Anda di halaman 1dari 8

TUGAS E-LEARNING

Nama : -Niendhita Dwi Nurmalasari (1607657)


-Wira Rahmawati (1603802)
Satuan Belajar : SMA
Mata Pelajaran: Fisika
Kelas :X
Program : IPA
Semester : II
Materi Pokok : Fluida statik
Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah


lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindaksecara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

Kompetensi Dasar (KD)

3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.

4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk
mempermudah suatu pekerjaan.
Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Siswa kelas X SMA/MA dapat mendeskripsikan konsep fluida statis setelah


memberikan fakta dari berbagai fenomena alam tentang fluida statis.
2. Siswa kelas X SMA/MA dapat menghitung tekanan hidrostatik setelah
mendeskripsikan konsep tekanan hidrostatik.
3. Siswa kelas X SMA/MA dapat menghitung massa jenis zat dari suatu fluida setelah
mempelajari besaran-besaran yang berhubungan dengan massa jenis zat.
4. Siswa kelas X SMA/MA dapat membedakan peristiwa melayang, mengapung, dan
tenggelam pada Hukum Archimedes setelah mengamati demonstrasi peristiwa
melayang, mengapung, dan tenggelam.
5. Siswa kelas X SMA/MA dapat membedakan hukum-hukum fluida statik setelah
mengidentifikasi Hukum Pascal dan Hukum Archimedes
6. Siswa kelas X SMA/MA dapat memberikan contoh penerapan Hukum Pascal dan
Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari setelah membedakan hukum-hukum
fluida statik.
7. Siswa kelas X SMA/MA dapat mendeskripsikan konsep Kapilaritas setalah mengkaji
berbagai sumber tentang pipa kapiler.
8. Siswa kelas X SMA/MA dapat menentukan tegangan permukaan zat cair setelah
mengamati simulasi jenis-jenis tegangan permukaan zat cair.
9. Siswa kelas X SMA/MA dapat mengimplementasikan Hukum Stokes dalam
percobaan setelah mengidentifikasi gaya hambat zat cair.
10. Siswa kelas X SMA/MA dapat merancang percobaan viskositas yang memanfaatkan
konsep fluida statis setelah menyelesaikan konsep fluida statis.
11. Siswa kelas X SMA/MA dapat menyajikan laporan hasil percobaan viskositas setelah
melakukan percobaan viskositas.

Materi Ajar

1. Definisi fluida statik (w)


a. Fluida
b. Fluida statik
2. Tekanan hidrostatik
a. Massa jenis (n)
b. Tekanan (n)
c. Tekanan gauge (n)
d. Tekanan mutlak (w)
e. Aplikasi tekanan hidrostatik (w)
i. Barometer raksa
ii. Manometer terbuka
3. Hukum-hukum pada fluida static
a. Hukum Archimedes (n)
i. Keadaan benda dalam fluida
1. Mengapung
2. Tenggelam
3. Melayang
ii. Aplikasi hukum Archimedes
1. Hidrometer
2. Kapal laut
3. Kapal selam
4. Balon udara
b. Hukum Pascal (w)
i. Aplikasi hukum Pascal
1. Dongkrak Hidrolik
2. Rem Hidrolik
4. Kapilaritas (n)
5. Tegangan permukaan (w)
6. Viskositas (n)
a. Hukum Stokes
7. Merancang percobaan viskositas (w)
8. Menyajikan laporan hasil percobaan viskositas (n)

Uraian Materi
5 Fakta unik FLUIDA STATIS
air, bendungan, bentuk air hujan, bentuk tetes air hujan, berbentuk, berdiri, bulat, cara, cara kerja
bendungan, cara kerja kapal selam, cara kerja pompa hidrolik, dapat, di atas, fisika, fluida, fluida
statis, hidrolik, hujan, kapal, kapal selam, kerja, mengapa, mengapa air hujan berbentuk bulat, mengapa nyamuk
bisa berdiri di atas air, mengapa nyamuk dapat berdiri di atas air, mengapa tetes air hujan berbentuk
bulat, nyamuk, nyamuk di atas air, pompa, selam, sma, statis, tetes

1. Mengapa nyamuk dapat berdiri di atas permukaan air?

Bagi seekor nyamuk, berdiri di atas permukaan air merupakan hal yang biasa, Hal ini berkaitan erat
dengan tegangan permukaan air. Tegangan permukaan terjadi karena interaksi molekul-molekul zat
cair di permukaan zat cair tersebut.
Setiap benda terdiri dari molekul-molekul kecil yang saling berinteraksi, termasuk air. Setiap benda
memiliki jenis molekul yang berbeda. Interaksi antar molekul dalam suatu zat disebut kohesi,
sedangkan interaksi antar molekul pada zat yang berbeda disebut adhesi.
Karena setiap molekul air berinteraksi, setiap molekul di dalam air mengalami gaya tarik dari segala
arah sehingga menghasilkan gaya total sebesar nol. Pada permukaan air, hanya terdapat molekul air
di samping kanan, kiri, dan bagian bawahnya yang menariknya, sedangkan di bagian atasnya tidak
ada molekul air yang memberi gaya tarik. Inilah yang menyebabkan permukaan air tampak memiliki
lapisan tipis elastis.
Jika di atas permukaan air diletakkan benda lain, maka benda ini akan memberi tekanan tertentu
pada permukaan air. Molekul-molekul air di bawah permukaan akan memberikan gaya ke atas untuk
menopang benda tersebut.
Besarnya gaya ke atas ini merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan zat cair dengan luas
permukaan benda di atasnya. Gaya ke atas dari molekul-molekul air ini menyebabkan nyamuk tidak
tenggelam dan mampu berdiri di atas permukaan air. Nyamuk yang sangat ringan tidak mampu
memecah tegangan permukaan air.
2. Mengapa tetes air hujan berbentuk bulat?

A) Tetes hujan yang berukuran (diameter) sekitar 1 mm akan berbentuk bola, Tetes air berbentuk
bola karena molekul air cenderung tarik-menarik dan membentuk tegangan permukaan air (pada
permukaan tetes air). Jadi, jika tidak dibatasi oleh wadah dan tidak ada gaya lain yang
mempengaruhi, maka tetes air yang sangat kecil adalah sempurna bulat seperti bola. Bola adalah
bentuk geometris yangmemiliki luas permukaan terkecil pada suatu volume. Tetes hujan yang jatuh
dari awan dengan diameter sekitar 1mm mampu mempertahankan bentuk bulat karena gaya gesekan
di udara kecil.
B) Tetes hujan yang berukuran sekitar 2 mm, penurunan hujan masih dipengaruhi
oleh tegangan air tetapi mulai terpengaruh oleh hambatan angin. Akibatnya, bagian
bawah menjadi sedikit merata.
C) Tetes hujan dengan diameter 3 mm akan berbentuk roti hamburger
(bagian bawah rata dan bagian atas pipih), hal ini di akibatkan karena
adanya interaksi antara tegangan permukaan air bagian bawah dengan
gaya gesekan di udara.
D) Tetes hujan dengan diameter 4mm, penurunan tetes hujan mulai terlihat
seperti akan terbelah dua.
E) Pada diameter sekitar 4.5mm, ketegangan air di atas telah terpengaruh
oleh hambatan angin. Tetes hujan membentuk kanopi besar (hampir seperti
parasut) dan terbagi menjadi dua atau lebih tetes hujan kecil.
3. Cara kerja bendungan

Dinding bendungan pada bagian bawah dibuat lebih tebal, hal tersebut karena bagian bawah
menerima tekanan lebih besar dari bagian atas, baik tekanan hidrostatis air maupun tekanan dari
bagian atas bendungan itu sendiri. Dibuat sedemikian rupa agar lebih kokoh dan tidak mudah jebol
akibat erosi yang ditimbulkan oleh air.
Air yang telah melebihi batas juga akan diteruskan oleh saluran air yang telah dibuat agar tidak
meluap jika bendungan sudah penuh dan juga mengurangi bagian atas bendungan yang lebih tipis
agar tidak terkena erosi air.
4. Cara kerja pompa hidrolik
Pompa hidrolik bekerja menggunakan prinsip hukum pascal. Lebih jelasnya perhatikan ilustrasi
percobaan berikut ini.

Pada gambar terlihat rancangan alat sederhana berupa siring (alat suntik) dengan diameter berbeda
yang dihubungkan dengan selang plastik yang didalamnya telah diisi dengan air berwarna. Jika
penghisap kecil kita tekan, maka air akan mendorong penghisap siring besar naik ke atas.
Bagaimana jika pada bagian atas penghisap siring besar kita letakkan sebuah beban yang cukup
berat dan kita lakukan hal yang sama yaitu menekan penghisap kecil ke bawah? Ternyata hasilnya
pun sama, yaitu air mendorong penghisap siring besar ke atas sehingga beban yang diletakkan di
atasnya terangkat ke atas. Kenapa demikian?
Hukum Pascal menyatakan “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar(sama rata)”.
5. Cara kerja kapal selam
Kita perlu mengingat apa yang dikatakan Archimedes bahwa sebuah benda akan mengapung jika
berat benda tersebut kurang dari berat air yang dipindahkan. Dasar inilah yang memungkinkan kapal
selam untuk dapat berada di dalam air dan dapat keluar dari dalam air. Bagaimana cara kerjanya?
Kapal selam dapat menyelam secara dinamis dan statis. Pada saat menyelam secara dinamis, kapal
selam menggunakan kecepatan dan kekuatan untuk menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam
air. Kapal selam menggunakan sirip atau hydroplanes untuk membantu tubuhnya tenggelam seiring
dengan kecepatan yang meningkat. Hal yang sama dilakukan saat kapal selam secara dinamis
berusaha keluar menuju permukaan air.
Untuk menyelam statis, kapal selam memiliki tangki pemberat yang dapat diisi dengan udara maupun
air. Jadi pada saat tenggelam, kapal selam mengisi tangki pemberatnya dengan air. Hal ini dilakukan
agar berat kapal selam melebihi berat air yang dipindahkan, sesuai dengan teori Archimedes tadi.
Tangki pemberat akan terus diisi dengan air hingga kedalaman yang diinginkan. Hal sebaliknya
dilakukan saat kapal selam berusaha kembali mengapung di permukaan air. Kapal selam mengisi
tangki pemberatnya dengan udara lalu mengeluarkan air yang ada di dalamnya sehingga berat dari
kapal selam perlahan berkurang. Dengan berat yang berkurang kapal selam akan kembali ke
permukaan air.

SEKIAN! Semoga bermanfaat

FAKTA I
perbandingan air, minyak, susu (ambil foto air)

Cari fakta masing-masing

Anda mungkin juga menyukai