Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yg setinggi-tingginya dapat terwujud.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup
dan berprilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan yang
bermutu.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa
tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan 4 (empat) MISI pembangunan
kesehatan yaitu : (1) menggerakkan pembangunan kesehatan nasional berwawasan
kesehatan (2) mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (3) memelihara
dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu , merata dan terjangkau (4)
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga, masyarakat beserta
lingkungannya.
Laboratorium puskesmas melaksanakan pengukuran penetapan dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit,
kondisi kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat diwilayah kerja puskesmas. Agar memiliki kepastian hokum dalam
penyelenggaraan pelayanan laboratorium puskesmas dan untuk dapat mengikuti
perkembangan teknologi kesehatan dan memenuhi tuntutan masyarakat, maka
penyelenggaraan laboratorium puskesmas di tetapkan dengan peraturan menteri
kesehatan ini dapat dipergunakan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja
laboratorium puskesmas.
Ketentuan mengenai keharusan mengenai kriteria dalam penyelenggaraan laboratorium
puskesmas yang diatur dalam peraturan menteri kesehatan ini merupakan persyaratan
minimal yang harus dimiliki oleh setiap puskesmas.dengan pertimbangan kompleksitas
pelayanan puskesmas bisa berbada beda tergantung pada daerah pengembangan
wilayah setempat, maka persyaratan minimal ini pun dapat dilengkapi sesuai
kebutuhan.
B. TUJUAN

1
Tersedianya acuan dalam penyelenggaraan pelayanan laboratorium di
puskesmas agar dapat dilaksanakan dengan benar, bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan .
C. SASARAN
Sasaran panduan ini adalah petugas laboratorium yang melaksanakan
pelayanan agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan memberikan kepuasan
dan masyarakat.
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Proses pelayanan :
1. Memanggil dan identifikasi pasien
2. Mengisi informed concend untuk pengambilan sampel
3. Melakukan pengambilan sampel
4. Melakukan pemeriksaan sampel
5. Mengeluarkan hasil pemeriksaan

E. BATASAN OPERASIONAL
Kegiatan pelayanan laboratorium menerima pasien dari masing-masing poli baik
dengan keluhan sakit maupun untuk melakukan chek up rutin.

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Unit Laboratorium adalah :

N Jenis Kompe Standar Kompetensi jumlah Standar


O Ketenaga tensi kompetensi tambahan
an (ijazah tambahan yang sudah
) (pelatihan) dilakukan
(pelatihan)
1 Analis SMAK TB, TB, 1 1
kesehatan ES HIV,phlebo HIV,phleboto
tomi mi
2 Analis D3 - - - -
kesehatan

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
NO Jenis ketenagaan Distribusi ketenagaan
1 Analis kesehatan Persiapan pelayanan
pemeriksaan
Pemantapan mutu
internal
2 Analis kesehatan Persiapan pelayana
pemeriksaan
Pemantapan mutu
internal

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelayanan : Setiap hari senin sd. Sabtu
Jam pelayanan : Menurut jam buka tutup loket
Senin – kamis : Jam 08.00-13.30
Jumat : Jam 08.00-11.00
Sabtu : Jam 08.00-13.30

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Meja pemeriksa wastafel

Meja
Lemari
pemeriksa
reagen

Meja sampling

Lemari

berkas

pintu

B T

B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas sarana :
Ruang laboratorium berlokasi di sebelah ruang sterilisasi dan rauang pojok asi
dengan luas 5,5 x 3,5 meter terdapat ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
tersedia air mengalir listrik pengelolaan limbah dan sanitasi. Didalam ruangan
terdapat fasilitas :
1) 1 mikroskop
2) 1 lemari reagensia
3) 1 lemari berkas
4) 1 wastafel untuk cuci tangan dan alat

4
2. Fasilitas Penunjang :
1) Bahan habis pakai :
(1) Masker
(2) Hanscoon
(3) Spuit
(4) Obyek Glass
(5) Pot sputum
(6) Pot urine
(7) Lancet
(8) Alcohol Pad
2) Tempat sampah medis dan non medis
3) Meubeler :
(1) Meja kerja
(2) Kursi kerja
4) Pencatatan dan pelaporan
(1) Buku register
(2) Lembar hasil pemeriksaan lab
(3) Formulir inform consent
(4) Arsip hasil pemeriksaan
3. Fasilitas Alat
Daftar peralatan utama dan peralatan penunjang laboratorium puskesmas
NO JENIS PERALATAN JUMLAH
I PERALATAN UTAMA
1 Mikroskop binokuler 1
2 Pipet mikro 5-50, 100-1000 uI 1 set
II PERALATAN PENUNJANG
1 Blood lanset dengan autoklik Sesuai kebutuhan
2 Lampu spritus 1
3 Pot spesemen dahak mulut lebar Sesuai kebutuhan
4 Pot spesmen urin mulut lebar Sesuai kebutuhan
5 Rak pewarna 1
6 Spuit 1 cc Sesuai kebutuhan
7 Spuit 3 cc Sesuai kebutuhan
8 Tip pipet (kuning, biru, putih) Sesuai kebutuhan
9 Timer 1
10 Ose Sesuai kebutuhan

5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pelayanan di laboratorium menerima pasien dengan keluhan sakit dan
pemeriksaan rutin , meliputi :
1. Pengambilan sampel
2. Pemeriksaan
3. Pencatatan
B. METODE
N JENIS SPESI METO ALAT REA
O PEMERIKSAAN MEN DE GEN
KIMIA DARAH
1 Glukosa Darah Stik Easy Touch -
Kapiler
2 Kolestrol Darah Stik Easy Touch -
Kapiler
3 Asam urat Darah Stik Easy Touch -
Kapiler
HEMATOLOGI
1 Haemoglobin Darah Stik Easy Touch -
Kapiler
MIKROBIOLOG
I
1 BTA Dahak Mikros Mikroskop, pot Reage
(micobakterium kopis dahak, objeks n ZN
tuberculosa) glass, lampu
sritus, Ose
URINALISA

1 Tes kehamilan Urine Rapid Wadah urine Kit


sewakt tes rapid
u
2 Protein Urine Carik Tabung reaksi Tarik
segar celup celup
PARASITOLOGI
1 Malaria Darah RDT RDT Assay
Kapiler Buffer

6
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Menerima rujukan dari masing-masing poli
2. Mencatat data pasien di buku register
3. Mempersiapkan alat dan bahan
4. Memanggil pasien dan memastikan identitas pasien
5. Mempersiapkan pasien duduk
6. Menjelaskan kepada pasien tentang sampel yang akan diambil
7. Mengisi inform consent
8. Melakukan pengambilan sampel
9. Melakukan pemeriksaan
10. Mencatat hasil pemeriksaan dibuku register dilembar hasil pemeriksaan
11. Memberi blangko hasil pemeriksaan kepada pasien untuk diserahkan kepada
dokter pengirim
12. Pelaporan
13. Menghitung jumlah kunjungan setiap bulan
14. Membuat laporan tribulan dan laporan LBI
15. Laporan dikirim kedinas kesehatan paling lambat tanggal 5 setiap bulan oleh
coordinator laporan

7
BAB V

LOGISTIK

Petugas penanggung jawab pengelolaan pelayanan laboratorium wajib memastikan logistik


laboratorium terpenuhi dengan cara melakukan perencanaan kebutuhan, melakukan
pengecekan secara berkala dan segera membuat permintaan kebutuhan logistik yang
diperlukan.

A. Peralatan Medis
Standar peralatan untuk laboratorium terdiri dari :
1. Mikroskop : 1 buah
2. Rotator : 1 buah
3. Mikropipet : 1 buah
4. Bahan habis pakai : 8 jenis
Peralatan untuk pemeriksaan

N Jenis peralatan Standar Jumlah Berfu Tidak kekura


O untuk jumlah yang ngsi berfun ngan
pemeriksaan alat ada gsi
berfungsi
baik
A Peralatan utama
1 Mikroskop 1 1 1
Binokuler
2 Pipet mikro 5- 1 1 1
50, 100-1000 uI
B Mebelair
2 Meja kerja 1 2 2
4 kursi kerja 1 2 2
2 lemari berkas 1
& reagensia
C Penunjang
1 tempat 1 1 1
penyimpanan
peralatan bersih
yang tertutup
rapat
3 Tempat 1 2 2
sampah tertutup

8
2 timer 1
2 Jas Lab 2 2 2

D Bahan Habis Sesuai


Pakai kebutuhan
Masker, Sarung Ada Ada
tangan
3 spuit Ada Ada
Alcohol Pad Ada Ada
Obyek Glass Ada Ada
Pot Sputum Ada Ada
Pot Urine Ada Ada
Lancet Ada Ada

B. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN, METODE DAN REAGEN


1. Kemampuan pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan labolaturium di puskesmas meliputi pemeriksaan
pemeriksaan dasar seperti
1) Hematologi : Haemoglobin
2) Kimia Darah : Glukosa, Kolestrol, Asam Urat
3) Mikrobiologi : Fiksasi BTA, Pewarnaan BTA
4) Urinalisa : PP Test, Protein Urine
5) Parasitologi : Malaria
2. Metode
Metode pemeriksaan labolaturium di puskesmas menggunakan metode semi
automatic dan automatic
3. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang di gunakan untuk
pemeriksaan di labolaturium puskesmas penanganan dan penyimpanan reagen
harus sesuai dengan persyaratan antara lain:
1) Perhatikan tangggal kadaluarsa
2) Pemakaian reagen dengan metode first expired-first out ( sesuai expired
terdekat )
3) Sisa pemakaian reagen tidak boleh di perbolehkan di kembalikan dalam bentuk
sediaan induk
4) Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakkan yang terjadi pada
sediaan reagen
5) Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan
9
6) Lindungi lebel kerusakkan
7) Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung
8) Reagen harus terdaftar di kementrian kesehatan
C. RUJUKAN
Sepesimen yang sudah siap untuk di periksa di kirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika labolaturium puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka specimen atau pasien di kirim ke labolaturium lain
(dirujuk).
Beberapa hal yang perlu di perhatikan pada rujukan labolaturium
1. Specimen yang akan dirujuk sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relative stabil.
Untuk itu perlu di perhatikan persyaratan pengiriman specimen antara lain
1) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas specimen
2) Tidak terkena sinar matahari langsung
3) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja labolaturium termasuk
pemberian lebel
2. Specimen yang dirujuk harus di sertai folmulir pengiriman yang berisi data berikut
1) Nomor specimen
2) Nama penderita
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Alamat penderita
6) Tanggal dan jam pengambilan specimen
7) Jenis specimen dan asal bahan
8) Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang di berikan sebelumnya
9) Permintaan pemeriksaan
10) Tanggal pengiriman
11) Nama serta alamat pengirim
(1) Dokter
(2) Puskesmas
3. Kemudian di kirim melalui petugas

Pengemasan/ Labolaturium
Sampel diambil pengepakan rujukan

Hasil dari lab


Penyampaian hasil oleh
rujukan
dokter pengirim

10
Keterangan gambar
(1) Setelah specimen diambil atau diterima diruang labolaturium dilakukan
pengepakkan / pengepasan specimen
(2) Specimen yang sudah di kemas di beri folmulir permintaan rujukan
pemeriksaan
(3) Specimen di kirim ke labolaturium rujukan
(4) Setelah dilakukan pemeriksaan, keluarlah hasil pemeriksaan labolaturium yang
di tulis pada folmulir hasil pemeriksaan
(5) Folmulir hasil pemeriksaaan di bawa ketempat pengambilan/pengiriman hasil
(6) Folmulir hasil pemeriksaan di bawa atau dikirim ke labolaturium perujuk
D. PENCATATAN PELAPORAN
1. Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi
Macam-macam pencatatan
1) Buku register labolaturium
2) Blangko permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
3) Buku rujukan
4) Buku ekspedisi pengambilan hasil kritis
2. Pelaporan
Pelaporan yang harus di sampaikan secara berkala ke dinas kesehatan berupa
laporan bulanan yang merupakan hasil pencatatan harian. Laporan triwulan
dan tahuanan sesuai ketentuan yang berlaku. Pencatatan kegiatan pemeriksaan
labolaturium puskesmas dapat menggunakan buku register

11
BABVI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien
sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada di dalam
laboratorium.
Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan
penanggulangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan
upaya kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi:
A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA YANG BERSIFAT UMUM.
1. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker
(infeksius) di ruangan laboratorium.
2. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang laboratorium.
3. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen.
4. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan.
5. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

B. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA YANG BERSIFAT KHUSUS.

1. Yang berkaitan dengan mikroorganisme


1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipa
saluran.
2. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan
tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus diletakkan
di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan
dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
3. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
1. Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar peralatan
listrik.
2. Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.

b. Yang berkaitan dengan limbah


12
1.Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan
barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.

2.Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit,


diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.

3.Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air


sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat)

4.Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan


(kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.

c. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium

1.Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus


terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan
laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan menggunakan bahan
mudah menguap.

2.Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


A. . Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan
kantong plastik dan diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/
menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur;

13
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium;
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja


1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium
harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang
mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja,
seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam
kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja
dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium
(hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat
yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di
tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau
benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti
dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.

14
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah
yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk
mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh
(contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung
tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan
dan mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia
yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia
yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
-
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3
dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah

15
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup
yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-
masing kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai
berikut:

2) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada
lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir yang
dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.

16
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku
C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
No Penggolongan
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan Korosif
gangguan kesehatan Toksik
{H} Iritan
Sensitizer
Merusak
organ
tubuh
tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Cair
Kebakaran {F} Gas
Bahan kimia yang
mudah meledak {R}
Bahan kimia dengan Oksidator
sikap khususnya {S/N} Reaktiv
terhadap
air
Reaktif
terhadap
asam
Bahan
radioaktif
Bahan
kimia yang
tidak boleh
tercampur

b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka

17
label
Bahan kimia BIRU 4 Dapat
yang menyebabkan
mengakibatkan kematian walapun
gangguan sudah diobati
kesehatan {H} 3 Dapat
menyebabkan luka
serius meskipun
sudah mendapat
pengobatan
2 Dapat
menyebabkan luka
dan membutuhkan
pengobatan segera
1 Dapat
menyebabkan
0 iritasi jka tidak
diobati
Tidak berbahaya

Bahan kimia MERAH 4


yang 3
mengakibatkan 2
Kebakaran {F} 1
0
Bahan kimia 4
yang mudah 3
meledak {R} 2
1
0
Bahan kimia Oksidator OKS
dengan sikap Reaktiv W
khususnya terhadap
{S/N} air
Reaktif acid
terhadap
asam
Bahan Rad

18
radioaktif
Bahan ALK
kimia
yang
tidak
boleh
tercampur

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

19
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman
kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru
yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;

Input Rincian Kegiatan Target


1. Sumber
Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai 90 %
standard
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai 90 %
standard
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi ada
petugas pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia ada
esensial dan bahan lain yang
harus tersedia
tentang menyatakan kapan ada
reagensia tidak tersedia (batas
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam ada
kerja

20
tentang jenis-jenis ada
pemeriksaan laboratorium
yang tersedia,
Tentang permintaan ada
pemeriksaan, penerimaan
spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi ada
rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian ada
mutu laboratorium

kebijakan tentang PME, ada


Hasil PME.

Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap
dan standar mutu
1. SOP penilaian CR 90 %
ketepatan waktu
penyerahan hasil, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan CR 90 %
waktu penyampaian
hasil pemeriksaan
laboratorium untuk
pasien urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur

21
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan

6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan
laboratorium yang
kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
10. SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri

11. SOP pengelolaan CR 90 %


bahan berbahaya dan
beracun, SOP
pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium

12. SOP pengelolaan CR 90 %


reagen

13. SOP pengelolaan CR 90 %


limbah

22
14. SOP pengendalian CR 90 %
mutu laboratorium

15. SOP rujukan CR 90 %


laboratorium

16. SOP penerapan CR 90 %


manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan
manajemen risiko:
identifikasi risiko,
analisis, dan tindak
lanjut risiko

17. SOP orientasi prosedur CR 90 %


dan praktik
keselamatan/keamanan
kerja, bukti
pelaksanaan program
orientasi

18. SOP pelatihan dan CR 90 %


pendidikan untuk
prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan
baru, bukti
pelaksanaan
pendidikan dan
pelatihan

Kerangka acuan program


keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti
pelaksanaan program

Waktu penyampaian hasil (5 menit


laboratorium (30 mnt

23
parasitologi)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %

Out put
Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium

Out come
Kepuasan pelanggan 90 %

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.

1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan
dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.

1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.

a. Persiapan pasien

Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai


persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.

b. Pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/ antikoagulan.

c. Penerimaan spesimen

24
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi
spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan
konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima
melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir
hasil pemeriksaan.

d. Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan,
pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun pada formulir hasil
pemeriksaan.

e. Pengiriman spesimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian


pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika laboratorium
puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.

f. Penyimpanan spesimen

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.

Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

- Disimpan pada suhu kamar

Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan
vibrio cholera.

- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.

- Dapat diberikan bahan pengawet.

- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.

g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan standar


yang berlaku.

2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan melakulan pemeriksaan.

25
a. Pengolahan spesimen

Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena


pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang
selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium


adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan.

Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur


dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
Pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-


masing parameter.

3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi
hasil sampai dengan pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemcriksaan, cara pengambilan spesimen.

2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis


pemeriksaan.

2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tenentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan
PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopis
Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).

Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan langkah-langkah kegiatan


sebagai berikut:

26
1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME

2. Pelaksanaan pemeriksaan

3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil

4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME.

BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
laboratorium di Puskesmas

Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap
standar dan prosedur yang ditetapkan

27

Anda mungkin juga menyukai