Anda di halaman 1dari 32

Makalah Small Group Discussion (SGD)

Komunikasi dan Interpersonal Skill: Komunikasi

Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pembimbing : Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep. Ns., M.Kep.

Disusun oleh:

Kelompok 4 Angkatan 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
Anggota Kelompok 4

Khulosatun Nuriyah 131511133042

Nisaul Azmi Nafilah 131511133091

Puji Setyowati 131511133096

Nurul Fitrianil Jannah 131511133099

Siti Maisaroh BWY. 131511133100

Zaenab 131511133101

Fara Anggita Rosa 131511133104

Alifia Aurora R. 131511133105

Abyan Shafly Nur F. 131511133112

Ayu Okta M.J 131511133113

Maya Rahma Ruski 131511133114

Firdha Lailil Fadila 131511133117


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari komunikasi. Manusia sebagai


makhluk sosial akan selalu bertemu dan berinteraksi tiap harinya sehingga akan selalu
berkomunikasi untuk menjalin hubungan sosial antar sesama. Bahkan, dikatakan 75%
dari waktu manusia digunakan untuk berkomunikasi (Tubb & Moss, 1996). Menurut
Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan,
dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari
seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi
dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima
pesan tersebut.

Tujuan komunikasi sangat beragam, mulai dari yang penting hingga tidak
penting sekalipun. Menginformasikan sesuatu, berbagi pengetahuan, menyapa, atau
dilakukan tanpa tujuan yang jelas seperi sekedar mengungkapkan sesuatu, tanpa ada
harapan akan ada respon dari pihak lain. Bentuk komunikasi yang disampaikan dapat
berupa verbal maupun nonverbal. Melalui komunikasi, informasi atau pesan akan
tersampaikan namun yang harus dipastikan apakah komunikasi yang terjadi efektif
atau tidak, dan pesan yang disampaikan apakah sesuai dengan apa yang dimaksud
oleh pengirimnya.

Komunikasi menjadi hal yang penting dalam suatu organisasi. Dari survei
yang dilakukan terhadap 1000 manajer personalia di Amerika Serikat menunjukkan
bahwa komunikasi merupajkan salah satu dari keterampilan terpenting yang
mempengaruhi kinerja seseorang (Adler & Elmhorst, 1996). Hasil dari beberapa
penelitian menyebutkan masalah-masalah utama yang terjadi di organisasi sebagian
besar karena masalah ketidakefektivitasan komunikasi yang berdampak pada kinerja
organisasi. Oleh karena itu, penting bagi organisasi ataupun individu untuk
memperhatika komunikasi mereka sehingga pesan dapat diterima dengan baik.
Dibutuhkan upaya yang lebih besar untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
seperti pengetahuan tentang berkomunikasi yang baik dan etika dalam berkomunikasi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari komunikasi ?
2) Apa saja komponen komunikasi ?
3) Apa tujuan dan fungsi komunikasi ?
4) Apa kegunaan mempelajari ilmu komunikasi ?
5) Bagaimana komunikasi dalam organisasi ?
6) Apa kaidah komunikasi ?
7) Apa definisi presentasi ?
8) Bagaimana teknik presentasi ?
9) Bagaimana persiapan presentasi ?

1.3 Tujuan Umum

Untuk mengetahui lebih dalam tentang komunikasi, interpersonal skill:


komunikasi, dan presentasi.

1.4 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi


2) Untuk mengetahui komponen komunikasi
3) Untuk mengetahui tujuan dan fungsi komunikasi
4) Untuk mengetahui kegunaan mempelajari ilmu komunikasi
5) Untuk mengetahui komunikasi dalam organisasi
6) Untuk mengetahui kaidah komunikasi
7) Untuk mengetahui definisi presentasi
8) Untuk mengetahui teknik presentasi
9) Untuk mengetahui persiapan presentasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


2.2 Komponen Komunikasi

Komponen Dasar Komunikasi


Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan,
yaitu source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context,
noise, dan effect.

1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan


Pengirim pesan merupakan sumber informasi dalam proses komunikasi.
2. Pesan
Pesan adalah isi atau informasi yang akan disampaikan kepada penerima pesan.
Terdapat dua jenis pesan, pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah sebuah
bentuk pesan yang jelas, misalnya tulisan dan perkataan. Sedangkan pesan non
verbal bisa berarti isyarat.
3. Encoding
Encoding merupakan suatu proses mengambil dan mengirim informasi ke dalam
sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat dikirimkan dalam bentuk di mana penerima pesan/khalayak sasaran
mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
4. Media
Media adalah suatu metode yang digunakan untuk mengirim pesan. Beberapa
bentuk media yang dapat digunakan untuk berkomunikasi diantaranya adalah
kata-kata yang tertulis, kata-kata yang diucapkan, atau juga bisa dengan
menggunakan suatu bentuk petunjuk non verbal (isyarat).
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan.
6. Penerima pesan
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan.
Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan
menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima.
7. Umpan balik
Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan
pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan
sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi
tatap muka dengan penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan
memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi
secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui
respon atau tanggapan yang kita peroleh dari penerima pesan.
8. Konteks
Konteks merupakan sebuah situasi di tempat terjadinya komunikasi. Konteks ini
dapat dalam bentuk lingkungan, budaya organisasi, dan berbagai unsur seperti
hubungan antara pemberi dan penerima informasi.
9. Gangguan
Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara
yang sangat keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses
komunikasi juga dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau
gangguan semantik. Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala
sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau
penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10. Efek
Efek merupakan dampak yang terjadi pada penerima pesan setelah mendapatkan
informasi dari pengirim pesan. Komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima
pesan bersikap sesuai dengan harapan pengirim pesan, begitu pula sebaliknya.
2.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi
2.3.1 Tujuan komunikasi
Secara umum, tujuan komunikasi pada hakikatnya adalah agar pesan
yang disampaikan dapat dimengerti oleh penerima pesan. Apabila penerima
pesan tidak menerima informasi yang disampaikan, maka ada kegagalan
dalam prosesnya. Dalam komunikasi interpersonal, komunukasi dapat
bertujuan agar lebih mudah dalam memahami orang lain sehingga hambatan-
hambatan dalam komunikasi dapat diatasi. Selain itu dalam hubungannya
dengan orang lain, komunikasi betujuan agar gagasan kita dapat dimengeti
oleh orang lain, dan mampu menggerakkan orang lain untuk melakukan
sesuatu (kegiatan).
Berdasarkan pengertian dari komunikasi, Harold D. Lasswell
kemudian membagi tujuan komunikasi menjadi dua, yaitu tujuan komunikasi
dipandang dari kepentingan sosial dan tujuan komunikasi dipandang dari
kepentingan individu.
a. Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan sosial
- Berbagi informasi dan pengetahuan umum dengan tentang lingkungan
dan disekitarnya
- Sosialisasi peran, nilai, norma-norma dan kebiasaan dari satu generasi
ke generasi lainnya.
- Memberikan hiburan kepada masyarakat, menciptakan bentuk-bentuk
kesenian baru
- Penafsiran informasi atas peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada
hingga masyarakat dalam upaya pencapaian konsensus
- Mengontrol tingkah laku sosial agar tercipta keamanan dan ketertiban
b. Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan individu
- Menguji, mempelajari dan memperoleh gambaran tentang realitas,
kesempatan dan bahaya
- Memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk hidup
bermasyarakat
- Menikmati hiburan, relaks, dan melarikan diri dari kesulitan sehari-hari
- Menentukan keputusan/pilihan dan berani mempertanggunjawabnya
- Bertindak sesuai dengan aturan, nilai dan norma-normal sosial yang
berlaku di masyarakat
2.3.2 Fungsi komunikasi
Willian I. Gorden membagi fungsi komunikasi menjadi 4 hal, yang meliputi :
a. Komunikasi sosial
Manusia hidup tidak lepas dari adanya orang lain. Kehidupan sosial
manusia mempunyai peran penting dalam pembentukan konsep diri,
aktualisasi diri serta kelangsungan hidup manusia. Dalam mencapai
kehidupan sosial ini, maka hal penting yang harus ada ialah komunikasi.
Tanpa komunikasi, maka tidak akan ada kehidupan sosial. Hal ini
dikarenakan seseorang tidak akan tahu panduan dalam memahami dan
menafsirkan situasi dalam kehidupannya jika tanpa komunikasi. Ia tidak
akan tau bagaimana makan, minum, memasak, dan berbagai pengetahuan
kehidupan lainnya yang diketahui melalui informasi turun-temurun dalam
pengasuhan keluarga dan pergaulan baik yang dilakukan dengan
komunikasi. Selain itu dengan komunikasi, seseorang akan belajar bekerja
sama dengan orang lain dan menentukan nilai, norma dan kebiasaan yang
baik di masyarakat untuk menciptakan tujuan bersama. Ada 3 aspek dalam
komunikasi sosial :
- Pembentukan konsep diri
Konsep diri merupakan gambaran tentang diri kita, dimana kita
mendapatkan informasi tersebut dari orang lain. Kesadaran seseorang
bahwa dirinya manusia adalah karena perlakuan orang lain
terhadapnya baik secara verbal maupun non verbal yang menganggap
dirinya adalah manusia. Dengan berinteraksi dengan orang lain, maka
seseorang akan menerima harapan-harapan dan kesan-kesan dari orang
lain yang semakin lama akan terinternalisasikan kedalam dirinya
sehingga membentuk konsep diri seseorang.
- Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi pada dasarnya untuk menunjukkan bahwa
dirinya eksis. Sebagai contoh tidak sedikit pemateri sebuah seminar
yang memberikan penjelasan panjang lebar yang kadang kala tidak
relevan dengan pertanyaan yang diajukan oleh hadirin. Hal ini
ditujukan agar dirinya eksis dihadapan peserta seminar.
- Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan
b. Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresi mempunyai kaitan yang erat dengan komunikasi
sosial. Fungsi komunikasi ekspresif menunjukkan bahwa komunikasi
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan perasaan (emosi) kepada
orang lain terutama melalui pesan-pesan non verbal. Sebagai contoh
seorang ibu yang menyayangi anaknya menyampaikan perasaannya
dengan membelai rambutnya, atau seorang suami yang mencintai istrinya
menyampaikan perasaannya dengan cara mencium keningnya. Selain itu,
pertunjukan drama, teater, musik dan acara hiburan lainnya juga
merupakan wujud dari komunikasi ekspresif
c. Komunikasi ritual
Komunikasi ritual berkaitan erat dengan komunikasi ekspresif, yang
bersifat kolektif. Contoh dari komunikasi ritual ialah sunatan, tahlilan,
syukuran, acara adat, pernikahan, upacara kematian, berdoa, sholat dan
sebagainya. Komunikasi ritual juga sering kali bersifat ekspresif, seperti
orang berdoa sambil menangis, shaman yang mendekatkan diri dengan
tuhan dengan menyakiti dirinya, dan bahkan kegiatan ekstrem lainnya.
Karena bersifat kolektif, komunikasi ini memungkinkan para pesertanya
mempunyai komitmen dan kedekatan emosional yang dapat menyatukan
mereka sebagai bentuk pengabdian pada kelompok. Yang terpenting dalam
kegiatan ritual bukanlah bentuk dari kegiatannya, melainkan perasaan
senasib sepenanggungan yang dimiliki, perasaan diterima dan diakui oleh
kelompok yang bersifat abadi.
d. Komunikasi insstrumental
Komunikasi instrumental mengarah pada kegiatan persuasif (membujuk).
Hal ini merupakan tujuan utama dari komunikasi instrumental yang
meliputi : menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan
keyakinan, mengubah perilaku dan menggerakkan serta
menghibur.Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai
berbaga tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang. Jangka pendek seperti memperoleh pujian, memberikan
kesan yang baik pada orang lain, memperoleh simpati dan empati,
keuntungan material, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Sedangkan
tujuan jangka panjang seperti keahlian berkomunikasi, keahlian dalam
berpidato, berdebat, berbahasa asing..
2.4 Kegunaan Mempelajari Ilmu Komunikasi
Komunikasi penting untuk dipelajari, karena dengan adanya komunikasi kita
dapat berinteraksi dengan orang lain, dan dapat mengerti dan memahami tentang
informasi yang disampaikannya. Komunikasi juga sangat penting dalam dunia
pekerjaan, agar kita mudah berinteraksi dengan teman, atasan, maupun rekan kerja
diluar kantor. Ada beberapa kegunaan mempelajari ilmu komunikasi yaitu:
1. Komunikasi adalah fundamental dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi memegang peranan yang sangat
penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. tidak ada aktifitas yang dilakukan
tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang
esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang lain.
Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan
lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan
kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan
masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan
komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
2. Komunikasi merupakan suatu aktifitas kompleks.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang komplek dan menantang. Dalam
hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah suatu aktifitas yang mudah. Untuk
mencapai kompetensi komunikasi memerlukan understanding dan suatu
ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan menjadi efektif. Ellen langer
dalam Ruben&Stewat (2005:3) menyebut konsep mindfulness akan terjadi ketika
kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita terbuka dengan
informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu
persepektif di kehidupan manusia.
Komunikasi merupakan suatu aktifitas kompleks maksudnya adalah setiap
individu memiliki cara dan pendekatan masing-masing yang berbeda dalam
mengamati suatu gejala komunikasi.
3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan, yang salah satunya adalah
dalam bidang karir ataupun pekerjaan. Komunikasi yang dimaksud ialah,
pentingnya komunikasi dalam mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/posisi
tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain melalui
kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal,
kemampuan dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan, serta lain sebagainya.
Tanpa komunikasi kita tidak dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.
4. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu hanyalah suatu yang
bersifat common sensedan setiap orang pasti mengetahui bagaimana
berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak memilki ketrampilan
berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan dalam komunikasi
manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga
nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada
ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok
sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan lain-lain.
Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Banyak
yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi secara
baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi dengan
manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
5. Komunikasi adalah populer.
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan sebagai popular. Banyak
bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini yang memfokuskan pada studi
tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang
profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis, informasi, pendidikan, ilmu
computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini komunikasi sebagai ilmu
social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan. Disiplin ini bersifat
multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi,
antroplogi, politik, dan lain sebagainya
2.5 Komunikasi dalam Organisasi
a. Definisi Komunikasi dalam Organisasi
Istilah “komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata
“communis” yang berarti “sama” (common). Jika kita akan mengkomunikasikan
suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar
titik-temu yang sama untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian.
Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis. Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur
dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan
sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
b. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
1. Fungsi organisasi menurut para ahli
1) Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik
dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-
orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik
yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan)
membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif, yaitu:
1. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.
2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan
khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2) Scott dan T.R. Mitchell
a. Kendali, control, pengawasan.
b. Motivasi
c. Pengungkapan emosional.
d. Informasi
3) Thayer
a. Memberi informasi.
b. Membujuk.
c. Memerintah.
d. Memberi instruksi.
e. Mengintegrasikan organisasi.
c. Proses Komunikasi dalam Organisasi
1. Komunikasi Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang
lingkup suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran
gagasan secara horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat
berjalan. Komunikasi internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1) Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) : Komunikasi
yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajer
atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan.
c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :


a. Metode tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti tulisan.
2) Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) : Komunikasi
yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi
komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan
mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui
bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah.
Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit:
a Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran
mereka.
b Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang
dialami pegawai.
c Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
pegawai.
d Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap
pada apa yang disampaikan pegawai.
3) Horizontal Communication (komunikasi sesama) : Komunikasi yang
berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki
kedudukan yang setara. Fungsi komunikasi sesama antara lain :
a. Memperbaiki koordinasi tugas.
b. Upaya pemecahan masalah.
c. Saling berbagi informasi.
d. Upaya pemecahan konflik.
e. Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan
bersama.
4) Interline Communication (komunikasi lintas saluran) : Komunikasi untuk
berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya
paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung
jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus
dipenuhi dalam komunikasi lintas-saluran :
a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus
meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus
memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.
2. Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi
dengan orang atau masyarakat umum.
1) Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat. Contohnya : konferensi
pers, iklan, brosur
2) Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi. Contohnya : menerima
saran kritik, hotline customer service 24 jam
d. Gaya Komunikasi dalam Organisasi
1. The Controlling Style
Controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau
maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan
tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat
mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai
dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan
verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication).
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus
dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah
orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih
memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif,
karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style
of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun
supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk
memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya
ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan
ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
e. Bentuk Komunikasi dalam Organisasi
1. Komunikasi Berdasarkan Bentuk
1) Komunikasi Langsung Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan
penggunaan isyarat. Contoh : Berbicara langsung kepada seseorang.
2) Komunikasi Tidak Langsung Komunikasi tidak langsung biasanya
menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis
waktu. Contoh : Radio, televise.
2. Komunikasi Berdasarkan Sasaran
1) Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi dengan
sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar.
Syarat-syarat komunikasi massa :
a. Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele.
b. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.
c. Bentuk gambar yang baik.
d. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar radio.
2) Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal
dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Contoh : Perawat
dengan pengunjung puskesmas.
3) Komunikasi Perorangan Komunikasi perorangan adalah komunikasi
dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui telepon. Contoh : perawat
dengan pasien.
3. Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan
1) Komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang disampaikan oleh sumber
kepada sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan umpan balik atau bertanya. Contoh : Radio.
2) Komunikasi Timbal Balik Komunikasi timbale balik adalah komunikasi
yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik.
Contoh : komunikasi kelompok atau komunikasi perorangan.
f. Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya
tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan
mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan
dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah
interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya.
Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian- penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin
pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi
antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi
informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya,
korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam
suatu organisasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang
juga sebagai proses penyampaian informasi yang berguna untuk
mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.
Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta
hasil yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi
atasan dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke
bawahannya yang semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi. Tujuan
komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara
langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi- instruksi yang
diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi
dan memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan
atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang
beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara
penyampaian komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian
semua pelaku organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk
membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan
terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan
berakibat fatal.
g. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama
atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretative,
Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat
tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata
yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang
berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
pesan. Misalnya, adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun
internasional).
4. Hambatan Psikologis.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-
pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak
disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka
pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.
h. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1. Gunakan umpan-balik Beri kesempatan pada orang orang lain untuk
menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi
dua arah.
2. Kenali si penerima berita
a. Bagaimana latar belakang pendidikannya,
b. Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,
c. Sejauh mana minat dan perasaan.
d. Rencanakan secara teliti
3. Rencanakan secara teliti Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa, mengapa,
siapa, bagaimana, kapan.
Contoh Studi Kasus Pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasan kerja (studi kasus pada karyawan bagian produksi
Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung). Dewasa ini telah banyak organisasi
yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan
kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai
bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena
informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat
dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam
melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah
satu jalan mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Studi kasus ini
bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang komunikasi dalam organisasi
yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna meningkatkan
kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Berdasarkan wacana diatas disarankan
antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung
lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan sharing) sehingga setiap
kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat mengerti perasaan karyawan
mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai masalah kesesuaian upah
secara periodi. Para atasan (direktur, manager, kepala bagian) lebih sering terjun
langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja,
pimpinan memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.
2.6 Kaedah Komunikasi
Terdapat lima kaidah komunikasi efektif, yaitu REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity dan Humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Ada keyakinan
bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih perhatian, cinta
kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respons positif dari orang lain.
Lima kaidah tersebut berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan kemampuan
berbicara di depan publik.
1. Respect (Hormat)
Kaidah pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan kaidah pertama dalam kita
berkomunikasi dengan orang lain. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya manusia
ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita membangun komunikasi dengan
rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerja sama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja
kita, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
2. Empathy (Empati)
Empati merupakan kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Bahkan kemampuan
untuk mendengarkan telah diidentifikasi sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan
manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru
dimengerti. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerja sama
atau sinergi dengan orang lain.
3. Audible (Dapat didengar dan dipahami)
Makna audible antara lain dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu atau mampu menerima
balikan dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh penerima pesan. Kaidah ini mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui saluran tertentu sehingga dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan. Kaidah ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan
berbagai cara atau alat bantu audio-visual yang akan membantu kita agar pesan
yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi pribadi hal
ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima
oleh penerima pesan.
4. Clarity (Jelas)
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka kaidah
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri. Hal ini
agar tidak menimbulkan tafsiran yang berlainan. Kaidah paling utama dalam
berkomunikasi adalah kejelasan pesan. Tidak boleh terjadi multi tafsir. Kesalahan
penafsiran pesan dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak sederhana dan
boleh jadi sangat merugikan.
5. Humble (Rendah hati)
Kaidah kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang dimiliki.
Kerendahan hati juga berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika
berbicara di depan publik. Justru dengan kerendahan hatilah, pembicara atau
presenter dapat menangkap perhatian dan respon positif dari publik pendengarnya.
Kelima hukum komunikasi tersebut sangat penting untuk menjadi dasar dalam
melakukan pembicaraan di depan publik. Dari pemahaman terhadap prinsip
komunikasi, diharapkan seseorang dapat berkomunikasi lebih baik, terutama
berkomunikasi dengan efektif dengan pihak lain, yaitu memahami hakikat
komunikasi, proses terjadinya komunikasi, syarat-syarat terjadinya komunikasi
dan komunikasi antar pribadi secara efektif.
2.7 Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas
dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan
hasil penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung
kelancaraan presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya
dukungan dari audiens dapat mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya
audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi
oleh software yang digunakan.
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan
dalam presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point,
macromedia flash, macromedia captivate.
Teknik presentasi dipengaruhi :
 Pembuatan slide presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat pembuatan
slide presentasi, yaitu:
1. Pilih tema desain yang relevan
2. Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang
ingin disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan
terbantu ketika melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah
dalam menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe
desain harus mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian
dengan topik yang dibicarakan misalnya presentasi ternak sapi dengan
slide bergambar sapi.
3. Hindari sajian teks panjang
4. Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat
terbaca oleh audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca print out
karya ilmiah tersebut, jika belum paham, audiens dapat bertanya pada sesi
tanya jawab. Beberapa ahli presentasi menyarankan maksimum lima baris
teks dalam sebuah slide. Dengan demikian jika Anda harus menampilkan
teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.
5. Alur yang teratur
6. Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan,
penjelasan/isi, hingga penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari
satu topik ke topik yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan
audiens untuk memahaminya.
7. Berikan multimedia yang relevan
8. Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang
relevan, seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia
dengan topik pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah
membingungkan audiens.
9. Satu slide, berisi satu pesan
10. Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide
sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur
beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit
mencernanya.
11. Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
12. Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan
sesuai dengan ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
 Penyampaian presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan
menyampaikan presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
2. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam
presentasi. Suatu kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
3. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan
seseorang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
 Persiapkan Materi dan Bahan
- Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
- Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
- Siapkan contoh pendukung
- Susun materi dengan terstruktur
 Cara Penyampaian
- Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
- Intonasi dan bahasa tubuh
- Interaksi
- Bahasa yang mudah
- Selipkan selingan atau humor
 Struktur Presentasi
a. Pembuka
Pembuka sangat penting karena di sinilah kesempatan untuk menarik
perhatian audiens tentang apa yang akan disampaikan, membangun
kredibilitas Anda sebagai presenter bahwa Anda adalah orang tepat dan
patut didengarkan, dan menyampaikan garis-garis besar presentasi.
b. Isi
Isi dari presentasi yang sudah dipersiapkan akan memudahkan dalam
menyusun pembuka dan penutupnya. Dari topik yang ingin disampaikan
cobalah untuk menguraikannya dalam beberapa poin utama. Kemudian
dari poin-poin itu kembangkan lagi menjadi sub-poin. Jangan lupa untuk
memperhitungkan lama atau waktu yang ingin digunakan untuk presentasi,
kira-kira berapa menit yang dibutuhkan untuk menyampaikan satu poin
utama.
c. Penutup
Untuk menimbulkan kesan yang menarik, maka penutup harus
menimbulkan kesan terakhir yang mendalam sehingga akan diingat oleh
audiens.
2.8 Persiapan Presentasi
1. Perencanaan
Sebelum mempersiapkan sebuah presentasi beberapa hal perlu diketahui terlebih
dahulu: (SPAM)
 Situation : Perhatikan waktu dan tempat Anda akan memberikan presentasi
 Purpose (Tujuan) : Apa tujuan yang ingin dicapai dari presentasi yang
dilakukan
 Audience : perhatikan siapa saja yang menjadi peserta dari presentasi Anda
 Method : metode apa yang akan Anda pakai sehingga tujuan presentasi dapat
tercapai
2. Persiapan
- Langkah pertama dalam presentasi adalah memilih topik (apa yg akan
dipresentasikan).
 Apakah Anda tertarik dengan topik ?
 Apakah Anda enjoy berbicara ttg topik tsb ?
 Apakah Anda ingin entertain, inform atau persuade ?
 Apakah audience akan tertarik dengan topik ?
 Apakah topik yg dibicarakan topik yg sensitif thd sekelompok pihak dari
audience ?
 Apakah ada peristiwa tertentu yang berkaitan dengan topik ?
 Setelah mendapatkan topik presentasi, selanjutnya bagaimana membuat
dan menyampaikannya.
- Beberapa hal yang dipersiapkan:
 Apa yang dibutuhkan untuk disampaikan
 Kumpulkan materi-materi presentasi yang terkait
 Buatlah materi presentasi yang baik, dan
 Gunakan komputer (mis: Powerpoint) sedapat mungkin
- Latihan
 Latihan akan membantu menghasilkan presentasi yang baik.
 Mendapatkan bagaimana presentasi tersebut mengalir.
 Mendapatkan feedback.
 Lakukan beberapa kali.
- Saat Presentasi
 Utarakan objective anda diawal prsentasi, dan ulangi kembali di akhir
presentasi.
 Jangan membuat lawakan kalau anda tidak ahli untuk itu.
 Perhatikan kelakuan anda, hindari kebiasaan tidak baik.
 Gunakan laser pointer dengan benar, dan jangan ganggu audience anda
dengannya.
 Libatkan audience dalam proses
 Awasi waktu anda!
 Jangan mengkritik hal-hal diluar topik.
 Hindari membaca notes, kata per kata
 Usahakan Anda lihat terlebih dahulu setiap transisi slide ke layar. Apakah
audience dapat melihat slide Anda dengan baik ?
2.9 Presentasi
A. Pengertian Presentasi
Berbicara mengenai presentasi, ada beberapa definisi yang dikemukakan
oleh para ahli. Untuk lebih memahami pengertian mengenai presentasi ini,
berikut akan dijelaskan beberapa definisi presentasi.
Menurut Titik Triwidodo dan Djoko Kristanto “Pengertian presentasi yaitu
suatu bentuk laporan lisan mengenai suatu fakta tertentu kepada
komunikan”.1
Sedangkan menurut Erwin Sutomo “Presentasi merupakan sebuah
kegiatan aktif dimana seorang pembicara menyampaikan dan
mengkomunikasikan ide serta informasi kepada sekelompok audiens”.2
Terra C. Triwahyuni dan Abdul Kadir mengemukakan bahwa, “Presentasi
merupakan kegiatan yang penting dalam mengkomunikasikan suatu gagasan
kepada orang lain dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menarik audiensi
agar membeli produk, menggunakan jasa, atau untuk kepentingan orang
lain”.3
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai
definisi presentasi yaitu suatu bentuk komunikasi lisan mengenai
penyampaian informasi kepada orang lain dengan berbagai tujuan.
B. Tujuan presentasi

Setelah mengetahui pengertian presentasi, selanjutnya kita akan membahas


tentang tujuan presentasi. Berikut ini adalah tujuan-tujuan presentasi :

a. Menyampaikan informasi

Dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja, presentasi sangat dibutuhkan


dalam menyampaikan informasi. Dalam dunia pendidikan misalnya, presentasi
berfungsi untuk memudahkan siswa untuk menerima materi pelajaran. Begitu
pula Banyak pada perusahaan-perusahaan melakukan presentasi bertujuan
untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan materi kerja.

1 Pengembangan Kepribadian Sekretaris, hlm 157


2 9 Presentasi Kreatif dengan Power Point, hlm 1
3 Presentasi Efektif dengan Microsoft Power Point, hlm 1
b. Mempengaruhi

Presentasi untuk mempengaruhi orang lain dilakukan ketika Pemateri


ingin audiens melakukan sesuatu. Apakah mereka akan membeli produk,
menyetujui proposal, menerima ide, atau melakukan suatu tindakan lainnya.
Presentasi jenis ini biasa digunakan seorang salesman untuk mempromosikan
barang dagangannya.

c. Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan

Demi tercapainya suatu tujuan perusahaan, seorang pimpinan dituntut


untuk mengarahkan dan membimbing para karyawannya agar dapat bekerja
secara maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitasnya. Kegiatan
memotivasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum.

d. Melakukan penjualan

Hal ini bersangkutan perusahaan yang ingin mempromosikan suatu


produk tertentu. Perusaha an menugaskan kepada salah seorang atau kelompok
karyawan untuk mempromosikan produknya kepada calon pembeli. Karyawan
tersebut dibekali pengetahuan mengenai produk dan dibantu dengan alat bantu
peraga untuk memudahkan penyampaian pesan dengan maksud supaya
audiens tertarik dengan produk tersebut.

C. Jenis-jenis presentasi
Para pendapat ahli mengungkapkan bahwa jenis presentasi yang biasa digunakan
pada saat presentasi meliputi:
1. Presentasi Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan
secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk
langsung untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa
melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan
maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan
mengejutkan.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan jenis presentasi


dadakan atau impromptu.
Kelebihan:

a. Informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang


sesungguhnya,
b. Kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,
c. Membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi.

Kelemahan:

a. Informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan waktu


untuk berpikir dan mengolah kata,
b. Tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena secara
mendadak untuk menyampaikan informasi
c. Terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan apapun mengenai
apa yang harus disampaikan.
2. Presentasi Naskah (Manuscript)

Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam


menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan
membaca naskah. Tidak sedikit orang dalam menyampaikan informasi
menggunakan naskah berupa teks. Setiap kata-kata yang keluar merupakan
hasil dari sebuah naskah, pembicara melupakan tugasnya yang utama yaitu
melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi dapat dikatakan pembicara
bukan menyampaikan pidato, tetapi membacakan naskah pidato.

Kelebihan:

a. Penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis,


b. Kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar,
c. Tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.

Kelemahan:

a. Pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya,


b. Bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya,
c. Tidak menarik dalam menyampaikan informasinya,
d. Terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak
mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.
3. Presentasi Hafalan (Memoriter)

Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah


disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan
naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya
dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan
disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript.
Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata
dari naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.

4. Presentasi Ekstempore

Jenis Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk


dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan
garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara
mendetail.

Kelebihan:

a. Pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada


persiapan sebelumnya,
b. Dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan,
c. Kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya menarik
perhatian pendengar, karena tidak berpedoman kepada naskah ataupun
hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi,
b. Lebih leluasa dalam penyampaiannya,
c. Pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga
akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak.

Kelemahan:

a. Perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan


dibicarakan,
b. Membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan presentasi,
c. Bagi pemula, sulit untuk dilakukannya karena membutuhkan keahlian dan
pengalaman yang cukup.
BAB III

KESIMPULAN

Komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat
berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kepada orang lain.
Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu source,
message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan effect. Secara
umum, tujuan komunikasi adalah agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh
penerima pesan. Apabila penerima pesan tidak menerima informasi yang disampaikan, maka
ada kegagalan dalam prosesnya. Komunikasi digunakan dalam kegiatan sehari-hari dalam setiap
struktur kehidupan termasuk organisasi. Komunikasi organisasi pada umumnya membahas
tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Dalam praktiknya komunikasi harus bisa efektif
dan diterima oleh penerima pesan. Terdapat lima kaidah komunikasi efektif, yaitu REACH
(Respect, Empathy, Audible, Clarity dan Humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Ada
keyakinan bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih perhatian,
cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respons positif dari orang lain.

Dalam kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa kita pastinya melakukan salah satu bentuk
komunikasi di kelas yaitu dalam metode presentasi. Presentasi merupakan sebuah kegiatan
aktif dimana seorang pembicara menyampaikan dan mengkomunikasikan ide serta
informasi kepada sekelompok audiens. Seperti tujuan dari komunikasi diharapkan
presentasi yang disampaikan adalah efektif dapat dipahami oleh audiens. Ada beberapa
hal yang perlu dilakukan oleh presenter agar presentasi menarik dan efektif. Isi dari
powerpoint harus menarik dengan disertai gambar. Presenter juga harus menghafal
materi presentasi agar tidak terpaku pada slide.
Daftar Pustaka

Alvonco, Johnson. 2014. Practical Communication Skill. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo
A.W.Wijaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta.
Deddy Mulyana. 2000. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ivancevich, John M, dkk, 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2 edisi 7.
Erlangga: Jakarta
Muhammad, Dr.Arni, 2011. Komunikasi Organisasi edisi 1 cetakan 12. Bumi Aksara :
Jakarta
http://alvitaprima.blogspot.com/2013/05/makalah-komunikasi-dalam- organisasi_23.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://radenmasyonatanpandukristanto.blogspot.com/2013/05/peran-komunikasi-dalam-
organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai