Kelompok rentan adalah kelompok masyarakat beresiko tinggi karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi resiko bencana atau ancaman bencana. Dikatakan beresiko tinggi karena kelompok ini akan menanggung dampak terbesar dari sebuah bencana dibanding kelompok masyarakat lain. Bahkan dalam situasi normalpun kelompok rentan sudah dikatakan menghadapi resiko karena keterbatasan tertentu yang dimilikinya.
b. Kelompok yang bagaimanakah yang dikategorikan sebagai komunitas yang
rentan terhadap dampak bencana? Siapa sajakah mereka? Kelompok yang dikategorikan sebagai komunitas yang rentan terhadap dampak bencana adalah kelompok orang atau masyarakat yang karena keterbatasan yang mereka miliki membuat mereka kurang mampu mempersiapkan diri dalam meghadapi bencana dan ancaman dari bencana tersebut. Menurut UU Penanggulangan bencana kelompok rentan terdiri dari : bayi, balita, anak-anak,wanita, wanita yang sedang mengandung atau menyusui, penyandang cacat, orang lanjut usia. Selain itu, kaum miskin, kelompok minoritas suku, agama, ras dan orientasi seksual juga termasuk kelompok rentan. Bahkan perawat yang kurang berpengalaman atau kurang pengetahuan tentang manajemen bencana termasuk dalam kelompok rentan. Sedangkan menurut M.Masozera, Melissa Bailey, Charles Kerchner yang termasuk dalam kelompok rentan antara lain: orang dengan status sosial ekonomi rendah, ras, usia (lansia, anak-anak), tingkat pendidikan, masalah kesehatan yang kompleks, orang berkebutuhan khusus, serta orang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi. c. Apasajakah faktor-faktor yang dapat menyebabkan sebuah kelompok masyarakat (komunitas) menjadi rentan terhadap bencana? Faktor-faktor yang dapat menyebabkan sebuah kelompok masyarakat (komunitas) menjadi rentan terhadap bencana antara lain : 1. Status sosial ekonomi yang rendah 2. Gender 3. Usia 4. Tingkat pendidikan 5. Status kesehatan 6. Ketergantungan sosial 7. Kondisi fisik (kecacatan).
DLA 2 :
d. Apakah yang dimaksud dengan resilient community?
Resiliensi komunitas adalah kemampuan masyarakat/komunitas untuk bertahan dalam menghadapi masalah atau kerentanan atau bencana dalam hidupnya. Komunitas ini mampu merespon dan mempersiapkan diri terhadap dampak resiko akibat bencana.
e. Mengapa komunitas penyintas bencana menjadi lebih non-vulnerable jika
dibandingkan dengan keadaannya sebelum menjadi korban bencana? Karena komunitas ini sudah mampu bertahan menghadapi bencana dalam waktu yang relatif lama. sehingga dengan pengalaman, pengetahuan dan sumber daya yang mereka miliki membuat mereka leboh baik dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana sehingga mereka menjadi lebih non-vulnerable dibandingkan saat pertama kali menjadi korban bencana.
DLA 3 :
f. Bagaimanakah cara mentransformasi komunitas rentan (vulnerable) menjadi
komunitas yang resilient? Cara untuk mentransformasi komunitas rentan (vulnerable) menjadi komunitas yang resilient antara lain dengan melakukan pembinaan, pelatihan berbasis masyarakat tentang manajemen penanggulangan bencana sesuai dengan siklus manajemen bencana yang dimulai dari fase pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat atau komunitas memahami apa yang harus dilakukan saat sebelum terjadi bencana hingga bagaimana pemulihan setelah bencana terjadi dan bagaimana memaksimalkan sumber daya yang ada dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Untuk itu diperlukan kerja sama dari barbagai pihak untuk melakukan manajemen penanggulangan bencana. g. Elemen (pihak/instansi/institusi/profesi) mana sajakah yang perlu menjadi kolaborator terhadap upaya transformasi tersebut? Pihak- pihak yang terlibat dalam upaya transformasi antara lain : 1. Rumah Sakit (UGD) 2. Puskesmas 3. BNPB 4. TNI/POLRI 5. Pemerintah setempat 6. Instansi terkait lainnya (BMKG,dll)
h. Bagaimanakah peran perawat di dalam kolaborasi tersebut?
Perawat berperan dalam hal edukasi pra bencana seperti memberikan pendidikan kesehatan tentang penanganan korban bencana, penyakit-penyakit yang mungkin timbul sebagai dampak dari bencana dan penanganannya, dan masalah-masalah kesehatan lainnya. Perawat dapat memberikan simulasi penanganan korban bencana dimulai dari fase pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.