Anda di halaman 1dari 4

3.2.

Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem "Kombinasi Biofilter Anaerob-


Aerob"

Proses pengolahan air limbah rumah tangga dengan biofilter anaerob-aerob ini
merupakan pengembangan dari proses proses biofilter anaerob dengan proses aerasi
kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa
bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap
akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.

Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar
screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas,
plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak
pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa
organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung
lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor
anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor
anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak
kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku
yang akan diolah.

Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan
menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor
(biofilter) aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media kerikil, atau dapat
juga dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.

Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang


tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian
inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow)
dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan
senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang
ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain
dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat menurunkan konsentrasi ammonia,
deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya. Skema proses pengolahan air
limbah rumah tangga dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada Gambar 10.
Peoses Biofilter "Anaerob-Aerob" ini mempunyai beberapa keuntungan yakni :

Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga
biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada
bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara
biologis.

Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-
organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang
kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain
menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini dapat juga mengurangi
konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS), deterjen (MBAS), ammonium
dan posphor.
Gambar 10 Diagram proses pengolahan air limbah rumah tangga (domistik) dengan proses
biofilter anaerob-aerob.

Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini.
Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah
melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar
karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah
ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel
yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter
anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia
serta sedikit membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah
rumah tangga dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.

Dengan kombinasi proses "Anaerob-Aerob", efisiensi penghilangan senyawa


phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob
saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam
sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagi akibat hidrolosa senyawa phospor, sedangkan
energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di
dalam air limbah. Efisiensi penghilangan BOD akan berjalan baik apabila perbandingan
antara BOD dan phospor (P) lebih besar 10. (Metcalf and Eddy, 1991).

Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh
bakteria atau mikroorganisme dan akan disintesa menjadi polyphospat dengan
menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senywa organik (BOD). Dengan
demikian dengan kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun
phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan
beban organik yang cukup besar.

Keunggulan Proses Biofilter "Anaerob-Aerob"

Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerb-aerob antara
lain yakni :

 Pengelolaannya sangat mudah.


 Biaya operasinya rendah.

 Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit.

 Dapat menurunkan konsentrasi senyawa nitrogen atau phospor yang dapat


menyebabkan euthropikasi.

 Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

 Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.

 Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.

 Tahan terhadap perubahan beban pengolahan atau beban hidrolik secara mendadak

Anda mungkin juga menyukai