efek klinis dan efek samping krim terbinafine hydrochloride 1% dan krim
eberconazona nitrate 1% dalam pengobatan tinea corporis dan tinea cruris lokalisata.
Uji coba dilakukan di departemen Dermatologi PT JN Medical College & AVBRH,
Sawangi selama periode Desember 2010 sampai November 2011.
Kelompok A diterapi dengan krim terbinafine 1% dan kelompok B diterapi dengan
krim eberconazole 1%
Sebanyak 42 orang pasien terdaftar dalam penelitian ini, 22 orang pada kelompok A
dan 20 orang pada kelompok B. Namun, 7 orang pasien kelompok A dan 5 pasien
kelompok B hilang untuk di-follow-up. Sehingga jumlah yang tersisa 30 orang yang
terbagi merata di tiap kelompok (kelompok A 15 orang dan kelompok B 15 orang).
Pasien pada kelompok A dan B diterapi dengan larutan hydrochloride terbinafine
topikal 1% dan 1% eberconazonazol nitrate masing-masing dua kali sehari selama 3
minggu.
Krteria inklusi : pasien dengan dermatofitosis yang belum diterapi dengan obat apapun
pada semua kelompok usia, luas area tidak melebihi 20% dari luas permukaan tubuh,
dan pasien yang didiagnosis secara klinis sudah dikonfirmasi dengan pemeriksaan
KOH.
Kriteria eksklusi : pasien dengan dermatofitosis yang sudah diterapi dengan antifungal
topikal maupun sistemik, luas area lesi melebihi 20% dari luas permukaan tubuh, dan
pasien dengan penyakit imunosupresif atau pada obat-obatan imunosupresif.
Diagnosis dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan mikologi (KOH dan kultur).
Pasien di follow up setiap minggu untuk mengetahui manfaat dan efek samping yang
timbul seperti eritema lokalisata, pembengkakan, sensasi menyengat atau rasa gatal
yang meningkat selama durasi 3 minggu
Yang dievaluasi, antara lain sensasi gatal, eritema, papul, pustul, vesikel dan luas area
lesi (berkurang atau bertambah).
Untuk perbaikan klinisnya, di bagi menjadi 4 derajat yakni derajat I (perbaikan hingga
25%), derajat II (perbaikan hingga 50%), derajat III (perbaikan hingga 75%), dan
derajat IV (perbaikan hingga 100%).
Pewarnaan KOH dan kultur dilakukan mingguan sampai 3 minggu untuk menilai
penyembuhan mikologi. Kultur dilakukan menggunakan agar Sabouraud’s dextrose
dengan kloramfenikol dan sikloheksimid.