi saliva dan mulut


a. Daya amoliik saliva
1) Menggunakan alfa amylase
2) Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing tabung 3 ml saliva encer.
3) Tabung pertama dididihkan lalu didinginkan segera.
4) Tambahkan 3 ml amilum 0,1%
5) Tabung ke dua ditambah 3 ml HCL encer, tambahkan 3 ml amilum 0,1 %
6) Tabung ketiga ditambahkan 3 ml amilum 0,1 %
7) Ketiga tabung diatas ditempatkan pada penangas air bersama-sama dengan suhu 37 0
C
8) Amati perubahan yang terjadi saat ditetesi reagen warna

3. Pencernaan oleh pancreas


a. Hidrolisis Protein
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung no. 1: 1 ml ekstrak pancreas netral, 2 tetes Na2CO3 2% dan 3 tetes kongo-
red-fibrin
3) Tabung no. 2: 1 ml ekstrak pncreas netral, 2 tetes larutan empedu
4) Tabung no. 3: 1 ml air, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo-red-fibrin
5) Ketiga tabung ditempatkan dia tas penangas air pada suhu 37 0 C .Warna merah
berarti terjadi pencernaan

b. Hidrolisis amilum
1) Campurkan 3 ml larutan amilum 0,1% dengan 1 ml ekstrak pancreas netral
2) Inkubasi pada suhu 37 0 C
3) Ujilah perubahannya dengan yod

c. Hidrolisis lemak
1) Siapkan 3 tabung reaksi
2) Tabung no. 1: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas
3) Tabung no. 2: 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes empedu
4) Tabung no. 3: 2 ml susu + 1 ml air
5) Masing-masing tabung tambahkan 4 tetes fenol merah, tambahkan Na2CO3 2%
sampai warna merah muda
6) Inkubasikan ketiga tabung dalam penangas air pada suhu 37 0 C
7) Amati perubahan warna dari merah menjadi kuning.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. DAYA AMOLITIK SALIVA


1. Hasil dan pembahasan :
Tabung 1 3 ml amilase didihkan dinginkan 3 ml amilum 1 %
Tabung 2 3 ml amilase + 3 ml HCL 1% +3 ml amilum 1%
Tabung 3 3 ml amilase +3 ml amilum 1%
a) Ambil 2 – 3 tetes dari masing – masing tabung dan teteskan pada droping plate
b) Tambahkan 1-2 tetes larutan lod
c) Sisa larutan pada tabung reaksi di inkubasi pada 37o C selama 10-20 menit
d) Tetesi larutan lod 1- 2 tetes
e) Amati perubahan yang terjadi
Tabung 1 diberi 3 ml amilase + dididihkan + 3 ml amilum 0,1% = Hasil yang
diperoleh adalah tabung pertama setelah saliva encer dididihkan dan
didinginkan lalu ditambah larutan amilum selanjutnya dimasukkan pada
penangas air dan ditetesi reagen maka warna larutan berwarna biru tua.
Pembahasan :
Berarti amilum sudah terpecah.Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi hidrolisis
amilum di dalam larutan.Hal ini terjadi karena adanya perlakuan pemanasan dan
pendinginan yang menyebabkan enzim menjadi rusak sehingga tidak dapat
menghidrolisis amilum.
Hasil :
Tabung 2 diberi 3 ml HCL encer + 3 ml amilum 0,1%dan kemudian ditempatkan
pada penangas air bersama dengan suhu 37oC + reagen warna, maka warna yang
dihasilkan menjadi biru tua.
Pembahasan :
Menunjukkan hasil uji negative atau tidak terjadi hidrolisis amilum.Hal inidapat
terjadi akibat penambahan HCl yang menyebabkan enzim menjadi rusak karena
suasananya asam. Menurut Poedjadi (1994), saliva mempunyai pH antara 5,75
sampai 7,05. Enzyme amylase mulai tidak aktif pada pH 4,0, karena setelah
makanan ditelan dan masuk kelambung proses hidrolisis oleh enzyme amylase
tidak berjalan lagi. Enzyme amylase mampu bertahan di dalam lambung
lambung 15-30 menit, karena cairan di dalamlambung bersifat sangat asam
yaitu mempunyai pH antara 1,6 sampai 2,6.pH rendah atau tinggi dapat
menyebabkan terjadinya proses denaturasidan ini akan mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
Hasil :

Tabung ke 3 diberi 3 ml amilum 0,1% dan kemudian ditempatkan pada penangas


air bersama dengan suhu 37oC + reagen warna, maka warna yang muncul yaitu
kuning
Pembahasan :
Maka amilum sudah terpecah.Hidrolisis ini terjadi karena tidak adanya perlakuan
yang menyebabkan enzim menjadi rusak atau terdenaturasi sehingga enzim dapat
bekerja optimal. enzim akan bekerja optimal saat enzim berada dalam keadaan
normal dan terletak pada suhudan pH yang sesuai

B. PENCERNAAN OLEH PANKREAS


1. Hidrolisis protein

Tabung 1 1 ml ekstrak pankreas + 2 tetes Na2CO3 2 % + 1 tetes kongo red fibrin


Tabung 2 1 ml ekstrak pankreas + 4 tetes larutan empedu +2 tetes Na2CO3 2 %
+ 1 tetes kongo red fibrin
Tabung 3 1 ml air +2 tetes Na2CO3 2 % + 1 tetes kongo red fibrin
- Inkubasi 370 C selama 10 -20 menit

a. Hasil :
Tabung 1 : diberi 1ml ekstrak pancreas netral + 2 tetes Na2CO3 2% dan 3 tetes kongo
red fibrin maka menghasilkan warna merah pekat.
Pembahasan :
Ada proses pencernaan pancreas terhadap protein. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim tripsindan khimotripsin pada ekstrak pankreas menghidrolisis protein yaitu
kongo merah fibrin menjadi peptida sederhana.
b. Hasil :
Tabung 2 : diberi 1 ml pancreas netral + 2 tetes larutan empedu maka warna yang
dihasilkan yaitu kuning
Pembahasan :
Tidak terjadi proses pencernaan protein. Karena tidak ada Na2CO3 dan kongo red
fibrin. Larutan empedu hanya berfungsi untuk memperkuat terjadinya proses
hidrolisis.
c. Hasil :
Tabung 3 : 1 ml air + 2 tetes Na2CO3 2 % + 3 tetes kongo red fibrin maka warna
yang dihasilkan merah tetapi kurang pekat lebih mengarah kearah bening.
Pembahasan :
Bahwa ada proses pencernaan terhadap protein tetapi hanya sedikit pada kongo
merah fibrin karena tidak adanya enzim yang dapatmenghidrolisis. Air tidak dapat
menghidrolisis karena tidak memiliki enzim.

2. Hidrolisis amilum

Tabung 3 3 ml amilum 1% + 1 ml ekstrak pancreas


o Inkubasi 37 o C selama 10 – 20 menit
o Tetes larutan lod 1- 2 tetes
o Amati perubahan yang terjadi.
Hasil :
Tabung diberi 3ml amilum + 1 ml ekstrak pancreas netral dan diinkubasi kemudian
ditambah reagen warna maka warna yang dihasilkan yaitu awalnya biru kemudian hilang
sehingga menimbulkan warna kekuingan
Pembahasan :
Hal ini disebabkan karena amilum terhidrolisis karena adanya ekstrak pankreas.Menurut
Poedjiadi (1995), tahapan warna larutan saat hidrolisis amilum adalah amilum ditambah
yod menghasilkan warna biru, amilodextrin ditambah yod berwarna ungu, eritrodextrin
ditambah yod berwarna merah, akrodextrin ditambah yod tidak berwarna, maltose
ditambah yod tidak berwarna, glukosa ditambah yod tidak menghasilkan warna. Larutan
diuji dengan uji Iod, jika positif dilanjutkan uji larutan Benedict. Jika uji Benedict positif
akan terbentuk warna merah bata dan terdapat endapan. Uji Benedict dimaksudkan untuk
mengetahui gugus reduksi, dan hasil ujinya adalah positif dengan terbentuknya endapan
merah bata. Hasil uji menunjukkan bahwa amilum telah terhidrolisis oleh ekstrak
pankreas netral. Menurut Mc Gilvery (1996) amilase yang terdapat di cairan pankreas
sama dengan amilase dalam saliva, yaitu berfungsi sebagai katalis dalam proses
hidrolisis amilum, dekstrin dan glikogen menjadi maltose.

3. Hidrolisis lemak
Tabung 1 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas
Tabung 2 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 4 tetes empedu
Tabung 3 2 ml susu + 1 ml air
a) Masing – masing tabung ditambah :
4 tetes fenol merah
4 tetes Na2CO3 2% (sampai warnah merah muda )
b) Inkubasi 370 C selama 10 – 20 menit
c) Amati perubahan yang terjadi (merah menjadi kuning )
 Tabung 1 : diberi 2 ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 4 tetes fenol merah + Na2CO3
2 % kemudian di inkubasi maka warna yang dihasilkan yang awalnya pink berubah
menjadi kuning orange.
 Tabung 2 : diberi 2ml susu + 1 ml ekstrak pancreas + 2 tetes empedu + 4 tetes
fenol merah + Na2CO3 2 % kemudian di inkubasi maka warna yang dihasilkan
yang awalnya pink berubah menjadi kuning orange.
 Tabung 3 : 2ml susu + 1 ml air 4 tetes fenol merah + Na2CO3 2 % kemudian di
inkubasi maka menunjukan warna yang tetap yaitu pink berry hal tersebut
menunjukan tidak terjadi hidrolisis lemak karena tidakada enzim lipase. Enzim
lipase merupakan enzim yang menghidrolisislemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Sesudah di campur zat Sementara di inkubasi Setelah dari inkubasi

Pembahasan :
Tabung 1 :
Hal itu terjadi karena terjadi hidrolisis lemak oleh enzim lipase pankreas menjadi
asam lemak dan gliserol.
Tabung 2:
Hal itu terjadi karena terjadi hidrolisis lemak oleh enzim lipase pankreas menjadi
asam lemak dan gliserol tetapi lebih sempurnakarena dibantu oleh empedu yang
dapat mengemulsi lemak.Fenol reddalam keadaan basa berwarna merah muda.
Karena adanya asam lemakdan gliserol sehingga mengakibatkan warna indikator
menjadi orange
Tabung 3:
pankreas mensekresikan enzim lipase yang berfungsi sebagai katalis dalam proses
hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol.
Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam empedu yang
terdapat dalam cairan empedu dan berfungsi sebagai emulgator.Emulgator
merupakan bahan aktif yang dapat melapisi permukaan. Dengan adanya garam asam
empedu sebagai emulgator, maka lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi
partikel-partikel kecil sebagai emulsi, sehingga luas permukaan lemak bertamabah
besar. Hal ini menyebabkan proses hidrolisis berjalan lebih cepat.
Fungsi susu di dalam reaksi sebagai substrat, ekstrak pancreas sebagai sumber
enzim, larutan empedu sebagai pengemulsi lemak, fenolred sebagai indikator warna.
Larutan diinkubasi pada suhu 37oC karena untuk menyesuikan suhu pencernaan di
dalam tubuh sehingga enzim dapat bekerja optimum
BAB V

PENUTUP

A. KESEIMPULAN
Adanya perlakuan pemanasan dan pendinginan menyebabkan enzim menjadi rusak
sehingga tidak dapat menghidrolisis amilum dan penambahan HCl yang menyebabkan
enzim menjadi rusak karena suasananya asam. Enzim akan bekerja optimal saat enzim
berada dalam keadaan normal dan terletak pada suhu dan pH yang sesuai.
Pankreas mensekresikan enzim lipase yang berfungsi sebagai katalis dalam proses
hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol, dan diasilgliserol.
Pemecahan lemak dengan cara hidrolisis dibantu oleh garam asam empedu yang terdapat
dalam cairan empedu dan berfungsi sebagai emulgator.Emulgator merupakan bahan aktif
yang dapat melapisi permukaan.Dengan adanya garam asam empedu sebagai emulgator,
maka lemakdalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai
emulsi, sehingga luas permukaan lemak bertambah besar. Hal ini menyebabkan proses
hidrolisis berjalan lebih cepat.
Fungsi susu di dalam reaksi sebagai substrat, ekstrak pancreas sebagai sumber enzim,
larutan empedu sebagai pengemulsi lemak, fenolred sebagai indikator warna. Larutan
diinkubasi pada suhu 37oC karena untuk menyesuikan suhu pencernaan di dalam tubuh
sehingga enzim dapat bekerja optimum.
DAFTAR PUSTAKA

Poedjiadi,Anna.(1995). Dasar-DasarBiokimia.Jakarta :UniversitasIndonesiaPress.


Campbell,NeilA.,JaneB.Reece.,danLawrenceG.Mitchell.(2004) .Biologi/ Edisi Kelima / Jilid
3.Jakarta: Erlangga.
Martoharsono, S.(2006).Biokimia Jilid 1. Yogjakarta : Gajah Mada University Press.
Ganong, W. F. (2003). Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai