Anda di halaman 1dari 45

PELATIHAN

AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN


(SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION)

MODUL

MODUL SE – 06
PERSIAPAN PELAKSANAAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
2005
Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Persiapan Pelaksanaan yang mencakup kegiatan penyusunan jadual


pelaksanaan, mobilisasi dan usulan serta persetujuan kerja yang dilakukan pada
awal pelaksanaan pekerjaan.
Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh
proyek-proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan para pengawas pekerjaan jalan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai ketentuan-ketentuan
dokumen kontrak sehingga dapat melakukan tugas pengawasannya secara
profesional sesuai ketentuan dokumen kontrak dan mewujudkan sasaran proyek
secara tepat mutu, tepat waktu, dan tepat biaya.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -i-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -ii-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan


(Supervision Engineer of Road Construction)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengawasi pekerjaan jalan
sesuai dengan metode, gambar dan spesifikasi teknik yang ditetapkan pada
dokumen kontrak.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Mengawasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Mengawasi Pelaksanaan Pengendalian Lingkungan.
3. Mengawasi Pelaksanaan Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan.
4. Mengawasi Pelaksanaan Rekayasa Lapangan Dan Kaji Ulang Desain (Review
Design).
5. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai Dengan Dokumen Kontrak.
6. Mengawasi Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.
7. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan.
8. Melakukan Perhitungan Hasil Pekerjaan.
9. Membuat Pelaporan.
10. Melakukan Penyerahan Pekerjaan Yang Telah Selesai.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -iii-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

NOMOR DAN JUDUL MODUL : SE – 06 PERSIAPAN PELAKSANAAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memahami dan menerapkan
pengawasan persiapan pelaksanaan di lingkungan proyek sesuai ketentuan
dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
terutama di bidang jalan dan ketentuan peraturan yang berlaku.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Membuat Jadwal Pelaksanaan
2. Melaksanakan Mobilisasi
3. Membuat Usulan dan Persetujuan Kerja

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -iv-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR i
LEMBAR TUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN AHLI
TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN
JALAN (Supervision Engineer of
Roads Construction) v
DAFTAR MODUL vi
PANDUAN INSTRUKTUR vii

BAB I. JADWAL PELAKSANAAN (CONSTRUCTION I-1


SCHEDULE)
1.1. Umum I-1
1.2. Jenis Jadual Pelaksanaan I-3
1.3. Perpanjangan Waktu Kontrak I-9

BAB II MOBILISASI II-1


2.1 Kegiatan Mobilisasi II-1
2.2. Program Mobilisasi II-1
2.3. Jangka Waktu II-2
2.4. Alat Berat Dan Peralatan Laboratorium II-2
2.5. Kondisi Akses Jalan II-2
2.6. Quarry II-3
2.7. Bahan-Bahan II-3
2.8. Mobilisasi Personil II-4
2.9. Keterlambatan Mobilisasi II-5

BAB III USULAN DAN PERSETUJUAN KERJA III-1


3.1. Hak Dan Kewajiban Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis III-1
Dan Kontraktor
3.2. Hubungan Kerja Para Pihak Dalam Proyek III-4
3.3. Pengajuan Usulan (Request) Dan Persetujuan
(Approval) Kerja III-7

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -v-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -vi-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN
(Supervision Engineer of Roads Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction) dibakukan
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang
didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli
Teknik Supervisi Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads
Construction) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Teknik Supervisi
Pekerjaan Jalan (Supervision Engineer of Roads Construction).

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -vii-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

DAFTAR MODUL

Jabatan Kerja : Supervision Engineer of Roads Construction (SE)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SE – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2 SE – 02 Pengendalian Lingkungan

3 SE – 03 Perhitungan Biaya Konstruksi Jalan


Rekayasa Lapangan dan Kaji Ulang Desain (Review
4 SE – 04
Design)
5 SE – 05 Dokumen Kontrak

6 SE – 06 Persiapan Pelaksanaan
7 SE – 07 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

8 SE – 08 Perhitungan Hasil Pekerjaan

9 SE – 09 Pelaporan

10 SE – 10 Penyerahan Pekerjaan Selesai

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -viii-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN


(Supervision Engineer of Roads Construction)

KODE MODUL : SE – 06

JUDUL MODUL : PERSIAPAN PELAKSANAAN

DESKRIPSI : Modul ini membahas mengenai Penerapan


Jadwal Pelaksanaan, Mobilisasi, Pelaksanaan
Pemeriksaan Usulan dan Memberikan
Persetujuan Kerja untuk pelatihan ahli teknik
supervisi pekerjaan jalan.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 6 (Enam) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -ix-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

B. RENCANA PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan

 Menjelaskan tujuan instruksional  Mengikuti penjelasan TIU OHP.


(TIU dan TIK ) dan TIK dengan tekun dan
aktif
Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Jadwal Pelaksanaan


(Construction Schedule)

Memberikan penjelasan  Mengikuti penjelasan ins- OHP.


mengenai truktur
 Jenis Jadwal Pelaksanaan  Mengajukan pertanyaan
 Perpanjangan Waktu Kontrak apabila kurang jelas

Waktu : 60 menit

3. Ceramah : Mobilisasi

Memberikan penjelasan
mengenai  Mengikuti penjelasan ins- OHP.
 Kegiatan Mobilisasi truktur
 Program Mobilisasi  Mengajukan pertanyaan
 Jangka Waktu apabila kurang jelas
 Alat Berat Dan Peralatan
Laboratorium
 Kondisi Akses Jalan
 Quarry
 Bahan-Bahan
 Mobilisasi Personil
 Keterlambatan Mobilisasi

Waktu : 175 menit

4. Ceramah : Usulan dan Persetujuan


Kerja

Memberikan penjelasan  Mengikuti penjelasan ins- OHP.


mengenai truktur
 Hak Dan Kewajiban Direksi  Mengajukan pertanyaan
Pekerjaan, Direksi Teknis Dan apabila kurang jelas
Kontraktor
 Hubungan Kerja Para Pihak Dalam
Proyek
 Pengajuan Usulan (Request) Dan
Persetujuan (Approval) Kerja

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -x-


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Kata Pengantar

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

Waktu : 90 menit

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) -xi-


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

BAB I
JADWAL PELAKSANAAN
(CONSTRUCTION SCHEDULE)

1.1. UMUM
Construction schedule dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek
(kontraktor dan konsultan) untuk :
 Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan,
 Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga,
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya,
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan pekerjaan,
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi.

Jadual pelaksanaan yang dibuat kontraktor dimaksudkan sebagai bagian dari


pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan aspek
perencanaan, analisa, dan pemilihan jenis/cara penjadualan. Pertimbangan
aspek perencanaan meliputi:
 APA yang harus dikerjakan ?
 KAPAN harus dikerjakan ?
 BAGAIMANA cara mengerjakannya ?
 SIAPA yang harus mengerjakan ?
 BERAPA biaya yang harus dikeluarkan ?

Analisis dari pertanyaan di atas menghasilkan komponen dan jumlah kegiatan


yang berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan, dan indikasi kesulitan
dan risiko dalam menyelesaikannya. Analisis juga menghasilkan waktu dan
periode pekerjaan, metoda pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan dan dana yang
harus disiapkan.
Untuk dapat menyiapkan jadual pelaksanaan, maka ditinjau dari aspek
perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
 Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-1


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

 Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji lokasi,sumber daya


yang tersedia dan menentukan tingkat kesulitan yang terkait pada pekerjaan
yang akan dilaksanakan
 Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci
 Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci
 Menguji Spesifikasi
 Menguji Syarat-syarat Kontrak
 Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan
 Menentukan urutan pekerjaan
 Menentukan biaya proyek

Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat analisa


terhadap hal-hal berikut :
 Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
 Urutan setiap kegiatan
 Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Sumber daya yang diperlukan
 Resiko yang terkait
 Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Nilai pekerjaan yang diselesaikan.

Setelah menyelesaikan analisa di atas, kontraktor perlu membuat beberapa jadual


dasar sebagai jadual perencanaan kerja, yang nantinya di dalam pelaksanaan
konstruksi biasanya memerlukan perubahan-perubahan diseuaikan dengan
kondisi lapangan :
 Jadual kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka waktu untuk setiap
jenis pekerjaan.
 Jadual Sumber Daya, yang menentukan secara jelas rencana ketersediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan.
 Jadual kemajuan keuangan – Kurva S, yang menentukan secara jelas rencana
kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.
 Jadual cash flow keuangan, yang menentukan keadaan pemasukan dan
pengeluaran uang.

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-2


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

Langkah dalam menyusun jadual pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tahap dan Kendali Mutu

Tahap Kegiatan
Persiapan  Kajian dokumen: -dokumen kontrak; -Gambar
rencana; -Daftar kuantitas
 Persyaratan Pekerjaan: -spesifikasi dan syarat
kontrak; -biaya pekerjaan; -analisis dan urutan
pekerjaan.
 Pengkajian Lokasi: -lokasi sumberdaya tersedia, -
tingkat kesulitan pekerjaan
Tahap analisis:  Waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Waktu untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
 Urutan setiap kegiatan
 Metoda kerja untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Sumber daya yang diperlukan
 Resiko yang terkait
 Biaya sebenarnya guna menyelesaikan setiap
kegiatan
 Nilai pekerjaan yang diselesaikan

Penjadualan pekerjaan  Jadual kegiatan, (waktu untuk setiap jenis


pekerjaan).
 Jadual Sumber Daya, rencana ketersediaan tenaga
kerja, peralatan dan bahan.
 Jadual kemajuan keuangan (Kurva S), rencana
kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.
 Jadual cash flow keuangan, keadaan pemasukan
dan pengeluaran uang.

1.2. JENIS JADWAL PELAKSANAAN


Beberapa jenis jadual dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan proyek
antara lain adalah:
a) Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis)
b) Bar Charts – basic and linked (Diagram Balok – asli dan terkait)
c) Financial Progress Schedule – S Curve (Jadual Kemajuan Keuangan – Kurva
S)

1.2.1. CRITICAL PATH METHOD

Critical Path Method adalah jadual pelaksanaan pekerjaan (network planning)


digunakan untuk menyajikan jadual konstruksi didasarkan atas urutan kegiatan
dengan mempertimbangkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain.
Setiap kegiatan dilengkapi dengan rencana “durasi”, awal dan akhir kegiatan

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-3


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

yang harus dilaksanakan. Dari rangkaian ini dapat dikaji prioritas kegiatan yang
harus segera dilaksanakan. Biasanya terdapat jaringan lintasan kritis yaitu
rangkaian kegiatan yang harus diawali dan diakhiri secara tepat waktu. Ketidak
sesuaian penyelesaian atau awalan pada kegiatan kritis berpotensi menunda
penyelesaian proyek.

Berikut adalah Gambar 1.1. sebagai contoh penjelasan lebih rinci tentang
penggunaan Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu Network
Planning :

14
2
17
D(16)
A(14)

33 F(17)
0 C(0) 50
4
Start 1
33
5
0 50

B(15) Finish
E(18)
15
3
15

A (14) = Kegiatan dengan kode A memerlukan durasi 14 hari untuk menyelesaikannya

= = Event
EET
NE = No. of Event
NE
EET = Earliest Event Time LET
LET = Latest Event Time

Kegiatan yang penyelesainnya memerlukan waktu (duration) tertentu


LET
Kegiatan di lintasan kritis (critical path)
Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sebagai kegiatan
yang tidak membutuhkan waktu

Pada Tabel 1.1 disajikan contoh hasil analisis suatu rangkaian kegiatan serta
kaitan dengan kegiatan lainnya, hingga diketahui saat satu kegiatan harus dimulai
dan diakhiri.

Beberapa masukan dalam pembuatan penjadualan pelaksanaan proyek adalah


sebagai berikut:

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-4


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

a) Kontraktor perlu secara tajam mencari sejumlah kegiatan dalam


menyelesaikan proyek yang potensial menjadi kritis. Dari indikasi tersebut,
perlu dirinci kegiatannya kedalam satu sub kegiatan guna mendapatkan
lintasan ktiris.
b) Metoda Lintasan Kritis sangat berguna untuk proyek yang dikategorikan
sebagai proyek crash program, sebagai tambahan dari metoda penjadualan
dengan menggunakan Bar Chart dan Jadual Progres Keuangan – S Curve.
c) Apabila indikasi kritis terjadi pada sebagian besar kegiatan, perlu diketahui sub
kegiatan yang memberi kontribusi terbesar terhadap penyelesaian proyek.

Tabel 1.2. Kegiatan dan Urutan Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Data Perhitungan Untuk Menetapkan Lintasan Kritis
Kegiatan Event EET + Durasi pada Event No.
Kegiatan Durasi Yang No. Terendah Tertinggi EET LET
(Hari) Mendahului (Hari) (Hari) (Hari) (Hari)
1 - - 0 0
A 14 Tidak ada - - - -
B 15 Tidak ada - - - -
2 0+14=14 0+14=14 14 33-16=17
C 0 A - - - -
D 16 A - - - -
3 0+15=15 0+15=15 15 33-18=15
E 18 B dan C - - - -
4 14+16=30 15+18=33 33 50-17=33
F 17 D dan E - - - -
Selesai 5 30+17=47 33+17=50 50 50

Catatan:
 Lintasan kritis B, E, dan F
 Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan di lintasan kritis tidak boleh
dilampaui, karena akan mengakibatkan tertundanya penyelesian pekerjaan.
 Kontrol ketat harus dilakukan terhadap kegiatan di lintasan kritis agar
penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.
 Kelonggaran waktu pada kegiatan lain (kasus di atas adalah kegiatan A dan D)
dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan (tenaga, peralatan, bahan, dan
barangkali juga biaya) bagi percepatan penyelesaian kegiatan B, E, dan F.

Pemanfaatan Metoda Lintasan Kritis disarankan untuk pekerjaan bersifat multi


tahun, karena permasalahan yang komplek didasarkan atas variasi pekerjaan dan
waktu pelaksaanaan. Banyak kasus yang ditemui pada pekerjaan multi tahun
Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-5
Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

namun belum memanfaatkan kemudahan controlling yang diberikan oleh metoda


ini.
Permasalahan yang kita hadapi adalah bagaimana dengan manajemen
penyelenggaraan proyek jalan dan jembatan, apakah memerlukan network
planning berupa Critical Path Method seperti di atas ? Perlu kita ketahui bahwa
proyek jalan dan jembatan terdiri dari proyek-proyek tahunan dan proyek-proyek
“multi year”. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jarang ada pelaku
proyek jalan dan jembatan yang memanfaatkan Critical Path Method sebagai
salah satu cara untuk mengendalikan pelaksanaan proyek, namun fakta
menunjukkan bahwa cukup banyak proyek-proyek jalan dan jembatan yang tidak
selesai tepat waktu (memerlukan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi)
baik pada proyek-proyek tahunan maupun multi year. Penyebabnya bisa
bermacam-macam, mulai dari ketidakmampuan kontraktor di lapangan sampai
ketidakjelasan kemampuan pemberi pekerjaan menyediakan alokasi dana yang
diperlukan untuk membiayai proyek sebagai akibat dari berbagai perubahan di
sektor ekonomi.
Terlepas dari penyebab-penyebab yang mempengaruhi jadual penyelesaian
proyek, nampaknya perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Dalam merencanakan construction schedule suatu proyek, kontraktor perlu
secara tajam mencari, dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka menyelesaikan proyek, kegiatan-kegiatan mana yang potensial menjadi
kritis. Jika telah ditemukan jenis kegiatan di maksud, maka kontraktor perlu
merinci kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam sub-sub kegiatan dan dari sub-
sub kegiatan ini kemudian dapat dibuat network planning berupa Critical Path
Method.
 Untuk proyek-proyek yang dikategorikan sebagai proyek crash program,
barangkali pilihan paling baik adalah dengan menambahkan Critical Path
Method yang menggambarkan network planning dari sejak mulai sampai
berakhirnya proyek, selain Bar Chart dan Jadual Progres Keuangan – S
Curve. Bisa jadi jika dibuat Critical Path Method untuk proyek crash program,
setiap lintasan yang tergambar akan berupa lintasan kritis. Jika terjadi
demikian maka kegiatan yang berupa lintasan kritis tersebut perlu diurai lagi
menjadi sub-sub kegiatan sehingga akan diketahui sub-sub kegiatan mana
yang memberikan kontribusi kritis bagi suatu kegiatan.

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-6


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

3a

3 4 3 3c 4
3b

1.2.2. BAR CHARTS – BASIC AND LINKED

Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana,
menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang
dikenal yaitu basic chart dan linked chart. Basic chart menggambarkan bar chart
untuk masing-masing kegiatan yang berdiri sendiri, sedangkan linked chart
menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang dimulainya
tergantung pada selesainya kegiatan lain. Jadi pada link chart secara sederhana
dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain
meskipun tidak sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan bar chart,
kita tidak akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang
posisinya berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan
prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena keterlambatan
pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek.

Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek peningkatan
jalan, hanya diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang
menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.

Bar Chart yang dibuat untuk proyek-proyek jalan biasanya dilengkapi dengan no.
pay item sesuai dengan yang ada di dalam kontrak, nama kegiatan atau deskripsi
kegiatan menurut no. pay item, kuantitas pekerjaan menurut no. pay item dan
waktu pelaksanaan untuk masing-masing pay item. Di dalam contoh tidak
digambarkan bar chart lengkap berdasarkan pay item akan tetapi hanya
digambarkan resume berdasarkan kelompok-kelompok pay item.

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-7


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-8


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

1.2.3. FINANCIAL PROGRESS SCHEDULE – S CURVE

Financial Progress Schedule – S Curve menggambarkan rencana dan realisasi


pelaksanaan pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam prosentase biaya
terserap per satuan waktu terhadap total biaya proyek selama construction period.
S Curve itu dapat memberikan informasi pekerjaan berkaitan dengan pembayaran
prestasi pekerjaan. Dalam S Curve tercatat:
 No. pay item,
 Deskripsi pay item,
 Nama seksi yang berisi sejumlah pay item,
 Kuantitas per pay item,
 Harga satuan per pay item,
 Total harga dari per pay item,
 Rincian kebutuhan biaya bulanan per pay item dinyatakan dalam prosen
terhadap total biaya konstruksi

Dari total prosentase rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung
jumlah prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan. Kurva
yang menghubungkan prosentase kumulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap
bulan inilah yang disebut Kurva S. Dengan cara yang sama, sesuai dengan
realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva yang menghubungkan realisasi
bulanan di maksud sebagai alat pengendali.

1.3. PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK


Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah
tetap. Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal
yang dinilai layak untuk menjadi penyebab perlunya perpanjangan waktu
pelaksanaan, maka menjadi tugas Pinpro/Pinbagpro untuk segera mempelajari
permasalahannya dan kemudian memperhitungkan jumlah hari yang layak
disepakati untuk perpanjangan waktu pelaksanaan. Penetapan perpanjangan
waktu pelaksanaan tersebut tidak boleh menunggu sampai PHO (Provisional
Hand Over). Adapun yang dimaksud dengan hal-hal yang dinilai layak untuk
pengusulan perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-9


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-10


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

a. Pekerjaan tambah.
b. Perubahan disain
c. Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/Pinbagpro
(misalnya pengiriman bangunan atas jembatan, pembebasan tanah dan
sebagainya).
d. Masalah yang timbul di luar kendali kontraktor.
e. Keadaan kahar

Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan


untuk alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal
ini harus didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak
dibandingkan dengan data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.

1.3.1. PROSEDUR PERMINTAAN PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK


 Secara tertulis kontraktor mengajukan usulan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada Pinpro/Pinbagpro dengan menyebutkan alasan-
alasannya dan dilampiri data-data pendukung.
 Pinpro/Pinbagpro segera melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan
yang diajukan oleh kontraktor.
 Hasil evaluasi baik berupa persetujuan maupun penolakan harus segera
disampaikan kepada kontraktor secara tertulis.
 Dalam hal Pinpro/Pinbagpro dapat menyetujui usulan yang diajukan oleh
kontraktor, maka proses amandemen kontrak harus segera dilakukan.
 Proses amandemen kontrak karena perpanjangan waktu tersebut harus diikuti
dengan perpanjangan waktu semua jaminan (jaminan pelaksanaan, jaminan
uang muka, jaminan pemeliharaan)

1.3.2. REVISI JADWAL PELAKSANAAN


 Sebagai konsekwensi dari persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan,
maka Financial Progress Schedule - S Curve juga perlu direvisi.
 Pada umumnya secara normatif revisi jadual pelaksanaan disiapkan tidak lebih
dari 1 (satu) minggu sejak persetujuan perpanjangan waktu diterbitkan.
 Revisi Financial Progress Schedule - S Curve harus dibuat sejajar dengan
original S Curve yang telah disepakati di dalam kontrak, dimulai dari titik
Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-11
Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab I : Jadwal Pelaksanaan

rencana progress yang seharusnya dapat dicapai akibat dari persetujuan


perpanjangan waktu. Posisi titik rencana progress ini akan lebih tinggi dari
actual progress yang telah dicapai oleh kontraktor, sehingga dengan demikian
kotraktor tetap harus melakukan upaya-upaya khusus untuk mencapai
progress yang dikehendaki dalam revisi jadual pelaksanaan. Revised
Schedule – S Curve

SCM berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan proyek, berarti Financial


Progress Schedule – S Curve perlu direvisi. Berikut ini adalah contoh Revised
Schedule sebagai akibat dari perpanjangan waktu kontrak :

Revised Schedule Akibat Perpanjangan Waktu


3 bulan
100

80
Prosen

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised

Catatan
Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3 bulan.
Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen schedule
rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 berturut-
turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.

Pelatihan Supervision Engineen of Roads Construction (SE) I-12


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab II : Mobilisasi

BAB II
MOBILISASI

2.1. KEGIATAN MOBILISASI

Mobilisasi meliputi kegiatan persiapan dan mendatangkan:


 fasilitas lapangan (base camp) (misalnya: kantor untuk proyek, konsultan,
kontraktor; tempat tinggal petugas proyek, bengkel, gudang, dan construction
plant)
 peralatan berat dan kendaraan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
 peralatan laboratorium untuk pemeriksaan mutu bahan baku, mutu bahan
olahan dan mutu pekerjaan jadi.
 personel-personel kontraktor dan konsultan.

2.2. PROGRAM MOBILISASI

Pada awal pelaksanaan kontrak, pihak kontraktor harus menyampaikan kepada


Direksi Pekerjaan suatu Program Mobilisasi untuk medapatkan persetujuannya.
Program Mobilisasi harus juga memuat waktu semua kegiatan mobilisasi dan
informasi tambahan sebagai berikut:
 Lokasi Base Camp kontraktor termasuk denah lokasi umum dan denah rinci
dari lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama,
dan laboratorium (jika ditetapkan dalam kontrak)
 Rencana pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang terdaftar, cara pengangkutan dan jadwal kedatangan di lokasi
pekerjaan.
 Setiap perubahan jadwal peralatan dan staf harus dimintakan persetujuan
kepada Direksi Pekerjaan.
 Kontraktor harus melengkapi dengan cermat bagan balok yang
memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh dan setiap kegiatan
pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan pekerjaan.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II-1


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab II : Mobilisasi

2.3. JANGKA WAKTU

Jangka waktu waktu mobilisasi ditentukan dalam Spesifikasi Umum, umumnya


waktu yang disediakan dibatasi 60 hari terhitung sejak COW, dan seluruh
peralatan laboratorium harus sudah terpasang 45 hari terhitung sejak COW.
Mobilisasi peraltan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan di lapangan

2.4. ALAT BERAT DAN PERALATAN LABORATORIUM

 Komposisi Peralatan
Pinpro/Pinbagpro harus memeriksa kecukupan dan komposisi armada (fleet)
alat-alat berat yang dimobilisasi oleh kontraktor ke lapangan; seperti:
kapasitas, jenis dan jumlahnya sesuai kebutuhan,serta kondisi setempat.

 Ijin Pemasukan
 Ijin pemasukan alat berat dan peralatan laboratorium ke lokasi proyek
dikeluarkan oleh Pinpro/Pinbagpro
 Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan Laboratorium
yang akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan
Pinpro/ Pinbagpro.
 Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa dilakukan oleh
kontraktor apabila Pinpro/Pinbagpro telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
 Apabila kontraktor harus mengimpor Alat Berat/Peralatan Laboratorium
yang belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka kontraktor
harus mendapatkan rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro sebelum
memprosesnya sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku
di dalam urusan impor.

2.5. KONDISI AKSES JALAN

Akses (jalan, jembatan, dermaga) untuk mendatangkan alat berat ke lokasi


pekerjaan harus diteliti terlebih dahulu oleh kontraktor guna memperhitungkan
kemampuan akses tersebut. Jika ternyata tidak mampu, kontraktor melalui

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II-2


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab II : Mobilisasi

koordinasi dengan pihak berwenang, perlu melakukan perbaikan atau perkuatan


konstruksi, biaya yang dibutuhkan harus sudah diperhitungkan kontraktor pada
saat mengajukan penawaran.

 Ijin menggunakan jalan / jembatan


Ijin dibutuhkan antara lain untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti kerusakan jalan atau ambruknya jembatan karena angkutan
alat berat yang lewat melebihi batas muatan. Ijin penggunaan ditujukan kepada
Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku.

 Ijin operasi peralatan / kendaraan


Ijin diperoleh dari pihak kepolisian sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku.

2.6. QUARRY

 Pemeriksaan
Jika di sekitar proyek tidak terdapat material yang memenuhi syarat, perlu
dipilih lokasi dari deposit quarry di tempat lain. Material harus memenuhi
persyaratan mutu bahan baku, dan untuk menjamin mutu konsultan harus
melakukan pengujian mutu bahan baku di laboratorium, serta perkiraan volume
deposit quarry yang tersedia. Kontraktor wajib membayar retribusi akibat
penggunaan quarry tersebut.

 Ijin menggunakan Quarry


Permohonan ijin menggunakan quarry (borrow area) diajukan kepada
pemerintah daerah setempat oleh kontraktor, sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku setempat dengan menyebutkan data-data lokasi quarry, luas
lahan yang akan digarap, volume dan jenis bahan yang akan diambil/digali,
rencana penggunaan dan cara pengambilan/exploitasinya.

2.7. BAHAN-BAHAN

Bahan yang akan didatangkan pihak kontraktor dari luar proyek misalnya aspal,
semen, besi beton, harus memperoleh persetujuan Pinpro/Pinbagpro. Persetujuan

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II-3


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab II : Mobilisasi

penggunaan didasarkan atas hasil pengujian di laboratorium terhadap bahan


tersebut dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas perintah Pinpro/Pinbagpro, dan
apabila memang telah memenuhi syarat maka Kontraktor boleh mendatangkan
bahan-bahan di maksud untuk keperluan pelaksanaan proyek.
Dalam hal terjadi penolakan bahan yang telah dibawa ke lokasi pekerjaan
dikarenakan bahan tersebut ternyata tidak memenuhi persyaratan, maka bahan
tersebut harus segera diangkut keluar lokasi proyek dalam waktu 2 x 24 jam.

2.8. MOBILISASI PERSONIL

Mobilisasi personel dilakukan bertahap sesuai kebutuhan, untuk tenaga inti


kontraktor, Pinpro/Pinbagpro perlu mengacu pada daftar yang diajukan kontraktor
pada saat memasukkan penawaran.
Mobilisasi tenaga inti kontraktor dilakukan berdasarkan nama-nama yang terdapat
dalam daftar personil inti yang dimuat dalam dokumen kontrak/penawaran.
Penggantian nama-nama personil inti baik pada awal mobilisasi maupun pada
selama pelaksanaan pekerjaan hanya dapat dilakukan apabila telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dengan syarat bahwa personil pengganti mempunyai kualifikasi
kemampuan/keahlian/keterampilan minimal sama dengan yang digantikan.
Apabila kontraktor akan menggunakan tenaga kerja asing maka prosedur
perizinannya adalah sebagai berikut:
 Kontraktor menyampaikan Daftar Induk Personil (Master List of Personnel)
yang akan didatangkan lengkap dengan nama, kewarganegaraan, tanggal
lahir, nomor paspor, jabatan dalam proyek seta daftar riwayat hidup
(curriculum vitae) yang bersangkutan.
 Pemimpin proyek/pengguna jasa setelah melakukan pemeriksaan dengan
mengacu pada daftar personil dalam dokumen penawaran/kontrak,
menagjukan permohonan izin mendatangkan tenaga kerja asing kepada
Departemen Tenaga Kerja.
 Berdasarkan surat pengguna jasa tersebut surat-surat dari Departemen
Tenaga Kerja (berupa Form TA-01), Kantor Imigrasi mengirim kawat/telex ke
Kedutaan Besar Indonesia di negara asal tenaga kerja asing tersebut dan
kedutaan besar akan menerbitkan visa berdiam sementara kepada tenaga
asing yang bersangkutan. Visa berdiam sementara bukan merupakan visa turis
yang tidak dapat digunakan untuk bekerja di Indonesia.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II-4


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab II : Mobilisasi

Untuk tenaga kerja asing yang hanya akan bekerja dalam waktu singkat
misalnya senbagai “Visiting Specialist” atau sebagai staf/pimpinan perusahaan
atau sebagai pengganti dalam keadan mendesak maka dapat mennggunakan
visa kunjungan yang berlaku 35 hari, sementara visa berdiam sementara
berlau selama 6 bulan.
Setelah kedatangan tenaga kerja asing dimaksud di Jakarta, maka yang
bersangkutan wajib melapor ke Kantor Imigrasi dalam waktu 3 hari untuk
mereka yang akan bekerja di Jakarta atau 7 hari bagi mereka yang akan
bekerja di luar Jakarta.
Oleh Kantor Imigrasi kan dikeluarkan KIMS (Kartu Izin Menetap Sementara)
sambil menunggu diterbitkannya KIM yang bersifat tetap. Masa berlaku KIM
dan izin kerja tetap adalah 1 Tahun dan dapat iperpanjang apabila diperlukan.

2.9. KETERLAMBATAN MOBILISASI

Keterlambatan pelaksanaan mobilisasi berakibat dikenakannya sanksi berupa


pengurangan persentase angsuran pembayaran item Mobilisasi (Lumpsum)
sebesar 1% dari nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari sampai
maksimum sebesar 50 (lima puluh) hari keterlambatan.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) II-5


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

BAB III
USULAN DAN PERSETUJUAN KERJA

3.1 HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI PEKERJAAN, DIREKSI


TEKNIS DAN KONTRAKTOR

Pada dasarnya penyelenggaraan kegiatan yang dikontrakkan mengikuti disiplin


segitiga fungsional :
 Pimpinan proyek menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan proyek dan
bertindak sebagai wakil penuh pemilik, juga mengawasi dan mengendalikan
pelaksanaan tugas konsultan dan kontraktor sesuai kontrak.
 Konsultan pengawas teknis menyelenggarakan pengawasan atas waktu mutu
serta volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana fisik.
Pengawasannya sesuai kontrak dengan Pimpro.
 Kontraktor pelaksana menyelenggarakan pekerjaan fisik sedangkan
pengawasannya dilakukan sesuai kontrak dengan Pimpro.

3.1.1 HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI PEKERJAAN.

 Menyusun program kerja dan rencana operasional proyek baik secara fisik
maupun keuangan.
 Menyusun struktur organisasi, uraian tugas dan pengisian personil proyek.
 Mengadakan pemeriksaan lapangan untuk penyesuaian rencana teknis.
 Menyiapkan dokumen pelelangan.
 Mengadakan pelelangan dan/atau pemilihan langsung.
 Melakukan persiapan lapangan/pembebasan tanah.
 Melakukan kegiatan pelaksanaan fisik dan keuangan.
 Melakukan kegiatan pengendalian proyek.
 Melakukan pengawasan teknis dan keuangan, pelaksanaan pekerjaan,
termasuk quantity dan quality control.
 Melakukan pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi pelaksanaan proyek.
 Menyelenggarakan tata laksana, pegawai, keuangan dan teknik.
 Menyampaikan laporan-laporan proyek, baik fisik maupun keuangan.
 Mengurus, mengamankan dan memelihara semua kekayaan proyek.
 Melakukan Serah Terima Sementara (PHO) dan Serah Terima Akhir (FHO).

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-1


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

 Laporan Akhir Proyek Selesai.


 Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada ke atasan.

3.1.2 HAK DAN KEWAJIBAN DIREKSI TEKNIS

 Hak dan Kewajiban Field Supervision Team


 Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh kontraktor  Tepat mutu,
tepat biaya, dan tepat waktu. Rujukan : dokumen kontrak.
 Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan mendorong kontraktor untuk
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
 Membantu Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan dalam menyikapi contract
change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi oleh pelaksana.
 Melakukan kaji ulang desain dan membantu /Direksi Pekerjaan
memerintahkan kepada kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya
dengan hasilkaji ulang desain.
 Melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item
pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor secara cermat sebagai bahan
untuk menetapkan volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh
pemberi pekerjaan.
 Melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan
lapangan (yang dikerjakan oleh kontraktor)  pengendalian mutu, dan
kemajuan fisik / keuangan  untuk menjamin kesesuaiannya dengan
dokumen kontrak dan melaporkannya kepada Pinpro Pengawasan dan
Pinbagpro Fisik.
 Memeriksa dan menandatangani MC (Monthly Certificate) yang diajukan
oleh kontraktor kepada Pengguna Jasa /Direksi Pekerjaan menyiapkan as
built drawing.
 Menyiapkan Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, dan Laporan Akhir
Proyek.
 Menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan Core
Team / Provincial Team.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-2


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

 Membantu Pengguna Jasa /Direksi Pekerjaan dalam pelaksanaan PHO.

 Hak dan Kewajiban Provincial Team


 Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Field
Supervision Teams.
 Melakukan evaluasi atas kualitas pekerjaan kontraktor yang dilaporkan
oleh Field Supervision Teams.
 Melakukan evaluasi atas progres fisik dan keuangan pekerjaan kontraktor
yang dilaporkan oleh Field Supervision Teams.
 Melakukan evaluasi atas claim yang diajukan oleh kontraktor.
 Melakukan evaluasi atas keterlambatan pekerjaan kontraktor dan
memberikan rekomendasi jalan keluarnya.
 Memberikan advis kepada Field Supervision Teams tentang prosedur
pemantauan kegiatan kontraktor.

 Hak dan Kewajiban Core Team


 Melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan konsultan (provincial team
consultants maupun field supervision team consultants).
 Melakukan review pada kategori “major changes” terhadap design dan
spesifikasi.
 Melakukan alih pengetahuan dan teknologi baik kepada personel provincial
team, field team maupun personel dari pemberi tugas (pemerintah).
 Menjaga keserasian komunikasi dengan instansi-instansi dan berbagai
pihak terkait dalam rangka mengimplementasikan kebijakan-kebijakan
teknis (misalnya : penggantian jenis lapis perkerasan karena tuntutan
ketersediaan bahan, penetapan faktor-faktor yang dijadikan acuan dalam
perhitungan pembayaran eskalasi, dlsb.) yang telah ditetapkan untuk
proyek-proyek fisik yang koordinasinya berada di bawah pengawasannya.

3.1.3 HAK DAN KEWAJIBAN KONTRAKTOR

 Selama Masa Pelaksanaan:


 Penyiapan Rencana kerja, dengan mendayagunakan seluruh sumber daya
yang dipersiapkan untuk pelaksanaan : Man, Money, Machine, Material
dalam batasan waktu yang ditetapkan.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-3


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

 Menyusun time schedule dengan bar chart, critical path method, program
linear, arrow diagram atau time grid diagram.
 Menyiapkan cash flow schedule – S curve.
 Meminta kesepakatan kepada pemberi pekerjaan tentang kriteria penilaian
yang dipakai untuk menilai kewajaran, keterlambatan atau kekritisan
pelaksanaan untuk mendapatkan performance bulanan dari kontraktor.
 Pembuatan base camp dan kantor proyek
 Mobilisasi personel dan alat-alat berat
 Menyediakan bahan dan material konstruksi
 Melaksanakan pekerjaan civil works sesuai dengan urutan jadwal
pekerjaan dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya
 Menyiapkan administrasi dan bukti-bukti penunjang untuk pengajuan
monthly certificate (mencakup pengajuan advance payment, pembayaran
prestasi pekerjaan, cicilan pembayaran kembali advance payment,
retension money, pembayaran eskalasi dsb)
 Mengikuti show cause meeting (SCM) apabila diminta oleh pemberi
pekerjaan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang ditetapkan
didalam SCM
 Menyiapkan berkas pengajuan PHO kepada pemberi pekerjaan

 Selama Masa Pemeliharaan :


 Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah di-PHO-kan
 Menyiapkan berkas pengajuan FHO kepada pemberi pekerjaan
 Menyelesaikan tagihan terakhir pembayaran pekerjaan dan penyelesaian
administrasi untuk pengakhiran kontrak

3.2 HUBUNGAN KERJA PARA PIHAK DALAM PROYEK

Peran Direksi Pekerjaan selaku pengendali pelaksanaan kontrak adalah:


 Sebagai pihak yang menunjuk Direksi Teknis, maka Direksi Pekerjaan adalah
atasan langsung Direksi Teknis yang secara langsung melakukan tugas-tugas
pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
 Bertanggung jawab atas pengendalian mutu hasil pekerjaan ;

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-4


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

 Bertanggung jawab aras pengendalian kuantitas pekerjaan agar tetap dalam


batas-batas kuantitas yang tercantum dalam kontrak;
 Berwenang untuk mengadakan perubahan kontrak setelah berkonsultasi dan
mendapat persetujuan dari atasan Direksi Pekerjaan.

Sebagai pihak yang ditunjuk pengguna jasa untuk melakukan pengawasan


pelaksanaan pekerjaan, Direksi Teknis yang terdiri dari tim pengawas
menjalankan tugas-tugas:
 Pengawasan mutu hasil pekerjaan;
 Pengawasan kuantitas pekerjaan sesuai yang ditentukan dalam kontrak;
 Pengawasan metoda pelaksanaan.

Pihak kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan, melaksanaan pekerjaan


konstruksi berdasarkan ketentuan kontrak yang dibuat dengan pengguna jasa.

Sesuai ketentuan kontrak pelaksanaan pekerjaan, bahwa setiap kegiatan


pekerjaan pada prinsipnya harus diawasi oleh Direksi Pekerjaan baik secara
langsung oleh Direksi Pekerjaan maupun melalui Direksi Teknis.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor adalah sebagai berikut:
 Kontraktor wajib melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dan
memperbaiki semua cacat dan kekurangan yang terjadi sesuai ketentuan
kontrak sampai memuaskan Direksi Pekerjaan.
 Kontraktor bekerja berdasarkan perintah/instruksi Direksi Pekerjaan/Direksi
Teknis.
 Perintah/instruksi Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis tersebut yang dalam bentuk
tertulis dan dalam bahasa yang ditentukan dokumen kontrak, wajib
dilaksanakan oleh kontraktor.
 Kontraktor hanya boleh melaksanakan perintah/instruksi yang berasal dari
Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis.
 Kontraktor wajib meminta/mengusulkan (request) secara tertulis
persetujuan/perintah/instruksi (approval/instruction) dari Direksi
Pekerjaan/Direksi Teknis setiap akan memulai suatu kegiatan pekerjaan.
 Berdasarkan pada prinsip tersebut maka dalam ketentuan kontrak dinyatakan
bahwa kontraktor tidak dibolehkan bekerja di luar jam kerja seperti pada

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-5


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

malam hari atau hari libur resmi tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan, kecuali
untuk hal-hal yang bersifat tidak terelakkan atau sangat diperlukan dalam
rangka menyelamatkan jiwa atau harta atau keselamatan pekerjaan itu sendiri
yang harus segera dibeitahukan kepada Direksi Pekerjaan, untuk pekerjaan
yang dilakukan secara bergilir, untuk pekerjaan yang tidak perlu diawasi
Direksi Pekerjaan, dan untuk pekerjaan yang sudah mendapat izin Direksi
Pekerjaan terlebih dahulu.
 Kontraktor wajib menyampaikan peringatan dini kepada Direksi Pekerjaan
melalui Direksi Teknis dalam waktu yang ditentukan dalam ketentuan kontrak
(14 atau 28 hari) sejak terjadinya perisrtiwa tertentu atau keadaan yang dapat
berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Kegagalan menyampaikan peringatan
dini oleh kontraktor ini dapat berakibat gugurnya hak-hak kontraktor atas
pembayaran tambahan yang menjadi haknya.

Dalam rangka keberhasilan pengendalian pelaksanaan pekerjaan, maka


mekanisme hubungan kerja para pihak dalam proyek, terutama berkaitan dengan
perintah/instruksi kerja yakni pengajuan dan persetujuan kerjanya wajib dibahas
dalam acara rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting-PCM) dan
diadakan kesepakatan-kesepakatan sepertI;
 Organisasi kerja pelaksanaan konstruksi ketiga belah pihak (Direksi Pekerjaan,
Direksi Teknis dan Kontraktor)
 Peran masing-masing pihak
 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
 Prosedur administrasi penyelenggaraan pekerjaan.
 Pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak.
 Mekanisme pengajuan dan persetujuan seperti:
 Pemeriksaan lapangan dalam rangka kaji ulang desain;
 Memulai kegiatan pekerjaan
 Pemeriksaan pekerjaan;
 Perpanjangan waktu;
 Gambar kerja
 Sertifikat pembayaran;
 Adendum kontrak

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-6


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

 Pengadaan bahan, alat dan personil;


 Kaji ulang jadual pelaksanaan;
 Serah terima pekerjaan.

3.3 PENGAJUAN USULAN (REQUEST) DAN PERSETUJUAN


(APPROVAL) KERJA

Sesuai ketentuan kontrak, perintah/instruksi sebagai bentuk pelaksanaan tugas


Direksi Pekerjaan dapat berbentuk:
1) Perintah langsung dari Direksi Pekerjaan, atau
2) Keputusan atas usulan kontraktor.

Semua perintah/instruksi dari Direksi Pekerjaan harus dalam bentuk tertulis, dan
apabila dalam keadaan tertentu perintah diberikan dalam bentuk lisan, maka
kontraktor wajib tetap harus memenuhi perintah tersebut dan dalam waktu yang
ditetapkan dalam ketentuan kontrak perintah lisan tersebut harus segera
dikonfirmasikan dengan perintah tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Perintah langsung dari Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan untuk melaksanaan
pekerjaan tanpa memerlukan usulan kontraktor adalah:
1) Perintah untuk memulai pelaksanaan kontrak yang berupa Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
2) Penyerahan lapangan
3) Perubahan pekerjaan yang meliputi perubahan kuantitas, mata pembayaran,
spesifikasi dan gambar pekerjaan.
4) Perubahan lingkup pekerjaan.
5) Percepatan waktu pelaksanaan
6) Perubahan harga
7) Penundaan pelaksanaan pekerjaan.
8) Pembuangan dan penggantian material atau membongkar dan mengerjakan
kembali pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak/spesifikasi.

Perintah Pengguna Jasa/Direksi Pekerjaan yang berupa keputusan atau


persetujuan atas usulan kontraktor antara lain adalah:
1) Mobilisasi peralatan, bahan dan personil inti
2) Memulai setiap kegiatan pekerjaan

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-7


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

3) Gambar kerja
4) Revisi program kerja
5) Perpanjangan waktu pelaksanaan

Perintah/instruksi kerja sekurang-kurangnya mencakup:


 Urutan kegiatan pelaksanaan.
 Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan.
 Pemantauan proses kegiatan.
 Perawatan/pemeliharaan produk-produk pekerjaan.
 Jaminan bahwa keluaran suatu proses akan sesuai dengan spesifikasi

3.3.1 MOBILISASI PERALATAN


Sebelum melaksanakan mobilisasi peralatan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
mengajukan daftar alat berat dan peralatan laboratorium yang akan didatangkan
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pengiriman peralatan baru dapat dilakukan oleh kontraktor apabila Direksi
Pekerjaan telah memberikan persetujuan atas permohonan izin yang diajukan
kontraktor.
Dalam hal kontraktor harus mengimpor peralatan yang belum ada di dalam negeri,
maka kontraktor harus mendapatkan rekomendasi dari Pengguna Jasa sebelum
proses impor dilakukan oleh kontraktor sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
Di samping persyaratan izin pendatangan peralatan tersebut, sebelum
pelaksanaan pendatangan peralatan, kontrakor juga diwajibkan untuik
mengadakan penelitian terhadap kondisi prasarana pendukung yang akan
digunakan untuk mobilisasi peralatan seperti jalan, jembatan, gorong-gorong,
dermaga dan lain sebagainya. Kewajiban atas perbaikan, peningkatan, dan
perkuatan konstruksi serta perizinan yang diperlukan agar mampu dilewati untuk
mobilisasi peralatan menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pada dasarnya semua peralatan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan khusus
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan kontraktor tidak boleh
memindahkan keluar lapangan tanpa izin Direksi Pekerjaan.
Penadatangan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan di
lapangan.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-8


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

3.3.2 MOBILISASI PERSONIL INTI


Seperti pendatangan peralatan, pendatangan personil inti juga harus
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dengan mengacu pada daftar
personil inti dalam dokumen kontrak. Direksi melakukan penelitian atas kualifikasi,
kemampuan dan pengalaman personil sesuai kebutuhan pekerjaan. Dalam hal
kontraktor akan menggunakan tenaga asing, maka kontraktor menyampaikan
permohonan untuk mendapatkan izin sesuai ketentuan yang berlaku berkaitan
dengan izin kerja, maupun keimigrasiannya.
Penggantian personil inti dengan syarat personil pengganti harus berkualifikasi
sekurang-kurangnya sama dengan kualifikasi, kemampuan dan pengalaman
personil yang digantikannya juga harus mendapatkan izin dari Direksi Pekerjaan.
Apabila Direksi Pekerjaan meminta kontraktor untuk mengganti personilnya
dengan cukup beralasan, maka kontraktor wajib menjamin bahwa personil
tersebut sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 hari dan harus
diganti paling lambat dalam waktu 14 hari.

3.3.3 PENDATANGAN BAHAN


Bahan-bahan timbunan, agregat dan bahan lain yang akan digunakan sebelum
didatangkan untuk pekerjaan harus dilakukan pemeriksaan terhadap contoh atas
mutu dan kesesuaiannya dengan spesifikasi dan mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis. Persetujuan Direksi Teknis tersebut tidak mengurangi hak Direksi
Teknis untuk menolak terhadap mutu bahan yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi dan atas bahan tersebut harus segera dilakukan pengangkutan ke luar
lokasi proyek dalam waktu yang ditentukan dokumen kontrak yakni 2 x 24 jam.

3.3.4 MEMULAI KEGIATAN PEKERJAAN


Seperti dijelaskan di depan bahwa sebelum memulai setiap kegiatan pekerjaan,
kontraktor wajib meminta persetujuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan.
Sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan, maka akan dilakukan pemeriksaan
oleh Direksi Pekerjaan melalui Direksi Teknis:
1) Ketepatan pematokan untuk pekerjaan dimaksud berkaitan dengan titik acuan,
kelurusan dan ketinggian yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan;
2) Ketepatan posisi, ketinggian, dimensi dan alinyemen setiap bagian pekerjaan,
3) Penyiapan peralatan, perlengkapan, bahan dan tenaga kerja yang diperlukan;
4) Peralatan yang akan digunakan telah dikalibrasi oleh pihak yang berwenang

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-9


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

5) Metode kerja yang akan diterapkan;


6) Persiapan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja;
7) Persiapan penerapan perlindungan pekerjaan, atau keselamatan dan
kenyamanan umum;
8) Persiapan langkah-langkah perlindungan terhadap lingkungan dari
pencemaran lsebagai akibat dari pelaksanaan metode kerja;
9) Persiapan pengaturan lalu lintas agar tidak terganggu akibat pelaksanaan
pekerjaan.
Pemeriksaan atas hal-hal tersebut di atas tidak membebaskan tanggung jawab
kontraktor sesuai ketentuan kontrak apabila seklam pelaksanaan kegiatan
pekerjaan dan setelah pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidak tepatan
kelurusan, ketinggian dan alinyemen serta keamanan konstruksi, keamanan
umum, dan pencemaran lingkungan.

3.3.5 GAMBAR KERJA


Gambar kerja yang dibuat berdasarkan dan sebagai penjabaran lebih lanjut dari
gambar rencana, disiapkan oleh kontraktor sebagai acuan dalam pelaksanaan
jenis pekerjaan yang bersangkutan. Usulan gambar kerja harus disampaikan
kepada Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan
dan disetujui Direksi Pekerjaan dalam waktu sesuai yang disepakati dalam rapat
pra pelaksanaan.
Apabila terjadi keterlambatan penyerahan gambar rencana oleh Direksi Pekerjaan
kepada kontraktor dan hal tersebut mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan atau menderita kerugian biaya, maka kontraktor berhak mendapatkan:
1) tambahan waktu pelaksanaan, dan atau
2) tambahan biaya.
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan pabila rencana atau
pelaksanaan pekerjaan akan mengalami keterlambatan atau terhenti kecuali
perintah atau gambar dari Direksi Pekerjaan dikeluarkan dalam waktu yang layak.
Pemebitahuan tersebut harus juga memuat rincian gambar atau perintah yang
diperlukan dan alasan serta kapan dibutuhkan termasuk kemungkinan
keterlambatan atau kerugian akibat keterlambatan tersebut.
Apabila ditentukan dalam kontrak bahwa di samping gambar kerja, kontraktor
harus menyiapkan gambar rencana untuk pekerjaan permanen, kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya sebagai berikut:

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-10


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

1) gambar dimaksud, spesifikasi, perhitungan dan informsi lain yang diperlukan


untuk digunakan Direksi Pekerjaan dalam penelitian dan pemeriksaan
kelayakan dan kecukupan desain; dan
2) manual pengoperasian dan pemeliharaan bersama gambar rencana apabila
pekerjaan tersebut terselesaikan.
Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan tidak melepaskan kontraktor dari tanggung
jawabnya sesuai kontrak.

3.3.6 REVISI PROGRAM KERJA


Sesuai ketentuan kontrak, kontraktor dalam waktu 15 hari setelah terbitnya SPMK
harus menyampaikan program kerja berupa jadual pelaksanaan kepada Direksi
Pekerjaan. Jadual pelaksanaan tersebut secara rinci harus memuat rencana
pelaksanaan pekerjaan termasuk semua informasi uraian mengenai pengaturan
dan metode kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.
Apabila program kerja tersebut tidak sesuai lagi dengan pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor dengan seizin Direksi Pekerjaan dapat merevisi program kerjanya untuk
menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar dapat menjamin
penyelesaian pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu penyelesaian sesuai
kontrak.
Persetujuan Direksi Pekerjaan atas program kerja dan penyesuaiannya tidak
melepaskan tanggung jawab dan kewajiban kontraktor sesuai kontrak.

3.3.7 PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN


Peristiwa yang dapat menjadi bahan pertimbangan perpanjangan waktu
pelaksanaan adalah:
1) Jumlah atau jenis pekerjaan tambah; atau
2) Penyebab keterlambatan berkaitan dengan pekerjaan tambah; atau
3) Kondisi cuaca yang ekstrim di luar kebiasaan dan merugikan sangat
merugikan pelaksanaan pekerjaan; atau
4) Keterlambatan, kesukaran atau hambatan karena pengguna jasa, atau
5) Perubahan desain; atau
6) Keadaan khusus lainnya di luar kesalahan kontraktor.
7) Keadaan kahar
Kontraktor mengajukan usulan secara tertulis kepada pengguna jasa dilengkapi
dengan alasan dan data pendukung. Pengguna jasa menugaskan panitia peneliti

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-11


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Bab III: Usulan dan Persetujuan Kerja

pelaksanaan kontrak dan direksi teknis untuk mengadakan penelitian dan


evaluasi usulan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi tersebut,
panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan direksi teknis memberikan rekomendasi
atas kelayakan pemberian perpanjangan waktu.
.Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca normal tidak dapat dibenarkan
untuk alasan perpanjangna waktu pelaksanaan, kecuali hujan luar biasa yang
didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan dibandingkan dengan
data hujan pada periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Prosedur permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan:
 Kontraktor mengajukan usulan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan
dengan menyebutkan alasan dan melampirkan data pendukung.
 Direksi Pekerjaan melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan
kontraktor.
 Hasil evaluasi berupa persetujuan atau penolakan harus segera disampaikan
kepada kontraktor secara tertulis.
 Persetujuan Direksi Pekerjaan harus segera ditindak lanjuti dengan penerbitan
adendum kontrak.
 Adendum kontrak segera diikuti dengan perpanjangan waktu semua jaminan
yang diperlukan (jaminan pelaksanaan, jaminan uang muka, jaminan
pemeliharaan).
Sebagai konsekwensi adanya perpanjangan waktu pelaksanaan, maka jadual
pelaksanaan (Kurva S) juga perlu direvisi yang harus dilakukan paling lambat
dalam waktu 1 minggu setelah persetujuan perpanjanangan waktu pelaksanaan.
Revisi Kurva-S harus dibuat sejajar dengan Kurva S sebelumnya, dimulai dari titik
rencana kemajuan pekerjaan rencana yang seharusnya dicapai akibat dari
persetujuan perpanjangan waktu. Posisi titik rencana kemajuan pekerjaan ini akan
lebih tinggi dari kemajuan yang sebenarnya telah dicapai oelh kontraktor,
sehingga dengan demikian kontraktor harus tetap melakukan upaya-upaya khusus
untuk mencapai kemajuan pekerjaan yang dikehendaki dalam revisi jadual
pelaksanaan.

Pelatihan Supervision Engineer of Roads Construction (SE) III-12


Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Rangkuman

RANGKUMAN

1. Pada awal pelaksanaan kontrak, pihak kontraktor harus menyampaikan


kepada Direksi Pekerjaan suatu Program Mobilisasi untuk medapatkan
persetujuannya.
Program Mobilisasi harus juga memuat waktu semua kegiatan mobilisasi
dan informasi tambahan sebagai berikut:
 Lokasi Base Camp kontraktor termasuk denah lokasi umum dan denah
rinci dari lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan
konstruksi utama, dan laboratorium (jika ditetapkan dalam kontrak)
 Rencana pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari
semua peralatan yang terdaftar, cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan di lokasi pekerjaan.
 Setiap perubahan jadwal peralatan dan staf harus dimintakan
persetujuan kepada Direksi Pekerjaan.
 Kontraktor harus melengkapi dengan cermat bagan balok yang
memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh dan setiap
kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk
menyatakan persentase kemajuan pekerjaan.

2. Construction schedule dimaksudkan sebagai dasar bagi Pemilik Proyek


(kontraktor dan konsultan) untuk :
 Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan,
 Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi / de-eskalasi harga,
 Mendukung pengalokasian anggaran biaya,
 Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan
pekerjaan,
 Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi.

3. Jadwal pelaksanaan yang dibuat kontraktor dimaksudkan sebagai bagian dari


pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan
aspek perencanaan, analisa, dan pemilihan jenis/cara penjadualan.
Pertimbangan aspek perencanaan meliputi:
 APA yang harus dikerjakan ?
Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) R-1
Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Rangkuman

 KAPAN harus dikerjakan ?


 BAGAIMANA cara mengerjakannya ?
 SIAPA yang harus mengerjakan ?
 BERAPA biaya yang harus dikeluarkan ?

Analisis dari pertanyaan di atas menghasilkan komponen dan jumlah


kegiatan yang berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan, dan
indikasi kesulitan dan risiko dalam menyelesaikannya. Analisis juga
menghasilkan waktu dan periode pekerjaan, metoda pelaksanaan,
pelaksanaan pekerjaan dan dana yang harus disiapkan.

Untuk dapat menyiapkan jadual pelaksanaan, maka ditinjau dari aspek


perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
 Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak
 Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji lokasi,sumber
daya yang tersedia dan menentukan tingkat kesulitan yang terkait pada
pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci
 Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci
 Menguji Spesifikasi
 Menguji Syarat-syarat Kontrak
 Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan
 Menentukan urutan pekerjaan
 Menentukan biaya proyek

Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat analisa


terhadap hal-hal berikut :
 Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
 Urutan setiap kegiatan
 Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan
 Sumber daya yang diperlukan
 Resiko yang terkait
 Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan
Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) R-2
Modul SE-06 : Persiapan Pelaksanaan Rangkuman

 Nilai pekerjaan yang diselesaikan.

Setelah menyelesaikan analisa di atas, kontraktor perlu membuat beberapa


jadual dasar sebagai jadual perencanaan kerja, yang nantinya di dalam
pelaksanaan konstruksi biasanya memerlukan perubahan-perubahan
diseuaikan dengan kondisi lapangan :
 Jadwal kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka waktu untuk
setiap jenis pekerjaan.
 Jadual Sumber Daya, yang menentukan secara jelas rencana ketersediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan.
 Jadual kemajuan keuangan – Kurva S, yang menentukan secara jelas
rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.
 Jadual cash flow keuangan, yang menentukan keadaan pemasukan dan
pengeluaran uang.

Beberapa jenis jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan


proyek antara lain adalah:
a) Critical Path Method (Metoda Lintasan Kritis)
b) Bar Charts – basic and linked (Diagram Balok – asli dan terkait)
c) Financial Progress Schedule – S Curve (Jadual Kemajuan Keuangan –
Kurva S)

Pelatihan Supervision Engineer Of Roads Construction (SE) R-3


Modul SE-06 Persiapan Pelaksanaan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Ervianto, Wulfram I., Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi,


Yoyakarta, 2002

2. Asiyanto, Ir, MBA, IPM , Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi,


Pradnya Paramita, Jakarta, 2005

3. Santosa, Budi, Manajemen Proyek, Penerbit Guna Widya, Surabaya, 2003

4. Soeharto, Imam, Ir, Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai


Operasional, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999

5. ,Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah


No. 349/KPTS/M/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak
Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan)

Pelatihan Supervision Engineen Of Roads Construction (SE) DP - 1

Anda mungkin juga menyukai