Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PELAPORAN HASIL SURVEILANS


PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
RSUD CIBINONG TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN
Surveilans pengendalian infeksi nosokomial merupakan pengamatan yang aktif,
sistematis dan terus menerus terhadap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan meningkat
atau menurunnya resiko untuk terjadinya infeksi.
Surveilans terdiri dari pengumpulan data, interpretasi data dan sosialisasi data
secara terus menerus yang memungkinkan dikembangkannya intervensi berdasarkan bukti.

II. LATAR BELAKANG


Peran surveilans dalam upaya pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit
sangat penting, dan bila dilaksanakan dengan tepat, dan oleh sumber daya yang cermat dan
berkualitas, hasilnya dapat dijadikan indikator yang menunjukkan mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Di Amerika Serikat, pelaksanaan surveilans dapat menurunkan rate infeksi
sebesar 32%, sedangkan tanpa surveilans meningkatkan rate infeksi sebesar 18%.
Sampai saat ini komite pengendalian infeksi nosokomial RSUD Cibinong melakukan
surveilans berdasarkan klinis pasien. Surveilans terdiri dari pengumpulan data terhadap
kejadian phlebitis, ISK, pneumonia, dekubitus, ILO dan sepsis.

III. TUJUAN SURVEILANS


1. Mendapatkan data dasar endemis
2. Mengidentifikasi KLB
3. Mengevaluasi system pengendalian
4. Memenuhi persyaratan administrative

IV. RENCANA KEGIATAN SURVEILANS


1. Perencanaan. Untuk mencapai informasi dan mengerti karakteristik populasi dapat dikaji
beberapa hal seperti, tipe pasien, diagnose pasien yang paling sering, tindakan yang sering
dilakukan, operasi atau tindakan invasive.
2. Pengumpulan data surveilans. Pengumpulan data oleh petugas yang kompeten,
berpengalaman, berkualitas profesional
3. Menghitung dan menganalisa data infeksi. Dihitung Numerator dan Denominator.
Numerator yaitu jumlah yang terinfeksi pada pasien yang beresiko. Denominator adalah
tabulasi dari kohort pasien yang beresiko infeksi nosokomial.
4. Interpretasi data. Data harus di interpretasi dengan cepat dan tepat, untuk mendapatkan
informasi apakah ada masalah infeksi nosokomial yang memerlukan penanggulangan atau
investigasi lebih lanjut. Bandingkan angka infeksi nosokomial apakah ada penyimpangan,
dimana terjadi kenaikan atau penurunan yang cukup tajam.
5. Komunikasikan hasil. Laporan di desiminasikan kepada pihak-pihak terkait. Tujuannya
agar informasi dapat digunakan untuk menetapkan strategi dalam pengendalian infeksi
nosokomial.
6. Evaluasi. Menilai apakah proses surveilans secara keseluruhan berjalan dengan baik, dan
apakah data yang di dapat sudah merupakan data objektif.

V. UKURAN INSIDENS
Ukuran relative yang digunakan untuk mengukur besarnya kemungkinan kejadian
(morbiditas/mortalitas) infeksi nosokomial :
1. Insidens Rate : ukuran frekuensi kasus baru pada populasi dan pada kurun
waktu tertentu
2. Prevalens Rate : ukuran frekuensi kasus baru dan lama pada populasi pada
kurun waktu tertentu.
Rumus : X
IR = Y . K

Ket : X = kejadian yang akan diukur (morbiditas/mortalitas)


Y = populasi beresiko terhadap kejadian tersebut
K = konstanta, 100/1000

VI. SASARAN
a. Menghasilkan hasil yang akurat, targetnya mencapai 90%
b. Menurunkan tingkat kejadian infeksi nosokomial serendah mungkin.

VII. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelaporan hasil surveilans X X X X X X X X X X X X
2. Evaluasi X X X X X X X X X X X X

VIII. PELAPORAN DAN EVALUASI


Pelaporan dan evaluasi surveilans dibuat dalam bentuk tabel dan disertai analisa dalam
bentuk narasi singkat.

IX.PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pelaporan hasil
surveilans.
Cibinong, 15 Juli 2011
Mengetahui,
DIREKTUR RSUD CIBINONG KETUA KOMITE PIN

dr. Radianti, MARS dr. Ros Kusuma Dewi


NIP. 195712031990032002 NIP. 198001102009022001

Anda mungkin juga menyukai