Anda di halaman 1dari 124

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur


kehadirat Allah SWT dan dengan izinnya, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun
dengan baik.
LAKIP disusun dalam rangka mewujudkan
Good Governence Kabupaten Aceh Utara yang
merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap Visi,
Misi Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Instansi Pemerintah setiap
tahunnya.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana
peraturan tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah, Negara sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan berkewajiban menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah kepada Presiden melalui Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara.
LAKIP merupakan media pertanggungjawaban kinerja yang dibuat
secara periodik, memuat informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders
terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan. Materi LAKIP
mengandung analisis pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD
untuk tahun yang bersangkutan, dimana sasaran strategis yang ingin dicapai
oleh Pemerintah Kab. Aceh Utara merupakan outcome dari pelaksanaan
prgoram pembangunan. Selain dari itu LAKIP berfungsi sebagai sarana bagi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk menyampaikan keterangan
pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh masyarakat dan juga sebagai
sarana evaluasi atas pencapaian kinerja serta sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja yang telah ditetapkan dimasa yang akan datang.

Halaman i
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara ini di rasakan masih terdapat berbagai kekurangan. Sehingga untuk
penyempurnaan lebih lanjut kami mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif dari berbagai pihak dan kami tak lupa menyampaikan
terima kasih kepada semua personil yang telah membantu sehingga Lakip
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Demikianlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 ini kami sampaikan semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak instansi terkait terutama Pemerintah
kabupaten Aceh Utara sendiri sehingga kedepan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
dapat lebih ditingkatkan lagi.

Lhokseumawe, Maret 2016

BUPATI ACEH UTARA


DTO
H. MUHAMMAD THAIB

Halaman ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................. iii
Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
I. Gambaran Umum Daerah.......................................................................... 1
A. Kondisi Geografis ................................................................................. 1
B. Kondisi Umum Daerah ......................................................................... 4
II. Aspek Strategis ......................................................................................... 7
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)............................................. 7
B. Laju Inflasi ............................................................................................ 10
C. Pendapatan regional Perkapita ............................................................ 10
D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................... 12
E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur .................................................... 14
F. Fokus Iklim Berinvestasi ....................................................................... 14
G. Fokus Sumber Daya Manusia .............................................................. 15
H. Struktur Organisasi ............................................................................... 16
III. Permasalahan Utama ................................................................................ 18
BAB II PERJANJIAN KINERJA ............................................................................... 22
I. Rencana Strategis ..................................................................................... 22
A. Visi ....................................................................................................... 24
B. Misi....................................................................................................... 25
C. Tujuan dan Sasaran ............................................................................. 26
II. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ................................................................... 31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................ 40
I. Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................... 40
A. Pengukuran Kinerja .............................................................................. 40
B. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 ............................................. 42
C. Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Empat
Tahun Terakhir ..................................................................................... 47
D. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional ................... 140
E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi yang
Telah dilakukan .................................................................................... 156
F. Analisis dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................... 157
II. Realisasi Anggaran.................................................................................... 161
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 168
Lampiran 1 Penetapan Kinerja Tahun 2014
Lampiran 2 Daftar Prestasi/Penghargaan
Lampiran 3 Daftar Rekap IKM
Lampiran 4 Pernyataan Telah Direview

iii
IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka mencapai tujuan Good Governance dan Clean


Government sangat dibutuhkan tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih
transparan, partisipasif dan akuntabel. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah
mencoba memaksimalkan seluruh potensi yang ada dalam bentuk program dan
kegiatan. Tentunya dalam pencapaian target tidak hanya kesuksesan dalam
program dan kegiatan pembangunan saja yang menjadi tolok ukur, tetapi
capaian kinerja organisasi juga harus diperhatikan lebih seksama, mengingat
capaian kinerja Kab. Aceh Utara menjadi pedoman bagi pemerintah pusat
dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah atau laporan LAKIP


merupakan kumpulan capaian kinerja pemerintah daerah yang dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada tahun 2015. Laporan LAKIP
ini tidak terlepas dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara yang
tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab.
Aceh Utara, dimana seluruh sasaran strategis dari Laporan LAKIP tahun 2015
ini merupakan penjabaran dari sasaran strategis RPJMD Kab. Aceh Utara
tahun 2012-2017 yang telah ditetapkan melalui Qanun Kab. Aceh Utara Nomor
9 Tahun 2014.

Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah
Kabupaten/Kota diwajibkan untuk menyusun Laporan LAKIP tahun 2015. Kab.
Aceh Utara telah selesai menyusun laporan tersebut, tentunya dengan
memperbandingkan capaian kinerja tahun 2015 dan target realisasinya serta
perbandingan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya yang tidak
terlepas daripada sasaran dan tujuan dari RPJMD Kab. Aceh Utara.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan 16 sasaran strategis

Halaman v
dengan 22 Indikator Kinerja pada Laporan LAKIP tahun 2015 yang
pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap melalui program dan kegiatan di
masing-masing SKPK. Sesuai dengan hasil analisa Tim Penyusun Laporan
LAKIP Kab. Aceh Utara, dapat kami jelaskan bahwa dari 22 indikator kinerja,
kriteria sangat berhasil sebanyak 13 indikator (59,09%), berhasil sebanyak 4
indikator (18,18%), cukup berhasil sebanyak 2 indikator (9,09%) dan tidak
berhasil sebanyak 3 indikator (13,64%). Data dan informasi untuk lebih jelasnya
terdapat dalam laporan LAKIP Kab. Aceh Utara.

Dalam penyusunan LAKIP tahun 20145, terdapat sedikit perbedaan


dimana laporan LAKIP harus di review oleh Inspektorat, sehingga data yang
disajikan merupakan data yang valid dan akurat. Dari hasil review tersebut,
kami telah mensajikan saran dan rekomendasi yang dihasilkan sehingga
laporan LAKIP ini dapat bermanfaat sesuai dengan data dan fakta dilapangan.

Kami sangat mengapresiasi kinerja pemerintah pusat, terutama


Kementrian PAN dan RB, dimana Kabupaten Aceh Utara dalam evaluasi
laporan LAKIP tahun 2015 terdapat beberapa permasalahan, sehingga kami
mendapatkan nilai CC. Kami sangat berharap agar tahun ini kami dapat
meningkatkan peringkat menjadi kategori B dan dengan mengucapkan syukur
kepada Allah, Alhamdulillah, dari kendala dan keterbatasan yang ada, LAKIP
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun dan disampaikan untuk
mempertanggung-jawabkan pelaksanaan rencana kinerjanya.

Halaman vi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Bab I Pendahuluan

I. LATAR BELAKANG
Implementasi good governance saat ini sudah menjadi sebuah
keniscayaan, yang harus dipraktekkan oleh setiap penyelenggaraan Negara
dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih
dan bertanggung jawab serta bebas dari kolusi dan korupsi. Konsep dasar
akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada
semua tingkatan yang melaksanakan kegiatan pada tiap bagian. Masing-
masing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggungjawab atas setiap
kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya.
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas
Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP
MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut penjelasan
undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Untuk memenuhi ketentuan
perundang-undangan dan dalam rangka memberikan informasi yang luas

Halaman 1
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

kepada masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan


Kabupaten Aceh Utara maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diwajibkan
menyusun Laporan Kinerja/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2015.

II.MAKSUD DAN TUJUAN


Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi
publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan
budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan
pertanggungjawaban berdasarkan nilai–nilai akuntabilitas menuju pemerintah
yang bersih, berwibawa, dan akuntabel.
Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada setiap akhir
periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja
dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah
merupakan ”Pertanggungjawaban Publik”.
Laporan Akuntabilisiktas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selain
memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan
pihak–pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan
manajemen kepemerintahan, serta sebagai media pertangungjawaban kepada
lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari
maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten Aceh
Utara.
Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 mencakup hal–hal berikut ini:
 Memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah;

 Memberi dasar bagi pengambil keputusan untuk perbaikan dalam


pencapaian kehematan, efesiensi, dan efektifitas pelaksanaan tupoksi,
sebagai upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh Utara tahun
2012-2017;

Halaman 2
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

 Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan khususnya jangka


pendek dan jangka menengah.

III.GAMBARAN UMUM DAERAH

A. Kondisi Geografis

Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten dari 23


kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh yang terletak pada posisi 960 47’ – 970
31’ Bujur Timur dan 040 43’ – 050 16’ Lintang Utara. Kabupaten Aceh Utara
berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka di sebelah Utara,
dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah Timur, dengan Kabupaten Bener
Meriah di sebelah Selatan dan dengan Kebupaten Bireuen di sebelah Barat.
Sebelah utara merupakan laut, yaitu Selat Malaka, dan di sebelah
selatan adalah kaki atau lereng pegunungan maka secara umum bentuk
permukaan bumi atau geomorfologi Kabupaten Aceh Utara dari arah pantai ke
arah pegunungan adalah :
 Dataran pantai, yang terletak sepanjang tepi pantai.
 Dataran aluvial, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran pantai.
 Zona lipatan, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran aluvial.
 Zona vulkanik, yang merupakan kaki/lereng sampai punggungan
pegunungan.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86
km2, atau 329.686 Ha, yang terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman 852
gampong. Paya Bakong adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling
luas yaitu 418,32 Km2, sementara Lapang adalah kecamatan yang paling
sempit, yaitu 19,27Km2 dengan rincian sebagaimana tercantum dalam
Tabel 1.1.

Halaman 3
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara
menurut Kecamatan

Luas
No. Kecamatan Wilayah Persentase
(Km2)
1. Sawang 384,65 11,67
2. Nisam 114,74 3,48
3. Nisam Antara 84,38 2,56
4. Bandar Baro 42,35 1,28
5. Kuta Makmur 151,32 4,59
6. Simpang Kramat 79,78 2,42
7. Syamtalira Bayu 77,53 2,35
8.. Geureudong Pase 269,28 8,17
9. Meurah Mulia 202,57 6,14
10. Matang Kuli 56,94 1,73
11. Paya Bakong 418,32 12,69
12. Pirak Timu 67,70 2,05
13. Cot Girek 189,00 5,73
14. Tanah Jambo Aye 162,98 4,94
15. Langkahan 150,52 4,57
16. Seunuddon 100,63 3,05
17. Baktiya 158,67 4,81
18. Baktiya Barat 83,08 2,52
19. Lhoksukon 243,00 7,37
20. Tanah Luas 30,64 0,93
21. Nibong 44,91 1,36
22. Samudera 43,28 1,31
23. Syamtalira Aron 28,13 0,85
24. Tanah Pasir 20,38 0,62
25. Lapang 19,27 0,58
26. Muara Batu 33,34 1,01
27. Dewantara 39,47 1,20
TOTAL 3.296,86 100,00

Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015

Tata guna lahan meliputi areal persawahan, perkebunan, hutan, rawa-


rawa, tambak, dan lain-lainnya. Penggunaan lahan yang terluas untuk lahan
perkebunan dan hutan negara. Disamping itu, lahan yang relatif luas juga
digunakan untuk areal persawahan, tegalan/kebun-kebun, pekarangan dan

Halaman 4
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

bangunan, hutan rakyat, ladang/huma, dan untuk areal lain-lainya. Selain itu,
di daerah ini masih terdapat lahan kosong yang produktif namun belum
diusahakan yaitu seluas 9.163 Ha atau 2,78 % dari luas wilayah seluruhnya.
Secara keseluruhan tata guna lahan Kabupaten Aceh Utara tercantum pada
tabel 1.2.
Tabel 1.2
Tata Guna Lahan
No Pengguna Lahan Luas (Ha) %
1 Persawahan 45.485 19.17
2 Perkarangan / Bangunan - -
3 Tegalan/ Kebun 45.655 19.25
4 Ladang/ Huma 24.217 10.21
5 Pengembalaan/ Padang Rumput 6.464 2.72
6 Sementara Tidak Diusahakan 9.968 4.20
7 Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat 26.770 11.28
8 Perkebunan 49.560 20.89
Lain-lain
9 (Tambak/Kolam/Empang/Tebat) 29.102 12.27
Jumlah 237.221 100.00
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka, 2015

1. Iklim
Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi
Aceh, termasuk tipe iklim muson dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid &
Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih
kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena
pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur
Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah
sebelah barat dan selatannya.
Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar
antara 1.000 – 2500 mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada
bulan Agustus sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan
Oktober-November, yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari
hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah

Halaman 5
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

(cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari sampai Juli, dan yang
cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April.
Rata-rata suhu udara adalah 300 C, dengan kisaran antara 210 C
sampai 350C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 280 C, dan pada
musim kemarau suhu rata-rata adalah 32,80 C. Kelembaban udara berkisar
antara 84 – 89 %, dengan rata-rata 86,6 %.

2. Geologi
Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara
garis besar terdiri atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir
(bagian utara) dan batuan Tersier yang cenderung di bagian pedalaman
(bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan topografi yang menaik dari utara
ke selatan, dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu dalam DAS.

B. Kondisi Demografis
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun
2015, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat 572.961 jiwa dengan
laju pertumbuhan sebesar 2.04% per tahun. Luas wilayah 3.296,86 km2 maka
kepadatan penduduk mencapai 174 jiwa/km2 dengan sebaran di 27 kecamatan
selama periode tahun 2010 -2014 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.3.
Ditinjau dari distribusi penduduk terbesar di Kecamatan Lhoksukon
mencapai 48.080 jiwa dan kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan
Dewantara mencapai 1.202 jiwa/km2, sedangkan jumlah dan kepadatan
penduduk terkecil di Kecamatan Geureudong Pase mencapai 4.812 jiwa dan
18 jiwa/km2. Bila dilihat dari letaknya, maka dapat diindikasikan bahwa
kecamatan-kecamatan di sekitar sumbu wilayah atau di sekitar jalan nasional
cenderung mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk lebih besar.
Tabel 1.3
Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara
menurut Kecamatan Tahun 2010–2014

No. Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014*)


1 Sawang 33.748 34.521 34,999 35,457 36,502
2 Nisam 17.115 17.235 17,473 17,702 18,223
3 Nisam Antara 12.096 12.277 12,447 12,61 12,981
4 Banda Baro 7.377 7.415 7,518 7,617 7,841
Halaman 6
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

5 Kuta Makmur 22.028 22.339 22,648 22,945 23,62


6 Simpang Kramat 8.710 8.824 8,946 9,063 9,330
7 Syamtalira Bayu 18.955 19.046 19,309 19,562 20,138
8 Geureudong Pase 4.448 4.550 4,613 4,674 4,812
9 Meurah Mulia 17.612 17.881 18,129 18,367 18,908
10 Matang Kuli 16.424 16.803 17,035 17,258 17,766
11 Paya Bakong 12.690 12.875 13,053 13,224 13,614
12 Pirak Timu 7.413 7.520 7,624 7,724 7,952
13 Cot Girek 18.342 18.762 19,021 19,27 19,838
14 Tanah Jambo Aye 39.141 40.472 41,032 41,569 42,794
15 Langkahan 20.938 21.221 21,514 21,796 22,438
16 Seuneudon 23.267 23.476 23,8 24,112 24,822
17 Baktiya 32.465 33.514 33,978 34,423 35,437
18 Baktiya Barat 16.943 17.334 17,574 17,804 18,328
19 Lhoksukon 43.998 45.472 46,101 46,704 48,080
20 Tanah Luas 22.037 22.601 22,913 23,213 23,897
21 Nibong 9.047 9.247 9,375 9,498 9,778
22 Samudera 24.389 25.099 25,446 25,779 26,538
23 Syamtalira Aron 16.456 16.833 17,066 17,289 17,798
24 Tanah Pasir 8.376 8.431 8,548 8,660 8,915
25 Lapang 7.909 8.075 8,187 8,294 8,538
26 Muara Batu 24.385 25.179 25,527 25,861 26,623
27 Dewantara 43.442 44.876 45,496 46,091 47,449
Jumlah 529.751 541.878 549,370 556,566 572,961
Sumber: Aceh Utara Dalam Angka Tahun 2015

1. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan

Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara


berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas
pembangunan yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun
2012-2017. Berbagai program pembangunan jangka menengah telah
diimplimentasikan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun
kesehatan. Akhir tahun 2014 tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh
Utara sebanyak 112.600 jiwa atau 19,58 persen dari jumlah penduduk
sebagaimana tercantum pada Gambar 1.4.
Kondisi tersebut menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh
Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan sepanjang tahun
2010-2014. Penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemerintah

Halaman 7
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Kabupaten Aceh Utara ke depan termasuk memberikan perhatian yang lebih


besar, tepat sasaran, dan terfokus melalui implimentasi pembangunan pada
wilayah-wilayah yang menjadi kantong kemiskinan, terutama di wilayah pesisir.

Gambar 1.4
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2010-2014

140 22,89 24
23,43 21,52
20,34 19,58 21
120
18
100
000 Jiwa

Persen
15
124,04

80
119,51
113,37

112,19
111,74 12
60
9
40 6
20 3
2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk Miskin (000 Jiwa) Tingkat Kemiskinan (%)

II. ASPEK STRATEGIS


A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara periode 2010-2014 ditunjukkan oleh


PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 dan tanpa memasukkan migas
menunjukkan pertumbuhan ekonominya berkisar antara 3,40 – 7,57 persen.
Nilai PDRB ADHK tanpa migas Aceh Utara selama pada tahun 2010 nilainya
sebesar 8,97 triliun rupiah dan terus tumbuh hingga mencapai 10,99 triliun
rupiah pada tahun 2014 dengan pertumbuhan rata-rata 5,23 persen per tahun.
Jika dengan memasukkan migas, nilai PDRB Aceh Utara selama
periode 2010-2012 mengalami peningkatan yaitu dari 17,20 triliun rupiah
menjadi 18,15 triliun rupiah. Tahun 2013 nilai PDRB dengan migas turun
menjadi 17,86 triliun rupiah dan terus turun menjadi 17,26 triliun rupiah pada
Halaman 8
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

tahun 2014.

Gambar 1.6
PDRB ADHK 2000Tahun 2010-2014
(Triliun Rupiah)

20,00 17,20 17,87 18,15 17,86 17,26

15,00
10,18 10,53 11,00
8,97 9,65
10,00

5,00

-
2010 2011 2012 2013 2014

MIGAS TANPA MIGAS

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara Tahun 2015 (Diolah)

Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara menurut lapangan usaha tahun


2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada tahun 2014 mengalami
penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB dengan migas Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 turun
sebesar 3.35 persen, sedangkan tahun 2013 turun sebesar 1.62 persen.
Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh sektor Jasa
Keuangan dan Asuransi yang mengalami penurunan sebesar 5.72 persen
serta sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan
terbesar yaitu 14.61 persen yang disebabkan oleh semakin menurunnya Lifting
gas bumi di Kabupaten Aceh Utara.

Halaman 9
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 1.7
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor
Tahun 2010-2014 (Persen)

CAPAIAN
SEKTOR
2011 2012 2013 2014*)
Pertanian 4,59 4,14 5,91 3,82
Pertambangan dan Penggalian
-0,15 -2,93 -8,03 -14,61
- Pertambangan migas dan panas bumi
- Pertambangan dan penggalian -0,20 -3,01 -8,37 -15,15
lainnya 2,55 1,59 10,68 9,50
Industri Pengolahan 18,08 6,96 -6,53 2,99
Pengadaan Listrik dan Gas 7,48 7,72 5,04 6,37
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah,
6,02 4,41 5,53 5,93
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 4,25 6,52 8,52 6,99
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
3,23 5,60 7,55 5,91
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 5,75 7,25 7,79 4,11
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,87 9,01 9,81 9,72
Informasi dan Komunikasi 7,61 9,23 9,44 9,48
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,16 -5,98 1,42 -5,72
Real Estate 3,42 3,89 7,51 9,34
Jasa Perusahaan 2,60 1,67 5,90 7,45
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan
3,87 2,67 5,33 7,00
Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan 6,20 6,27 6,83 5,74
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,20 13,02 9,50 8,34
Jasa Lainnya 5,01 4,63 6,30 6,00
PDRB (Non Migas) 7,57 5,44 3,40 4,50
PDRB (Migas) 3,88 1,59 -1,62 -3,35
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015
*) Angka sementara

Halaman 10
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Namun bila ditinjau dari PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi
Aceh Utara berfluktuasi antara 3,40-7,57 persen. Pada tahun 2013
pertumbuhan terendah yaitu 3,40 dan tahun 2015 pertumbuhan meningkat
mencapai 4,50 persen. Hal dipengaruhi oleh semakin besarnya kontribusi
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan
terhadap struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Hal ini juga
ditunjukkan oleh pertumbuhan positif sebesar 3.82 persen pada sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan sebesar 2.99
persen di tahun 2014, setelah sebelumnya turun 6.53 persen di tahun 2013.

Tabel 1.8
Laju Pertumbuhandan Kontribusi Sektoral
Tahun 2013-2014 (Persen)

PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
SEKTOR
2013 2014*) 2013 2014*)
Pertanian 5,91 3,82 21,44 23,02
Pertambangan dan Penggalian
- Pertambangan migas dan panas -8,03 -14,61 41,06 36,28
bumi -8,37 -15,15 40,17 35,26
- Pertambangan dan penggalian 10,68 9,50 0,89 1,01
lainnya
Industri Pengolahan -6,53 2,99 13,33 14,21
Pengadaan Listrik dan Gas 5,04 6,37 0,06 0,07
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah,
5,53 5,93 0,01 0,01
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 8,52 6,99 3,20 3,55
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
7,55 5,91 7,73 8,47
Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 7,79 4,11 4,21 4,54
Penyediaan Akomodasi dan Makan
9,81 9,72 0,26 0,29
Minum
Informasi dan Komunikasi 9,44 9,48 1,23 1,39
Jasa Keuangan dan Asuransi 1,42 -5,72 0,98 0,95
Real Estate 7,51 9,34 1,65 1,86
Jasa Perusahaan 5,90 7,45 0,21 0,23
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan 5,33 7,00 1,72 1,91

Halaman 11
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
SEKTOR
2013 2014*) 2013 2014*)
dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan 6,83 5,74 0,92 1,01
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,50 8,34 1,33 1,50
Jasa Lainnya 6,30 6,00 0,65 0,72
PDRB (Non Migas) 3,40 4,50 58,94 63,72
PDRB (Migas) -1,62 -3,35 100 100

Kegiatan perekonomian Kabupaten Aceh Utara, sebagai salah satu


daerah penghasil migas di Provinsi Aceh, di dominasi oleh sektor
Pertambangan dan Penggalian yang menyumbang sebesar 35.46 persen
terhadap nilai tambah PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014. Namun,
besarnya kontribusi ini terus menurun tiap tahunnya seiring dengan
menurunnya produksi dan eksplorasi migas di Kabupaten Aceh Utara.
Sedangkan dari sektor non migas, dengan memperbandingkan antara
pertumbuhan terhadap kontribusi yang diberikan oleh tiap sektor, maka dapat
diketahui beberapa sektor dengan pertumbuhan tinggi namun masih
memberikan kontribusi yang masih sangat kecil terhadap total PDRB Aceh
Utara pada tahun 2014. Sektor pertambangan dan penggalian lainnya,
penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi serta
real estate pertumbuhannya di atas 9 persen namun kontribusinya lebih kecil
dari 2 persen. Sebaliknya, sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 3,82
persen, menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
total PDRB Aceh Utara pada tahun 2014 yaitu sebesar 23,02 persen.

B. Laju Inflasi

Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di


suatu daerah. Laju inflasi tahun kalender 2015 hingga Desember 2015 untuk
Kota Lhokseumawe sebesar 2,44 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan
dengan Kota Lhokseumawe sedangkan laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 1,53
persen dan Nasional sebesar 3,35 persen.

Halaman 12
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 1.9
Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2011-2015

Tahun
Uraian
2011 2012 2013 2014 2015
Lhokseumawe/
3,55 2,44 8,27 8,53 2,44
Aceh Utara
Aceh 3,43 0,22 7,31 8,09 1,53
Nasional 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2015
Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan
tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di
Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan
dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.9.

C. Pendapatan Regional Perkapita


Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi
antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan
Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk
Domestik Regional Neto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah
dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan
tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB sangat menentukan
besarnya PDRB perkapita.
Gambar 1.10
Pendapatan Regional Perkapita dengan Migas
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2010 – 2013
(Jutaan Rupiah)

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara

Halaman 13
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Gambar 1.11 memperlihatkan bahwa untuk tahun 2013, pendapatan


regional perkapita Aceh Utara atas dasar harga berlaku mencapai 19,74 juta
rupiah mengalami penurunan dibandingkan tahun tahun 2012 yang hanya
mencapai angka 19,89 juta rupiah. Pencapaian pendapatan regional perkapita
untuk tahun 2013 ini lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Untuk pendapatan regional perkapita berdasarkan harga konstan
2000, memperlihatkan adanya penurunan dari 6,95 juta rupiah di tahun 2013
menjadi 7,11 juta rupiah pada tahun 2012. Penurunan ini tidak lepas dari
pengaruh menurunnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga
konstan.
Gambar 1.11
Pendapatan Perkapita Tanpa Migas
Tahun 2010 – 2013 (Jutaan Rupiah)

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara

Untuk pendapatan regional perkapita Aceh Utara tanpa migas, baik


atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, tiap tahunnya
menunjukkan tren terus meningkat. Pada tahun 2010 pendapatan regional
perkapita atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 10,14 juta rupiah dan
kembali meningkat ditahun 2011 hingga mencapai angka 10,70 juta rupiah.
Tahun 2012 naik menjadi 11,28 juta rupiah dan kembali terjadi peningkatan
hingga mencapai 11,62 juta rupiah pada tahun 2013. Kenaikan pendapatan
regional perkapita ini tidak lepas dari pengaruh meningkatnya total nilai
PDRB tanpa migas atas dasar harga berlaku.
Untuk pendapatan regional perkapita untuk tahun 2013 berdasarkan
harga konstan 2000, juga memperlihatkan adanya kenaikan setiap tahunnya.
Halaman 14
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Pada tahun 2010, nilai pendapatan regional perkapita Aceh Utara hanya
sebesar 4,87 juta rupiah dan terus meningkat hingga mencapai 5,06 juta
rupiah pada tahun 2013. Peningkatan ini tidak lepas dari pengaruh
meningkatnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konstan pada
tahun 2013 sebesar 3,17 persen. Peningkatan ini juga lebih tinggi dari
pertumbuhan penduduk Aceh Utara yang sebesar 1,38 persen pada tahun
yang sama.

D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) Perkapita
Kemampuan perekonomi Kabupaten Aceh Utara dilihat dari angka
konsumsi rumah tangga (RT) perkapita terus menunjukkan kecenderungan
meningkat dimana pada tahun 2009 angka konsumsi RT perkapita sebesar
Rp. 4.344.204,-, jumlah RT tahun 2009 sebanyak 128.138 RT dengan besar
rasio yaitu 33,90. Pada tahun 2010 angka konsumsi RT meningkat sebesar
Rp. 4.739.940 dan jumlah RT sebanyak 122.825 serta rasionya sebesar 38,59.
Demikian pula pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu
Rp. 5.171.448 konsumsi RT perkapita dengan jumlah RT sebanyak 125.637,
besaran rasio yaitu 41,16. Konsumsi rumah tangga perkapita sebagai mana
tabel berikut :
Tabel 1.12
Angka Konsumsi RT Perkapita
Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011

No Uraian 2009 2010 2011


1. Total Pengeluaran RT (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
2. Jumlah RT 128.138 122.825 125.637
Rasio (1/2) 33,90 38,59 41,16
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)

b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita


Sebagaimana pengeluran konsumsi RT, pengeluaran konsumsi non
pangan perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 total
pengeluran RT non pangan sebesar Rp. 1.382.916 atau 31,83 persen dan
sebesar Rp.1.540.068 atau 32,49 pada tahun 2010. Pada Tahun 2011 angka
Halaman 15
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

konsumsi RT non pangan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp.


1.948.032 atau sebesar 37,67 persen. Tabel konsumsi RT non pangan
sebagai mana berikut :
Tabel 1.13
Persentase Konsumsi RT Non Pangan
Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1 Total Pengeluaran RT Non 1.382.916 1.540.068 1.948.032
Pangan (Rp)
2 Total Pengeluaran (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
Rasio 31,83 % 32,49 % 37,67 %
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)
c. Nilai Tukar Petani

Gambar 1.14
Nilai Tukar Petani
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2009-2013
40,000 35,000 2008
28,000 29,000 31,000
30,000 25,000
2009
20,000
2010
10,000
2011
,000
Nilai tukar petani 2012

E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur


Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2,
atau 329.686 Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan
kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini
adalah 37.744 Ha atau 3.774,4 km2.
Luas wilayah produktif tahun 2006 seluas 162.578 ha mengalami
penurunan ditahun 2007 yaitu seluas 153.192. Pada tahun 2008-2010 luas
lahan produktif kembali meninggkat seiring upaya-upaya yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Aceh utara yaitu 167.500 ha pada tahun 2010.
Perbandingan luas lahan produktif dengan luas wilayah budidaya
sebagaimana tabel berikut :

Halaman 16
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Gambar 1.15
Luas Wilayah Produktif
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2008-2012

144.000
141.873 141.514
142.000 141.130
140.000 2008

138.000 2009
135.521 134.965 2010
136.000
134.000 2011
132.000 2012
130.000
Luas wilayah produktif

F. Fokus Iklim Berinvestasi


Investasi disuatu daerah dapat dilaksanakan apabila kondisi daerah
memberikan rasa aman dan nyaman terhapat investor yang akan
menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Utara. Untuk itu diperlukan upaya
bersama untuk menjaga kondisi keamanan sebagai upaya yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dalam membantu pemerintah dalam
mengupayakan investasi di Kabupaten Aceh Utara.

G. Fokus Sumber Daya Manusia


a. Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan angka
kelulusan tingkat S1 pada tahun 2010 dan 2011 masing sebanyak 8.004 dan
8452 orang, Sementara itu untuk tingkat S2 dan S3 pada tahun 2010
sebanyak 126 orang dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu sejumlah 425 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2010 dan 2011, maka kualitas tenaga kerja dengan
rasio kelulusan tingkat S1sebesar 1,53 persen pada tahun 2010 dan 1,64
persen pada tahun 2011 sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.16

Halaman 17
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

6,000
4,914
5,000 2008
3,940
4,000
2009
3,000 2,149 2,274
2010
2,000
2011
1,000 ,453
2012
,000
Rasio Lulusan S1/S2/S3

Gambar 1.16
Rasio Lulusan S1/S2&S3
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012

b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)


Tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Aceh Utara kurun
waktu 2008-2012 menunjukkan angka yang berfluktuatif, sebagaimana pada
gambar 1.17.
Gambar 1.17
Rasio Ketergantungan
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012
150,00 134,21
2008
101,98
100,00 2009
43,21 36,22 36,16 2010
50,00
2011
-
Rasio ketergantungan 2012

H. Struktur Organisasi

Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang


membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri
dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas Daerah,dan Lembaga
Teknis Daerah serta Sekretariat Lembaga Keistimewaan.

a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah

Halaman 18
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan


pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari
Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3)
pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,
prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan
pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6)
pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah,
Asisten, Bagian dan Sub Bagian.

b. Sekretariat DPRK
Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan terhadap DRPK yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara teknis operasionalberada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRK dan secara
administrasi bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekda. Susunan
organisasi Sekretariat DPRK terdiri dari Sekretaris, Bagian dan Sub Bagian.

c. Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini
melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu
seperti : Dinas Syariat Islam; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;
Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil; Dinas Kesehatan; Dinas Bina Marga ; Dinas Cipta Karya ;
Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian dan

Halaman 19
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Perdagangan; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Pertanian,


Tanaman Pangan dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;Dinas Perhubungan, Pariwisata
dan Kebudayaan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Pasar, Kebersihan
dan Pertamanan.

d. Lembaga Teknis Daerah


Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang
membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang
tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis
yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup: Bappeda; Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera; Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan; Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan
Penanggulangan Bencana Daerah; Inspektorat Kabupaten; Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; RSU Cut Meutia; Kantor Lingkungan
Hidup; Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

e. Sekretariat Lembaga Keistimewaan dan Sekretariat Korpri


Sekretariat Lembaga Keistimewaan merupakan perangkat daerah
yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa
Lembaga Keistimewaan yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten
mencakup : Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Sekretariat
Majelis Adat Aceh (MAA); Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan
Sekretariat Baitul Mal Kabupaten (BMK).
Sekretariat Korpri merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Halaman 20
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

f. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin
oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 (dua
puluh tujuh) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat,
sekretariat kecamatan, dan 4 (empat) seksi serta 2 (dua) sub bagian.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan seluruh perangkat di
bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah
maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi.

III. PERMASALAHAN UTAMA


Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan program tahun 2015,
terdapat beberapa permasalahan serta tindak lanjut sebagaimana terlampir
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1
Permasalahan dan Tindak Lanjut

No. Permasalahan Tindak Lanjut Ket


1. Tingkat kemiskinan masih tinggi Peningkatan tingkat
kesempatan kerja
2. Masih rendahnya ketahanan Menyediakan cadangan pangan
pangan dan nilai nambah produk daerah
pertanian
3. Pertumbuhan ekonomi masih Perlu penambahan tenaga
rendah pembina terhadap industri kecil
dan menengah secara bertahap
4. Rendahnya pemanfaatan potensi Peningkatan kualitas sumber
sumber daya alam yang berdaya daya lingkungan hidup
guna, berhasil guna dan
berkelanjutan
5. Masih tingginya tingkat Pencapaian standar pelayanan
pengangguran terbuka minimal pendidikan
6. Koperasi dan usaha mikro, kecil Peningkatan pengawasan
dan menengah (UMKM) belum terhadap pengelolaan koperasi
berkembang dengan baik dan UKM
7. Keterlibatan peran swasta dalam Peningkatan kompetensi tenaga
pembangunan masih rendah kesehatan

Halaman 21
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

8. Masih rendahnya mutu pelayanan Peningkatan pelayanan


kesehatan masyarakat kesehatan

9. Permasalahan dan tantangan Peningkatan pelayanan


dibidang kesehatan masyarakat kesehatan
dan keluarga sejahtera
10. Banyaknya infrastruktur irigasi, Peningkatan, rehabilitasi serta
jalan dan jembatan dalam kondisi optimalisasi fungsi jaringan
belum mantap irigasi dan pembangunan,
peningkatan dan rehabilitasi
jalan dan jembatan
11. Masih lemahnya organisasi, Peningkatan kapasitas dan
tatalaksana dan SDM aparatur kapabilitas aparatur
12. Belum optimalnya pelaksanaan Pengelolaan keragaman dan
pendidikan politik, sosial budaya pelestarian budaya
dan adat
13. Masih lemahnya pelaksanan Penerapan syariat islam
penegakan supremasi hukum
14. Belum optimalnya pemberdayaan Peningkatan peran pemuda
kepemudaan, pramuka dan dalam gampong
keolahragaan
15. Pembangunan sumber daya Penurunan AKI dan AKB
manusia, perempuan dan anak melalui pemenuhan cakupan K4
masih rendah
16. Belum berkembangnya potensi Peningkatan pemanfaatan dan
perhubungan dan pariwisata penataan serta fungsionalisasi
objek wisata sejarah, adat dan
alam

Halaman 22
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

IV. SISTEMATIKA PENYUSUNAN


Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2015 terdiri dari 4(empat) Bab yaitu sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran Singkat tentang
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat
Daerah serta Sistematika Penyusunan.

BAB II. PERENCANAAN KINERJA


Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang
mendasarkan pada dokumen perencanaan.

BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja
tahun 2015. Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi :
pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015; pembandingan
antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014
dan tahun 2013; pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun
2017; untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan
dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala
dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang
diambil serta penyajian realisasi anggaran.

BAB IV. PENUTUP


Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2015 dan upaya/ langkah di masa mendatang yang akan
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningkatan kinerjanya.

Halaman 23
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Bab II Perencanaan
Kinerja

I. RENCANA STRATEGIS
Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara mempunyai rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima)
tahun, yaitu untuk Tahun 2012-2017 dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul untuk memetakan posisi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. RPJMD yang disusun merupakan rencana
strategis yang diharapkan mampu menjawab posisi Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara sekarang, tujuan yang ingin dicapai termasuk visi misi daerah.
RPJMD Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang mencakup Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Kebijakan serta cara pencapaian tujuan dan sasaran
dijabarkan dalam Program dan Kegiatan.
RPJMD disusun dengan memperhitungkan analisis lingkungan baik
kekuatan daerah, kelemahan, peluang, dan kendala yang ada maupun yang
diprediksikan akan muncul. Kemudian sasaran yang ingin dicapai dalam
Tahun 2015 akan dijelaskan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015.
Hubungan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya dengan LAKIP
Pemerintah Kabupaten Aceh adalah sebagai berikut:

Halaman 24
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Gambar 1

RPJ P RPJ M RPJM Provinsi RKP


Nasional Nasional ACEH Pusat

RPJ P RPJ M Renja LAKIP


Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Aceh Utara Aceh Utara Aceh Utara Aceh Utara

Renstra Renja LAKIP


SKPK S KPK SKPK

Pada Tahun 2015 , Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sudah memiliki


RPJP sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh
Utara Tahun 2005-2025 dan RPJMD Tahun 2012-2017 sesuai dengan Qanun
Kabupaten Aceh Utara Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Utara 2012-2017 yang
sebelumnya ditetapkan dengan Peraturan Bupati Aceh Utara Nomor 40 Tahun
2013 tentang RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017.
Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional
sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004,
keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Aceh Utara merupakan satu bagian
yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang seharusnya
tertuang dalam RPJP Daerah Kabupaten Aceh Utara maupun RT/RW
Kabupaten Aceh Utara. Dari keberadaannya akan dijadikan pedoman
penyusunan Renstra SKPD. Setiap tahun selama periode perencanaan, akan
dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK.

Halaman 25
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

RPJMD Kabupaten Aceh Tahun 2012-2017 disusun dengan


mengakomodir berbagai tuntutan stakeholders antara lain pengawasan yang
profesional, pelayanan prima, perwujudan pemerintahan yang bersih,
berwibawa dan bebas KKN, serta penerapan good governance dalam seluruh
aspek asas-asas penyelenggaraan pemerintahan.
Perencanaan Stratejik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang
dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 adalah
sebagai berikut:

A. Visi
Adapun Visi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera,
Mandiri dan Islami (BERSEMI)”.
Visi pembangunan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 ini
diharapkan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat dengan
tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara,
dan selaras dengan RPJM Nasional 2009-2014.
Adapun maksud yang terkandung dalam visi pembangunan di atas
adalah sebagai berikut:
1) Berbudaya artinya mengamalkan falsafah Aceh yang Islami yakni: Adat bak
Pôteumeurehôm, Hukôm bak Syiah Kuala, Qanun bak Putroe Phang,
Reusam bak Bentara.
2) Sejahtera artinya masyarakat Aceh Utara memperoleh kemakmuran dalam
keadilan, kesenangan hidup dalam keadaan aman dan tenteram lahir
bathin.
3) Mandiri artinya masyarakat yang mampu berdiri sendiri tanpa
ketergantungan kepada pihak lain.
4) Islami artinya masyarakat yang berakhlak mulia, berprilaku, berbicara,
berbuat, dan bertindak sesuai dengan Syari’at Islam.

Halaman 26
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

B. M i s i
Misi adalah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
instansi/pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana. Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) mempunyai 8 (delapan)
misi yang telah ditetapkan pada Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor
9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017, yaitu :
1. Menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya yang
aman dan damai sesuai dengan semangat MOU Helsinki dan UUPA.
3. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat
pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan
berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntunan Syari'at Islam.
4. Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan
kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan
sehat.
5. Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan.
6. Mengupayakan secepatnya pembangunan infrastruktur perkantoran
pemerintah Aceh Utara satu atap yang menjadi marwah masyarakat Aceh
Utara.
7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan
ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian,
perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang.

Halaman 27
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

8. Mengupayakan penegakan hukum positif dan hukum Islam secara


komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang
berkeadilan.

C. Sasaran Strategis
Penetapan saran strategis dilakukan dengan mempertimbangkan misi
Pemerintah daerah sehingga dari setiap misi Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara terdapat beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun 2012-2017. Capaian sasaran strategis tersebut dilakukan
dengan pengukuran indikator kinerja yang realistis yang diharapkan dapat
dicapai pada akhir masa RPJMD.
Visi
“Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera,
Mandiri dan Islami (BERSEMI)”.

Indikator
No Misi No Sasaran Strategis Target
Kinerja
I Menciptakan 1. Terlaksananya tata Nilai B
pemerintahan Aceh kelola pemerintah Akuntabilitas
Utara yang bersih, yang transparan dan Kinerja
Opini WTP
berwibawa, bebas akuntabel pelayanan Pemerintah
pemeriksaan
korupsi, kolusi dan publik BPK Evaluasi
Nilai Sangat
nepotisme Kinerja Tinggi
Penyelenggaran
Pemerintah
Daerah (EKPPD)
2. Meningkatnya Indeks Kepuasan 75
profesionalisme dan Masyarakat
kinerja aparatur (IKM)
dalam pelayanan
publik
II Mengupayakan stabilitas 1. Terciptanya stabilitas Rasio jumlah 3.86
kehidupan sosial politik sosial dan politik Satpol PP per
dan social budaya yang 10.000 penduduk
aman dan damai sesuai 2. 19.50
Meningkatnya Persentase
dengan semangat MOU
kesejahteraan jumlah penduduk
Helsinki dan UUPA
masyarakat miskin miskin

Halaman 28
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

3. Menurunnya tingkat Angka 10.10


angka pengangguran pengangguran
III Meningkatkan kualitas 1. Meningkatnya Angka 97.3
SDM yang profesional, layanan pendidikan melek huruf
mengembangkan minat yang bermutu, islami Rata-rata lama 9.3
bakat pemuda dan olah dan berdaya saing Sekolah
raga, pemberdayaan
perempuan yang
berbudaya dan
berakhlak mulia melalui
pendidikan yang
berkualitas dan sesuai
dengan tuntunan
Syari'at Islam

IV Meningkatkan 1 Meningkatnya Status Angka Kematian 102


pembangunan Kesehatan dan Gizi Ibu
kesehatan masyarakat masyarakat Angka Kematian 7
melalui layanan Bayi
kesehatan yang
Persentase Gizi 0.096
bermutu, peningkatan Buruk
kesadaran pola hidup
Umur Harapan 70
bersih dan sehat
Hidup

VII Meningkatkan 1 Tersedianya jalan Proporsi panjang 56.15


pembangunan mantap dan jaringan jalan
infrastruktur pendukung jembatan yang dalam kondisi
pengembangan menjamin kelancaran mantap
ekonomi kerakyatan arus transportasi
yang berbasis pada Proporsi panjang
2 Tersedianya 63.58
pembangunan jembatan dalam
aksesibilitas pada
pertanian, perkebunan, kondisi baik
pusat-pusat
perikanan, kelautan dan
pertumbuhan
kepariwisataan yang
ekonomi, daerah
berkelanjutan dengan
terisolir, dan daerah
memanfaatkan sumber
tujuan wisata
daya alam yang
berbasis lingkungan 3 Tersedianya air Persentase luas 40.56
dan mengacu pada tata irigasi untuk Irigasi dalam
ruang pertanian rakyat kondisi baik (M2)
pada Daerah Irigasi

Halaman 29
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

4 Meningkatnya Jumlah arus 1,367,817


keselamatan, penumpang
keamanan, dan angkutan umum
pelayanan sarana
dan prasarana
perhubungan darat

5 Meningkatnya Tingkat 4.83


pendapatan Pertumbuhan
masyarakat Ekonomi
Indeks Gini

6 Meningkatnya jumlah Persentase 37,500


kunjungan wisatawan peningkatan
jumlah
wisatawan
7 Meningkatnya Tingkat
ketersediaan Ketersediaan
pangan, pola Energi
konsumsi serta
Tingkat
distribusi pangan
ketersediaan
Protein
8 Meningkatnya Tingkat 6.3
produksi dan Produktivitas
produktivitas padi (ton/ha)
pertanian tanaman
9 pangan, holtikultura,
Meningkatnya Persentase 100
perkebuan,
produksi dandan Produksi
peternakan
produktivitas perikanan
kelautan dan
perikanan
VIII Mengupayakan 1 Peningkatan fasilitas Jumlah Mesjid 330 dan
penegakan hukum masjid, meunasah dan Mushalla 852
positif dan hukum islam dan mushalla
secara komprehensif
dalam segala bidang
kehidupan masyarakat
yang berkeadilan

Halaman 30
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

II. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015


Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang ada pada RPJMD,
maka setiap tahunnya dilakukan pengukuran indikator kinerja dari sasaran-
sasaran strategis yang dianggap penting pada tahun berjalan. Pada tahun
2015 ini, 8 (delapan) misi Kabupaten Aceh Utara dijabarkan dalam
beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai. Ukuran pencapaiannya
dilakukan dengan menggunakan indicator kinerja yang SMART (Spesific,
Measurable, Achievable, Rasional dan Rangible).

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan


kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja
terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja
yang dihasilkan atas kegiatan tahun yang bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja ( outcome ) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Adapun tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja
aparatur.
2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi
4. Sebagai dasar pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi
dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Halaman 31
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan indikator kinerja


utama (IKU) sesuai dengan Keputusan Bupati No 061/717/2015 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-
2017, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran
strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten 2012-2017.
Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator
kinerja yang ada dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2017
yang memiliki fokus pada prespektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya
pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi)
tidak dijadikan sebagai indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama
pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang akan digunakan untuk periode
waktu tahun 2012-2017 sesuai periode RPJMD telah ditetapkan dengan
keputusan Bupati Aceh Utara nomor 061/717/2015 Tahun 2015.

Halaman 32
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 2.1
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2012-2017

Penjelasan
Sasaran Indikator
No. (formulasi pengukuran
Strategis Kinerja
dan sumber data)

1. Meningkatnya Angka melek Formulasi pengukuran:


layanan huruf Persentase penduduk usia 15 tahun
pendidikan keatas yang dapat membaca dan
yang bermutu, menulis huruf latin dan atau huruf
islami dan lainnya
berdaya saing
Sumber data:
- BPS
- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah
Raga

Rata-rata lama Formulasi pengukuran:


Sekolah Kumulatif jumlah tahun yang
ditempuh oleh penduduk 15 tahun
keatas dalam mengikuti pendidikan
formal yang dihitung sampai jenjang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan
atau kelas/tingkat tertinggi yang
pernah diduduki

Sumber data:
- BPS
- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah
Raga

2. Meningkatnya Angka Kematian Formulasi pengukuran:


Status Ibu Jumlah ibu hamil yang meninggal
Kesehatan dan karena hamil, bersalin dan nifas
Gizi masyarakat selama satu tahun dibagi dengan
jumlah kelahiran hidup pada tahun
yang sama kali seratus ribu

Sumber data:
Dinas Kesehatan

Halaman 33

Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Angka Kematian Formulasi pengukuran:


Bayi Jumlah bayi (< 1 tahun) yang
meninggal di Kabupaten Aceh Utara
selama satu tahun dibagi jumlah
dengan kelahiran hidup pada tahun
yang sama kali seribu

Sumber data:
Dinas Kesehatan

Persentase Gizi Formulasi pengukuran:


Buruk Jumlah balita yang berstatus gizi
buruk di Kabupaten Kabupaten Aceh
Utara selama satu tahun dibagi
dengan jumlah balita yang ditimbang
pada tahun yang sama kali seratus
persen

Sumber data:
Dinas Kesehatan

Umur Harapan Formulasi pengukuran:


Hidup Rata-rata jumlah tahun yang
akan dijalani oleh sekelompok
orang yang dilahirkan pada suatu
waktu tertentu jika mortalitas
untuk kelompok umur tersebut
bersifat tetap pada masa
mendatang

Sumber data:
- BPS
- Dinas Kesehatan

Halaman 34
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

3. Tersedianya Proporsi panjang Formulasi pengukuran:


jalan mantap jaringan jalan Panjang jalan yang mantap dibagi
dan jembatan dalam kondisi dengan Panjang jalan dikalikan seratus
yang menjamin mantap persen
kelancaran arus
transportasi Sumber data:
- Dinas Cipta Karya
- Dinas Bina Marga

4. Tersedianya Proporsi panjang Panjang jembatan dalam kondisi baik


aksesibilitas jembatan dalam dibagi dengan
pada pusat- kondisi baik Panjang jembatan dikalikan
pusat seratus persen
pertumbuhan
ekonomi, Sumber data:
daerah terisolir, - Dinas Cipta Karya
dan daerah - Dinas Bina Marga
tujuan wisata

5. Tersedianya air Persentase luas Formulasi pengukuran:


irigasi untuk Irigasi dalam Luas jaringan irigasi dalam kondisi baik
pertanian kondisi baik dibagi dengan luas jaringan irigasi
rakyat pada (M2) ikalikan seratus persen
Daerah Irigasi
Sumber data:
Dinas Pengairan, Energi Sumber Daya
Mineral

6. Peningkatan Jumlah Formulasi pengukuran:


fasilitas masjid, Mesjid Jumlah Mesjid dan Mushalla
meunasah dan dan
mushalla Mushalla Sumber data:
Dinas Syariat Islam
Dinas Cipta Karya

Halaman 35
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

7. Meningkatnya Persentase Formulasi pengukuran:


kesejahteraan jumlah Jumlah penduduk miskin dibagi
masyarakat penduduk dengan jumlah penduduk dikalikan
miskin) miskin seratus persen

Sumber data:
BPS

8. Meningkatnya Jumlah arus Formulasi pengukuran:


keselamatan, penumpang Jumlah arus penumpang angkutan
keamanan, dan angkutan umum umum
pelayanan
sarana dan Sumber data:
prasarana Dinas Perhubungan, Pariwisata dan
perhubungan Kebudayaan
darat

9. Menurunnya Angka Formulasi pengukuran:


tingkat angka pengangguran Jumlah pengganggur dibagi dengan
pengangguran jumlah angkatan kerja dikalikan
seratus persen

Sumber data:
Dinas Sosia, Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk

10. Meningkatnya Tingkat Formulasi pengukuran:


pendapatan Pertumbuhan PDRB harga konstan tahun n dikurangi
masyarakat Ekonomi dengan PDRB tahun n-1, dibagi dengan
PDRB tahun n-1 dikalikan seratus
persen

Sumber data:
BPS

Halaman 36
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Indeks Gini Formulasi pengukuran:


k
G  1   Pi (Qi  Qi1 )
i

1

Sumber data:
BPS

11. Meningkatnya Persentase Formulasi pengukuran:


jumlah peningkatan Jumlah wisatawan tahun n
kunjungan jumlah dikurangi jumlah wisatawan tahun
wisatawan wisatawan n-1 dibagi dengan jumlah
wisatawan n-1 kalikan seratus
persen

Sumber data:
Dinas Perhubunga, Pariwisatan dan
Kebudayaan

12. Terciptanya Rasio jumlah Formulasi pengukuran:


stabilitas sosial Satpol PP per Jumlah Satpol PP dibagi Jumlah
dan politik 10.000 Penduduk dikalikan seratus
penduduk persen

Sumber data:
Satpol PP dan WH

13. Meningkatnya Tingkat Formulasi pengukuran:


ketersediaan Ketersediaan
pangan, pola Energi 100 + (
Angka ketersediaan energi-2200
) x 100
konsumsi serta 2200
distribusi
pangan
Sumber data:
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan

Halaman 37
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tingkat Formulasi pengukuran:


ketersediaan
Protein Angka ketersediaan protein - 57
100 + ( ) x 100
57

Sumber data:
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan

14. Meningkatnya Tingkat Formulasi pengukuran:


produksi dan Produktivitas
produktivitas padi (ton/ha)
pertanian
tanaman
pangan, Sumber data:
holtikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
perkebuan, dan Peternakan
peternakan

15. Meningkatnya Persentase Formulasi pengukuran:


produksi dan Produksi
produktivitas perikanan
kelautan dan Sumber data:
perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan

16. Meningkatnya Indeks Formulasi pengukuran:


profesionalisme Kepuasan Nilai IKM
dan kinerja Masyarakat
aparatur dalam (IKM) Sumber data:
pelayanan Bagian Organisasi
publik

Halaman 38
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

17. Terlaksananya Nilai Formulasi pengukuran:


tata kelola Akuntabilitas Hasil penilaian Kementeriaan
pemerintah Kinerja Pemberdayaan Aparatur Negara
yang transparan Pemerintah dan Reformasi Birokrasi RI
dan akuntabel
Sumber data:
Kementeriaan Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI

Opini Formulasi pengukuran:


pemeriksaan Opini hasil pemeriksaan Badan
BPK Pemeriksa Keuangan (BPK) atas
LaporanKeuangan Daerah

Sumber data:
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Nilai Evaluasi Formulasi pengukuran:


Kinerja Hasil penilaian Kementeriaan
Penyelenggaraan Kementerian Dalam Negeri
Pemerintah
Daerah (EKPPD) Sumber data:
Kementeriaan Dalam Negeri

Halaman 39
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Perjanjian Kinerja Kabupten Aceh Utara Tahun 2015 merupakan suatu


dokumen yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dokumen ini merupakan salah satu
komponen dari siklus kinerja yang dimulai dari perencanaan dan di akhiri
dengan adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja merupakan rencana tahunan sebagai
penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah(RPJMD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 yang berjangka
waktu 5 tahunan.

Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disajikan dalam


Tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja 2015
No.
Sasaran Strategis Indikator Target
Kinerja
1 Terlaksananya tata kelola Nilai Akuntabilitas Kinerja B
pemerintah yang transparan Pemerintah
dan akuntabel pelayanan
Opini pemeriksaan BPK WTP
publik
Nilai Evaluasi Kinerja Sangat
Penyelenggaraan Tinggi
Pemerintah Daerah
(EKPPD)
2 Meningkatnya Indeks Kepuasan 75
profesionalisme dan kinerja Masyarakat (IKM)
aparatur dalam pelayanan
publik
3 Terciptanya stabilitas sosial Rasio jumlah Satpol PP 3.86
dan politik per 10.000 penduduk
4 Meningkatnya kesejahteraan Persentase jumlah 19.50
masyarakat miskin penduduk miskin
5 Menurunnya tingkat angka Angka pengangguran 10.10
pengangguran
6 Meningkatnya layanan Angka melek huruf 97.3
pendidikan yang bermutu,
Rata-rata lama Sekolah 9.3
islami dan berdaya saing

Halaman 40
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

7 Meningkatnya Status Angka Kematian Ibu 102


Kesehatan dan Gizi
Angka Kematian 7
masyarakat
Bayi
Persentase Gizi 0.096
Buruk
Umur Harapan Hidup 70
8 Tersedianya jalan mantap Proporsi panjang jaringan 56.15
dan jembatan yang menjamin jalan dalam kondisi
kelancaran arus transportasi mantap
9 Tersedianya aksesibilitas Proporsi panjang 63.58
pada pusat-pusat jembatan dalam kondisi
pertumbuhan ekonomi, baik
daerah terisolir, dan daerah
tujuan wisata
10 Tersedianya air irigasi untuk Persentase luas Irigasi 40.56
pertanian rakyat pada Daerah dalam kondisi baik (M2)
Irigasi
11 Meningkatnya keselamatan, Jumlah arus penumpang 1,367,817
keamanan, dan pelayanan angkutan umum
sarana dan prasarana
perhubungan darat
12 Meningkatnya pendapatan Tingkat Pertumbuhan 4.83
masyarakat Ekonomi
13 Meningkatnya jumlah Persentase peningkatan 37,500
kunjungan wisatawan jumlah wisatawan
14 Meningkatnya produksi dan Tingkat Produktivitas 6.3
produktivitas pertanian padi (ton/ha)
tanaman
15 Meningkatnya produksi dan Persentase Produksi 100
produktivitas kelautan dan perikanan
perikanan
16 Peningkatan fasilitas masjid, Jumlah Mesjid dan 330 dan
meunasah dan mushalla Mushalla 852

Halaman 41
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Bab III Akuntabilitas


Kinerja
I. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menyampaikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif organisasi suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggung jawabansecara tepat, jelas dan
terukur. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam memberikan
pertanggung jawaban tersebut kepada yang memberikan amanah yaitu
masyarakat dilaksanakan melalui media penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud
pertanggung jawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi
pemerintah serta dalam rangka perwujudan pemerintahan yang berdaya
guna dan berhasil guna.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pelaporan (LAKIP)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disusun sesuai dengan
ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indoenesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah tanggal 21 April 2014 dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya
membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana
atau target dengan menggunakan indicator kinerja yang telah ditetapkan
dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran srategis yang dtietapkan dalam
mewujudkan visi, misi instansi pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam
Halaman 42
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Aceh Utara tahun 2012-2017.

Pengukuran kinerja pada tahun 2015 dilaksanakan dengan


membandingkan antara target sasaran dari masing-masing indikator
kinerja sasaran dan selanjutnya membandingkan capaian indikator kinerja
tersebut dengan capaian indikator kinerja sasaran dengan tahun
sebelumnya sampai dengan target kinerja pada 5 (lima) tahun yang
direncanakan.

Kerangka Pengukuran kinerja di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara


dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja
tersebut dengan rumus sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja


atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja,
digunakan rumus:
Realisasi
Capaian indikator kinerja= x 100%
Rencana

b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahya


kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja, digunakan rumus:
Rencana- (Realisasi- Rencana)
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana

Atau :

(2 x Rencana)- Realisasi
Capaian indikator kinerja = x 100%
Rencana

Halaman 43
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran


menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala
ordinal yaitu:

Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal

Skala Ordinal Predikat/Kategori


> 92 Sangat Berhasil
77< X ≤ 92 Berhasil
62 < X ≤ 77 Cukup Berhasil
< 62 Tidak Berhasil

Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada


Tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan
dalam table sebagai berikut:

Halaman 44
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 3.2
Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015

No.
Sasaran Strategis Indikator Target Realisasi % Capaian Ket Capaian
Kinerja

1 Terlaksananya tata kelola Nilai Akuntabilitas Kinerja B CC CC Berhasil


pemerintah yang transparan dan Pemerintah
akuntabel pelayanan publik Opini pemeriksaan BPK WTP WDP WDP Cukup
Berhasil
Nilai Evaluasi Kinerja Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Berhasil
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
2 Meningkatnya profesionalisme (EKPPD)
Indeks Kepuasan 75 71.97 96.0 Sangat
dan kinerja aparatur dalam Masyarakat (IKM) Berhasil
pelayanan publik
3 Terciptanya stabilitas sosial dan Rasio jumlah Satpol PP 3.86 4.14 107 Sangat
politik per 10.000 penduduk Berhasil
4 Meningkatnya kesejahteraan Persentase jumlah 19.50 19.58 100 Sangat
masyarakat miskin penduduk miskin Berhasil
5 Menurunnya tingkat angka Angka pengangguran 10.10 10.00 99 Sangat
pengangguran Berhasil
6 Meningkatnya layanan Angka melek huruf 97.3 92.22 95 Sangat
pendidikan yang bermutu, islami Berhasil
dan berdaya saing Rata-rata lama Sekolah 9.3 12.19 131 Sangat
Berhasil

Halaman 45
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

7 Meningkatnya Status Kesehatan Angka Kematian Ibu 102 127 125 Sangat
dan Gizi masyarakat Berhasil
Angka Kematian Sangat
Bayi 7 7 100 Berhasil
Persentase Gizi Tidak Berhasil
Buruk 0.096 0.018 19
Umur Harapan Hidup 70 70.4 101 Sangat
Berhasil
8 Tersedianya jalan mantap dan Proporsi panjang jaringan Cukup
jembatan yang menjamin jalan dalam kondisi 56.15 41 73 Berhasil
kelancaran arus transportasi mantap
9 Tersedianya aksesibilitas pada Proporsi panjang Sangat
pusat-pusat pertumbuhan jembatan dalam kondisi 63.58 63 99 Berhasil
ekonomi, daerah terisolir, dan baik
daerah tujuan wisata
10 Tersedianya air irigasi untuk Persentase luas Irigasi
pertanian rakyat pada Daerah dalam kondisi baik (M2) 40.56 33.74 83.2 Berhasil
Irigasi
11 Meningkatnya keselamatan, Jumlah arus penumpang
Tidak Berhasil
keamanan, dan pelayanan angkutan umum 1,367,817 87,972 6.4
sarana dan prasarana
perhubungan darat
12 Meningkatnya pendapatan Tingkat Pertumbuhan 4.83 4,5 93,17 Sangat
masyarakat Ekonomi Berhasil

Halaman 46
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

13 Meningkatnya jumlah kunjungan Persentase peningkatan


Tidak Berhasil
wisatawan jumlah wisatawan 37,500 20,811 55

14 Meningkatnya produksi dan Tingkat Produktivitas 6.3 5.3 84 Berhasil


produktivitas pertanian tanaman padi (ton/ha)
15 Meningkatnya produksi dan Persentase Produksi 100 97.33 97 Sangat
produktivitas kelautan dan perikanan Berhasil
perikanan
16 Peningkatan fasilitas masjid, Jumlah Mesjid dan 330 336 dan 852 102 dan 100 Sangat
meunasah dan mushalla Mushalla dan 852 Berhasil

Halaman 47
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

II. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan


evaluasi dan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang
lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja
yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun
keempat RPJMD 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara secara
bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya
melalui sebelas 17 (tujuh belas) sasaran strategis dan 25 (dua puluh lima)
indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan
Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 17 (tujuh
belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada Tahun 2015
tersebut adalah sebagai berikut:

Sasaran 1

Terlaksananya Tata Kelola Pemerintah yang Transparan dan


Akuntabel Pelayanan Publik

Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Menciptakan
Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan
Akuntabilitas dan Transparansi Pemerintah Daerah”. Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Bagian Organisasi, Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Kekayaan Daerah dan Bagian Pemerintahan. Untuk mengukur
sasaran pertama ini terdapat 3 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian
kinerja sasaran terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan
akuntabel pelayanan publik tersaji pada tabel 3.3 berikut dibawah ini :

Halaman 48
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 3.3 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi Capaian Ket
Capaian
1 Nilai Akuntabilitas CC CC B CC CC Berhasil
Kinerja Pemerintah
2 Opini pemeriksaan WDP WDP WTP WDP WDP Cukup
BPK Berhasil
3 Nilai Evaluasi Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Berhasil
Kinerja Tinggi
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
(EKPPD)

1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah


Hasil penilaian akuntanbilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara tahun 2014 memperoleh predikat CC dengan nilai 54,61. Ditahun
2015 masih memperoleh predikat CC dengan nilai 51,45. Nilai akuntabilitas
kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan sebesar
3,16 dibandingkan dengan tahun 2014. Hasil penilaian tersebut
mencerminkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara belum mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Halaman 49
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2. Opini pemeriksaan BPK


Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam
kurun waktu 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015 hasil audit BPK masih dinyatakan Wajar Dengan
pengecualian (WDP).

3. Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)


Hasil EKPPD di tingkat Provinsi menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara mendapatkan peringkat dan status kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah ke 6 (enam) dari 23
Kabupaten/Kota dengan skor 2,66 atau dengan kategori prestasi Tinggi
atas Penyelengaaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan LPPD Tahun
2014

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Kinerja RPJMD
Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Nilai Akuntabilitas CC CC CC B
Kinerja Pemerintah
2 Opini pemeriksaan WDP WDP WDP WTP
BPK
3 Nilai Evaluasi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat
Kinerja tinggi
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
(EKPPD)

Halaman 50
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

 Permasalahan
- Kapasitas dan kapabilitas aparatur masih rendah
- Hasil audit BPK baru mencapai opini Wajar dengan Pengecualian

 Solusi
- Penguatan akuntabilitas kinerja pemerintah
- Penerapan tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel

Sasaran 2

Meningkatnya Profesionalisme dan Kinerja Aparatur dalam


Pelayanan Publik

Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Menciptakan
Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Memperkuat
Aparatur dalam Pelayanan Publik”. Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Bagian Organisasi. Untuk mengukur sasaran pertama ini
terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran
meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik
tersaji pada tabel 3.5 berikut dibawah ini :

Tabel 3.5 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Indeks Kepuasan - 68,99 75 71,97 96 Sangat
Masyarakat (IKM) Berhasil

Halaman 51
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)


Hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara tahun 2014 memperoleh nilai 68,99. Sedangkan ditahun 2015
memperoleh nilai 71,97. Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara mengalami peningkatan sebesar 2,98 dibandingkan dengan tahun
2014. Hasil penilaian tersebut mencerminkan bahwa Indeks Kepuasan
Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Kinerja RPJMD
Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Indeks Kepuasan - 68,99 71,97 80
Masyarakat (IKM)

 Permasalahan
- Waktu yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat masih
kurang baik
- Produk jenis layanan juga mendapat perhatian khusus dari masyarakat,
dimana belum adanya kejelasan dari jenis-jenis layanan
- Belum jelasnya maklumat pelayanan di instansi pemerintah daerah yang
mengakibatkan kepercayaan masyarakat menjadi menurun
- Belum adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
pengaduan

 Solusi
- Komitmen bersama antara kepala Daerah dan kepala SKPK perlu terus
ditingkatkan
- Target waktu pelayanan diharapkan dapat disesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan
- Perlu adanya pelatihan dan diklat pelayanan bagi aparatur pelaksana
yang berhubungan langsung dengan masyarakat

Halaman 52
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sasaran 3

Terciptanya stabilitas sosial dan politik

Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Melanjutkan Amanat Perdamaian, Stabilitas Sosial dan
Politik”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dan WH. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terciptanya
stabilitas sosial dan politik tersaji pada tabel 3.7 berikut dibawah ini :

Tabel 3.7 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Rasio jumlah Satpol Sangat
PP per 10.000 1.26 4.33 3.86 4.14 107 Berhasil
penduduk

1. Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk


Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2015 berjumlah 242 orang yang terdiri dari
PNS, Tenaga kontrak dilapangan dan tenaga kontrak administrasi. Dengan
jumlah penduduk dalam Kabupaten Aceh Utara sebanyak 583.892 jiwa, maka
rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk yaitu sebesar 3.8.

Halaman 53
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Mengingat banyaknya jumlah penduduk, agar lebih meningkatkan peran


kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh
Utara dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2016.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melakukan penerimaan anggota baru
tenaga kontrak Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten
Aceh Utara. Tenaga kontrak tersebut lebih difokuskan kinerjanya dalam
wilayah kecamatan yaitu pelaksanaaan kegiatan ba’da magrib serta kegiatan
lainnya.
Tabel 3.8
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per-10.000 Penduduk

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


Jumlah Polisi 73 73 108 241 242
Pamong Praja
(Orang)
Rasio Jumlah Polisi 1.26 1.26 1.26 4.33 4.14
Pamong Praja (%)
Per10.000 Penduduk
Sumber : Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.9 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Kinerja RPJMD
Tahun 2012-2017

Halaman 54
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Rasio jumlah Satpol
PP per 10.000 1.26 4.33 4.14 55.5
penduduk

 Permasalahan
- Beberapa kegiatan rutin yang juga masih terkendala pada penerbitan SK
serta tahapan persipan yang sedikit terlambat
- Termin pencarian anggaran yang lebih banyak dialokasikan pada triwulan
II bahkan III sehingga realisasi di triwulan II masih belum maksimal

 Solusi
- Mengupayakan semaksimal mungkin segala yang ada sehingga
kendala yang dihadapi akan dijadikan kekuatan/factor pendukung
keberhasilan suatu program/kegiatan
- Lebih mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai
jadwal yang ditetapkan dan harus didukung dengan anggaran yang
memadai

Sasaran 4

Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Miskin

Sasaran strategis 4 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatnya Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terlaksananya
meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin tersaji pada tabel 3.10
berikut dibawah ini :

Halaman 55
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tabel 3.10 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Persentase jumlah 20.34 19.58 19.50 19.58 100 Sangat
penduduk miskin Berhasil

1. Persentase jumlah penduduk miskin


Penduduk miskin pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 dengan
persentase 20,34 % mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014
sebesar 19,58 %. Untuk tahun 2015 penduduk miskin Kabupaten Aceh
Utara di target kan sebesar 19,50% dengan realisasi sebesar 19,58 %.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.11 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Persentase jumlah 20.34 19.58 19.58 17,50
penduduk miskin

 Permasalahan
- Masyarakat miskin sangat rentan dengan naik turunnya harga pangan
dan biaya kesehatan
- Tingginya tingkat kerawanan gizi anak dan kematian ibu, serta kurangnya
akses terhadap pendidikan, air bersih dan sanitasi
 Solusi
- Memperbaiki program perlindungan social, dimana memperbaiki dan
mengembangkan system perlindungan social bagi penduduk miskin
- Meningkatkan akses pelayanan dasar, seperti akses pendidikan,
kesehatan
- Memberdayakan kelompok masyarakat miskin, dimana masyarakat
miskin tidak diperlakukan semata-mata sebagai obyek pembangunan,
tetapi memberdayakan masyarakat miskin agar dapat keluar dari
kemiskinan dan tidak jatuh kembali dalam kemiskinan

Halaman 56
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sasaran 5

Menurunnya Tingkat Angka Pengangguran

Sasaran strategis 5 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Kenyamanan
Kerja serta Pengawasan Ketenagakerjaan”. Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk.
Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut
pengukuran capaian kinerja sasaran menurunnya tingkat angka
pengangguran tersaji pada tabel 3.12 berikut dibawah ini :

Tabel 3.12 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Angka 17,97 13,58 10,10 10,00 99 Sangat
pengangguran Berhasil

1. Angka Pengangguran
Angka pengangguran pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013
dengan persentase 17,97 % mengalami sedikit penurunan pada tahun
2014 sebesar 13,58 %. Untuk tahun 2015 angka pengangguran
Kabupaten Aceh Utara di target kan sebesar 10,10% dengan realisasi
sebesar 10,00%.

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.13: Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Kinerja RPJMD
Tahun 2012-2017

Halaman 57
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Angka 20,23 19,58 10,00 9,51
pengangguran

 Permasalahan
- Tingginya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun tidak sebanding
dengan kesempatan kerja yang berakibat tidak semua angkatan kerja
dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia baik formal maupun
informal
 Solusi
- Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha yang berbasis
industry
- Mengembangkan kelembagaan social yang dapat menangani
pengangguran

Sasaran 6

Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan


berdaya saing

Sasaran strategis 6 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu ”Meningkatkan
kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat pemuda
dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan
berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntunan Syari'at Islam” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan
Kualitas Pendidikan”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Pendidikan, Pemuda & Olahraga. Untuk mengukur sasaran pertama ini
terdapat 2 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran
meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
tersaji pada tabel 3.14 berikut dibawah ini :

Tabel 3.14: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Angka melek huruf 90.47 94.88 97.3 92.22 95 Sangat
Berhasil
Halaman 58
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2 Rata-rata lama 12.19 12.19 9.30 12.19 131 Sangat


Sekolah Berhasil

1. Angka Melek Huruf

Salah satu aspek pendidikan yang me mpengaruhi IPM adalah Angka


Melek Huruf (AMH). Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau
lainnya. Pada periode 2011-2015, persentase angka melek huruf Kabupaten
Aceh Utara mengalami peningkatan. Angka melek huruf pada tahun 2015
sebesar 92,22%, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang berada
di tingkat 94,88%. Pencapaian angka melek huruf di Kabupaten Aceh Utara
untuk tahun 2014 sudah mencapai 94,88%. Kondisi capaian ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.15
Perkembangan Angka Melek Huruf
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk Usia diatas 433.092 437.274 441.506 432.911 450.082


15 Tahun yang bisa Membaca
dan Menulis
Jumlah Penduduk Usia 15 478.640 483.170 487.989 456.233 497.468
Tahun Ke Atas
Persentase dapat baca tulis 90,48 % 90,50 % 90,47 % 94,88 % 92.22%
(AMH)
Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Berdasarkan data dari Tabel 2.7, perkembangan AMH di Kabupaten
Aceh Utara mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, artinya meskipun jumlah
penduduk yang berusia diatas 15 tahun terus mengalami kenaikan tetapi
Halaman 59
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

kemampuan membaca dan menulis penduduk pada usia tersebut juga


bertambah namun persentasenya fluktuatif. Peningkatan AMH dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kesehteraan masyarakat agar mampu membiayai
pendidikannya dan meningkatkan pendidikan nonformal melalui kegiatan
pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF) untuk memberantas buta aksara di
Kabupaten Aceh Utara.

1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

Peningkatan Indeks Pendidikan secara umum tidak terlepas dari


meningkatnya indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagai komponen
pembentuk indeks pendidikan.
Lamanya bersekolah merupakan
ukuran akumulasi investasi
pendidikan individu. Banyak faktor
yang jadi penyebab dari
ketidaktercapaiannya rata-rata lama
sekolah hingga 12 tahun. Indikator
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 sebesar 13,07. Angka rata-rata lama
sekolah di Aceh Utara Tingkat Pendidikan Dasar untuk SD 6,05 tahun dan
untuk SMP 3,05 tahun sedangkan untuk Tingkat Pendidikan Menengah Atas
tercatat 3,09 tahun. Berbagai kondisi yang ada sehubungan dengan angka
rata-rata lama sekolah tidak terlepas dari tingkat kesejahteraan masyarakat
dan usaha masyarakat dalam berpastisipasi terhadap bidang pendidikan.
Kemudian peran pemerintah dan pengelola pendidikan di kabupaten Aceh
Utara perlu ditingkatkan dalam menjalankan atau melaksanakan Program
Wajib Pendidikan 12 Tahun dan Program Pelayanan Pendidikan yang
bermutu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini :

Gambar 3.16
Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2011-2015

Halaman 60
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

7
6
5 2011
4 2012
6,05
6,05

6,05
6,05
6,05
3 2013
2

3,09
3,09
3,09
3,09
3,09
3,05
3,05
3,05
3,05
3,05
2014
1
2015
0
SD SMP SMA

Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016


Angka rata-rata lama sekolah merupakan kombinasi antara partisipasi
sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan
pendidikan yang ditamatkan. Angka rata-rata lama sekolah menunjukkan
bahwa lamanya penduduk di kabupaten Aceh Utara rata-rata dalam
menempuh pendidikan disetiap jenjang pendidikan. Idealnya lama sekolah
sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD/MI 6 tahun, SMP/MTs 3 tahun dan
SMA/SMK/MA 3 tahun atau 12 tahun.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.17 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Angka melek huruf 90.47 94.88 92.22 98.20

2 Rata-rata lama 12.19 12.19 12.19 9.40


Sekolah

 Permasalahan
- Terbatasnya kemampuan KPA dan PPTK dalam mempercepat realisasi
penyelesaian kinerja khususnya hal teknis yang berkenaan dengan
percepatan penyelesaian teknis proses progress report (laporan
kemajuan) yang sering kelewatan dari jadwal yang telah ditetapkan

Halaman 61
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

- Program dan kegiatan yang sasarannya melibatkan siswa dan tenaga


pendidikan (guru) membutuhkan waktu yang lama dalam mendata,
memilih dan menentukan siswa dan guru tersebut untuk ikut serta
khususnya dalam kegiatan pelatihan dan perlombaan
- Belum tersedianya data pendidikan yang valid untuk kepentingan analisis
capaian kinerja layanan, pemetaan dan pemerataan sumber daya
pendidikan
- Belum memadainya kapasitas sumber daya manusia Majelis Pendidikan
Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Utara, sarana dan prasarana pendukung
sehingga layanan yang diberikan belum optimal dan professional
- Terbatasnya anggaran yang menyebabkan banyak kegiatan yang tidak
terlaksana sehingga tidak tercapainya tujuan yang diharapkan
- Masih terbatasanya ketersedian regulasi bidang pendidikan untuk
mendukung layanan pendidikan yang merata, bermutu dan islami
- Pengawasan internal terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan masih belum maksimal dan data hasil pengawasan belum
diolah secara ilmiah untuk mendukung penyiapan rekomendasi dan
kebijakan lebih lanjut
- Sistem informasi penyelenggaraan pendidikan belum transparan dan
akuntabel serta sulit diakses oleh masyarakat
- Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan dan
pembinaan pendidikan di Kabupaten Aceh Utara

 Solusi
- Koordinasi dan konsolidasi internal dalam mempercepat realisasi
kinerja agar jadwal dan waktu pelaksanaan kegiatan tepat waktu
dan sasaran

Sasaran 7

Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat

Sasaran strategis 7 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi


keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu

Halaman 62
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

“Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan


kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan
sehat” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan Kualitas
Pendidikan”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Kesehatan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 4 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya status
kesehatan dan gizi masyarakat tersaji pada tabel 3.18 berikut dibawah ini :

Tabel 3.18 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Angka Kematian Ibu 137,0 258,1 102 127 125 Sangat
Berhasil
2 Angka Kematian 8,22 11,12 7 7 100 Sangat
Bayi Berhasil
3 Persentase Gizi 0,009 0,014 0,096 0,018 19 Tidak
Buruk Berhasil
4 Umur Harapan 68,9 70 70 70,4 101 Sangat
Hidup Berhasil

1. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian bayi dan angka kematian ibu merupakan indikator
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dimana dapat
menggambarkan perkembangan derajat kesehatan, dapat juga digunakan
sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian bayi merupakan indikator
yang lazim digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat, selain itu
program pembangunan kesehatan di
Indonesia banyak menitikberatkan pada
upaya penurunan AKB (Angka Kematian

Halaman 63
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Bayi) dan AKI (Angka Kematian Ibu). Untuk Angka Kematian Bayi pada tahun
2015 menunjukkan penurunan sebesar 7/1000 dimana ada 7 bayi yang lahir
mati dari 1000 kelahiran hidup. Faktor yang diduga adalah adanya dukungan
BPJS. Dengan adanya BPJS ini memudahkan masyarakat mengakses
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan didorong untuk memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

Tabel 3.19
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu
Kabupaten Aceh Utara 2011-2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


Angka Kematian Bayi 6,70 5,93 8,22 11,12 7
(AKB)
Angka Kematian Ibu (AKI) 186,0 150,6 137,0 258,1 127

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016


Upaya menurunkan AKI pada tahun 2015 dukungan dana otsus berupa
kegiatan pelatihan ANC terpadu kepada bidan desa, APBA dan APBD
kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) melibatkan lintas sektor dan LSM.
Keterlibatan organisasi profesi bidan (IBI) meningkatkan pengetahuan bidan
dalam pengelolaan kasus hipertensi dan perdarahan pada ibu hamil/bersalin.
Perdarahan dan pre eklamsi merupakan penyebab utama kematian ibu.
Namun, penurunan AKI ini belum mampu mencapai target MDGs yaitu
102/100.000 kelahiran hidup.

2. Persentase Balita Gizi Buruk


Persentase Balita Gizi Buruk adalah jumlah balita gizi buruk terhadap
total jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan
menurut umur dan klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan pada tahun 2013
berjumlah 5 kasus berat dan

Halaman 64
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2014 berjumlah 8 kasus berat, oleh karena data yang dilaporkan adalah data
gizi buruk yang mendapatkan perawatan dan disertai dengan tanda klinis
(marasmus dan kwasiorkor) yang kemudian dirujuk ke Rumah sakit.
Data gizi buruk pada tahun 2015 terdapat 12 kasus berat, secara
menyeluruh data gizi buruk yang mendapat perawatan baik itu rawat inap
maupun rawat jalan berdasarkan data penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan (Standar Anthropometri) berada dibawah -3 SD,
walaupun ada tidak adanya gejala klinis semua kasus dianggap gizi buruk
sehingga terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk sejumlah 104 kasus.
Menindaklanjuti kasus tersebut maka telah dilaksanakan beberapa program
antara lain pemberian makanan tambahan kepada balita, serta pemantauan
tumbuh dan kembang bayi dan balita melalui program posyandu aktif.
Tabel 3.20
Persentase Balita Gizi Buruk
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah balita gizi 270 170 110 75 104


buruk
Jumlah balita 58212 51916 55268 54613 65298
Persentase 0,501615 0,344788 0,037997 0,01648 0,01837
Balita Gizi Buruk
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

3. Angka Usia Harapan Hidup


Angka Usia Harapan Hidup (AHH) atau yang dikenal juga dengan
Angka Harapan Hidup saat lahir (life expectacy at birth) merupakan rata-rata
jumlah tahun hidup yang akan dijalani
oleh bayi yang baru lahir pada suatu
tahun tertentu. Jadi AHH pada tahun
2015 dari data di atas menggambarkan
bahwa bayi yang dilahirkan pada
menjelang dan awal tahun 2015 memiliki

Halaman 65
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

harapan hidup rata-rata sampai usia 70,4 tahun.


Usia Harapan Hidup biasanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan
meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh. Keberhasilan program
kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat
dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu daerah.

Gambar 3.21
Angka Usia Harapan Hidup
71
70,4
70,5 70
70 2011
69,5 2012
68,9
69 68,5 2013
68,5 68
68 2014
67,5 2015
67
66,5

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

Data di atas menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan UHH dari


tahun 2014 ke tahun 2015, hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya
akses pelayanan dan perawatan kesehatan melalui program JKN di
Puskesmas, tingkat ekonomi masyarakat terjadi peningktan sehingga daya beli
masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang
lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang
memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.22 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


Halaman 66
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2013 2014 2015 2017


1 Angka Kematian Ibu 137,0 258,1 127 110

2 Angka Kematian 8,22 11,12 7 6


Bayi
3 Persentase Gizi 0,009 0,014 0,018 0,000
Buruk
4 Umur Harapan 68,9 70 70.4 72
Hidup

 Permasalahan
- Terlambatnya proses pelelangan
- Adanya mutasi jabatan
- Adanya penyesuaian RAB kegiatan Otsus

 Solusi
- Harus ada koordinasi pelaksanaan kegiatan yang baik dengan SKPK
maupun instansi terkait lainnya
- Mengupayakan proses pelelangan dilaksanakan tepat waktu

Sasaran 8

Tersedianya Jalan Mantap dan Jembatan yang Menjamin


Kelancaran Arus Transportasi

Sasaran strategis 8 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:

Halaman 67
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

”Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar


Arus Transportasi Barang dan Jasa”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya
jalan mantap dan jembatan yang mencamin arus kelancaran transportasi
tersaji pada tabel 3.23 berikut dibawah ini :

Tabel 3.23 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Proporsi panjang 43.32 52.84 56.15 41.00 73 Cukup
jaringan jalan dalam Berhasil
kondisi mantap

1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap

Panjang Jalan Kabupaten dan jalan strategis hingga tahun 2015


sepanjang 2.032,8 km, Kondisi jalan baik tahun 2015 sepanjang 833,5 Km
atau 41%. kondisi perkerasan (sedang) mencapai 467,5 Km atau sebesar
23,94% yang pada umumnya merupakan jalan strategis yang menghubungkan

Halaman 68
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

jalan nasional ke pusat-pusat kecamatan, lingkungan pemukiman dan sentra-


sentra produksi pertanian, perkebunan dan perikanan. Sementara itu kondisi
jalan rusak atau buruk sampai tahun 2015 sepanjang 728,4 Km atau sebesar
35,58%.
Kondisi jalan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya terlihat mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan beberapa faktor penyebab terutama dampak
bencana banjir yang terjadi akhir tahun 2014 dan sepanjang tahun 2015.
kondisi ini menyebabkan lapis pondasi mudah terlepas dan rusak oleh air/atau
gesekan dan tekanan roda kenderaan. Selain itu kondisi dilapangan minimnya
rambu-rambu yang menunjukkan informasi tonase kendaraan, serta kurangnya
pengaturan dan pengawasan atas pemanfaatan jalan menyebabkan
banyaknya angkutan yang melebihi berat yang diizinkan.
Selanjutnya, kurangnya tahapan pemeliharaan rutin maupun berkala
jalan yang telah dibangun belum mendapat perhatian sepenuhnya ,
mengakibatkan nilai durabilitas (keawetan) perkerasan jalan menurun drastis
sehingga umur rencana konstruksi tidak tercapai. Perkembangan dan kondisi
Jalan Tahun 2012-2015 sebagaimana Gambar 3.24 berikut :
Gambar 3.24
Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2012-2015

Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016

Gambar 3.25
Persentase Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara

Halaman 69
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tahun 2012-2015

23,42 35,58
2015 41,00
20,37 26,8
2014 52,84
Tahun

Rusak
23,51 33,17
2013 43,32 Sedang

38,79 Baik
2012 22,09 39,12

0 10 20 30 40 50 60
Persentase

Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016

Investasi infrastruktur jalan membutuhkan biaya yang cukup besar.


Berbagai sumber pendanaan diupayakan pemerintah daerah untuk menangani
kebutuhan dasar melalui APBK, DAK dan Otsus/migas Kabupaten Aceh Utara
setiap tahunnya, namun demikian terdapat beberapa ruas jalan yang perlu
ditangani melalui dana APBA dan APBN seperti peningkatan Jalan Simpang
KKA-Bener meriah serpanjang ± 35 Km dan peningkatan Jalan Lhoksukon-Cot
Girek serta ruas jalan tembus Cot Girek-Bener Meriah-Samarkilang sepanjang
± 60,17 Km dan peningkatan jalan Lubok Tilam Barat-Makam Cut Mutia
sepanjang ± 21 Km serta ruas jalan Elak Krueng Mane – Pulo Iboh Kecamatan
Kuta Makmur.
Oleh karenanya, pemeliharanan jalan perlu ditingkatkan setiap tahunnya
untuk menjaga durabilitas (keawetan) jalan) guna sesuai dengan umur
rencana perkerasan jalan. Persentase perkembangan kondisi jalan dapat
dilihat pada Gambar 3.25.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.26 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
Halaman 70
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

1 Proporsi panjang 43.32 52.84 41.00 70.66


jaringan jalan dalam
kondisi mantap

 Permasalahan
- Kurangnya SDM yang handal
- Terlambatnya pelelangan yang dilaksanakan Unit Pelayanan Pengadaan
Kabupaten Aceh Utara
- Proses pelaksanaan tender kegiatan yang diluar dari jadwal perencanaan
yang berdampak terhadap lambatnya waktu mulai pelaksanaan kegiatan

 Solusi
- Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor
eksternal karyawan yang mempngaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja
dan kinerja
- Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan
para stakeholder
- Memberikan prioritas utama terhadap proses perencanaan,
pelelangan dan kegiatan pendukung seperti pembebasan lahan
kegiatan

Sasaran 9

Tersedianya Aksesibilitas pada Pusat-Pusat Pertumbuhan


Ekonomi, Daerah Terisolir dan Daerah Tujuan Wisata

Sasaran strategis 9 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar
Arus Transportasi Barang dan Jasa”.

Halaman 71
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,


Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya
aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir dan
daerah tujuan wisata tersaji pada tabel 3.26 berikut dibawah ini :

Tabel 3.26: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Proporsi panjang 57.57 61.65 63.58 63 99 Sangat
jembatan dalam Berhasil
kondisi baik

1. Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik

Konstruksi jembatan untuk kegiatan penanganan hanya diperuntukkan


bagi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan berkala dan pergantian pembangunan
jembatan. Rehabilitasi /berkala jembatan meliputi perbaikan railing, perbaikan
kerusakan pada jembatan (pilar abutment, penahan erosi dan perlindungan
gerusan pada pondasi dan pergantian lantai jembatan serta perbaikan oprit.
Pemeliharaan berkala jembatan untuk pengembalian jembatan pada kondisi

Halaman 72
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

dan daya layan seharusnya dimiliki jembatan segera setelah pembangunan


dan mencakup tipe kegiatan.
Pergantian jembatan yaitu pekerjaan mengganti bagian elemen atau
struktur yang telah mengalami kerusakan berat dan tidak berfungsi yamg
meliputi sambung siar muai perletakan, pembatas jika diperlukan terkadang
bagian struktur juga diganti meliputi elemen lantai, gelagar memanjang secara
individu, bagian-bagian sekunder atau elemen pengaku dan sebagainya.
Sedangkan pergantian keseluruhan jembatan merupakan pertimbangan
terakhir dalam proses peningkatan prasarana yang ada. Sedangkan
pembangunan jembatan meliputi pekerjaan yang menghubungkan dua ruas
jalan yang terputus akibat adanya rintangan atau perpindahan lokasi jembatan
yang dimulai dari pekerjaan pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas.
Perkembangan Panjang jembatan tahun 2012-2015 Kabupaten Aceh
Utara yang terdapat pada ruas jalan strategis dan kecamatan hingga tahun
2015 mencapai 9,658 Km atau sebanyak 718 unit. Kondisi baik jembatan
tahun 2015 sepanjang 6,085 km atau sebesar 63%, kondisi sedang sepanjang
1,642 km atau 17% dan kondisi rusak sepanjang 1,931Km atau 20%. Kondisi
jembatan mengalami penurunan kondisi mantap ke kondisi sedang dan rusak
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya disebabkan banjir yang melanda akhir
desember 2014 dan 2015. Gambaran perkembangan infrastruktur jembatan
dari tahun 2012-2015 dapat dilihat pada Gambar 2.24. Kondisi jembatan
sedang dan rusak menjadi perhatian pemerintah daerah dalam keberlanjutan
pembangunan guna aksesbilitas penghubung antar wilayah dan kawasan dan
membuka keterisolasian daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Bener Meriah

Gambar 3.27
Perkembangan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2012-2015

Halaman 73
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

7000 6085
6000 5007
4611 4676
5000
4000
2379 2661
3000 2148
16421931
2000 1131 1299
453
1000
0
2012 2013 2014 2015

Baik Sedang Rusak

Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

Persentase perkembangan jembatan tahun 2012-2014

5,58%
2014 32,77%
61,65%

26,43% Kondisi Rusak


2013 16%
Kondisi sedang
57,57%
Kondisi baik

29,3%
2012 13,92%
56,78%

0 20 40 60 80

Halaman 74
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.28 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Proporsi panjang 57.57 61.65 63 81.47
jembatan dalam
kondisi baik

 Permasalahan
- Sinkronisasi jadwal masa tanam masyarakat/petani dengan pelaksanan
program dan kegiatan pada Dinas belum optimal sehingga berdampak
kepada pelaksanaan maupun penyelesaian kegiatan di lapangan
- Pemahaman dan pengalaman aparatur dinas dalam proses pembebasan
lahan kegiatan masih rendah hingga berdampak lambannya progresi
pelaksanaan kegiatan

 Solusi
- Meningkatkan koordinasi antar unit kerja, bidang dan instansi terkait
dalam proses tender kegiatan pembangunan dan optimalisasi peran
penjadwalan dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan
- Meningkatkan kapasitas sumbr daya manusia yang dimiliki Dinas
demi mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

Sasaran 10

Tersedianya Air Irigasi untuk Pertanian Rakyat pada Daerah


Irigasi

Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan

Halaman 75
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Pengelolaan
Sumber Daya Air yang Handal dan Terkendali”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pengairan, Energi
Sumber Daya Mineral. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya air
irigasi untuk pertanian rakyat pada daerah irigasi tersaji pada tabel 3.21
berikut dibawah ini :

Tabel 3.29 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Persentase luas 39.37 32.54 40.56 33.74 83.2 Berhasil
Irigasi dalam kondisi
baik (M2)

1. Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)


Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, pemanfaatan dan
pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi
tambak. Air irigasi merupakan air baku yang berasal dari sumbernya dan
disalurkan melalui jaringan primer, sekunder atau tersier yang dialokasikan
untuk menunjang pertanian, sedangkan air yang berasal dari jaringan tersier
yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian.

Halaman 76
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Pengembangan jaringan irigasi merupakan pembangunan jaringan


irigasi baru atau peningkatan jaringan irigasi yang telah ada. Untuk
peningkatan jaringan irigasi merupakan kegiatan meningkatkan fungsi dan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal
pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan
perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Untuk operasi jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan air baku untuk
irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan air irigasi, dengan menyusun rencana tata tanam melalui komisi
irigasi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi dengan kewenangan sebagai berikut :
1. Daerah irigasi (DI) dengan luas < 1.000 hektar menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Kabupaten/Kota.
2. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 hektar sampai dengan 3.000 hektar
adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab provinsi
3. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3.000 hektar menjadi tanggung
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Secara rinci sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini :
Tabel 3.30
Daerah Irigasi dan Luas Layanan Irigasi di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015

Daerah Irigasi Luas Areal Luas Areal Fungsional Rata-rata


Potensial (Ha) Produksi
(Ha)
DI. Krueng Tuan 2.226 1.729 7,1
DI. Krueng Pase 5.083 3.635 5,6
Kn 3.308 3.042 5,6
DI. Krueng Pase
Halaman 77
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Kr
DI. Jambo Aye 15.880 14.707 5,3
DI. Alue Ubay 4.143 2.537 4,7
DI. Bulo Blang 2.100 1.520 5,9
Ara
Irigasi Desa 23.635 18.315 4,8
Jumlah 56.375 47.373 5,6
Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kab, Aceh Utara 2016
Peran sektor pertanian sangat strategis dalam perekonomian Nasional
dan daerah, dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari irigasi, oleh sebab itu
irigasi merupakan salah satu komponen pendukung kebrhasilan pembangunan
pertanian yang mempunyai peran sangat penting. Adanya perubahan tujuan
pembangunan pertanian dari meningkatkan produksi untuk swasembada beras
menjadi kelestarian ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani,
kesempatan kerja di perdesaan, perbaikan gizi keluarga dan perlu menetapkan
kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
Tingkat produktivitas pertanian pada Daerah Irigasi teknis sebagaimana
terlihat pada tabel di atas, bahwa rata-rata produksi yang paling tinggi pada
daerah irigasi Krueng Tuan sebesar 7,1 Ton per Hektar dan yang terendah
pada daerah irigasi Alue Ubay sebesar 4,7 Ton per Hektar sedangkan pada
irigasi semi teknis rata-rata produksi sebesar 5,9 dan irigasi sederhana 4,8 ton
per hektar. Keadaan ini menunjukkan bahwa daerah irigasi teknis terlihat
produksi belum mencapai 7 – 8 ton per hektar, belum tercapainya tingkat
produksi maximum tersebut salah satu penyebabnya adalah fungsi jaringan
irigasi yang belum optimal, untuk mendongkrak/mengungkit produksi pertanian
sebagaimana diharapkan dalam NAWACITA Kedaulatan Pangan.
Nilai SPM andalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio
ketersediaan air di petek-petak sawah dalam jumlah, waktu, dan tempat pada
setiap musim tanam terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata
tanam yang telah ditetapkan. Rasio perekembangan jaringan irigasi dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.31
Rasio Perkembangan Jaringan Irigasi Kabupaten Aceh Utara
Halaman 78
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Tahun 2012-2015

2012 2013 2014 2015

Debit Intake Bendung 217.124 217.124 217.124 217.124


(Ltr/Det)
Luas Lahan Budidaya 45,714 45,766 45,485 47,372
Pertanian (Ha)
Rasio Andalan 21,05 21,08 20,95 21,82
Sumber : Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

Rasio kinerja irigasi sesuai dengan SPM Bidang Sumberdaya Air sangat
baik = 100% dan kinerja jelek = < 55%. Rasio jaringan irigasi berdasarkan
tabel di atas menunjukkan dari tahun 2012 sebesr 21,05% meningkat pad
tahun 2015menjadi 21,83% akan tetapi rasio kinerja irigasi masih jelek. Maka
upaya pencapaian target SPM dicapai melalui pembangunan, rehabilitasi serta
operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi sesuai kewenangan
pemerintah termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang seperti
perencanaan, pengawasan dan pemberdayaan lembaga dan masyarakat
petani. Kondisi irigasi Kabupaten Aceh Utara sebagaimana disajikan pada
tabel di bawah ini :

Tabel 3.32
Kondisi Irigasi Tahun 2015

600
510,33
483,1
500 Panjang Saluran irigasi
(Km)
400 338,13
310,4 319,5 325,9 Panjang Saluran Irigasi
300 Kondisi Rusak (Km)
197,2 193,7 Panjang Saluran Irigasi
157,2 172,2
200 Kondisi baik (Km)
113,2 125,8
100 63,53 60,62 67,46 66,26 Persentase Rusak

0
2012 2013 2014 2015

Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016

Halaman 79
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Hasil inventarisasi dan evaluasi pada daerah irigasi dengan berbagai


kewenangan adalah panjang keseluruhan jaringan irigasi Kabupaten Aceh
Utara tahun 2015 sebagaimana disajikan pada tabel di atas, menunjukkan
adanya penambahan panjang saluran irigasi secara signifikan dari tahun 2012
sepanjang 310,4 Km menjadi 510,33 Km, meningkatnya dibandingkan panjang
jaringan pada tahun sebelumnya yaitu 199,93 Km. Kondisi ini disebabkan
adanya pembangunan jaringan baru pada Daerah Irigasi (DI), dari panjang
saluran irigasi tahun 2015 kondisi rusak mencapai 66,26% atau sepanjang
338,13 Km. persentase target capaian SPM Penyediaan air baku untuk
kebutuhan masyarakat, jumlah air yang tersedia untuk melayani petak-petak
sawah minimal pada satu musim tanam adalah 70% (kinerja baik pada tahun
2019), dari kebutuhannya ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangan.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.33 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Persentase luas 39.37 32.54 33.74 67.71
Irigasi dalam kondisi
baik (M2)

 Permasalahan
- Kualitas dan kuantitas SDM aparatur sangat terbatas
- Dukungan dan partisipasi pemerintah daerah sangat terbatas dibidang
energi dan sumber daya mineral

 Solusi
- Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM aparatur
- Perlu penertiban dan pengawasan kegiatan pertambangan liar

Sasaran 11
Halaman 80
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Meningkatnya Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan


Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat

Sasaran strategis 11 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Peningkatan
Infrastruktur dan Layanan Perhubungan Darat, Laut dan Udara”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan
darat tersaji pada tabel 3.34 berikut dibawah ini :

Tabel 3.34 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Jumlah arus 3.543.121 1.762.450 1.367.817 879.720 6,4 Tidak
penumpang Berhasil
angkutan umum

1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

Halaman 81
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Fasilitas umum terkait aktifitas perhubungan darat, laut dan udara yang
paling menonjol adalah sarana terminal/bandara/pelabuhan barang dan
penumpang umum. Berbagai upaya mendorong peningkatan sarana ini terus
dilakukan karena memiliki nilai strategis wilayah sekitarnya seperti keberadaan
pelabuhan umum Kreueng Geukueh dan Bandar Udara Malikussaleh yang
memiliki rute dan status aktifitas secara internasional dapat dimanfaatkan
beberapa kabupaten/kota sekitar. Aktifitas mobilisasi arus penumpang sebagai
berikut :
Tabel 3.35
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Tahun 2012 – 2015
Jumlah Arus Tahun
Penumpang
2012 2013 2014 2015
Angkutan
Umum (Jiwa) 3.571.152 3.543.121 1.762.450 879.720

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan 2016


Tingginya arus penumpang disuatu daerah dapat disebabkan oleh
terdapatnya suatu lokasi wisata yang merupakan daerah kunjungan wisata
lokal maupun manca negara dan daerah tersebut merupakan suatu daerah
industri yang baru berkembang maupun daerah yang memang merupakan
daerah industri itu sendiri. Indikator ini mengukur ketersediaan sarana
angkutan umum yang dapat melayani masyarakat. Selain itu dapat
menyediakan data tentang arus penumpang.
Jasa pelayanan angkutan dalam memobilisasi arus penumpang umum
dan barang perlu dilakukan pengujian setiap waktu untuk menjaga kelayakan
kenderaan bermotor dalam melakukan aktifitas dengan tujuan kenyaman dan
lancarnya arus lalu lintas serta keselamatan di jalan raya. Berbagai upaya
terus ditingkatkan dalam pelayanan bidang perhubungan darat ini dengan
Halaman 82
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

melakukan peningkatan baik sarana maupun prasarana. Tahun 2012


pembangunan gedung pengujian kendaraan bermotor serta fasilitas
pendukungnya di kecamatan Bayu telah dapat dioperasionalkan sehingga
aktifitas pelayanan pengujian kenderaan bermotor lebih optimal dan secara
terus menerus ditingkatkan operasionalnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.36 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Jumlah arus 3.543.121 1.762.450 879.720 1.368.000
penumpang
angkutan umum

 Permasalahan
- Belum semua terlaksannya kegiatan dengan optimal
- Sumber daya manusia yang belom optimal

 Solusi
- Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor eksternal
karyawan yang mempengaruhi kepuasan kinerja, motivasi kerja dan
kinerja
- Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan para
stakeholder
- Segera melaksanakan kegiatan fisik baik kegiatan yang dilelang atau
penunjukan langsung

Sasaran 12
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat

Halaman 83
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Meningkatkan ekonomi rakyat yang berbasis koperasi, industri dan
perdagangan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
pendapatan masyarakat tersaji pada tabel 3.37 berikut dibawah ini :
Tabel 3.37 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Tingkat 3,40 4,50 4,83 4,5 93,17 Sangat
Pertumbuhan Berhasil
Ekonomi
1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Aceh di perkirakan sebesar 4,62 persen di tahun


2014. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari tahun 2013. Kondisi ini
diharapkan mempengaruhi dan berkaitan erat dengan perekonomian
Kabupaten Aceh Utara. Ekonomi Kabupaten Aceh Utara diperkirakan
tumbuh sebesar 4,5 persen pada tahun 2015

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.38 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


Halaman 84
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2013 2014 2015 2017


1 Tingkat Pertumbuhan 3,40 4,50 4,5 5,25
Ekonomi

 Permasalahan
- Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Utara
masih sangat dominan dan relative stagnan dari tahun ke tahun
 Solusi
- Perlu Pembangunan sektor pertanian bagi pemerintah Kabupaten
Aceh Utara

Sasaran 13

Meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan

Sasaran strategis 13 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Peningkatan
Kunjungan Wisata”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran
pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja
sasaran meningkatnya pendapatan masyarakat tersaji pada tabel 3.26 berikut
dibawah ini :
Tabel 3.39 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian

Halaman 85
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

1 Persentase 27.152 29.867 37.500 20.811 55 Tidak


peningkatan jumlah Berhasil
wisatawan

1. Persentase peningkatan jumlah wisatawan

Pembangunan Pariwisata dan kebudayaan mempunyai potensi cukup


tinggi di Kabupaten Aceh Utara, mengingat nilai budaya lokal yang memiliki
nilai ekonomi jika mampu dikelola dengan profesional sehingga mampu
menarik wisatawan agar berkunjung pada lokasi-lokasi wisata. Beberapa
potensi budaya dan pariwisata yang ada yaitu potensi pariwisata alam dan
potensi pariwisata budaya yang dikembangkan melalui berbagai program
kegiatan seperti program pengembangan destinasi pariwisata, program
pengelolaan keragaman budaya dan lain-lain. Potensi budaya yaitu sejarah,
adat istiadat, seni dan pelaku seni perlu dikembangkan potensi yang dimiliki
untuk menarik arus wisata baik wisatawan domestik dan manca negara.
Jumlah wisatawan yang berkunjung pada potensi pariwisata di Kabupaten
Aceh Utara sebagai berikut :
Tabel 3.40
Jumlah Wisata Tahun 2012-2015

Halaman 86
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2012 2013 2014 2015

Jumlah seluruh wisata se-Kabupaten 15.921 27.152 29.867 20.811


Aceh Utara

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2016


Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.41 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Persentase 27.152 29.867 20.811 40.000
peningkatan jumlah
wisatawan

 Permasalahan
- Terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa

 Solusi
- Mempercepat proses pengadaan sesuai dengan jadwal kontrak

Sasaran 14

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian


Tanaman

Sasaran strategis 15 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,

Halaman 87
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan


memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Menumbuhkembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Pertanian,
Kelautan dan Perikanan serta Kehutanan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan & Peternakan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
produksi dan produktivitas pertanian tanaman tersaji pada tabel 3.29 berikut
dibawah ini :
Tabel 3.44 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Tingkat 6,20 5,30 6,30 5,30 84 Berhasil
Produktivitas padi
(ton/ha)

1. Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)


Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk
selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan
jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya
manusia didalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Pembangunan pertanian adalah suatu bagian integral dari pada pembangunan
ekonomi dan masyarakat secara umum. Pertanian merupakan sektor utama
penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah
menjadi bahan sandang, pangan dan papan yang dapat dikonsumsi maupun
diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian
dari pembangunan ekonomi.

Halaman 88
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Pasca migas Kabupaten Aceh Utara diarahkan pada pembangunan di


sektor pertanian, terutama di sub sektor pertanian tanaman pangan. Dengan
luas baku sawah 45.485 ha merupakan potensi untuk pengembangan
komoditi-komoditi unggulan daerah.Selama beberapa tahun terakhir, daerah
ini mengembangkan sejumlah tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.
Pada tahun 2015 produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Aceh
Utara, terutama komoditi padi sebanyak 5,3 ton/ha, mengalami penurunan bila
di bandingkan pada tahun 2014 sebanyak 6,20 ton/Ha, hal ini disebabkan
karena serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta terjadinya
banjir pada bulan Desember tahun 2014 sehingga laporan produksi dan
produktivitas dari kecamatan ke tingkat kabupaten diterima pada tahun 2015.
Gambar 3.45
Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan
Di Kabupaten Aceh Utara tahun 2013-2015

Halaman 89
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

 Tahun 2013
 Tahun 2014
 Tahun 2015

Sumber : BPS Kab. Aceh Utara dan Dinas Pertanian Tanaman


Pangan dan Peternakan Kab. Aceh Utara (diolah) Tahun 2015

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.46: Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Tingkat Produktivitas 6,20 5,30 5,30 7,00
padi (ton/ha)

 Permasalahan
- Laporan yang diberikan oleh PPTK selaku pelaksanaan kegiatan kepada
tim monitoring dan evaluasi renja masih kurang lengkap tentang jumlah
capaian, lokasi dan petani, laporan yang disampaikan hanya jumlah
capaian saja sehingga susah untuk melakukan monitoring kelapangan
- Masih kurangnya koordinasi antara tim monitoring dengan PPTK
sehingga banyak kegiatan lapangan yang tidak termonitoring secara
langsung
- Terjadinya perubahan indikator kinerja kegiatan pada Renstra dan renja
sehingga susah untuk melakukan evaluasi
- Lambatnya realisasi kinerja secara umum disebabkan oleh beberapa
factor penghambat antara lain :

Halaman 90
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

o Lambatnya pelaksanaan Tender dan PL


o Adanya perubahan nomenklatur
o Belanja UP kurang mencukupi
o Reknan tidak mengambil uang DP

 Solusi
- Akan kami buat fomat khusus pelaksanaan kegiatan lapangan sehingga
laporan yang disampaikan sesuai dengan yang dikehendaki
- Akan meningkatkan koordinasi dengan PPTK sehingga semua kegiatan
lapangan termonitoring
- Kami sesuaikan kembali indicator kinerja kegiatan dalam renstra dan
renja
- Tender dan PL akan dipercepat sehingga kedepan tidak terjadi lagi
keterlambatan pelaksanaan kegiatan
- Sudah direvisi nomenklatur sesuai dengan rencana awal
- Disarankan kepada rekanan untuk mengambil uang muka kerja
- Akan dicari solusi terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibayar
dengan cara UP/GU

Sasaran 15

Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Kelautan dan


Perikanan

Sasaran strategis 16 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Menumbuhkembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Pertanian,
Kelautan dan Perikanan serta Kehutanan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran.

Halaman 91
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya produksi dan


produktivitas pertanian tanaman tersaji pada tabel 3.30 berikut dibawah ini :

Tabel 3.47 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015


2013 2014 Target Realisasi % Ket
Capaian Capaian
1 Persentase 92,78 90,36 100 97,33 97 Sangat
Produksi Perikanan Berhasil

1. Persentase Produksi Perikanan

Sumber daya perikanan terdiri dari perikanan budidaya dan perikanan


tangkap. Pengelolaan antara kedua sumber daya ini berbeda satu sama lain
dan tergantung pada kondisi eksternal. Pembangunan sektor perikanan juga
merupakan salah satu andalan di Kabupaten Aceh Utara mengingat hampir
sebagian wilayah berada di kawasan pesisir Kabupaten Aceh Utara
mempunyai tugas menyelenggarakan percepatan pembangunan bidang
kelautan dan perikanan dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya
kelautan dan perikanan yang cukup kaya dan beragam, baik sumberdaya yang
dapat diperbaharui (renewable resources) seperti halnya sumberdaya
perikanan (perikanan tangkap, budidaya, industri pengolahan, mangrove, dll),
maupun yang tidak dapat diperbaharui (unnewable resources) seperti halnya

Halaman 92
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

minyak dan gas bumi serta berbagai jenis mineral. Selain kedua jenis
sumberdaya tersebut juga terdapat jasa lingkungan kelautan yang dapat
dikembangkan untuk pembangunan ekonomi daerah seperti pariwisata bahari,
industri maritim, jasa angkutan dsb.Selain ekosistem laut, ekosistem darat juga
potensial untuk pembangunan perikanan (budidaya air tawar dan budidaya air
payau). Cakupan pembinaan kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan
dari tahun 2013 – 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.48

Gambar 3.48
Cakupan Bina Kelompok Perikanan Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013-2015

Tabel 3.49
Cakupan Bina Kelompok Nelayan Di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013-2015

2013 2014 2015


Jumlah Kelompok 66 64 102
nelayan yang
mendaptkan bantuan
pemda tahun n
Jumlah kelompok 140 140 140
nelayan
Rasio 47,14 45,71 72,86
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara terbagi ke dalam 27 kecamatan
yang mempunyai karakteristik wilayah masing-masing dengan panjang garis
pantai mencapai 55,34 Km. Karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Utara yang
berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan dibagi menjadi 4 (empat)

Halaman 93
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

wilayah yaitu : 1) Wilayah Pengembangan Perikanan Tangkap (wilayah


pantai), 2) Wilayah Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau (wilayah
pesisir), 3) Wilayah Pengembangan Budidaya air Tawar (wilayah pedalaman),
dan 4) Wilayah Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan.

1. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Tangkap


Pengembangan perikanan tangkap harus memperhatikan ketersediaan
potensi sumber daya ikan yang berada di wilayah pengelolaan perikanan.
Pengembangan perikanan tangkap juga mesti diikuti dengan keberadaan
pelabuhan perikanan dan tempat pelelangan ikan. Peningkatan pembangunan
pelabuhan perikanan dilakukan dengan memperhatikan keberadaan nelayan
dan ketersediaan pengolahan yang memadai.
Garis pantai Kabupaten Aceh Utara sepanjang 55,34 km merupakan
salah satu potensi untuk pengembangan dan peningkatan produksi hasil
perikanan tagkap. Pengembangan perikanan tangkap diarahkan di wilayah
yang mempunyai pantai/laut sebagai daerah penangkapan ikan. Daerah yang
diarahkan untuk pengembangan perikanan tangkap meliputi 8 wilayah
kecamatan yaitu Kecamatan : Muara Batu, Dewantara, Syamtalira Bayu,
Samudera Geudong, Tanah Pasir, Lapang, Seunuddon, dan Tanah Jambo
Aye.
Pembangunan Kelautan untuk meningkatkan produksi ikan di
Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2017 di arahkan pada peningkatan sarana
dan prasarana perikanan tangkap. Selain itu pengembangan pelabuhan
perikanan atau peningkatan sarana dan prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) juga menjadi perhatian serius pemerintah daerah, sehingga hasil
tangkapan nelayan lebih mudah untuk dipasarkan.
2. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Budidaya Air Payau
Perikanan budidaya dipengaruhi oleh perlakuan terhadap ekosistem
yang ada dihulu, seperti hutan dan daerah aliran sungai. Apabila terdapat
perilaku yang merusak sumber daya di hulu secara berlebihan akan
mengganggu daerah aliran sungai sehingga menyebabkan sedimentasi dan
kurangnya pasokan air dan pakan alami. Wilayah pesisir Kabupaten Aceh
Halaman 94
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Utara merupakan salah satu potensi untuk pengembangan perikanan budidaya


air payau karena mempunyai luasan tambak 12.441 ha. Pengembangan
perikanan budidaya air payau di arahkan pada daerah pesisir yang masih
mempunyai pengaruh pasang surut, yang mempunyai sumber air tawar dari
sungai maupun air asin dari laut sehingga akan mempermudah dalam
pengelolaan pengairan dalam kegiatan budidaya. Daerah yang diarahkan
untuk pengembangan budidaya air payau mencakup 13 wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan : Muara Batu, Dewantara, Nisam, Syamtalira Bayu,
Syamtalira Geudong, Tanah Pasir, Lapang, Syamtalira Aron, Lhoksukon,
Baktiya Barat, Baktiya, Seunuddon, dan Tanah Jambo Aye.
Arah pembangunan sub sektor perikanan budidaya adalah
meningkatkan produksi ikan air payau dengan meningkatkan sarana dan
prasarana perikanan budidaya seperti normalisasi saluran tambak, jembatan
produksi, rehab tambak dan agro input sehingga luasan tambak sebesar
12.441 ha dapat berfungsi secara optimal.

3. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar


Akibat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat,
sehingga kebutuhan pangan terutama permintaan untuk konsumsi ikan juga
akan meningkat. Salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi ikan di
Kabupaten Aceh Utara adalah dengan mengembangkan produksi perikanan
budidaya air tawar.
Dalam rangka pengembangan perikanan budidaya air tawar diarahkan
di wilayah pedalaman Aceh Utara terutama yang didukung oleh sumberdaya
air tawar seperti sungai, danau dan waduk. Namun untuk komoditas ikan air
tawar dapat juga di kembangkan sampai ke daerah pesisir. Daerah prioritas
untuk pengembangan perikanan air tawar di Kabupaten Aceh Utara mencakup
14 Kecamatan yaitu Kecamatan : Sawang, Cot Girek, Langkahan, Geureudong
Pase, Nisam, Lhoksukon, Kuta Makmur, Simpang Keuramat, Meurah Mulia,
Paya Bakong, Tanah Luas, Matang Kuli, Bandar Baro, dan Nisam Antara.

4. Wilayah Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan

Halaman 95
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Pengembangan pengolahan hasil perikanan diarahkan di wilayah yang


menjadi sentra produksi perikanan tangkap, hal ini dilakukan dalam upaya
meningkatkan nilai produk terutama pada saat produksi perikanan tangkap
yang melimpah. Daerah yang diarahkan untuk pengembangan pengolahan
hasil perikanan meliputi 8 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan : Muara Batu,
Dewantara, Syamtalira Bayu, Samudera Geudong, Tanah Pasir, Lapang,
Seunuddon, dan Tanah Jambo Aye.
Kegiatan kelautan dan perikanan baik tangkap, budidaya maupun
pengolahan di Kabupaten Aceh Utara sudah cukup berkembang, walaupun
belum didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dan
representatif, sehingga potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk meningkatkan konstribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
meliputi :
1. Peningkatan pendapatan masyarakat perikanan,
2. Penyerapan tenaga kerja,
3. Kesempatan berusaha dan memperkuat ketahanan pangan nasional,
4. Meningkatkan produksi dan ekspor/intersulir hasil perikanan.

Gambar 3.50
Produksi Ikan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015

Halaman 96
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Tabel 3.51
Jumlah Produksi Ikan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013-2015

2013 2014 2015


Jumlah Produksi Ikan 22.197,25 24.109,57 26,808,41
(ton)
Target kelompok 23.923,34 26.682.06 27.543,10
nelayan yang
mendapatkan
bantuan pemda tahun
n
Rasio 92,78 90,36 97,33
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Pertumbuhan produksi perikanan mengalami peningkatan secara


fluktuasi sejak tahun 2013-2015.Tercatat pada tahun 2013 mencapai
22.197,25 ton. Pada tahun 2014 total jumlah produksi mencapai 24.109,57 ton
sedangkan tahun 2015 mengalami kenaikan yang menggembirakan dengan
jumlah produksi mencapai 26.808,41 ton.

Gambar 3.52
Konsumsi Ikan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015

Halaman 97
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Tabel 3.53
Jumlah Konsumsi Ikan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013-2015

2013 2014 2015


Jumlah Konsumsi 36,50 37,00 40,68
Ikan (kg/kapita/tahun)
Target daerah 38,00 38,00 38,00
Rasio 96,05 97,37 107,05
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015

Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja


sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.31 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Persentase Produksi 92,78 90,36 97,33 100
Perikanan

 Permasalahan
- Terbatasnya jumlah SDM yang berkualitas
- Masih rendahnya tingkat capaian kinerja pada program/kegiatan
- Kegiatan budidaya komoditas perikanan khususnya udang windu belum
berhasil dengan baik
- Belum tersedianya data kelautan perikanan yang akurat
- Masih tingginya praktek illegal fishing di perairan Kabupaten Aceh Utara

Halaman 98
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

- Belum adanya keseimbangan antara armada tangkap dan zona


penangkapan secara proporsional dari segi jumlah dan ukuran
- Pengolahan hasil perikanan belum menjadi segmen usaha prioritas

 Solusi
- Perlu adanya penambahan SDM dan pelatihan
- Mempercepat proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target
waktu yang direncanakan
- Perlu diadakannya pelatihan bagi para pembudidaya ikan dan kajian
penelitian dan pengembangan (Litbang)
- Perlu adanya tenaga pengawas dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
- Penambahan armada tangkap bertonase > 10 GT dan modernisasi
alat tangkap
- Perlu diadakannya pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat
pengolah hasil perikanan

Sasaran 17

Peningkatan Fasilitas Masjid, Meunasah dan Mushalla

Sasaran strategis 17 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Penegakan Hukum Positif dan Hukum Islam Secara Komprehensif dalam
Segala Bidang Kehidupan Masyarakat yang Berkeadilan” dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatkan Kemakmuran Rumah Ibadah”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Syariat Islam dan Dinas
Cipta Karya. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan fasilitas
masjid, meunasah dan mushalla tersaji pada tabel 3.32 berikut dibawah ini :

Tabel 3.54 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis

No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015

Halaman 99
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

2013 2014 Target Realisasi % Ket


Capaian Capaian
1 Jumlah Mesjid dan 328 dan 335 330 336 dan 102 dan Sangat
Mushalla 852 dan dan 852 852 100 Berhasil
852

1. umlah Mesjid dan Mushalla

Ketersediaan sarana dan prasarana tempat ibadah seperti mesjid,


meunasah, dayah/pesantren, balai pengajian dan TPA/TPQ terus ditingkatkan
terutama pembenahan fasilitas infrastruktur sarana yang telah ada.
Peningkatan ini penting dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas
ibadah masyarakat guna memenuhi unsur kebersihan, kenyamanan serta
penataan lingkungan tempat ibadah. Perkembangan tempat ibadah
sebgaimana Tabel berikut :

Tabel 3.54
JumlahSarana dan Prasarana Peribadatan
(Masjid, Meunasah, Dayah/ Pesantren, Balai Pengajian dan TPA)
di Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2010-2015

No. Prasarana Tahun (unit)

2012 2013 2014 2015

Halaman 100
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

1. Masjid 328 328 335 336

2. Meunasah 852 852 852 852


3. Dayah / pesantren 168 170 183 182
4. Balai Pengajian 2.564 2.575 2.637 2.617
5. TPQ - - 82 82
Jumlah 3.912 3.925 4.089 4.069

Sumber : Dinas Syari’at Islam Kab. Aceh Utara 2016


Jumlah tempat ibadah keseluruhan tahun 2015 sebanyak 4.069 unit,
kondisi ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 sebanyak 4.089 unit.
Verifikasi kelayanakan yang dilakukan oleh Dinas Syariat Islam memperoleh
kondisi terdapat beberapa sarana dan prasarana tempat ibadah belum
memenuhi kriteria sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ibadah terutama
berkaitan dengan balai pengajian di beberapa lokasi desa/gampong. Namun
demikian jumlah meunasah telah merata pada setiap gampong dan dapat juga
dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana aktifitas ibadah dan kegiatan
sosial kemasyarakatan lainnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:

Tabel 3.55 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Kinerja


RPJMD Tahun 2012-2017

No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target


2013 2014 2015 2017
1 Jumlah Mesjid dan 328 dan 852 335 dan 336 dan 330 dan
Mushalla 852 852 853

 Permasalahan
- Kurangnya personil yang ada dalam pelaksanaan program/kegiatan
sehigga lamban terhadap penyerapan anggaran
- Masih kurangnya kemampuan SDM aparatur dalam penyelesaiana
tugas
- Belum terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Dinas
Syariat Islam
Halaman 101
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

- Meningkatnya permasalahan keagamanaan dalam masyarakat


terutama mengenai pendangkalan akidah

 Solusi
- Peningkatan profesionalisme SDM aparatur
- Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan beragama
- Menyebarkan informasi melalui sosialisasi tentang penguatan
pelaksanaan syariat islam dalam masyarakat
- Membina kehidupan masyarakat agar memahami dan
melaksanakan syariat islam
- Membangun koordinasi antar lembaga pendidikan umum dan
agama

Kontribusi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terhadap ratusan


pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan
Seunuddon Kab. Aceh Utara

Pada hari Minggu, 10 Mei 2015 Pemkab. Aceh Utara mendapatkan


laporan bahwa telah terdampar ratusan pengungsi yang diperkirakan berasal
dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan Seunuddon Kab. Aceh
Utara yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak sejumlah 579
orang. Mereka ditampung sementara di Gedung Olah Raga (GOR) Lhoksukon
Kab. Aceh Utara. Untuk memberikan rasa aman dan terhindar dari kelaparan,
maka Pemerintah Kab. Aceh Utara memberikan bantuan masa panik (tanggap
darurat) yang terdiri dari makanan, obat-obatan dan kebutuhan selama 3 (tiga)
hari. Selanjutnya penanganan bantuan kemanusiaan ditangani oleh IOM,
UNHCR bekerjasama dengan Pemkab. Aceh Utara. Selanjutnya, para
pengungsi tersebut dipindahkan ke TPI Kuala Cangkoi, Kec. Lapang Kab.
Aceh Utara, dengan fasilitas yaitu :
o 2 Gedung untuk menampung para laki-laki
o 1 gedung untuk menampung para wanita dan anak-anak
o 1 gedung untuk sarana peribadatan
o 1 gedung untuk dapur umum
o 7 tenda sebagai posko kesehatan, pengamanan dan lainnya

Halaman 102
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Mengingat penanganan pengungsi internasional merupakan


wewenang pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan, maka Pemerintah Kab. Aceh Utara diminta untuk membentuk
Satuan Tugas Penanganan Pengungsi. Setelah melakukan beberapa kali
pertemuan dan rapat, para pengungsi tersebut akhirnya dipindahkan ke tempat
penampungan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kab. Aceh Utara Gp. Blang Adoe Kec. Kuta Makmur
Kab. Aceh Utara pada Rabu, 17 Juni 2015. Pada hari Rabu tanggal 12
Agustus 2015, para pengungsi tersebut dipinkah ke Shelter ICS (Integrated
Community Shelter) yang dibangun oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
diatas tanah milik Pemerintah Kab. Aceh Utara dengan donatur dari dalam dan
luar negeri. Adapun fasilitas dan utilitas yang terbangun yaitu:
o 120 Unit bangunan (shelter)
o 42+6 unit Toilet
o 1 unit mesjid
o 4 lokal sekolah
o 1 unit ruang edukasi dan 1 unit klinik
o 1 unit ruang meeting dan office
o Play ground dan tempat bermain lainnya
o 1 unit ruang guru tahfidz
o Dapur umum
o Lahan pengembangan
o Gerbang, gapura
o 1 unit bangunan water treatment

Perhatian khusus terhadap pengungsi oleh Pemerintah Kab. Aceh


Utara mendapat apresiasi dan pujian dari dunia internasional, walaupun
dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh daerah,
tetapi para pengungsi tersebut diperlakukan selayaknya sebagai keluarga
sendiri.

Halaman 103
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Realisasi Keuangan

Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sebanyak 16 sasaran strategi


sebagaimana yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 maka
besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat
sebagai berikut :

Halaman 104
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Realisasi Belanja Langsung Daerah tahun anggaran 2015 untuk


mewujudkan berbagai sasaran di atas adalah sebagai berikut :
Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
1 Dinas Syariat Islam 51.190.532.500 49.775.804.058 97
Dinas Pendidikan,
2 Pemuda dan Olah Raga 103.090.515.610 96.900.213.970 94
Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Kekayaan
3 Daerah 12.078.622.364 10.259.670.133 85
Dinas Kependudukan dan
4 Pencatatan Sipil 1.126.466.000 1.044.258.942 93
5 Dinas Kesehatan 93.256.493.813 60.210.534.296 65
6 Dinas Bina Marga 98.882.781.477 97.046.229.726 98
7 Dinas Cipta Karya 131.912.451.907 111.801.260.294 85
Dinas Pengairan dan
Energi Sumber Daya
8 Mineral 65.210.087.682 53.515.852.740 82
Dinas Perindustrian dan
9 Perdagangan 6.069.170.879 5.196.207.148 97
Dinas Koperasi dan
10 Usaha Kecil Menengah 1.658.575.000 1.568.915.016 95
Dinas Pertanian Tanaman
11 Pangan dan Peternakan 45.993.437.663 45.193.811.899 98
Dinas Kehutanan dan 5.948.125.800 5.619.633.731 94
12 Perkebunan
Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Mobilitas
13 Penduduk 12.155.210.004 11.683.729.619 92
Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan
14 Kebudayaan 9.708.858.585 8.828.107.823 91
Dinas Kelautan dan
15 Perikanan 15.020.111.778 14.548.327.836 97
Dinas Pasar, Kebersihan
16 dan Pertamanan 28.329.603.470 28.247.451.374 99
17 Bappeda 3.077.766.000 2.956.489.826 96
Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
18 Sejahtera 26.359.641.501 25.014.797.064 95
Badan Kepegawaian,
19 Pendidikan dan Pelatihan 7.907.522.000 7.233.381.417 91
Badan Ketahanan Pangan
20 dan Penyuluhan 7.251.035.401 6.875.734.648 95

Halaman 105
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
21 Masyarakat 1.090.856.800 1.089.162.200 99
Badan Penanggulangan
22 Bencana Daerah 2.237.376.000 2.048.248.657 91
23 Inspektorat Kabupaten 3.128.000.000 308.3317.134 98
Satuan Polisi Pamong
Praja dan Wilayatul
24 Hisbah 7.163.730.887 6.749.601.357 94
Rumah Sakit Umum
25 Cut Meutia 94.106.229.902 48.972.900.079 52
Kantor Pemberdayaan
Perempuan dan
26 Perlindungan Anak 1.627.000.000 1.590.484.339 98
Kantor Perpustakaan dan
27 Arsip Daerah 1.594.143.206 1.502.811.608 94
28 Kantor Lingkungan Hidup 1.617.188.356 1.485.956.705 91
Kantor Pelayanan
29 Perizinan Terpadu 477.596.993 472.007.925 99
30 Sekretariat Daerah 41.081.046.227 37.112.822.632 90
31 Sekretariat DPRK 25.395.881.000 24.904.316.300 98

32 Sekretariat MPU 3.102.701.000 3.056.587.233 99


33 Sekretariat MAA 602.974.000 581.773.061 96
34 Sekretariat MPD 2.891.983.340 2.213.055.447 77
35 Sekretariat BMK 9.555.300.620 7162.450.922 75
36 Sekretariat KORPRI 596.659.000 561.851.446 94

37 Kepala Daerah - - -

38 DPRK - - -

39 Kecamatan Langkahan 374.414.000 366.833.552 99


Kecamatan Tanah Jambo
40 Aye 360.055.100 357.428.949 99
41 Kecamatan Seunuddon 465.248.000 464.595.326 93
42 Kecamatan Baktiya 323.343.100 322.674.046 99
43 Kecamatan Baktiya Barat 392.036.980 388.602.637 97
44 Kecamatan Lhoksukon 549.981.000 544.778.593 99
45 Kecamatan Cot Girek 358.504.420 347.054.261 97
46 Kecamatan Paya bakong 378.082.400 360.081.212 95
47 Kecamatan Pirak Timu 701.830.400 699.006.025 99

Halaman 106
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
48 Kecamatan Matang Kuli 462.741.160 407.768.799 88
49 Kecamatan Tanah Luas 504.780.000 497.442.037 98
50 Kecamatan Nibong 328.261.000 327.169.400 99
51 Kecamatan Lapang 964.259.000 962.458.418 99
52 Kecamatan Tanah Pasir 394.204.196 387.176.650 98
Kecamatan Syamtalira
53 Aron 376.346.500 373.445.727 99
54 Kecamatan Samudera 321.788.000 319.593.255 99
55 Kecamatan Meurah Mulia 533.996.000 523.422.391 98
Kecamatan Syamtalira
56 Bayu 491.236.800 487.880.844 99
Kecamatan Geureudong
57 Pase 310.872.100 276.835.702 89
Kecamatan Simpang
58 Keramat 287.238.463 282.394.811 98
59 Kecamatan Kuta Makmur 349.274.000 337.336.770 96
60 Kecamatan Dewantara 480.849.500 457.183.737 95
61 Kecamatan Nisam Antara 365.807.000 360.726.483 97
62 Kecamatan Nisam 374.754.000 372.579.242 99
63 Kecamatan Banda Baro 646.586.731 646.488.545 99
64 Kecamatan Muara Batu 565.218.000 555.421.335 98
65 Kecamatan Sawang 401.032.100 381.606.840 95

Total Belanja Langsung 934.558.416.715 797.915.744.192 85

Selanjutnya realisasi Belanja Tidak Langsung Langsung


Daerahtahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
1 Dinas Syariat Islam 2.554.838.823 2.335.424.065 91
2 Dinas Pendidikan, 564.452.680.001 512.014.125.236 91
Pemuda dan Olah Raga
3 Dinas Pengelolaan 351.634.190.610 346.080.582.988 98
Keuangan dan Kekayaan
Daerah
4 Dinas Kependudukan 2.085.711.087 1.981.493.396 95
dan Pencatatan Sipil
5 Dinas Kesehatan 91.671.393.867 91.435.477.045 99
6 Dinas Bina Marga 5.633.767.682 5.599.849.267 99
7 Dinas Cipta Karya 3.181.796.367 3.175.283.384 99
8 Dinas Pengairan dan 8.949.989.715 8.922.484.352 99
Energi Sumber Daya
Halaman 107
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
Mineral
9 Dinas Perindustrian dan 3.197.675.433 2.945.445.787 92
Perdagangan
10 Dinas Koperasi dan 2.918.149.131 2.826.953.160 97
Usaha Kecil Menengah
11 Dinas Pertanian 10.165.907.006 8.284.387.081 81
Tanaman Pangan dan
Peternakan
12 Dinas Kehutanan dan 5.706.606.819 5.436.106.135 95
Perkebunan
13 Dinas Sosial, Tenaga 4.133.594.431 4.005.704.871 97
Kerja dan Mobilitas
Penduduk
14 Dinas Perhubungan, 4.573.144.032 4.449.834.698 97
Pariwisata dan
Kebudayaan
15 Dinas Kelautan dan 2.997.161.405 2.794.095.864 93
Perikanan
16 Dinas Pasar, Kebersihan 3.303.178.460 3.277.654.589 99
dan Pertamanan
17 Bappeda 4.372.367.542 4.245.657.590 97
18 Badan Pemberdayaan 7.700.577.161 7.522.381.128 98
Masyarakat dan
Keluarga Sejahtera
19 Badan Kepegawaian, 73.238.374.376 46.005.452.557 63
Pendidikan dan Pelatihan
20 Badan Ketahanan 11.651.398.860 11.313.516.076 97
Pangan dan Penyuluhan
21 Badan Kesatuan Bangsa, 3.028.697.800 3.125.490.738 97
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
22 Badan Penanggulangan 1.799.289.637 1.791.212.156 99
Bencana Daerah
23 Inspektorat Kabupaten 4.106.613.909 4.100.636.340 99
24 Satuan Polisi Pamong 5.047.045.412 5.044.594.069 99
Praja dan Wilayatul
Hisbah
25 Rumah Sakit Umum Cut 22.080.805.080 21.999.338.167 99
Meutia
26 Kantor Pemberdayaan 1.286.539.219 1.271.901.935 98
Perempuan dan
Perlindungan Anak
27 Kantor Perpustakaan dan 1.768.850.961 1.673.566.690 94

Halaman 108
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
Arsip Daerah
28 Kantor Lingkungan Hidup 905.310.690 904.622.208 100
29 Kantor Pelayanan 1.805.377.180 1.740.933.804 94
Perizinan Terpadu
30 Sekretariat Daerah 13.686.344.539 12.748.805.589 93
31 Sekretariat DPRK 5.079.750.542 4.961.763.387 98
32 Sekretariat MPU 665.761.035 634.484.361 95
33 Sekretariat MAA 534.491.355 525.603.642 98
34 Sekretariat MPD 832.538.126 829.966.579 99
35 Sekretariat BMK 803.947.845 671.138.602 84
36 Sekretariat KORPRI 596.659.000 561.851.446 94
37 Kepala Daerah 960.878.556 540.717.989 56
38 DPRK 1.0541.130.300 10.049.955.738 95
39 Kecamatan Langkahan 1.472.442.822 1.468.883.820 99
Kecamatan Tanah
40 Jambo Aye 1.939.006.740 1.935.851.793 99
41 Kecamatan Seunuddon 1.837.513.830 1.677.505.308 93
42 Kecamatan Baktiya 3.303789.476 3.296.644.675 99
43 Kecamatan Baktiya Barat 1.677.896.835 1.631.420.264 97
44 Kecamatan Lhoksukon 2.632.946.738 2.614.773.303 99
45 Kecamatan Cot Girek 1.326.165.847 1.223.775.569 92
46 Kecamatan Paya Bakong 1.874.526.277 1.874.160.699 100
47 Kecamatan Pirak Timu 1.167.119.155 1.166.723.284 99
48 Kecamatan Matang Kuli 1.787.262.213 1.697.019.730 95
49 Kecamatan Tanah Luas 2.306.847.281 2.229.849.771 97
50 Kecamatan Nibong 1.208.578.985 1.205.160.680 99
51 Kecamatan Lapang 1.107.922.748 1.085.080.526 98
52 Kecamatan Tanah Pasir 1.669.980.956 1.444.867.548 87
Kecamatan Syamtalira
53 Aron 1.548.212.440 154.579.3178 100
54 Kecamatan Samudera 1.983.131.511 1.959.296.616 99
Kecamatan Meurah
55 Mulia 1.589.164.325 1.559.476.659 98
Kecamatan Syamtalira
56 Bayu 1.995.987.766 1.977.784.540 99
Kecamatan Geureudong
57 Pase 1.372.183.160 1.230.187.180 90
Kecamatan Simpang
58 Keramat 1.365.325.749 1.363.010.069 100
59 Kecamatan Kuta Makmur 1.851.649.989 1.845.565.006 99
60 Kecamatan Dewantara 2.099.208.833 1.929.846.106 91

Halaman 109
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Anggaran Realisasi %
No Nama Dinas
Rp Rp
Kecamatan Nisam
61 Antara 1.022.513.565 1.001.728.571 98
62 Kecamatan Nisam 1.491.623.647 1.486.121.037 99
63 Kecamatan Banda Baro 723.255.249 709.796.034 99
64 Kecamatan Muara Batu 2.458.919.340 1.984.772.428 81
65 Kecamatan Sawang 2.408.908.227 2.238.872.822 93
Belanja Subsidi 4.963.000.000 4.963.000.000 100
Belanja Hibah 42.497.213.744 41.504.246.299 98
Belanja Bantuan Sosial 47.078.657.000 45.802.291.500 97
Belanja Bantuan 298.719.867.565 298.702.667.565 99
Keuangan Kepada
Pemdes
Belanja Tidak Terduga 2.582.217.666 91.711.000 4
Total Belanja Tidak
Langsung 1.672.279.858.676 1.584.276.376.289 94

Halaman 110
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Adapun Realisasi Total Pendapatan dan Total Belanja Daerah


tahun anggaran 2015 dapat kami uraikan sebagai berikut :

No. Uraian Anggaran Realisasi %


Rp Rp
I Pendapatan 2.125.451.077.960 1.989.554.476.992 93,61
Pendapatan Asli 217.794.844.915 200.106.069.784 91,88
Daerah
Pendapatan 1.685.243.065.045 1.567.035.239.208 92,99
Transfer
Lain-Lain 222.413.168.000 222.413.168.000 100
Pendapatan Daerah
yang Sah

II Belanja 1.925.607.135.256 1.716.336.104.583 89,13

Belanja Operasi 1.503.254.699.505 1.336.967.991.186 88,94


Belanja Modal 419.770.218.084 379.276.402.397 90,35
Belanja Tak 2.582.217.666 91.711.000 3,55
Terduga

III Surplus/(Defisit) (101.841.455.597) (28.364.537.019) 27,85

IV Pembiayaan
Pembiayaan 110.367.111.518 104.181.525.159 94,40
Penerimaan
Pembiayaan 8.525.655.921 8.311.815.582 97,49
Pengeluaran

Sumber: Laporan LRA Kabupaten Aceh Utara tahun anggaran


2015 (Unaudited)

Halaman 111
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Capaian Prestasi & Penghargaan

Di tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah mendapatkan beberapa


penghargaan dan prestasi yang diraih yang meliputi bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Adapun penghargaan dan prestasi yang di
iraih adalah sebagai sebagai berikut :

No. Nama Penghargaan Tahun


1 2 3
1 Pemkab Aceh Utara menerima penghargaan Akuntabilitas 2015
Kinerja Tahun 2015 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI, Yuddy Chrisnandi, Januari
2016 Kabupaten Aceh Utara sebagai Kabupaten/Kota dengan
Akuntabilitas Kinerja berpredikat "CC" yaitu Cukup

2 Mewakili Pemkab Aceh Utara menerima penghargaan Sebagai 2015


Penyuluh berprestasi program inovasi pangan tingkat Nasional,
atas nama Mukhsin, SP di Jakarta, 17 Agustus 2015

Halaman 112
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

3 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara Umum MTQ ke XXXI I 2015


tingkat Provinsi Aceh di Kota Nagan Raya

4 Penghargaan internasional diperoleh Pemerintah Kab. Aceh 2016


Utara dari Presiden Internasional Myanmar di London Inggris
dalam kunjungannya pada hari Sabtu, 27 Februari 2016 di
Pendopo Bupati Aceh Utara.

5 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara I Lomba Desa Pokja I 2015


Kecamatan/Desa Mane Tunong tingkat Provinsi
6 Pemkab Aceh Utara mendapat predikat Perpustakaan Terbaik 2015
se-Aceh Tahun 2015
7 Pemkab Aceh Utara meraih penghargaan petugas Puskeswan 2015
terbaik se-Provinsi Aceh dalam acara ternak se-Provinsi Aceh
8 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara I dalam Expo Ternak se- 2015
Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Limousin
9 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara II dalam Expo Ternak se- 2015
Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Brahman Betina
10 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara III dalam Expo Ternak se- 2015
Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Brahman Betina
11 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Bidang Intelegensi Duta 2015
Wisata Putra tingkat Provinsi
12 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Bidang Kepribadian 2015
Duta Wisata Putri tingkat Provinsi
13 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat II Musik Etniq 2015
tingkat Provinsi
14 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat II Tari Kreasi 2015
tingkat Provinsi
15 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat III Duta 2015
Wisata Putra tingkat Provinsi

Halaman 113
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Halaman 114
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Bab IV Penutup

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)


Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian kinerja dalam
periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama Tahun 2015 dalam
melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam suatu rencana
stratejik telah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui kegiatan, program dan
kebijaksanaan meskipun dalam perjalanannya menemui kendala dan
keterbatasan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan 16 sasaran
strategis dengan 22 Indikator Kinerja pada Laporan LAKIP tahun 2015
yang pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap melalui program dan
kegiatan di masing-masing SKPK. Sesuai dengan hasil analisa Tim
Penyusun Lapran LAKIP Kab. Aceh Utara, dapat kami jelaskan bahwa 16
indikator kinerja, kriteria sangat berhasil sebanyak 13 indikator (59,09%),
berhasil sebanyak 4 indikator (18,18%), cukup berhasil sebanyak 2 indikator
(9,09%) dan tidak berhasil sebanyak 3 indikator (13,64%). Data dan
informasi untuk lebih jelasnya terdapat dalam laporan LAKIP Kab. Aceh
Utara.
Kendala yang dihadapi yang mengakibatkan pencapaian tidak
optimal antara lain masalah aparatur daerah masih ada yang belum memahami
tugas pokok, fungsi serta kewenangan yang dimilikinya, kurangnya sumber daya
terutama sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya dalam hal
perencanaan program/kegiatan, terbatasnya alokasi anggaran serta adanya
rasionalisasi anggaran yang mengakibatkan kegiatan tidak terlaksana sesuai yang
direncanakan sebelumnya.

Halaman 114
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015

Kemudian sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan


Kemen PAN dan RB kepada Kabupaten Aceh Utara pada LAKIP Tahun
2015 yang mendapat nilai 51,45 atau dengan predikat penilaian CC agar
melakukan perbaikan dalam hal Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Kami sangat
berharap agar pada tahun 2016 ini, pemerintah Kab. Aceh Utara mendapat
nilai B sehingga dapat memacu pembangunan Aceh Utara yang lebih baik.
Dalam rangka sinkronisasi manjemen kinerja, LAKIP Kab. Aceh
Utara telah dilakukan review atau analisa oleh tim review Inspektorat Aceh
Utara dan telah memberikan beberapa saran dan masukan untuk
kesempurnaan LAKIP. Adapun rekomendasi dan saran-saran dari tim
review LAKIP Kab. Aceh Utara telah ditindaklanjuti dalam penyempurnaan
laporan ini.
Semoga dengan adanya LAKIP ini dapat menjadi dorongan dan
acuan bagi sempurnanya penyusunan LAKIP di masa mendatang, sehingga
akan terwujud aparatur pemerintahan yang bersih, berwibawa dan
akuntabel.

Halaman 115
REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
KABUPATEN ACEH UTARA

Tema Pembangunan Tahun 2015 " Percepatan pembangunan infrastruktur untuk memacu perkembangan sektor
pertanian dan pemberdayaan sumber daya manusia menuju masyarakat sejahtera dan mandiri"

Target
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

(1) (2) (3) (4)


1 Terlaksananya tata kelola pemerintah yang Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah B
transparan dan akuntabel pelayanan publik Opini pemeriksaan BPK WTP
Nilai Evaluasi Kinerja Sangat Tinggi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)
2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 75
aparatur dalam pelayanan publik
3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk 3,86
4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Persentase jumlah penduduk miskin 19,5
miskin
5 Menurunnya tingkat angka pengangguran Angka pengangguran 10,1
6 Meningkatnya layanan pendidikan yang Angka melek huruf 97,3
bermutu, islami dan berdaya saing Rata-rata lama Sekolah 9,3
7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Angka Kematian Ibu 102
masyarakat
Angka Kematian Bayi 7
Persentase Gizi Buruk 0,096
Umur Harapan Hidup 70
8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap 56,15
yang menjamin kelancaran arus
transportasi
9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik 63,58
pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan
daerah tujuan wisata
10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) 40,56
rakyat pada Daerah Irigasi
11 Meningkatnya keselamatan, keamanan, Jumlah arus penumpang angkutan umum 1.367.817
dan pelayanan sarana dan prasarana
perhubungan darat
12 Meningkatnya pendapatan masyarakat Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 4,83
13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Persentase peningkatan jumlah wisatawan
37.500
14 Meningkatnya produksi dan produktivitas Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) 6,3
pertanian tanaman
15 Meningkatnya produksi dan produktivitas Persentase Produksi perikanan 100
kelautan dan perikanan
16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan Jumlah Mesjid dan Mushalla 330 dan 852
mushalla

Jumlah anggaran belanja langsung tahun 2015 : 934.558.416.715

Lhokseumawe, November 2015

BUPATI ACEH UTARA

DTO

H. MUHAMMAD THAIB

Anda mungkin juga menyukai