Anda di halaman 1dari 6

Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan dalam konteks atau situasi
tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor diluar orang-orang yang yang
berkomunikasi, yang terdiri dari; pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara,
bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, jumlah peserta komunikasi, dan alat yang
tersedia untuk menyampaikan pesan; kedua, aspek psikologis, seperti; sikap, kecenderungan,
prasangka, dan emosi para peserta komunikasi; ketiga, aspek sosial, seperti; norma kelompok,
nilai sosial, dan karakteristik budaya; dan keempat, aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi (hari
apa, jam berapa, pagi, siang, sore, malam).
Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Sebagaimana
juga definisi komunikasi, konteks komunikasi diuraikan secara berlainan. Istilah-istilah lain juga
digunakan untuk merajuk pada konteks ini. Selain istilah konteks (context) yang lazim, juga
digunakan istilah tingkat (level), bentuk (type), situasi (situation), keadaan (setting), arena, jenis
(kind), cara (mode), pertemuan (encounter), dan kategori. Menurut Verderber misalnya, konteks
komunikasi terdiri dari konteks fisik, konteks sosial, konteks historis, konteks psikologis, dan
konteks kultural.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau
tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah: komunikasi
intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil),
komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Salah satu pendekatan untuk
membedakan konteks-konteks komunikasi adalah pendekatan situasional (situational approach)
yang dikemukakan G.R Miller.

1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri.
Contohnya berpikir. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi
dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci
dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua orang tiga
orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri sendiri(mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya
saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung
pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini
adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti
suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi
diadik adalah : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal
ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi.
Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau
respons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang
sangat dekat. Meskipun setiap orang dalam komunikasi antarpribadi bebas mengubah topik
pembicaraan, kenyataannya komunikasi antarpribadi bisa saja didominasi oleh suatu pihak.
Misalnya, komunikasi suami istri didominasi oleh suami, komunikasi dosen mahasiswa oleh
dosen, dan komunikasi atasan bawahan oleh atasan.

3. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama
lainnya, dalam memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap
anggota boleh jadi punya peran berbeda. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga,
kawan-kawan terdekat; kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang
tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok
biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small grupu communication),
jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih
bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan
sendirinya melibatkan juga komunikasi antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian
sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umu). Tabligh akbar yang sering disampaikan
pendakwah kondang K.H.Zainuddin MZ atau Aa Gym adalah contoh komunikasi publik yang
paling kena. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large
group communication) untuk komunikasi ini.
Komunikasi publik biasanya berlangsung secara formal dan lebih sulit daripada komunikasi
antarpribadi ataupun komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan
yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik
pembicaraan bahkan sering merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas pesan, selain
keahlian dan kejujuran pembicara. Tidak seperti komunikasi antarpibadi yang melibatkan pihak-
pihak yang sama-sama aktif, atau satu pihak (pendengar) dalam komunikasi publik cenderung
pasif. Umpan balik yang mereka berikan terbatas, terutama umpan balik bersifat verbal. Umpan
balik nonverbal lebih jelas diberikan orang-orang yang duduk dijajaran depan, karena merekalah
yang paling jelas terlihat. Sesekali pembicara menerima umpan balik bersifat serempak, seperti
tertawa atau tepuk tangan. Ciri-ciri komunikasi publik adalah; terjadi ditempat umum (publik),
misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah (masjid,gereja) atau tempat lainnya yang dihadiri
sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan alih-alih
peristiwa relatif informal yang tidak terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk
menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya; acara-
acara lain mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan pembicara.
Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan
penghormatan, atau membujuk.

5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi
kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi
dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur
organisasi, yakni komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat,
juga termasuk selentingan dan gosip

6. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembaga, yang ditunjukan kepada sejumlah besar
orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak
ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering
tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan
agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi
organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media
massa ini.
Beberapa para pakar komunikasi berusaha menggali apa saja ruang lingkup ilmu komunikasi.
Sampai sekarang pencarian jawaban itu terus berlangsung dan berkembang. Perlu kiranya secara
singkat untuk disampaikan seputar ruang lingkup komunikasi.

A. Bidang Komunikasi
Yang dimaksudkan dengan bidang di sini adalah bidang kehidupan manusia, di mana di antara
jenis kehidupan yang satu dan jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas. Kekhasan
ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis
sebagai berikut:
a. Social Communication
1) Managemen Communication
2) Bussiness Communication
3) Political Communication
b. Cultural Communication
1) Traditional Communication
2) International Communication

Selain jenis-jenis bidang komunikasi di atas, dalam berbagai literatur tidak jarang pula dijumpai
bidang komunikasi lainnya, antara lain family communication dan health communication, yang
sebenarnya merupakan salah satu aspek dari salah satu bidang komunikasi yang tercantum di atas.
B. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya, komunikasi diklasifikasikan menjadi: komunikasi verbal (verbal
communication), komunikasi nirverbal (non-verbal communication), dan lain-lain.
Komunikasi verbal dapat diklasifikasi lagi ke dalam komunikasi lisan (oral communication) dan
komunikasi tulisan (written communication). Sedangkan komunikasi nirverbal terbagi lagi
komunikasi kial (gestural/body communication) dan komunikasi gambar (pictorial
communication). Lalu, komunikasi lain-lain terdiri dari komunikasi tatap muka (face-to-face
communication) dan komunikasi bermedia (mediated communication). Sifat komunikasi ini di
rangkum menjadi:
a. Verbal:
1) Oral(Ucapan)
2) Written(Tulisan)
b. Non-verbal:
1) Kinestetikal (bahasa tubuh)
2) Gestural (gerak-gerik tubuh)
3) Postural (sikap tubuh)
4) Facial Expressions (ekspresi muka)

C. Tatanan Komunikasi
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah suatu proses komunikasi ditinjau dari jumlah
komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal
secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka lingkup komunikasi dapat
diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Komunikasi pribadi (personal communication). Bentuk komunikasi ini terdiri dari komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) dan komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication).
b. Komunikasi kelompok (group communication). Komunikasi kelompok dapat diklasifikasi lagi
ke dalam komunikasi kelompok kecil (small group communication), antara lain ceramah (lecture),
forum, simposium (symposium), diskusi panel (panel discussion), seminar, dan curahsaran
(brainstorming). Dan komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking).
c. Komunikasi massa (mass communication). Bentuk komunikasi ini terdiri dari komunikasi
media massa cetak/pers (printed mass media communication) yang antara lain berupa surat kabar
(daily) dan majalah (magazine); dan komunikasi media massa elektronik (electronic mass media
communication), di antaranya berupa radio, televisi, dan film.
Penjelasan media massa di atas bersifat universal. Sebab, di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, buku pun termasuk media massa; sekali cetak puluhan juta eksemplar diterbitkan.
d. Komunikasi media (media communication). Termasuk ke dalam bentuk ini antara lain surat,
telepon, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain media yang tidak termasuk media massa.

D. Teknik Komunikasi
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani "technikos" yang berarti keterampilan atau keperigelan.
Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi
diklasifikasikan menjadi :
- Komunikasi Informatif (Informative Communication).
- Komunikasi Persuasif (Persuasive Communication).
- Komunikasi Pervasif (Pervasive Communication).
- Komunikasi Koersif (Coersive Communication).
- Komunikasi Instruktif (Instructive Communication).
- Hubungan Manusiawi (Human Relations)
.

E. Metode Komunikasi
Istilah metode, atau dalam bahasa Inggris "method", berasal dari bahasa Yunani "methodos" yang
berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina
berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Atas dasar pengertian tadi, metode komunikasi
meliputi kegiatan-kegiatan yang terorganisasi secara pasti, mapan dan logis sebagai berikut:
a. Jurnalisme/Jurnalistik (journalism). Terdiri dari jurnalisme cetak (printed journalism) dan
jurnalisme elektronik (electronic journalism).
b. Jurnalisme Radio (Radio Journalism).
c. Jurnalisme Televisi (Television Journalism).
d. Hubungan Masyarakat (Public Relations).
e. Periklanan (Advertising).
f. Propaganda
g. Perang Urat Syarat (Psychological Warfare).
h. Perpustakaan (Library)

F. Fungsi komunikasi. Berdasarkan fungsinya komunikasi dapat digunakan dalam kegiatan


sebagai berikut:
a. Public Information
b. Publik Education
c. Publik Persuasion
d. Publik Entertaiment
G. Bentuk Komunikasi. Berdasarkan bentuknya komunikasi dapat dibagi atas komunikasi pribadi
dan komunikasi kelompok, dengan pembagian sebagai berikut:
a. Personal Communication (Komunikasi Pribadi) :
1) Intrapersonnal Communication (Komunikasi Intrapribadi)
2) Interpersonnal Communication (Komunikasi Interpersonal)
b. Group Communication (Komunikasi Kelompok):
1) Small Group Communication (Lecture, Panel Discussion, Symposium, Seminar,
Brainstorming)
2) Large Group Communication / Public Speaking.
c. Mass Communication (Komunikasi dengan menggunakan media, contoh : Radio, TV, Film,
dsb.)

H. Model komunikasi
a. One Step Flow Communication, komunikasi dilakukan dengan satu tahap antara satu orang
langsung dengan orang lain.
b. Two Step Flow Communication, komunikasi dua tahap dari seseorang pada orang lain lalu
disampaikan pada orang lain lagi.
c. Multi Step Flow Communication, disampaikan pada banyak orang secara bertahap.

I. Sistem Komunikasi
a. Social Responsibility System
b. Authoritian System

J. Interaksi komunikasi
a. Komunikasi Sosial
b. Komunikasi Media

Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,Bandung, Rosda karya, 2009

Anda mungkin juga menyukai