Pelatihan keterampilan dasar konseling sebagai upaya meningkatkan efikasi diri staff
wali di lapas (Tesis Enthin Hervina)
Skala efikasi diri tentang WBP.
Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengarahkan
motivasi, kognisi, dan tindakan dalam menyelesaikan suatu tugas (bandura, 1997). Penelitian
tentang efikasi diri pada staff LAPAS di Taiwan pernah dilakukan oleh Gwo dan Law yang
menemukan bahwa efikasi diri secra postif memiliki hubungan yang signifikan dengan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi (Gwo & Law, 2016). Banduara (1997) menyebutkan
bahwa dalam efikasi diri terdapat empat proses yang terjai pada diri individu yaitu proses
kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi (Dalam Dwitantyaniv, Hidayati, & Sawitri, 2010).
Efikasi diri fokus pada persepsi dan penilaian yang spesifik dan tidak dapat digeneralisasi
(Zulkosky, 2009)
Tiga aspek efikasi diri (bandurua, 1997)
a. Besaran/tingkatan (magnitude)
Merupakan tingkat kesulitan tugas yang harus diselesaikan oleh seorang individu,
terdapat beberapa kesulitan tugas antara lain taraf kesulitan yang sederhana,
moderate, dan yang membutuhkan performansi yang maksimal. Setiap individu
berbeda-beda dalam menghadapi masing-masing taraf kesulitan tugas tersebut yang
kemudian mendasari individu tersebut untuk memilih tugas yang dirasa mampu
untuk diambil atau dihindaru
b. Luasan (genarality)
Merupakan aspek luas bidang tugas yang dihadapi seorang individu. Terdapat
individu yang memiliki efikasi diri pada bidang tertentu, namun pada individu yang
lain memiliki efikasi diri yang mencakup beberapa bidang secara bersamaan.
c. Kekuatan (strenght)
Adalah kemantapan seorang individu terhadap keyakinan yang dimiliki. Individu
yang memiliki efikasi diri yang tinggi cederung gigih dalam menyelesaikan tugas
meskipun banyak menghadapi hambatan.
Yang dibutuhakan
a. Lembar Obeservasi peserta
Lembar observasi peserta dilakukan persesi oleh observer pelatihan. Terdapat ... orang
observer yang bertugas melakukan observasi padai masing-masing partisipan
penelitian. Adapu isi lembar observasi terkait perilaku partisipan selama proses
pelatihan berlangsung. Observer melakukan pengamatan terhadap bahasa verbal dan
non verbal, keaktifan, keterlibatan, serta erilaku subjek lainnya yang tidak teramati.
b. Lembar Observasi Simulasi
Lembar observasi ini diisi oleh masing-masing observer terhadap partisipan oenelitian
pada saat bermain peran. Isi lembar observasi ini adalah chechlist perilaku yang
berkaitan dengan proses konseling yang dilakukab partisipan ketika berperan sebagai
konselor selama proses simulasi berlangsung.
c. Lembar Evaluasi pelatihan
Lembar evaluasi pelatihan ini terdiri dari beberapa pertanyaan yang terkait proses
pelakasanaan pelatihan dari awal sampai akhir (Bahasa selvia). Adapun
pertanyaannya mencakup proses dan materi pelatihan, kesulitan yang dialami,
manfaat dan perubahan yang dirasakan partisipan setelah mengikuti pelatihan, dan
saran.
Efikasi diri merupakan sebuah konsep yang berdasar pada teori sosial kognitif yang
dibuat oleh albert bandura. Menurut bandura (1997) efikasi diri adalah keyakinan
seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan pengukuran kontrol atas
perilaku dan kejadian disekitarnya (lebih kanjut lihat di HP).
Bandura (1977) menegaskan bahwa setiap proses psikologi yang terjadi pada individu
melibatkan efikasi diri. Oleh karena itu, efficacy beliefs merupakan prediktor kuat yang
menentukan perilaku manusia. Efficacy beliefs perlu dibedakan dengan konsep outcome
expectansies. Efficacy beliefs merupakan keyakinan individu yang berasal dari penilaiannya
akan kemampuan diri untuk menyelesaikan tugas. Adanya fungsi penilaiaan dan persepsi
terhada diri sendiri berkaitan dengan kontrol dan cara individu menghadapi tugas yang
diberikan terutama ketika dihadapkan pada tantangan. Outcome expectancies merupakan
penilaian individu bahwa perilakunya akan menujukkan suatu konsekuensi seperti yang
diharapkan.
Keempat proses (dalam HP motivational proses dll) tersebut salin berkolaborasi untuk
membangun efikasi diri individu melalui sumber-sumber efikasi diri (bandura, 1977). Sumber
efikasi diri dapat meningkatkan efikasi diri.
Pelatihan yang melibatkan efikasi diri dapat dilakukan dengan strategi seperti modelling, peer
coaching, support group, mentoring, dan belajar kelompok dengan media audio maupun
video (Bray-Clark & Bates, 2003). Pelatihan yang dilakukan Hendrix, Landerman, dan
Abernethy (2011) turut melibatkan sumber-sumber efikasi diri seperti live modelling,
performance exposure, positive appraisal, dan mastery experience untuk meningkatkan
efikasi diri sejumlah caregiver kanker.
Bandura (1986, cara untuk mengembangkan efikasi diri adalah dengan mengobservasi dan
mendengarkan pengalaman berhasil dari orang lain.
Kesimpulan : program jari peri dapat meningkatakn efikasi guru TK dalam menyampaiakan
pencegahan KSA sebelum dan sesudah pemberian pelatihan program “jari peri”
Program bangkit
Efikasi diri yang tinggi ddibutuhkan agar ia berupaya lebih keras dan gigih dalam
menghadapi kesulitan (bandura, 2001). Dalam melakukan tugas sebagai pendamping, efikasi
diri yang tinggi membuat proses pendampingan menjadi lebih optimal. Dijelaskan lebih
lanjut ahwa efikasi diri dapat berpengaruh pada proses psikologis yang mennetukan respon
koping seseorang, tingkat usaha, sikap persisten dalam menghadapi hambatan hidup dan
pengalaman hidupnya (bandura, 1997 dalam deep et al, 2005).
Secara spesifik, efikasi diri dalam pendamingan berari percaya bahwa ia mamou untuk
melakukan berbgai aktivitas yang berhubungan dengan oendamoingan. Efikasi firi dalam
pendampingan memuat tiga aspek yaitu keyakinan untuk meminta bantuan, keyakinan untuk
merespon perilaku pasien yang menggangu, dan keyakinan untuk mengontrol pemikiran yang
mengganggu (Steffen et al, 2002).
Efikasi diri dapat meningkat bila adanya penilaian positif atas kompetensi dan keterampilan
yang dimiliki (bandura, 2001)
Kesimpulan: Program bangkit dapat meningkatakn efikasi diri saudara orang dengan
skizofrenia.