Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perubahan gaya antar molekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat
terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan
pembentukan maupun kestabilan larutan. Presentase massa (dengan istilah biasa
adalah persen bobot) sering digunakan sehari-hari dan didefinisikan sebagai
presentase berdasar massa suatu zat dalam larutan. Dalam kimia yang paling
bermanfaat untuk menyatakan komposisi ialah fraksi mol, molaritas dan molalitas.
Salah satu teknik yang paling penting dalam kimia analitik ialah titrasi. Titrasi
memungkinkan kimiawan menentukan jumlah zat yang ada dalam sampel (Jatmiko,
2011).
Titrasi atau titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan
dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan
tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang
akan dianalisis. Larutan dengan konsentrasi yang diketahui tersebut disebut larutan
standar. Untuk memperoleh larutan standar, perlu dilakukan proses standarisasi
sebelum melakukan analisa konsentrasi larutan yang ingin dianalisa. Proses
standarisasi ini dapat dilakukan dengan metode titrasi. Secara umum, larutan standar
ada dua jenis. Pertama, larutan standar primer yang menjadi acuan dalam proses
standarisasi. Kedua, larutan standar sekunder, yaitu larutan standar yang akan
distandarisasi dan lebih lanjutnya akan digunakan untuk proses analisis sampel.
Standarisasi perlu dilakukan, karena larutan standar sekunder biasanya bersifat tidak
stabil jika disimpan dalam waktu yang lama. Sedangkan larutan standar primer yang
dipilih biasanya memiliki sifat stabil jika disimpan dalam waktu yang lama, misalnya
saja tidak higroskopis sehingga konsentrasinya tidak mudah berubah (Yuni, 2012).
Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis
tersebut, kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa.
Kation yang larut terbentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan
dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif yang dilakukan dengan pemilihan
seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan.
Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unsur
kation atau anion dalam suatu larutan. Contoh kation yaitu ion Na+, Ca2+, sedangkan

I-1
BAB I Pendahuluan
contoh anion yaitu SO42-, Cl-. Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat
mengetahui jenis-jenis kation dan anion yang menyusun suatu serta mengamati
apakah terjadi endapan atau tidak.
Analisis kualitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk menyelidiki dan
mengetahui kandungan senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel uji.
Analisa kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengujian
standard di dalam laboraturium.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan standarisasi antara C2H2O4 dengan NaOH?
2. Bagaimana golongan dan spesifik kation dari sampel?
3. Bagaimana golongan dan spesifik anion dari sampel?
I.3 Tujuan Masalah
1. Untuk cara melakukan standarisasi antara C2H2O4 dengan NaOH.
2. Untuk mengetahui golongan dan spesifik kation dari sampel.
3. Untuk mengetahui golongan dan spesifik anion dari sampel.

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember I-2

Anda mungkin juga menyukai