Anda di halaman 1dari 18

BIOMASSA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

DOSEN PENGAMPU : ARI CAHYADI, MM


TUGAS : MANAJEMEN SDA DAN
LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH : 1. MITA ASISKA
2. FITIRYA JOHAN NINGRUM
3. ANA AMILA DEBSI
4. SINTA ERMA SARI
5. RISKA
6. ANDIKA SULTAN
7. DANANG SURYADI
KELAS : 2A1 MANAJEMEN PAGI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS


(STIE-MURA)
TAHUN
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Biomassa Sebagai Energi Alternatif” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai apa itu pengertian energi biomassa,
pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi dan bahan bakar transport,
penerapan konversi biomassa, potensi biomassa di Indonesia dan dampak positif
serta dampak negatif dari biomassa itu sendiri.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ari Cahyadi,
MM,selaku Dosen Pengampu dalam mata kuliah Manajemen SDA dan
Lingkungan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas (STIE MURA)
Lubuklinggau.
Harapan terdalam kami, semoga penulisan makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “Biomassa Sebagai
Energi Alternatif” bagi para pembaca. Kami menyadari jika dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang
terbuka kritik dan saran yang konstruktif sangat kami perlukan guna
kesempurnaan tugas makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga bermanfaat, terimakasih.

Lubuklinggau, 02 April 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Pengertian Biomassa ........................................................................................... 2
B. Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi ............................................ 2
C. Pemanfaatan Biomassa untuk Bahan Transpor............................................... 5
D. Penerapan Konversi Biomassa ........................................................................... 6
E. Potensi Biomassa di Indonesia .......................................................................... 8
F. Dampak Positif dan Negatif dari Biomassa ................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Biogas ................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan energi besar-besaran telah membuat manusia mengalami
krisis energi. Ini disebabkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti
minyak bumi dan gas alam yang sangat tinggi. Sebagaimana kita ketahui, bahan
bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat kita perbarui.Untuk
mengatasi krisis energi masa depan, beberapa alternatif sumber energi mulai
dikembangkan, salah satunya adalah energi biomassa.Pada awalnya, biomassa
dikenal sebagai sumber energi ketika manusia membakar kayu untuk memasak
makanan atau menghangatkan tubuh pada musim dingin. Kayu merupakan
sumber energi biomassa yang masih lazim digunakan tetapi sumber energi
biomassa lain termasuk bahan makanan hasil panen, rumput dan tanaman lain,
limbah dan residu pertanian atau pengolahan hutan, komponen organik limbah
rumah tangga dan industri, juga gas metana sebagai hasil dari timbunan sampah.
Sebagai bahan bakar, biomassa perlu diolah terlebih dahulu agar dapat dengan
mudah dipergunakan. Proses ini dikenal sebagai konversi biomassa. Beberapa
proses tersebut adalah dengan mengubah biomassa menjadi briket sehingga
mudah disimpan, diangkut, dan mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.
Jenis konversi lain adalah mengubah biomassa melalui proses kimia dan fisika
seperti anaerobic digestion (peruraian tanpa bantuan oksigen) yang menghasilkan
gas metana, pirolisis (dekomposisi menggunakan panas) yang menghasilkan
produk bahan bakar padat berupa karbon dan produk lain berupa karbon dioksida
dan metana.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian biomassa?
2. Bagaimana pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi?
3. Bagaimana pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar transport?
4. Bagaimana penerapan konversi biomassa?
5. Bagaimana potensi biomassa di Indonesia?
6. Bagaimana dampak positif dan negatif dari biomassa?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian biomassa.
2. Mengetahui pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi.
3. Mengetahui pemanfaatan biomassa untuk bahan bakar transport.
4. Mengetahui penerapan konversi biomassa.
5. Mengetahui potensi biomassa di Indonesia.
6. Mengetahui dampak positif dan negatif dari biomassa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Biomassa
Biomassa merupakan produk fotosintesis yakni butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon
dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hydrogen dan oksigen.
Senyawa ini dapat dipandang sebagai sebagai suatu penyerapan energi yang dapat
dikonversi menjadi suatu produk lain. Hasil konversi senyawa itu dapat berbentuk
arang atau karbon, alkohol kayu, ter dan lain sebagainya. Energi yang disimpan
itu dapat pula dimanfaatkan dengan langsung membakar kayu itu, panas yang
dihasilkan digunakan untuk memasak atau untuk keperluan lain.
Proses fotosintesis dapat dirumuskan dengan reaksi kimia berikut:
CO2 + H2O + E klorofil Cx(H2O)y + O2
Dimana
E = energi cahaya
CO2 = gas karbon dioksida
H2O = air
Cx(H2O)y = hidrokarbon yang terjadi
O2 = gas oksigen
Biomassa adalah produk yang dikenal atau bahan yang ditemukan di
sebagian besar makhluk hidup. Hal ini dapat bahan hewan, bakteri, atau bahan
tanaman. Contoh tertua yang kita miliki dari energi biomassa saat ini adalah kayu,
yang dapat kita membakar untuk menghasilkan panas dan menciptakan uap yang
karenanya, menghasilkan energi.
Energi biomassa adalah sumber energi terbarukan yang ditemukan dalam
tanaman. Tanaman mengambil energi dari matahari dalam proses fotosintesis dan
menggunakannya untuk memproduksi dan tumbuh biomassa. Energi biomassa
dibuat ketika biomassa dikumpulkan dan dibakar perlahan untuk membuat uap.
Generator kemudian menggunakan uap untuk mengubahnya menjadi panas dan
energi.

B. Pemanfaatan Biomassa Sebagai Sumber Energi


Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi
energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua,
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan
sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan.

2
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.

1. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati,
atau biodiesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang berasal dari
minyak nabati setelah melalu proses kimia. Biasanya sumber minyak nabati
berasal dari minyak kelapa, minyak biji jarak, minyak sawit dan sebagainya.
Biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat mengurangi kerusakan pada
lingkungan artinya bahan bakar ini sangat ramah terhadap lingkungan.
Keunggulan atau kelebihan dari biodiesel yaitu bahan bakar ini tidak
beracun dan tidak dapat menyebabkan efek rumah kaca, jadi biodiesel ini sangat
ramah lingkuangan. Lalu biodiesel mudah sekali terurai dan bisa diperbaharui dan
biodiesel dapat membuat mesin menjadi lebih awet atau tidak cepat rusak.
Dimana ada kelebihan selalu ada kekurangan, kekurangan biodiesel yaitu
karena bahan bakar ini berasal dari tanaman pangan, maka jika di gunakan secara
berlebihan dapat menimbulkan peningkatan harga pangan dan bahkan dapat
meningkatkan angka kelaparan,mungkin itu merupakan salah satu alasan dari
mengapa sampai saat ini biodiesel belum banyak digunakan, sehingga masih
mencari bahan baku biodiesel yang potensial lainnya.

2. Biogas
Sejak berabad-abad tinja binatang maupun tinja manusia dimanfaatka
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah.
Dengan kian banyak dipergunakannya rabuk buatan, sampah-sampah itu tidak lagi
dipergunakan untuk maksud-maksud tersebut, sehingga tanah ini tidak lagi
mendapatkan humus, yang diperlukan organisme-organisme lain tanah secara
keseluruhannya, sehingga lambat laun menjadi steril.
Dekomposisi bahan-bahan organik di bawah kondisi-kondisi anaerobic
menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran metan dan
arang dioksida. Gas ini dikenal sebagai gas rawa atau biogas. Campuran gas ini
adalah hasil dari fermentasi atau peranan anaerobic disebabkan sejumlah besar
jenis organisme mikro, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses
fermentasi ini adalah dari 30°C hingga kira-kira 55°C.
Prinsip kimia ynag tersangkut dalam pembentukan biogas adalah prinsip
terjadinya fermentasi dari semua karbohidrat, lemak dan protein oleh bakteri
metan, bilamana tidak dicampur dengan udara. Satu gram bahan selulosa
menghasilkan 825 cm3 gas tekanan atmosferik yang terdiri atas 50% CH4 dan
50% CO2.
Salah satu lemak menghasilkan 1,25 liter biogas tekanan atmosferik yang
terdiri atas 68% CH4 dan 32% CO2. Tergantung dari komposisi bahan-bahan yang
dipakai, suhu dan lama dekomposisi, dapat dicatat variasi yang besar mengenai

3
komposisi sebagaimana terlihat pada Tabel 1 Komposisi Biogas. Untuk proses
fermentasi tinja tidak diperlukan tambahan sesuatu bahan kecuali air, yaitu untuk
tiap 4 bagian tinja ditambah 5 bagian air.

Tabel 1 Komposisi Biogas


Penjelasan Rumus Persentase
Metan CH4 55-65%
Karbon Dioksida CO2 36-45%
Nitrogen N2 0-3%
Hidrogen H2 0-1%
Oksigen O2 0-1%
Hidrogen Sulfida H2S 0-1%
Sumber: Energy Resources development Series No.19, Escap, Bangkok.

Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi


Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi
untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri.
Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous
feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari.
Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan
banyaknyaÿ biogas yang diinginkan. Lahanÿ yang diperlukan sekitar 16 m2.
Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu
kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga
kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester
harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya
dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan
biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan
mempermudah pemasukan kedalam digester.
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada
pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan
lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada
pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang
banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan
isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk
kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup
supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14
baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi
CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api

4
pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau
seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi
secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk
memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik
padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa
diperbaharui.
Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat dipergunakan untuk
menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik, menjalankan kulkas,
mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas methan dapat digunakan
untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan kompor gas
sebagaimana halnya elpiji.
Perlu dikemukakan bahwa sisa tinja setelah diambil biogasnya tidak
kehilangan nilai sebagai pupuk alam. Selanjutnya dapat dicatat pula bahwa biogas
tidak berbau. Demikian pula sisa tinja yang akan dipakai sebagai pupuk, tidak
berbau.
Populasi sapi dan kerbau di Indonesia adalah sebesar 13.233 juta ekor
pada tahun 1988. Rata-rata jumlah sapi dan kerbau tersebut akan menghasilkan
tinja sebanyak 68,8 ton bahan kering sehari yang mengandung sebanyak 0,25
m3/kg bahan kering. Energi yang terkandung didalamnya adalah sebanyak 86.018
juta kcal sehari.
Populasi kambing dan domba di Indonesia adalah sebesar 16,431 juta ekor
yang menghasilkan tinja sebanyak 4,93 ton bahan kering yang mengandung
biogas sebanyak 0,25 m3/kg bahan kering. Dengan demikian maka nilai kalori
yang terkandung dalam tinja tersebut adalah 6.146 juta kcal sehari.
Jumlah penduduk Indonesia pada saat ini telah mencapai 180 juta jiwa.
Jumlah tinja yang dihasilkannya adalah sebanyak 12,44 ton bahan kering sehari
mengandung 0,40 m3/kg bahan kering biogas. Jumlah energi yang terkandung
dalam tinja itu adalah sebanyak 24.880 juta kcal sehari.
Pada penggunaan tinja untuk biogas tidak menghilangkan fungsi tinja itu
sebagai pupuk alami. Pada produksi biogasdalam tangki pencerna juga sekaligus
dihasilkan pupuk yang sudah matang, yang bahkan tidak berbau berbeda dengan
pupuk alam yang biogasnya tidak diambil.

C. Pemanfaatan Biomassa untuk Bahan Transpor


Kecuali kapal-kapal laut besar, yang dapat memakai energi nuklir sebagai
tenaga penggerak, dan kereta api listrik, yang dapat mempergunakan tenaga
listrik, pada umumnya alat-alat pengangkutan, seperti truk dan mobil, tergantung
dari minyak sebagai bahan bakar.
Salah satu kemungkinan yang banyak menarik perhatian, adalah
pembuatan alcohol, khususnya etanol, dari biomassa sebagai calon untuk sebagian
menggantikan minyak sebagai bahan bakar transport.
Etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH antara lain dapat dihasilkan
dari bahan-bahan baku biomassa berikut:

5
a. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk gula, seperti tebu dan
nipah.
b. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk zat tepung (starch)
seperti kasava, ubi jalar, kentang dan sagu.
c. Bahan-bahan mengandung selulosa yang mengandung arang dengan bentuk
molekul yang lebih kompleks seperti kayu.

Proses pembuatan etanol pada asasnya terdiri atas langkah-langkah


berikut:
a. Konversi hidrat arang menjadi gula yang dapat dicairkan dalam air.
b. Fermentasi gula menjadi etanol.
c. Pemisahan etanol dari air dan komponen-komponen lain dengan destilasi.
Keuntungan besar yang ada pada tebu adalah bahwa hidrat arangnya sudah
mempunyai bentuk yang seperti glukosa atau fruktosa, sehingga langsung dapat
difermentasi. Keuntungan kedua adalah bahwa ampas tebu yaitu sisa tebu yang
tidak dapat dipakai lagi, masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga
proses pembuatan etanol dari tebu, tidak memerlukan bahan bakar dari luar.
Pengembangan pembuatan etanol untuk bahan bakar transpor di Indonesia
ditangani oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Program
BPPT dilandaskan kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut:
a. Peningkatan penghasilan petani dan transmigran.
b. Penyediaan lapangan kerja.
c. Diversifikasi energi.
d. Peningkatan kemampuan industri.
Berdasarkan hal-hal di atas, BPPT akan membuat satu pabrik percobaan
dengan kapasitas 5000 sampai 15.000 m3 setahun yang akan menghasilkan
alkohol dengan kemurnian 95%. Pabrik ini akan dibangun di salah satu wilayah
transmigrasi. Berkaitan dengan hal ini akan dibangun juga satu pusat penelitian
dengan wilayah seluas 10 ha, lengkap dengan laboratorium dan fasilitas
pendidikan dan latihan.
Wilayah yang dipilih adalah Tulang Bawang, di Lampung. Konstruksi
dimulai bulan April 1981 dan diharapkan bahwa akhir tahun 1982 produksi telah
mulai dapat dihasilkan.
Menurut Kompas (Jum’at, 29 Januari 1982) di Kawasan Industri Cilacap
Lomanis direncanakan untuk dibangun industry etanol dengan produksi 240.000
liter etanol sehari dengan kadar 99,6%. Bahan baku utama terdiri atas singkong
yang diperlukan sebanyak 4.800 ton sehari. Industri etanol ini akan dibangun oleh
investor dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan Swiss.
D. Penerapan Konversi Biomassa
Berikut ini merupakan beberapa penerapan teknologi konversi biomassa
yaitu:
1. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga
bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batu bara
namun tidak hanya batu bara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti

6
sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa
yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak
terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin pengempa briket mulai
dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.

2. Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses
konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan
bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan
generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam
rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan
membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian,
perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu:
a. Unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi
atau gasifier.
b. Unit pemurnian gas.
c. Unit pemanfaatan gas.

3. Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu
yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses,
yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang
terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa
yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting diingat bahwa
pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari pada
proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

4. Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan
dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari
padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan
dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang
energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk
menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.

5. Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses
biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah
hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses
biokimia.
Selain anaerobik digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa
tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat
atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan
tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu
menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air
yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti

7
bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas
99.5%.

6. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik
menjadi arang, pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar
seperti CO, CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang
tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan
pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.

E. Potensi Biomassa di Indonesia


Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi
energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua,
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan
sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
Potensi biomassa yang besar di negara, hingga mencapai 49.81 GW tidak
sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW. Bila kita maksimalkan
potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan
membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan
energi. Hal ini akan membantu perekonomian yang selama ini menjadi boros
akibat dari anggaran subsidi bahan bakar minyak yang jumlahnya melebihi
anggaran sektor lainnya.
Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi
terbaharukan karena proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi
yang lebih murah bila di bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan
lainnya. Hal inilah yang menjadi kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi
lainnya. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk
merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang
selanjutnya diubah kembali menjadi energi panas.

8
Dalam pemanfaatannya, terdapat beberapa kendala penghambat
pengembangan energi biomassa di Indonesia, khususnya untuk produksi energi
listrik, seperti:
1. Harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia
masih sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia
Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam
kali lebih tinggi.
2. Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum
dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri.
3. Biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial pada
penyediaan modal awal.
4. Belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih
terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan.
5. Secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil.
6. Kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya
sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.

Berdasar atas kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya


mengembangkan dan meningkatkan peran energi biomassa khususnya pada
produksi energi listrik, maka terdapat beberapa strategi yang mungkin diterapkan,
antara lain:
1. Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan; pelaksanaan
identifikasi setiap jenis potensi sumber daya energi biomassa secara lengkap di
setiap wilayah; upaya perumusan spesifikasi dasar dan standar rekayasa sistem
konversi energinya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia; pembuatan
"prototype" yang sesuai dengan spesifikasi dasar dan standar rekayasanya;
perbaikan kontinuitas penyediaan energi listrik; pengumpulan pendapat dan
tanggapan masyarakat tentang pemanfaatan energi biomassa tersebut.
2. Menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan produksi massal sistem
pembangkitannya, dan mengupayakan agar sebagian komponennya dapat
diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus diimport dari
luar negeri. Penurunan biaya investasi ini akan berdampak langsung terhadap
biaya produksi.
3. Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan analisis
dan evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di lapangan
dengan pembangunan beberapa proyek percontohan.
4. Meningkatkan promosi yang berkaitan dengan pemanfaatan energi dan upaya
pelestarian lingkungan.
5. Memberi prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki potensi sangat
tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonomisnya.
6. Memberikan subsidi silang guna meringankan beban finansial pada tahap
pembangunan. Subsidi yang diberikan, dikembalikan oleh konsumen berupa

9
rekening yang harus dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu. Dana yang
terkumpul dari rekening tersebut digunakan untuk mensubsidi pembangunan
sistem pembangkit energi listrik di wilayah lain.

F. Dampak Positif dan Negatif dari Biomassa


Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun
terbarukan pastinya tak lepas dari dampak yang ditimbulkan. Berikut ini dampak
positif dan dampak negatif dari pemanfaatan energi biomassa:
a. Dampak Positif
Ada banyak sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan. Biomassa pun
bisa dijadikan salah satu alternatif yang menjanjikan. Pemanfaatan energi
biomassa sebagai sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi energi
listrik mempunyai kelebihan atau dampak positif, antara lain:
1. Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia di
alam bisa dikatakan gratis.
2. Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita.
3. Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah
dan gratis.
4. Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh energy
biomassa.
5. Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya lebih
sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal CO2.
6. Tidak menyebabkan efek rumah kaca atau global warming.
7. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar.
8. Mengurangi polusi udara.
Pembakaran biomassa dari limbah pertanian dilakukan di dalam ruang bakar
menggunakan boiler untuk mengurangi efek polusi asap karena pembakaran
dalam industri menggunakan peralatan kendali polusi untuk mengendalikan asap,
sehingga lebih efisien dan bersih daripada pembakaran langsung.
9. Mengurangi hujan asam dan kabut asap
Melalui pembakaran biomassa efek hujan asam ini akan direduksi, karena
pembakaran biomassa akan menghasilkan partikel emisi asam sulfur (SO2) dan
nitrogen oksida (NOx) yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran bahan
bakar fosil. Pembakaran biomasa lebih efisien dan sempurna bila diproses melalui
karbonisasi karena akan menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari volatile
matter atau gas mudah terbakar.

b. Dampak Negatif
1. Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari bahan baku pangan
semisal gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak samping salah
satunya naiknya harga bahan baku pangan. Misalnya, di Jerman, 100 kilogram
gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25 Euro. Tapi bila gandum
tersebut dijual sebagai bahan baku pangan, harganya hanya 18 Euro. Kini di
sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan pangan beralih ke

10
produksi tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan pangan saat ini saja
belum mencukupi untuk menutup kebutuhan pangan dunia.

2. Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa adalah kerusakan
pada alam. Misalnya, untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk Afrika
membuka hutan. Akibatnya siklus kerusakan alam terus berlanjut. Penebangan
pohon-pohon untuk lahan pertanian menyebabkan karbondioksida dilepaskan ke
udara. Padahal karbondioksida atau CO2 adalah salah satu gas rumah kaca
penyebab pemanasan global.

3. Sumber Terbatas
Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan
biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh setiap tahun.
Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga membutuhkan lebih banyak
sumber daya dan energi.

4. Menyebabkan Polusi
Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang dikenal mampu
mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana. Hanya saja,
jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan melepaskan gas
rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan bakar fosil.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biomassa merupakan produk fotosintesis yakni butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon
dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hydrogen dan oksigen.
Energi biomassa adalah sumber energi terbarukan yang ditemukan dalam
tanaman. Tanaman mengambil energi dari matahari dalam proses fotosintesis dan
menggunakannya untuk memproduksi dan tumbuh biomassa. Energi biomassa
dibuat ketika biomassa dikumpulkan dan dibakar perlahan untuk membuat uap.
Generator kemudian menggunakan uap untuk mengubahnya menjadi panas dan
energi.
Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energy:
1. Biodiesel
2. Biogas
Penerapan konversi biomassa:
1. Biobriket
2. Gasifikasi
3. Pirolisa
4. Liquification
5. Biokimia
6. Karbonisasi
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi
jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati.
Pemanfaatan energi biomassa sebagai sumber energi khususnya sebagai
bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan atau dampak positif,
antara lain:
1. Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia di
alam bisa dikatakan gratis.
2. Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita.
3. Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah
dan gratis.
Berikut ini beberapa dampak negatif dari penggunaan energi biomassa:
1. Naiknya harga bahan baku pangan.
2. Kerusakan pada alam.
3. Sumber Terbatas
4. Menyebabkan Polusi

B. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penulis ingin
memberikan saran, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sumber energi
maka pemanfaatan sumber energi tersebut harus lebih dikembangkan terutama

12
energi biomassa. Namun dalam pengembangannya harus ada aspek-aspek yang
harus diperhatikan, salah satunya adalah lingkungan. Selain itu penggunaan energi
harus diperhatikan. Hemat energi berarti mencegah terjadinya krisis energi.
Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi dalam makalah ini secara
langsung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul. 2005. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi
Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
https://sugitoorlando.com/2012/03/08/433/
http://dinisafia99.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-cara-pembuatan-
biogas.html
http://igietpoetra.blogspot.co.id/2014/12/makalah-energi-biomassa.html
http://www.amazine.co/27018/6-kelebihan-kekurangan-energi-biomassa/
http://www.indoenergi.com/2012/07/mengenal-biomassa.html
http://www.kliksma.com/2015/05/pengertian-energi-biomassa.html
http://www.pengertianku.net/2015/07/pengertian-biogas-dan-biodiesel-
dilengkapi-manfaatnya.html
http://muhammadsaid28.blogspot.co.id/2016/08/energi-biomassa.html

14

Anda mungkin juga menyukai