Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU

TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI


PADA BALITA DI PUSKESMAS
TEGALREJO KOTA
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Asma Atun Nisa’ Saparudin
1610104408

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


GIZI DENGAN STATUS GIZI
PADA BALITA DI PUSKESMAS
TEGALREJO KOTA
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Asma Atun Nisa’ Saparudin
1610104408

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Dipublikasikan pada Program Studi
Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Oleh:

Pembimbing : Dewi Rokhanawati, S.SiT., MPH


Tanggal :

Tanda Tangan :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU
TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI
PADA BALITA DI PUSKESMAS
TEGALREJO KOTA
YOGYAKARTA1

Asma Atun Nisa’ Saparudin2 , Dewi Rokhanawati3


asmaatunnisa@gmail.com

Gizi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas sumber daya
manusia. Balita merupakan kelompok rawan gizi. Diusia 6-24 bulan ini pertumbuhan
otak masih berlangsung cepat. Kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan
berkurangnya kemampuan menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari, hal ini
merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan gizi pada balita.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analisi korelasi yaitu
menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada
balita. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 61 orang. Pendekatan waktu yang
digunakan adalah cross sectional. Analisis data dilakukan dengan Chi Square.
Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi pada
balita hal ini ditunjukan dari hasil uji statistik dengan Chi Square diperoleh p value
sebesa 0,009 dimana nilai p value <0,05. Diharapkan responden dapat meningkatkan
wawasannya/pengetahuannya mengenai gizi pada balita sehingga dapat memenuhi
kebutuhan gizi pada balitanya.

PENDAHULUAN akhirnya dapat menurunkan


Data United Nations International produktifitas kerja. Balita hidup
Children’s Emergency Fund (UNICEF) penderita gizi buruk dapat mengalami
tahun 2012 menunjukan 16 juta bayi penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10
dan balita yang mengalami %. Keadaan ini menunjukan bahwa
permasalahan gizi, 26% mengalami pada hakikatnya gizi yang buruk atau
stunting, 16% gizi kurang, 8% gizi kurang dapat berdampak pada
buruk, dan 7% obesitas. Indonesia penurunan kualitas sumber daya
merupakan negara yang menduduki manusia. Dampak paling buruk yang
lima Peringkat teratas sebagai diterima adalah kematian pada umur
penyumbang gizi buruk terbanyak se- yang sangat dini (Samsul, 2011).
Asia setelah india, China, Nigeria, dan Mengkonsumsi makanan yang
Pakistan (Depkes RI, 2012). mengandung gizi sangat mempengaruhi
Salah satu permasalahan kesehatan status gizi kesehatan seseorang yang
di Indonesia adalah kematian anak usia merupakan modal utama bagi kesehatan
bawah lima tahun (balita). Status gizi individu. Asupan gizi yang salah atau
buruk pada balita dapat menimbulkan tidak sesuai dengan kebutuhan akan
pengaruh yang sangat dapat menimbulkan masalah kesehatan istilah
Menghambat pertumbuhan fisik, mental malnutrisi (gizi salah) diartikan sebagai
maupun kemampuan berfikir yang pada keadaan asupan gizi yang salah, dalam
bentuk asupan berlebih ataupun sesungguhnya untuk proses penyesuaian
berkurang, sehingga menyebabkan dan perkenalan meskipun seluruh masa
ketidakseimbangan antara kebutuhan anak-anak juga merupakan masa dasar.
dengan asupan. (Sulistyoningsih, 2012). Status gizi pada balita merupakan hal
Provinsi DIY merupakan daerah penting yang harus diketahui oleh setiap
cakupan pelayanan kesehatan tertinggi oreng tua. Perlunya perhatian lebih
dan angka gizi kurang telah melampaui dalam tumbuh kembang di usia balita
target nasional. Target nasional gizi didasarkan fakta bahwa kurang gizi
kurang adalah 17% dan target DIY yang terjadi pada masa emas ini bersifat
dalah 10%. Prevalensi gizi kurang di inffeversible (tidak dapat pulih)
derita di yogyakarta yaitu 7,93% (Marimbi, 2010).
sedangkan prevalensi gizi kurang di Studi pendahuluan yang
kabupaten sleman 7,53%, kulon progo didapatkan di Puskesmas Tegalrejo
10,96%, gunung kidul 6,68% dan bantul Kota Yogyakarta pada bulan Februari
8,26% (Dinkes, DIY 2015). 2017 terdapat balita umur 6 bulan – 24
Salah satu upaya yang dilakukan bulan yang memiliki masalah dengan
oleh pemerintah untuk mencapai gizi berdasarkan TB/BB sebanyak
kesejahteraan dan untuk mengurangi 13.31125% jumlah tersebut dari balita
kematian anak pada tahun 2030 adalah yang sangat kurus sebanyak 0,51375%,
di tanda tangani deklarasi Sustainable balita yang kurus sebanyak 6,8% dan
Development Goals (SDG’s). Target obesitas sebanyak 5,9975% sehingga
untuk tahun 2030 adalah mengakhiri belum mencapai target dari pemerintah
kelaparann dan menjamin akses pangan yaitu 10%.
yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi METODE PENELITIAN
semua orang, khususnya masyarakat Jenis penelitian ini adalah
miskin dan rentan termasuk bayi, di penelitian kuantitatif menggunakan
sepanjang tahun. Kedua adalah pada metode penelitian dengan analisi
tahun 2030, mengakhiri segala bentuk korelasi rancangan cross sectional
malnutrisi, termasuk mencapai target Tekhnik pengambilan sampel dengan
internasional tahun 2025 untuk Accidental Sampling.
penurunan stunting dan wasting pada Pada analisa univariat yang
balita dan mengatasi kebutuhan gizi digunakan adalah distribusi frekuensi
remaja perempuan, wanita hamil, dan dari karakteristik responden dan pada
menyusui, serta lansia (Dewi, 2015). analisa bivariat data yang digunakan
Bidan sangat berperan penting untuk uji hipotesis adalah Chi Square.
dalam meningkatkan mutu pelayanan Jumlah responden sebanyak 61
kesehatan dalam rangka menurunkan responden dan alat yang digunakan
AKI dan AKB, serta meningkatkan yaitu kuesioner.
kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup sehat baik dalam hal memberikan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat (Saleha, 2009).
Masa bayi berlangsung selama dua
tahun pertama kehidupan setelah priode
bayi baru lahir selama dua minggu.
Masa bayi adalah masa dasar yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Total 61 100
Hasil Jenis kelamin
Tabel 1 Karakteristik Responden di anak
Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta Laki-laki 41 67,2
Berdasarkan Umur Respnden, Perempuan 20 32,8
Pendidikan Responden dan Responden Total 61 100
yang Memiliki bayi Usia 6 – 24 Bulan. Sumber : Data Primer, 2017
Karateristik F % Dari table 1 diketahui dari 61
Responden responden di Pukesmas Tegalrejo Kota
Umur Yogyakarta memiliki karakteristik
<21 21 34,4 sebagai berikut: karakteristik umur
21-35 34 55,7 responden terbanyak yaitu usia 21-35
>35 6 9,8 tahun sejumlah 34 orang (55,7%),
Total 61 100 karakteristik tingkat pendidikan
Tingkat terbanyak yaitu SMK/SMA sejumlah 20
Pendidikan orang (32,8%), karakteristik pekerjaan
PT 15 24,6 responden terbanyak yaitu ibu tidak
SMK/SMA 20 32,8 berkerja sejumlah 46 orang (75,4%) dan
SMP 17 27,9 karakteristik jenis kelamin anak
SD 9 24,8 terbanyak yaitu laki-laki sejumlah 41
Total 61 100 orang (67,2%).
Pekerjaan
Bekerja 15 24,6
Tidak Bekerja 46 75,4

Tabel 2 Tabel Silang Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Gizi di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta.

Karateristik Responden Tingkat Pengetahuan N %


Tinggi Rendah
N % N %
Umur
<21 18 29,5 3 4,9 21 34,4
21-35 34 55,7 0 0 34 55,7
>35 5 8,2 1 1.7 6 9,8
Total 57 93,4 4 6,6 61 100
Tingkat Pendidikan
PT 15 24,6 0 0 15 24,6
SMK/SMA 20 32,8 0 0 20 32,8
SMP 16 26,2 1 1,7 17 27,9
SD 6 9,8 3 4,9 9 24,8
Total 57 93,4 4 6,6 61 100
Pekerjaan
Bekerja 13 21,3 2 3,3 15 24,6
Tidak Bekerja 44 72,1 2 3,3 46 75,4
Total 57 93,4 4 6.6 61 100
Jenis kelamin anak
Laki-laki 18 29,5 2 3,3 41 67,2
Perempuan 39 63,9 2 3,3 20 32,8
Total 4 93,4 4 6.6 61 100
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan table 2. bahwa kategori pekerjaan dan reponden paling
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi banyak terdapat pada responden yang
dengan kategori umur dan paling tidak berkerja sebanyak 44 responden
banyak terdapat responden berusia 21- (72,1%). Tingkat pengetahuan ibu
35 tahun sebanyak 34 respnden (55,7%). tentang gizi dengan kategori responden
Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi yang memiliki anak dengan jenis
dengan kategori tingkat pendidikan kelamin terbanyak yaitu terdapat pada
paling banyak terdapat pada tingkat responden yang memiliki anak dengan
pendidikan SMK/SMA yaitu sebanyak jenis kelamin perempuan sebanyak 39
20 responden (32,8%). Tingkat responden (63,9%).
pengetahuan ibu tentang gizi dengan
Tabel 3 Tabel Silang Karakteristik Responden dengan Status Gizi Pada Balita di
Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta

No Karateristik Responden Status Gizi pada Balita N %


Normal Tidak Normal
N % N %
1 Umur
<21 10 16,3 11 18 21 34,4
21-35 28 45,9 6 9,8 34 55,7
>35 3 4 3 4,9 6 9,8
Total 41 67,2 20 32,7 61 100
2 Tingkat Pendidikan
PT 11 18 4 6,5 15 24,6
SMK/SMA 17 27,8 3 4,9 20 32,8
SMP 12 19,8 5 8,2 17 27,9
SD 1 1,6 8 13,1 9 24,8
Total 41 67,2 20 32,7 61 100
3 Pekerjaan
Bekerja 7 11,5 8 13,1 15 24,6
Tidak Bekerja 34 55,7 12 19,8 46 75,4
Total 41 67,2 20 32,7 61 100
4 Jenis kelamin anak
Laki-laki 15 24,6 5 8,2 41 67,2
Perempuan 26 42,6 15 24,6 20 32,8
Total 41 67,2 20 32,7 61 100
Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 3 dimana sedikit dalam kategori rendah yaitu 4
umur responden terbanyak dengan responden dangan presentasi 6,6%.
status gizi balitanya baik yaitu Tabel 5. Status gizi pada Balita di
responden dengan berusia 21-35 tahun Puskesmas Tegalrejo
sebanyak 28 responden (45,9%), untuk Status Gizi N %
tingkat pendidikan responden terbanyak Normal 41 67
dengan status gizi baik yaitu reponden Tidak Normal 20 33
dengan tingkat pendidikan SMK/SMA - Sangat Kurus 0 0
sebanyak 17 responden (27,8%), - Kurus 11 18
sedangkan untuk perkerjaan responden - Gemuk 9 15
terbanyak yaitu responden yang tidak Jumlah 61 100
berkerja sebanyak 34 responden Sumber : Data Primer, 2017
(55,7%). Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat sebagian besar sampel Puskesmas
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Tegalrejo yang berstatus gizi normal
Kategori N % yaitu 41 responden (67%) dan
Pengetahuan responden dengan status gizi balitanya
Tinggi 57 93,4 tidak normal yaitu 20 responden (33%).
Rendah 4 6,6 Dari 20 responden yang memiliki balita
Jumlah 61 100 dengan kategori gizi tidak normal di
Sumber : Data Primer, 2017. bagi menjadi 3 kategori yaitu balita
Berdasarkan tabel 4 menunjukan tingkat dengan kategori sangat kurus 0
pengetahuan responden mengenai gizi reponden, yang kurus sebanyak 11
paling banyak dalam kategori tinggi responden (18%) dan yang terakhir
sebanyak 57 responden dengan dengan kategori gemuk sebanyak 9
presentasi 93,4% dan sedangkan paling responden (15%).
Tabel 6 Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status
Gizi pada Balita di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta
Tingkat Pengetahuan Status Gizi Pada Balita Total χ2 P
Normal Tidak Normal value
N % N % N %
Tinggi 41 67,2 16 26,2 57 93,4
Rendah 0 0 4 6,6 4 6,6 8,775a 0,009
Jumlah 41 67,2 20 32,8 61 100

Bedasarkan tabel 6 dapat dengan status gizi tidak normal


diketahui bahwa responden yang tingkat sebanyak 4 responden (6,5%).
pengetahuannya tinggi dan status gizi Berdasarkan hasil penelitian
pada balitanya normal sebanyak 41 diatas, setelah dilakukan analisa data
responden (67,2%), tingkat pengetahuan menggunakan SPSS dnegan uji Chi
yang rendah dan status gizi yang normal Square dengan nilai p value sebesar
tidak ada. Sedangkan dengan tingkat 0,009 (p <0,05) menunjukan bahwa
pengetahuan tinggi dengan status gizi hipotesis yang menyatakan ada
tidak normal sebanyak 16 reponden hubungan tingkat pengetahuan ibu
(26,3%) dan tingkat pengetahuan rendah tentang gizi dengan status gizi pada
balita di Puskesmas Tegalrejo Kota digunakan berulang kali. Maka jika
Yogyakarta. minyak goreng digunakan berulang-
Pembahasan ulang maka akan menyebabkan
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang adanya penyumbatan oleh lemak
Gizi di Puksesmas Tegalrejo Kota jenuh. Jika sumbatan terjadi di
Yogyakarta pembuluh darah jantung dapat
Berdasarkan hasil penelitian memicu serangan jantung namun jika
yang diperoleh bahwa di Puskesmas sumbatan terjad di pembuluh darah
Tegalrejo Kota Yogyakarta, tingkat otak, seseorang bisa mengalami
pengetahuan ibu tentang gizi dalam stroke (Riksani, 2012).
kategori tinggi sebanyak 57 Pengetahuan adalah suatu hal
responden (93,4%) dan Sedangkan yang berasal dari pancaindra dan
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi pengalaman yang telah diproses oleh
dengan kategori rendah hanya 4 akal budi dan timbul secara spontan.
responden (6,6%). Sedangkan untuk sifat dari
Tingkat Pengetahuan ibu tentang pengetahuan itu sendiri terdiri dari
gizi dengan kategori umur dan paling tiga hal, yaitu spontan, intutif dan
banyak terdapat responden berusia subjektif. Selain itu pengetahuan juga
21-35 tahun sebanyak 34 respnden bersifat benar karena sesua dengan
(55,7%). Tingkat pengetahuan ibu realitas yang ada (Suryana, 2015).
tentang gizi dengan kategori tingkat Menurut Surjaweni (2014)
pendidikan paling banyak terdapat pengetahuan merupakan suatu
pada tingkat pendidikan SMK/SMA landasan berfikir manusia dalam
yaitu sebanyak 20 responden melakukan suatu hal yang berkaitan
(32,8%). Tingkat pengetahuan ibu dengan pencarian jawaban atas
tentang gizi dengan kategori pertanyaan yang ada, seperti
pekerjaan dan reponden paling berkaitan dengan status gizi anak
banyak terdapat pada responden yang atau balita.
tidak berkerja sebanyak 44 responden Hasil penelitian ini sesuai
(72,1%). Tingkat pengetahuan ibu dengan penelitan yang dilakukan
tentang gizi dengan kategori Oktalinda dan Triwibowo (2012)
responden yang memiliki anak tentang hubungan pengetahuan ibu
dengan jenis kelamin terbanyak yaitu balita tentang gizi dengan status gizi
terdapat pada responden yang balita di Posyandu Dusun Modopuro
memiliki anak dengan jenis kelamin Desa Modopuro Kecamatan Mojosari
perempuan sebanyak 39 responden Mojokerto terdapat 70 orang
(63,9%). responden. Hasil penelitian tersebut
Dari hasil kuesioner yang menjelaskan bahwa ada hubungan
dikumpulkan dan jawaban yang salah yang bermakan antara pengetahuan
yang dijawab oleh reponden yaitu ibu dengan status gizi balita dengan p
pada item masalah menggunakan value 0,001.
minyak goreng dimana minyak Hasil penelitian ini juga sejalan
goreng tidak boleh digunakan lebih dengan penelitian yang di lakukan
dari 2 kali. Minyak goreng Wahyuni (2016) yang berjudul
mengandung lemak jenuk maka jika hubungan tingkat pengetahuan ibu
di pakai sekali saja lemak tidak tentang gizi balita dengan status gizi
jenuhnya bisa berkurang dan apalagi balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Pleret, Bantul, Yogyakrata. Hasil Menurut asumsi peneliti
penelitian tersebut memperlihatkan tingginya status gizi yang normal
ada hubungan tingkat pengetahuan pada balita dipengaruhi oleh
ibu tentang gizi balita dengan status tingginya pengetahuan ibu tentang
gizi balita di wilayah kerja gizi balita, dimana pengetahuan gizi
Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta balita di dapatkan dari petugas
dengan tingkat keeratan rendah yang kesehatan. Dengan tingginya
ditunjukan dari nilai p (value) = pengetahuan ibu tentang gizi dapat
0,000 (<0,05) dengan tingkat mempengaruhi pemenuhan nutrisi
keeratan hubungan kedua variabel yang tepat dan baik. Hal ini
ditunjukan pada nilai koefisien menyebabkan banyak balita dengan
korelasi = 0,222. ibu yang berpengetahuan tinggi
Hasil penelitian ini juga sejalan mempunyai status gizi balita yang
dengan teori Notoatmodjo (2010) normal.
yang menyatakan bahwa Status gizi dapat diartikan
pengetahuan seseorang dapat sebagai suatu keadaan tubuh manusia
digunakan sebagai motivasi dalam akibat dari konsumsi suatu makanan
bersikap dan bertindak sesuatu bagi dan penggunaan zat-zat dari makanan
orang tersebut. Serangkaian tersebut yang dibedakan antara status
pengetahuan selama proses intraksi gizi normal dan tidak normal
dengan lingkungannya menghasilkan (Almatsier, 2010).
pengetahuan baru yang dapat Status gizi yang baik merupakan
bermanfaat bagi dirinya maupun syarat utama tewujudnya sumber
orang lain. daya manusia yang berkualitas,
2. Status Gizi Pada Balita di Puskesmas khususnya terhadap balita. Balita
Tegalrejo Kota Yogayakarta yang mengalami gangguan atau
Peneliti mendapatkan hasil kekurangan gizi pada usia dini akan
bahwa sebagaian besar responden mengganggu tumbuh kembang,
yang mempunyai balita dengan status menyebabkan kesakitan dan
gizi normal sebanyak 41 responden kematian. Gangguan gizi pada
(64%) dan responden yang umumnya disebabkan oleh
mempunyai balita dengan status gizi kurangnya asupan gizi, infeksi dan
tidak normal 20 reponden (36%). yang paling penting kurangnya
Dimana umur responden terbanyak pengetahuan ibu (Junaidi, 2012).
dengan status gizi balitanya baik Hasil tersebut menunjukan
yaitu responden dengan berusia 21- bahwa masih terdapat balita usia 6 -
35 tahun sebanyak 28 responden 24 bulan dengan status gizi tidak
(45,9%), untuk tingkat pendidikan normal. Hasil penelitian tersebut
responden terbanyak dengan status sesuai dengan penelitian yang
gizi baik yaitu reponden dengan dilakukan oleh Devi (2010) yang
tingkat pendidikan SMK/SMA menyatakan bahwa dari 1200
sebanyak 17 responden (27,8%), terdapat 582 (49%) dengan masalah
sedangkan untuk perkerjaan gizi. Masalah gizi pada balita ini
responden terbanyak yaitu responden disebabkan oleh berbagai penyebab,
yang tidak berkerja sebanyak 34 salah satu penyebab maslah gizi pada
responden (55,7%). balita adalah akibat konsumsi
makanan yang tidak baik sehingga
energi yang masuk dan keluar tidak seseorang maka diharapkan akan
seimbang. Tubuh memerlukan lebih baik juga keadaan gizinya
ppemilihan makanan yang baik agar (Khomsan, 2007).
kebutuhan zat gizi terpenuhi dan Hasil penelitian ini sejalan
fungsi tubuh berjalan dengan bail dengan penelitian yang dilakukan
(Almatsier, 2010). oleh Lastanto (2015), dengan judul
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu analisa faktor yang berhubungan
Tentang Gizi dengan Status Gizi dengan kejadian gizi kurang pada
Pada Balita di Puskesmas Tegalrejo balita di puskesmas cebongan. Dari
Kota Yogyakarta. hasil analisa dengan menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian uji chi square diperoleh P value
yang diperoleh bahwa di Puskesmas 0,029 < 0,05 yang berarti terdapat
Tegalrejo Kota Yogyakarta, tingkat hubungan bermakna antara
pengetahuan ibu tentang gizi dalam pengetahuan dengan kejadian gizi
kategori tinggi sebanyak 57 kurang pada balita dipuskesmas
responden (93,4%) , dengan cebongan.
presentasi status gizi normal Semakin tinggi tingkat
sebanyak 41 responden (67,2%), dan pengetahuan seseorang maka
presentasi status gizinya yang tidak semakin mudah dalam menerima
normal sebanyak 16 responden informasi. Dengan pola pikir yang
(26,2%). Sedangkan tingkat relatif tinggi, tingkat pengetahuan
pengetahuan ibu tentang gizi dengan responden tidak hanya sekedar tahu
kategori rendah 4 responden (6,6%) (know) yaitu mengingat kembali akan
dengan status gizi yang normal 0 tetapi mampu untuk memahami
responden dan balita dengan status (comprehention), bahkan sampai
gizi yang tidak normal sebanyak 4 pada tingkat aplikasi (aplication)
responden (6,6%). Dari hasil yaitu kemampuan untuk
Penelitian diketahui bahwa terdapat menggunakan materi yang telah
hubungan bermakna antara tingkat dipelajari pada situasi atau kondisi
pengetahuan dengan status gizi balita sebenarnya (Notoatmodjo, 2010). Hal
di Puskesmas Tegalrejo Kota ini menyebabkan semakin efektifnya
Yogyakarta, dimana nilai p value = informasi dipahami sehingga tingkat
0,009 (p <0,05). pengetahuan akan relatif tinggi.
Pengetahuan yang ada pada
manusia tergantung pada tingkat SIMPULAN DAN SARAN
pendidikan yang diperoleh baik Simpulan
secara formal maupun informal, Berdasarkan hasil penelitian dan
dimana tingkat pengetahuan akan pembahasan dapat disimpulkan :
memberikan pengaruh pada cara-cara 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
seseorang memahami pengetahuan di Puskesmas Tegalrejo Kota
tentang gizi dan kesehatan. Tingkat Yogyakarta yang dikatakan tinggi
pengetahuan gizi seseorang sebanyak 57 responden (93,4%) dan
berpengaruh terhadap sikap dan yang dikatakan rendah sebanyak 4
prilaku dalam memilih makanan, responden (6,6%).
yang pada akhirnya berpengaruh 2. Status Gizi pada balitia di Puskesmas
terhadap keadaan gizi seseorang. Tegalrejo Kota Yogyakarta yang
Tingginya tingkat pengetahuan dikatakan status gizi normal
sebanyak 41 responden (64%) dan Junaidi. 2012. Analisis Faktor-Faktor
yang dalam kategori status gizi tidak yang Mempengaruhi Status Gizi
normal sebanyak 20 responden Balita. Jurnal Berita Kedokteran
(36%). Masyarakat. Vol. 25. No. 3
3. Hasil analisa data menggunakan uji
Chi Square di dapatkan p-value Khomsan, A. (2007). Teknik
0,009 (p<0,05) sehingga ada Pengukuran Pengetahuan Gizi.
hubungan tingkat pengetahuan ibu Bogor. Jurusan GMSK Feperta
tentang gizi dengan status gizi pada IPB.
balita di Puskesmas Tegalrejo Kota
Yogyakarta. Lastanto. (2015). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Balita
Saran Gizi Kurang di Wilayah Kerja
1. Bagi Puskesmas (Khususnya Bidan) Puskesmas Cebokan. Skripsi.
Diharapkan bidan agar lebih sering STIKES Kusuma Husada.
memberikan penyuluhan terkait
dengan kesehatan ibu dan anak dan Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembng,
juga memantau pertumbuhan dan Status Gizi dan Imunitas dasar
perkembangan anak setiap bulannya Pada Balita. Yogyakarta: Gosyen
untuk mengetahui status gizinya Publishing.
sudah terpenuhi atau belum.
2. Bagi Responden Notoatmodjo, S. (2010). Promosi
Diharapkan responden dapat kesehatan dan Perilaku
meningkatkan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
wawasanya/pengetahuannya
mengenai gizi pada balita sehingga Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air
dapat memenuhi kebutuhan gizi pada Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.
balitanya.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan
DAFTAR RUJUKAN
pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar
Ilmu Gizi. (ed.9). Jakarta : Samsul. (2011). Faktor-Faktor yang
Gamedia Pustaka Utama.
Mempengaruhi Angka Gizi Buruk
di Jawa Timur dengan Pendekatan
Depkes RI.(2012). Profil Kesehatan Nonparametrik Spline. Jurnal
Republik Indonesia Tahun 2012. Sains dan Seni ITS Vol. 1 No. 1.
Dewi, P. (2015). Antara Asupan Energi
Sulistyoningsih, H. (2012). Gizi Untuk
dengan Status Gizi Pada Balita di Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Nemplak Boyolai. Jurnal Ilmu Garaha Ilmu
Kesehatan. Vo. 4. No. 1 Maret
Supariasa, D.N., B. Bakri, I. Fajar.
Dinkes DIY. (2015). Profil Kesehatan (2012). Penilaian Status Gizi.
DIY Tahun 2014. Yogyakarta Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Surjaweni. (2014). Gizi Reproduksi.
Pustaka Rihana : Yogyakarta.

Suryana. 2015. Metodologi Penelitian.


Universitas Pendidikan Indonesia.

Oktalinda, R dan Triwibowo, H. (2012).


Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu Balita dengan
Status Gizi Balita (1-5 tahun) di
Posyandu Dusun Modopuro Desa
Modopuro Kecamatan Mojokerto.
Jurnal Keperawatan STIKES Bina
Sehat PPNI. Vol. 01. No.3

Wahyuni. (2016). Hubungan Tingkat


Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita Dengan Status Gizi Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pleret, Bantul. Skripsi :
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakrata.

Anda mungkin juga menyukai