Anda di halaman 1dari 16

i

SISTEM AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Akuntansi Perbankan Syariah Jurusan Syariah Program
Studi Perbankan Syariah Kelompok 2
OLEH
KELOMPOK II
INGLID NUR AFLI :01155006
MUH. IHSAN AKBAR :01155011
SRI WAHYUNI : 01165023
ARIFAI HASRI : 01165039
RIKA YASTUTI : 01165049
AMINAH : 01165051
ITA PUSPITA SARI : 01165040

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)


WATAMPONE
2018

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ Sistem Akuntansi Perbankan Syariah“ dalam
mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah dapat tersusun hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami ,oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Watampone, 28, Maret 2018

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAI ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran dan Fungsi Bank Syariah ......................................................... 2
B. Karakteristik Bank Syariah ................................................................ 5
C. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ....................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.Simpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank syariah merupakan lembaga perbankan yang menggunakan
sistem dan operasi berdasarkan prinsip-prinsip hukum atau syariah islam,
seperti diatur dalam Al-qur’an dan Hadis. Perbankan syariah merupakan suatu
sistem perbnkan yang dikembangkan berdasarkan sistem syariah ( hukum
islam ). Usaha pembentukan sistem ini berangkat dari larangan islam untuk
memungut dan meminjam berdasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan
investasi untuk usaha yang dikategorikan haram, misalnya dalam makanan,
minuman, dan usaha yang tidak islami, yang hal tersebut tidak diatur dalam
bank konvensional.
Adanya perbankan syariah bertujuan untuk mewadahi penduduk
disuau negara, dengan adanya perbankan syariah diharapkan tidak adanya
kerancuan dalam proses peminjaman dan penyimpanan. Perbankan syariah
muncul di indonesia tahun 1992 yang merupakan hal baru dalam kerangka
mekanisme sistem perbankan pada umumnya. Semakin berkembangnya Bank
Syariah di indonesia dirasakan semakin perlunya sosialisasi atas apa dan
bagaimana oprasional bank syariah. Karena oprasional bank syariah sangat
berbeda dengan perbankan konvensional. Hal yang sangat mendasar pada
bank syariah adalah penerapan konsep bagi hasil.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran dan fungsi bank syaiah ?
2. Apa karakteristik bank syariah
3. Bagaimana perbedaan bunga dan bagi hasil ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi bank syariah
2. Untuk mengetahui karakteristik bank syariah
3. Untuk mengetahui perbedaan bunga dan bagi hasil

1
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran dan Fungsi Bank Syariah
1. Peran.Bank Syariah
Terdapat empat peran yang harus dijalankan oleh bank syariah,
diantaranya adalah sebagi berikut:
a. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau dunia usaha dalam
bentuk tabungan ( mudharabah ), dan giro ( wadiah ), serta menyalurkanya
kepada sektor riil yang membutuhkan.
b. Sebagai tempat investasi bagi dunia usaha ( baik dana modal maupun dana
rekening investasi ) dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai
dengan syariah. Seperti al-murabahah ( pembiayaan jual beli barang ), al-
mudharabah ( pembiayaan bagi hasil ), al-musyarakah ( pembiayaan
penyertaan modal ), dan al-ijarah.
c. Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah
kontrak perwakilan atau penyewaan seperti garansi.
d. Memberikan jasa sosial seperti pinjaman kebajikan ( qardul hasan ), zakat,
dan dana sosial lainya yang sesuai dengan ajaran islam.1
2. Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib menjalankan fungsi
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Bank syariah juga dapat
menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitulmal, yaitu menerima
dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainya.
Dan menyalurkanya kepada organisasi pengelola zakat selain itu, bank syariah
juga dapat menghimpun dana ssosial yang berasal dari wakaf uang dan

1
http://bank-adalah.blogspot.co.id/2016/04/peran-bank-syariah.html?m=1, diakses pada
tanggal 29 Maret 2018

2
3

menyalurkanya kepada pengelola wakaf ( nazhir ) sesuai dengan kehendak


pemberi wakaf ( wakif ).
Dalam beberapa literatur perbankan syariah, bank syariah dengan
beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non ribah memiliki
setidaknya empat fungsi yaitu , fungsi manajer investasi, fungsi investor,
fungsi sosial, dan fungsi jasa keuangan. Dan akan dibahas secara detail
sebagai berikut :
a. Fungsi manajer investasi
fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana oleh bank
syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah
bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana ( shahibul maal )
dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran yang
produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat menghasilkan keuntungan
yang akan dibagi hasilkan antar bank syariah dan pemilik dana.
Imbalan bank syariah kepada deposan sangat bergantung pada
pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib dalam mengelola
dana mudharaba. Makin besar pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan,
makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang
mempercayakan uangnya dikelolah oleh bank syariah. Sebaliknya, makin
kecil pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula
imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana, kendati nominal uang
yang ditempatakan Pada bulan atau periode sebelumnya.
Dalam hal bagi hasil kepada nasabah, bank syariah menggunakan
konsep nisbah bagi hasil atau perrsentase pendapatan yang diperoleh. Hal
ini menyebabkan besar atau kecilnya imbalan bagi pemilik dana tidak
semata ditentukan oleh makin besarnya porsi bagi hasil oleh nasabah,
melainkan juga oleh kualitas penyaluran dana oleh bank. Salah satu
implikasi dari mekanisme ini adalah bank syariah tidak disarankan untuk

3
4

menerima dana apabila tidak mampu menyalurkan dana tersebut pada ha


yang produktif.
b. Fungsi Investor
Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (
pemilik dana ). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan pada
sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak
melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam menginvestasikan dana
bank syariah harus menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah.
Investasi yang sesuai degan syariah meliputi akad jual beli ( murabahah,
salam, dan istisnhna ), akad investasi ( mudharabah dan musyarakah ), akad
sewa- menyewa ( ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik ), dan akad lainya
yang dibolehkan oleh syariah.
c. Fungsi Sosial
Fungsi sosial bank syariah merupakan sesuatu yang melekat pada
bank syariah. Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh bank
syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrumen zakat, infak,
sadaqah, dan wakaf ( ziswaf ) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen
ziswaf berfungsi untuk menghimpun ziswaf dari masyarakat, pegawai
bank, serta bank sendiri sebagai lembaga milik para investor. Dana yang
dihimpun melalui instrumen ziswaf selanjutnya disalurkan kepada yang
berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Instrumen qardhul hasan berfungsi mengimpun dana dari
penerimaan yang tidak memenuhi kriteria halal serta dana infak dan
sedekah yang tidak ditentukan peruntukanya secara spesifik oleh yang
memberi. Selanjutnya, dana qardhul hasan disalurkan untuk pengadaan
atau perbaikan kualitas fasilitas sosial dan fasilitas umum masyarakat,
sumbangan atau hibah kepada yang berhak, dan pinjaman tanpa bunga
yang diperoiritaskan pada masyarakat golongan ekonomi lemah, tetapi

4
5

memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembalikan pinjaman


tersebut.
d. Fungsi Jasa Keungan
Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah tidaklah
berbeda dengan bank konvensinal, seperti memberikan layanan kliring,
transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee, letter of credit, dan
lain sebagainya. Akan tetapi, dalam hal mekanisme mendapatkan
keuntungan dari transaksi tersebut, bank syariah tetap harus menggunakan
skema yang sesuai dengan prinsip syariah.2
B. Karakteristik Bank Syariah
Prinsip syariah islam dalam pengelolaan harta menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus
dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan ekonomi dalam
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga perantara
yang menyambungkan masyarakat pemilik dana dan pengusaha yag memerlukan
dan ( pengelola dana ). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank
yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah ialah bank yang
berasaskan kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan
kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah
merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik, yakni :
1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuknya;
2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang ( time value of money );
3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;
4. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulasif;
5. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang;
6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

2
Rizal Yaya, Akuntansi Perbankan Syariah:Teori dan Praktik Kontemporer, ( Jakarta:
Salemba Empat, 2009 ),h. 54-56.

5
6

Bank syariah beroprasi berdasarkan konsep bagi hasil. Bank syariah


tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh penapatan maupun
membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga
merupakan riba yang diharamka. Berbeda dengan bank non syariah yang tidak
membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor riil, seperti jual
beli dan sewa menyewa.
Bank syariah dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh
imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah memenuhi
syarat-syarat, yakni :
1. Transaksi tidak mengandung unsur kedholiman;
2. Bukan riba;
3. Tidak membayarkan pihak sendiri atau pihak lain;
4. Tidak ada penipuan ( qharar );
5. Tidak mengandung materi-materi yang diharamkan;
6. Tidak mengandung unsur judi ( maissyir ).
Sesuai dengan karakteristiknya maka laporan keuangan bank syariah
meliputi sebagai barikut :
1. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai
investor beserta hak dan kewajibanya yang dilaporkan kedalam bentuk,
antara lain:
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan laba rugi;
c. Laporan arus kas, dan
d. Laporan perubahan ekuitas.
2. Laporan keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat
yang dikelolah oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain
berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam
laporan perubahan dana investasi terikat.

6
7

3. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai


pemegang amanah dan kegiatan sosial yang dikelolah secara terpisah dan
dilaporkan kedalam bentuk, yakni:
a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat infak dan shadaqah, dan
b. Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan.3
C. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Islam mendorong pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh pertumbuhan
usah riil. Pertumbuhan usaha riil akan memberikan pengaruh positif pada
pembagian hasil yang diterima oleh beberapa pihak yang melakukan usaha.
Pembagian hasil usaha dapat diaplikasikan dengan model bagi hasil. Bagi hasil
yang diterima atas hasil usaha, akan memberikan keuntungan bagi pemilik modal
yang menempatkan dananya dalam kerja sama usaha.
Bunga juga memberikan keuntungan kepada pemilik dana atau investor.
Namun keuntungan yang diperoleh pemilik dana atas bunga tentunya berbeda
dengan keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil. Keuntungan yang diperoleh
dari bagi hasil. Keuntungan yang berasal dari bunga sifatnya tetap tanpa
memperhatikan hasil usaha pihak yang dibiayai, sebaliknya keuntungan yang
berasal dari bagi hasil akan berubah mengikuti hasil usaha pihak yang mendapatka
dana. Dengan sistem bagi hasil, kedua pihak antara pihak investor dan pihak
penerima dana akan menikmati keuntungan dengan pembagian yang adil. Secara
garis besar, perbedaan bunga dan bag hasil dapat dilihat sebagia berikut:
1. Bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah yang disepakati antara pihak yang
melaksanakan akad pada saat akad dengan berpedoman adanya kemungkinan
keuntungan atau kerugian. Sedangkan besarnya bunga ditetapkan pada saat
perjanjian dan mengikat kedua pihak yang melaksanakan perjanjian dengan
asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan selalu mendapatkan keuntungan.

3
Slamet Wiyono, Akuntansi Perbankan Syariah:Berdasar PSAK dan PAPSI, ( Jakarta: PT.
Grasindo, 2005),h. 74-77.

7
8

2. Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang diperjanjikan dikalikan


dengan jumlah pendapatan dan atau keuntungan yang diperoleh. Sedangkan
besarnya bunga diterima berdasarkan perhitungan persentase bunga dikalikan
dengan jumlah dana yang dipinjamkan.
3. Jumlah bagi hasil akan dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan atau
keuntungan, bagi hasil akan berfluktuasi. Sedangkan jumlah bunga yang
diterima tetap, meskipun usaha peminjaman meningkat atau menurun.
4. Sistem bagi hasil adil, karena perhitunganya berdasarkan hasil usaha.
Sedangkan sistem bunga tidak adil, karena tidak terikat dengan hasil usaha
peminjam.4
Penggunaan provit sharing dan revenue sharing.
1. Profit sharing
menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus
ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan
yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih
besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit sharing adalah
perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan
setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai
adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai
pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil
usaha yang telah dilakukan.
Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan
bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola
modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di
antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika
mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di

4
Ismail, Perbankan Syariah, ( Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2011 ),h. 23-24.

8
9

awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan
ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal
tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun
keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari
jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.
Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan
pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya
yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia
bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa
dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan
biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih
(net profit) yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost
terhadap total revenue.
2. Revenue Sharing
Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata
yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah
bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing
berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan)
dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan
dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang
dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue).
Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada
perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi
dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Di
dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost)
dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit)
dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan.

9
10

Berdasarkan devinisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa arti


revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari
hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total
pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut.
Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan
ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut.
Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan
keuntungannya (profit).
Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan. Yang dimaksud
dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang
diterima dari penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang
diberikan oleh bank. Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang
diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva
produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan
selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank.
Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan
istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total
pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana.
Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi
hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum
dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank
yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales),
yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank.5

5
Http://majelispenulis.blogspot.co.id/2012/07/profit-sharing-dan-revenue-sharing.html?m=1,
diakses pada tanggal 29 Maret 2018.

10
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran.Bank Syariah, terdapat empat peran yang harus dijalankan oleh bank
syariah, diantaranya yaitu, sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat atau
dunia usaha dalam bentuk tabungan, sebagai tempat investasi bagi dunia usaha,
Menawarkan berbagai jasa keuangan berdasarkan upah dalam sebuah kontrak
perwakilan atau penyewaan seperti garansi, dan memberikan jasa sosial seperti
pinjaman kebajikan. Sedangkan fungsi bank syariah ada empat, yaitu, fungsi
manajer investasi, fungsi investor, fungsi sosial, dan fungsi jasa keuangan.
Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam
dengan karakteristik, yakni, pelarangan riba dalam berbagai bentuknya, tidak
mengenal konsep nilai waktu dari uang ( time value of money ), konsep uang
sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas, tidak diperkenankan melakukan
kegiatan yang bersifat spekulasif, tidak diperkenankan menggunakan dua harga
untuk satu barang, dan tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
Perbedaan bunga dan bagi hasil, bunga juga memberikan keuntungan kepada
pemilik dana atau investor. Namun keuntungan yang diperoleh pemilik dana atas
bunga tentunya berbeda dengan keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil.
Keuntungan yang diperoleh dari bagi hasil. Keuntungan yang berasal dari bunga
sifatnya tetap tanpa memperhatikan hasil usaha pihak yang dibiayai, sebaliknya
keuntungan yang berasal dari bagi hasil akan berubah mengikuti hasil usaha pihak
yang mendapatka dana. Dengan sistem bagi hasil, kedua pihak antara pihak
investor dan pihak penerima dana akan menikmati keuntungan dengan pembagian
yang adil.

11
12

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

12
13

DAFTAR RUJUKAN
http://bank-adalah.blogspot.co.id/2016/04/peran-bank-syariah.html?m=1,diakses pada
tanggal 29 Maret 2018
Http://majelispenulis.blogspot.co.id/2012/07/profit-sharing-dan-revenue
sharing.html?m=1,diakses pada tanggal 29 Maret 2018.
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2011.
Wiyono, Slamet, Akuntansi Perbankan Syariah:Berdasar PSAK dan PAPSI, Jakarta:
PT. Grasindo, 2005.
Yaya, Rizal, Akuntansi Perbankan Syariah:Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta:
Salemba Empat, 2009.

13

Anda mungkin juga menyukai