Anda di halaman 1dari 73

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN

PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
MATERI :
2

 KDPPLKS
 PSAK 101 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
 PSAK 102 : MURABAHAH
 PSAK 103 : SALAM
 PSAK 104 : ISTISHNA
 PSAK 105 : MUDHARABAH
 PSAK 106 : MUSYARAKAH
 PSAK 107 : IJARAH
 PSAK 108 : TAKAFUL
 PSAK 109 : ZAKAT
 PSAK 110 : SUKUK
Tujuan Kerangka Dasar
3

Untuk Penyusun • Membantu penyusunan standar


Standar AK.Syar

• Pedoman menyusun LK Syariah


Akuntan Syariah • Problem solving masalah ak.syar yang belum
ada standarnya

• Memberikan pendapat apakah LK sudah


Auditor sesuai dengan PASBU

Pemakai LK • Menafsirkan informasi dalam LK Syariah


Investor
Masyarakat Pemilik
4 dana qardh

Pemilik dana
Dunia
investasi
akademik
mudharabah

Pemerintah
Stakeholders Pemilik
LK Syariah dana titipan

Pembayar
dan
Pelanggan
penerima
ZISWAF
Pemasok
dan mitra Pengawas
usaha Karyawan syariah
lainnya
Asas Transaksi Syariah
5

Asas Transaksi
Syariah

Persaudaraan Kemaslahatan Keseimbangan Universalisme


Keadilan (‘adalah)
(ukhuwah) (maslahah) (tawazun) (syumuliyah)

Ta’aruf, Tafahum, Bebas riba, gharar,


Pemenuhan
Ta’awun, Takaful. maysir, dzalim,
Maqashid al-shariah
Tahaluf haram
Karakteristik Transaksi Syariah
6

Transaksi hanya dilakukan


saling
berdasarkan prinsip
paham dan saling
ridha
Prinsip kebebasan bertransaksi
diakui sepanjangobjeknya
halal dan baik
(thayib)
Karakteristik Transaksi Syariah
7

 Semua aktifitas bisnis terkait dengan


barang dan jasa yang diharamkan Allah
 Riba
 Penipuan
 Perjudian
 Gharar
 Penimbunan Barang/Ihtikar
 Monopoli
 Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)
 Suap (Risywah)
 Penjual Bersyarat (Ta’alluq)
 Pembelian kembali Penjual (Bai’ al inah)
 Mencegat (Talaqqi al-Rukban )
Transaksi dalam Islam
Konsep Akad

Wadiah TABARRU’ TIJARAH Al-Bai’


Perniagaan
Qardh
Wakalah, Kafalah, Kontrak Bagi Hasil
Hiwalah, Rahn Kontrak Pertukaran
Uqud Al-Istiraq

Kontrak Jual Beli Kontrak Jual Beli Kontrak Jual Beli Al-Shirkah Al-Mudharabah
Barang vs Uang Jasa vs Uang Uang vs Uang Kemitraan Umum

Jual Beli Tunai Sharf Shirkah Al-Aqd Shirkah Al-Milk


Jual Beli Tunda
Al-Musawamah Usaha Bersama Kepemilikan Bersama

Ijarah, Ujr Shirkah Al-A’mal


Pilihan
Kemitraan Jasa
Shirkah Al-Wujuh Keharusan
Kemitraan Nama Baik
Pembayaran Tunda
Penyerahan Tunda
Bai’ Muajjal Shirkah Al-Amwal Shirkah Al-Inan
Kemitraan Modal Modal tdk Setara
Al-Musharakah
Al-Murabahah Salam
Shirkah Al-Muwafadhah
Istishna Modal Setara
Bai’ Bitsaman Ajil
Acuan Akuntansi LKS
9

 Peraturan Bank Indonesia


 SAK
 KDPPLKS
 PSAK Syariah
 KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah
tidak )

 Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic


Financial Institutions—AAOIFI
 IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah
 Peraturan perundang-undangan yang relevan
 Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak bertentangan
dengan prinsip syariah
Tujuan Laporan Keuangan
10

 Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan


 Menilai prospek arus kas
 Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
 Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap
prinsip syariah
 Memberikan informasi mengenai zakat
 Memberikan informasi pemenuhan fungsi sosial LKS
Asumsi Dasar Laporan Keuangan Syariah
11

 Dasar Akrual
kecuali untuk perhitungan bagi hasil

 Kelangsungan Usaha
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
12

 Dapat dipahami
 Relevan
 Materialitas,
 Keandalan
 Penyajian jujur
 Substansi mengungguli bentuk
 Netralitas
 Pertimbangan sehat
 Kelengkapan
 Dapat dibandingkan
LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH
Laporan Keuangan LKS
14

• Neraca LKS:
• Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehsnsif Lain Investor
• Laporan Perubahan Ekuitas Manajer Inv.
• Laporan Arus Kas

 Laporan Sumber dan LKS:


Penggunaan Dana ZIS Pengemban
 Laporan Sumber dan Fungsi Sosial
Penggunaan Dana Qardh

Catatan atas Laporan Keuangan


Informasi Komparatif Periode Sebelumnya
Laporan Posisi Keuangan pada Periode Awal Komparatif
Laporan Keuangan LKS
15

Catatan atas Laporan Keuangan


Informasi Komparatif Periode Sebelumnya
Minimum:
- 2 Laporan Keuangan Lengkap dan Cat Keu Terkait
Informasi Tambahan:
hanya mengungkapkan terkait diluar yang minimun,
Terutama karena retrospektif, dan reklasifikasi berdampak
Material  jika tidak praktis dapat diungkapkan
Laporan Posisi Keuangan pada Periode Awal Komparatif
NERACA LKS
per 31 Des 200x
16

ASET KEWAJIBAN

 DANA SYIRKAH
TEMPORER

 EKUITAS
Laporan Laba Rugi
20XB 20XA

PENDAPATAN OPERASI UTAMA


• Pendapatan dari Jual Beli XXX XXX
• Pendapatan dari Sewa XXX XXX
• Pendapatan dari Bagi Hasil XXX XXX
• Pendapatan Operasi Utama Lainnya XXX XXX
TOTAL XXX XXX

HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DST (XXX) (XXX)


PENDAPATAN OPERASI LAINNYA XXX XXX
BEBAN OPERASI LAINNYA (XXX) (XXX)

PENDAPATAN NON OPERASI XXX XXX


BEBAN NON OPERASI (XXX) (XXX)

ZAKAT (XXX) (XXX)


PAJAK (XXX) (XXX)
17
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

18
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
19
20

MURABAHAH
Definisi Murabahah

Menurut PSAK No. 102 par 5.


 Akad jual-beli barang

 Harga jual: biaya perolehan + keuntungan

 Harga perolehan harus diungkapkan ke pembeli.


ILLUSTRASI
TRANSAKSI MURABAHAH
Murabahah

 Berdasarkan pesanan
- terikat: pembeli tidak dapat membatalkan
pesanan
- tidak terikat
 Tanpa pesanan
Pengakuan Pendapatan / Margin

 Dilakukan saat barang diserahkan ke pembeli jika:


- tunai
- cicilan tidak lebih dari 1 tahun
 Ditangguhkan menunggu sampai cicilan dibayarkan.
 Bagi Penjual:
- Proporsional
- Anuitas : Mengacu PSAK 50,55 & 60
Contoh Kasus
25

 Bank melakukan transaksi Murabahah dengan


nasabah atas aset Murabahah seharga
Rp10.000.000 dan marjin keuntungan yang
disepakati sebesar Rp2.000.000. Pendapatan dan
beban Bank yang terkait langsung dengan
penyaluran pembiayaan Murabahah masing-masing
sebesar Rp120.000 dan Rp50.000 Pembayaran
angsuran oleh nasabah dilakukan selama 12
periode yang besarnya sama yaitu: Rp1.000.000
setiap periode.
Proporsional
26
Anuitas
27
Jurnal
28

Kegiatan Metode Proporsional Metode Anuitas


Saat Transaksi Piutang Murabahah 12.000.000 Piutang Murabahah 12.000.000
Murabahah Aset Murabahah 10.000.000 Aset Murabahah 10.000.000
dilaksanakan Margin Murabahah Tangguh 2.000.000 MarginMurabahah Tangguh2.000.000
Kas 120.000 Kas 120.000
Pendapatan Lain ditangguhkan 120.000 Piutang Murahbah-Pendapatan Lain 120.000
Beban Lain ditangguhkan 50.000 Piutang Murabahah – Beban Lain 50.000
Kas 50.000 Kas 50.000
Saat Pembayaran 1 Kas 1.000.000 Kas 1.000.000
Piutang Murabahah 1.000.000 Piutang Murabahah 1.000.000
Margin Murabahah Tangguh 166.666,67 Margin Murabahah Tangguh 292.285,41
Pendapatan Margin 166.666,67 Piutang Murabahah 9.663,21
Pendapatan Lain ditangguhkan 10.000 Pendapatan Margin 301.918,62
Pendapatan Lain 10.000
Beban Lain 4.166, 67
Beban Lain ditangguhkan 4.166,67
 
29

SALAM
Pengertian Salam
 Secara bahasa:
“As salaf” yang berarti pendahuluan karena pemesan barang
menyerahkan uangnya di muka.
 Secara terminologi:
Para fuqaha menamainya al
mahawi’ij (barang-barang
mendesak) karena ia sejenis
jual beli yang dilakukan
mendesak walaupun barang
yang diperjualbelikan tidak ada
ditempat. Dilihat dari sisi
pembeli ia sangat
membutuhkan barang tersebut
di kemudian hari sementara si
penjual sangat membutuhkan
uang tersebut.
Perbandingan Murabahah, Salam, Istishna

Sumber: Ascarya (2005)


32

ISTISHNA
Pengertian Istishna’
 akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria
dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan
penjual (pembuat, shani’).
 Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan
sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati dimana ia dapat menyiapkan
sendiri atau melalui pihak lain (istishna’
parallel).
Karakteristik
Akad Istishna’

barang pesanan harus memenuhi


kriteria:
a. memerlukan proses pembu atan
setelah akad disepakati;
b. sesuai dengan spesifikasi
pemesan (customized), bukan
produk massal; dan
c. harus diketahui karakteristiknya
secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
Jenis Akad Istishna’

 Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk


pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual
(pembuat, shani’).
 Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’
antara penjual dan pemesan, dimana untuk
memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual
melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub
kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan
pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak
bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual
tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama
konstruksi.
AKUNTANSI ISTISHNA
36

 Metode Akad Selesai (Completed Contract


Methods)
 Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of
Completion)
37

MUSYARAKAH
Definisi
38

 Secara bahasa: syirkah “‫”ﺷﺭﻙ‬


Berarti: serikat/partnership

 Secara istilah
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak memberi kontribusi dana dan kerja dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
Skema Akad Musyarakah
39

Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan,


kerugian dibagi berdasarkan kontribusi modal
Metode Distribusi Bagi Hasil
40

 Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:


 LKS boleh menerapkan profit sharing atau net revenue
sharing

 Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini,


pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi
Hasil (Net Revenue Sharing).

 Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus


disepakati dalam akad.
Contoh Perhitungan Pembagian Keuntungan

41

Uraian Metode

 Penjualan 100
 Harga pokok penjualan 65  Net Revenue
Sharing/Bagi
 Laba Kotor 35 Hasil
 Beban 25  Profit
 Laba/rugi bersih 10 Sharing/Bagi
laba
Jenis Musyarakah

Musyarakah • Kontribusi dana setiap mitra


Permanen tetap hingga akhir akad

• Dana salah satu mitra


Musyarakah dialihkan secara bertahap
sehingga diakhir akad mitra
Menurun lain menjadi pemilik penuh
usaha musyarakah
43

MUDHARABAH
Definisi Mudharabah
44

 Secara bahasa:
dharaba yang berarti bepergian untuk berusaha

 Secara istilah
Akad kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha,
dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut
kesepakatan kedua belah pihak;
sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik
dana kecuali disebabkan oleh kelalaian pengelola dana
Definisi Mudharabah
45
Mudharabah pada Bank Syariah
46
Jenis Mudharabah
47

• Mudharabah bebas
Mudharabah • Mudharib dibebaskan mengelola modal
Mutlaqah mudharabah

• Mudharabah terikat
Mudharabah • Mudharib diberi batasan2 dalam
Mudqayyadah mengelola modal mudharabah

• Pengelola dana turut menyertakan modal atau


Mudharabah dananya dalam kerjasama investasi.

Musytarakah
48

IJARAH
Definisi Ijarah
49

 Secara bahasa:
al Ajru yang berarti al ‘Iwadhu : (ganti/kompensasi)

 Secara istilah
akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau
jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa
(ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang
itu sendiri
Definisi Ijarah
50
Jenis Ijarah
51

• Ijarah biasa
• Ada Pemilik Aset dan Penyewa
Ijarah • Ada Ujrah

Ijarah • Ijarah dengan Wa’ad bahwa akan ada


Penyerahan pada waktu Tertentu
Muntahiyah Bit • Ada Pemilik dan Penyewa
• Ada Ujrah
Tamlik
• Transaksi Jual diikuti dengan Ijarah
• Kedua Transaksi dilakukan Terpisah
Jual dan Ijarah •

Ada Pemilik Aset dan Penyewa
Ada Ujrah
Perlakuan Setelah Ijarah
52

Penjualan
Hibah Sebelum Masa
Sewa Berakhir

Penjualan
Penjualan
Setelah Masa
Bertahap
Sewa Berakhir
53

TAKAFUL
DEFINISI TAKAFUL

asuransi yang bertumpu pada konsep tolong


menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan
(wa ta'awanu alal birri wat taqwa) dan
perlindungan (at-ta'min), menjadikan semua
peserta sebagai keluarga besar yang saling
menanggung satu sama lain. Sistem ini diatur
dengan meniadakan tiga unsur yang masih
dipertanyakan, yaitu ketidakpastian (gharar),
judi (maisir) dan riba.
MEKANISME
– Premi Merupakan Dana Peserta
– Investasi Dana Peserta Milik Dana Peserta
– Klaim Menjadi Beban Dana Peserta
– Cadangan premi merupakan total dana milik
peserta baik berupa dana-dana investasi
maupun dana-dana tabarru (dana-dana resiko)
serta surplus yang merupakan milik peserta.
Akad-2 Dalam Asuransi Syariah
 Tabarru’
 adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan
kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan
komersial
 Wakalah bil ujrah
 adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi
untuk mengelola dana peserta dan/atau melakukan kegiatan lain
dengan imbalan pemberian ujrah/fee (administrasi, pengelolaan
dana, pembayaran klaim, underwriting, pengelolaan portofolio risiko,
pemasaran, investasi).
 Mudharabah Musytarakah
 adalah perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah
Perbandingan Jenis LK Asuransi Jiwa
Syariah dan Konvensional
Asuransi Jiwa Konvensional Asuransi Jiwa Syariah
1. Laporan Posisi Keuangan 1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas 3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan 5. Catatan atas Laporan
Keuangan Keuangan
6. Laporan Perubahan Dana
Tabarru’
7. Laporan Surplus dan Defisit
underwriting
8. Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat,
Infak, Shadaqah
9. Laporan Perubahan Dana
Kebajikan + Perubahan
PSAK 101 (2014)
59

SUKUK
Sukuk
60

Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang


bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu
(tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
 aset berwujud ttt (a’yan maujudat)
 nilai manfaat atas aset berwujud ttt (manaful a’yan)
 jasa (al khadamat)
 aset proyek ttt (maujudat masyru’ mu’ayyan)
 kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath
ististmarin khashah)
Skema Sukuk Mudharabah
61

Emiten menerbitkan Sukuk Mudharabah,


dan Investor menyerahkan dana sukuk
Muhdarabah
Kegiatan
Proyek
1. Membiayai yang
kegiatan usaha dibiaya Kegiata
Investor Emiten i n lain
4. Pengembalian modal Sukuk
saat jatuh tempo

2. Pendapatan

Pendapatan

Pendapatan
Emiten
3. Distribusi pendapatan untuk Investor dan Emiten
Skema Sukuk Ijarah
62

5.Cicilan + sisa Fee Ijarah

Investor Ijarah, Emiten menerbitkan


Sukuk Ijarah, dan Investor
2.Wakalah menyerahkan dana sukuk
ijarah
1.Pengalihan
Emiten mewakili manfaat obyek Emiten sebagai Pemilik
Investor ijarah Obyek Ijarah
(Pemberi Sewa) (Penerbit)
4. Pembayaran sewa 3. Menyewakan
kepada pihak
ketiga
Obyek
Pihak ketiga Ijarah
(Penyewa)
Perdagangan Sukuk Mudharabah
di Pasar Sekunder
63

Syarat:

 Seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk


telah diterima oleh Emiten; dan
 Dana yang diterima sudah mulai digunakan
sesuai dengan tujuan penerbitan Sukuk.
Akuntansi Penerbit
64

Pengakuan dan Pengukuran


 Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak yang
terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
 Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan
dengan premium atau diskonto dan biaya transaksi terkait
dengan penerbitannya
 Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda
dengan nilai nominal maka perbedaan tersebut diamortisasi
secara garis lurus selama jangka waktu sukuk ijarah
 Beban ijarah diakui pada saat terutang
Akuntansi Penerbit
65

Pengakuan dan Pengukuran


 Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas menjadi pihak
yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
mudharabah
 Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai nominal.

 Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk


mudharabah
 Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama
jangka waktu sukuk mudharabah
 Bagi hasil yang menjadi hak investor sukuk mudharabah
diakui sebagai pengurang pendapatan, bukan sebagai
beban
Akuntansi Penerbit
66

Penyajian
 Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas
 Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana syirkah
temporer
 Untuk bukan entitas syariah, sukuk mudharabah
disajikan dalam liabilitas yang terpisah dari liabilitas
lain dan dalam urutan paling akhir dalam liabilitas
 Biaya transaksi penerbitan sukuk mudharabah disajikan
dalam aset sebagai beban tangguhan
Akuntansi Investor
67

 Sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifikasi


pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai diukur
pada :
 1. diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
 2. diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif
lain
 3. diukur pada biaya perolehan di amortisasi

 Entitas akan mengmortisasi selisih biaya perolehan dan nilai


yang diamortisasi selama periode sukuk dan garis lurus

 Entitas tidak dapat mengubah klasifikasi investasi kecuali


terjadi perubahan tujuan model usaha.
Akuntansi Investor
68

Pengakuan dan Pengukuran


 Investasi diklasifikasikan sbg biaya perolehan jika:

tujuan utama investasi utk memperoleh arus kas


kontraktual dan ada ketentuan tgl tertentu
pembayaran pokok dan bagi hasil
 Investasi diklasifikasikan sbg nilai wajar melalui

penghasilan komprehensif jika: tujuan utama


investasi utk memperoleh arus kas kontraktual dan
penjualan sukuk, serta ada ketentuan tgl tertentu
pembayaran pokok dan bagi hasil
Akuntansi Investor
69

Pengakuan dan Pengukuran


 Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah pada saat tanggal perdagangan atau
penyelesaian transaksi dalam pasar yang lazim
 Pengakuan Awal: Entitas mengakui investasi pada sukuk
ijarah dan sukuk mudharabah sebesar biaya perolehan
 Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah yang
diukur pada biaya perolehan dan pada nilai wajar
melalui penghasilan komprehensif lain termasuk biaya
transaksi
 Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak termasuk
biaya transaksi
Akuntansi Investor
70

Setelah pengakuan awal


 Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada nilai
wajar, selisih antara nilai wajar dan jumlah
tercatat diakui dalam laba rugi.
 Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu
pada urutan sbb:
o Kuotasi harga di pasar aktif, atau
o Input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi
Akuntansi Investor
71

 Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada biaya perolehan


dan melalui penghasilan komprehensif lain, jika terdapat
indikasi penurunan nilai, maka entitas mengukur jumlah
terpulihkannya
 Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat,
maka entitas mengakui rugi penurunan nilai
 Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh
dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai
kininya
Akuntansi Investor
72

Penyajian
Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto
dalam laba rugi
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:
 Klasifikasi berdasarkan jumlah investasi

 Tujuan model usaha yang digunakan

 Jumlah investasi yang direklasifikasikan, jika ada dan

penyebabnya.
 Nilai wajar untuk investasi yang diukur pada biaya perolehan.
TERIMA KASIH

73

Anda mungkin juga menyukai