Anda di halaman 1dari 4

HOTEL NAMIN DAGO , BANDUNG

Namin Dago Hotel merupakan salah satu Hotel di Kota Bandung yang memiliki gaya arsitektur yang
berbeda dengan hotel lainnya. Saat anda mendatangi hotel ini anda akan langsung disambut dengan
gaya arsitektur yang unik, tampak depan Hotel ini memiliki beberapa baris kaca di lantai dua yang sangat
rapih. Hotel ini beralamat tidak jauh dari keramaian Kota, tepatnya di Jalan Hasanudin No 10 , Dago,
Bandung, Indonesia .Berdiri sejak Februari 2014 ini memiliki konsep arsitektur semi butik, minimalis, dan
modern. Dengan banyaknya kayu yang menempel pada dinding hotel ini membuat kesan minimalis
modernnya sangat terasa. Begitu masuk ke lobby hotel anda langsung di sambut dengan arsitektur yang
unik, pasalnya kayu yang menempel di dinding tidak hanya satu dua kayu, melainkan banyak sekali kayu
yang ditempelkan di dinding hingga ke atas.

Pencahayaan pada hotel naming dago

Pencahayaan alami : pencahayaan alami yang terdapat pada hotel naming dago terlihat pada bagian
bangunan salah satunya pada bagian depan dan belakang bangunan yang didominasi dengan
penggunaan kaca sebagai dinding , selain itu juga penggunaan kaca terdapat pada bagian atap
bangunan untuk area loby ,penggunan material kaca ini merupakkan cara mempermudah masuknya
cahaya kedalam bangunan dan juga sebagai pemanfaatan sumber pencahayaan alami yang berasal dari
sinar matahari. Di sisi lain Penggunaan material kaca ini tentu cocok karna letak bangunan berada pada
daerah yang sejuk sehingga tidak mempengaruhi kenyamanan termal bangunandan sebagai sarana
untuk pemanfaatan cahaya secara alami.
Pencahayaan buatan : pada bangunan ini juga menggunakan pencahayaan buatan dimana terlihat pada
setiap ruangan pada bangunan yang mengaplikasikan penggunaan lampu-lampu sebagai alat bantu
penerangan untuk ruangan yang tidak tercapai sinar matahari serta sebagai alat penerangan atau
pencahayaan buatan di malam hari. Pencahayaan buatan ini terlihat pada berbagai ruang seperti ruang
rapat( meeting), kamar tidur, kamar mandi atau toilet , café , dan berbagai ruangan lainnya.

Selain itu penerapan pencahayaan alami pada bangunan disesuaikan dengan jenis lampu yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan pada setiap area , seperti :

Penggunaan lampu LED pada beberapa bagian ruangan seperti pada lampu tidur di kamar tidur, lampu
hias pada area lobby, lampu pada ruang rapat , dan juga beberapa lampu gantung yang terdapat pada
café. Dan pada setiap ruanagn memiliki warna lampu yang berbeda sesuai kebutuhan salah satu contoh
dapat kita lihat pada lampu tidur dan juga café yang didominasi dengan lampu LED yang berwarna
kuning yang memberi kesan teduh pada ruangan.
Pada bangunan ini juga menggunakan lampu fluorescent pada ruangan rapat ( meeting ) terlihat
penggunaan lampu yang lurus memanjang biasa pada bagian tertentu di ruangan .

Selain itu bangunan ini juga menggunakan beberaopa system pencahayaan diantaranya :

System direct lighting , yakni Pada sistem pencahayaan ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung
ke benda yang perlu diterangi. Terlihat pada lampu pada ruang rapat dan café berikut.

Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting) yakni , Pada sistem pencahayan ini 90-100%
cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi
seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya. Keuntungannya adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang
jatuh pada permukaan kerja. Terlihat pada ruang rapat dan terletak pada bagian dinding dan langit-
langit.
Sistem iluminasi semi langsung (Semi direct lighting) Sistem ini mengarahkan 60%-90% cahaya
kepermukaan yang perlu diterangi, selebihnya menerangi dan dipantulkan oleh langit-langit dan
dinding.Bayangan secara praktis tidak ada dan kesilauan dapat dikurangi.Terdapat pada ruangan kamar
tidur seperti lampu tidur

Anda mungkin juga menyukai