123dok Kepala+Sekolah+19+-+Penyusunan+Rencana+Operasional,+RAPBS,+Proposal+dan+Kerangka+Acuan Doc
123dok Kepala+Sekolah+19+-+Penyusunan+Rencana+Operasional,+RAPBS,+Proposal+dan+Kerangka+Acuan Doc
Jakarta,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Kompetensi.....................................................................................1
D. Alokasi Waktu..................................................................................2
F. Skenario Pembelajaran...................................................................3
C. Jadwal Pelaksanaan.....................................................................17
ii
B. Masalah-Masalah Terkait Dengan Penyusunan RAPBS..............21
DAFTAR RUJUKAN...............................................................................................70
iii
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 3.7 Contoh Uraian Ruang Lingkup Untuk Beberapa Komponen
Anggaran..............................................................................................65
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Kompetensi
Secara umum, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini para peserta
akan memiliki kompetensi untuk melakukan perencanaan pengembangan
sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan, yang meliputi Rencana
Operasional, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah, Proposal
Pengembangan Sekolah, dan Kerangka Acuan atau Term of Reference (TOR)
kegiatan.
1
C. Indikator Ketercapaian Kompetensi
D. Alokasi Waktu
Alokasi waktu diklat ini adalah 4 hari @ 10 jam, pelajaran @ 45 menit, atau
40 jam pelajaran/45 menit.
2
E. Mata Pendidikan dan Pelatihan
F.Skenario Pembelajaran
3
BAB II
RENCANA OPERASIONAL
Renop disusun oleh unit-unit atau individu staf yang ada dalam struktur
organisasi sekolah dan mengacu pada program yang relevan dengan tugas
pokok dan fungsi masing-masing. Renop pengembangan kegiatan kurikuler,
renop pengembangan kegiatan kesiswaan, renop peningkatan kerjasama
dengan masyarakat, dan sebagainya merupakan contoh-contoh Renop yang
dapat dikembangkan di SD/MI. Renop berfungsi sebagai alat yang digunakan
oleh masing-masing unit penyusunnya sebagai: (1) penjamin bahwa program
pengembangan akan terealisasi dalam kegiatan operasional sekolah sehari-
hari, (2) pedoman pelaksanaan kegiatan semesteran, bulanan, mingguan, dan
harian, dan (3) justifikasi rinci penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja
tahunan.
4
rincian dari masing-masing komponen itu. Komponen-komponen Renop
meliputi:
2. Sasaran:
3. Indikator Kinerja:
4. Rancangan Kegiatan:
6. Jadwal Kegiatan:
5
Berikut diuraikan penjelasan rinci masing-masing komponen Renop tersebut.
6
Argumen/alasan tersebut dapat didasarkan pada pembenahan
faktor-faktor yang berpengaruh pada akar permasalahan
tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman
dalam menghadapi akar permasalahan tersebut.
2. Sasaran (Objective)
7
d. Sasaran harus mengacu pada masalah-masalah yang
teridentifikasi dalam telaah diri dan merupakan upaya yang
dikembangkan untuk menjawab isu-isu stratejik.
3. Indikator Kinerja
8
a. Memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan
dilaksanakan.
9
berupa kualitas siswa baru, kelekatan persaingan dalam seleksi
siswa baru, relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja,
kualitas Renstra yang disusun sekolah, dan sebagainya.
10
jumlah siswa yang mendaftar sebagai siswa baru akibat dari
banyak nya siswa yang diterima di perguruan tinggi unggulan,
cepatnya promosi atau perkembangan karir lulusan di dunia
kerja merupakan contoh-contoh indikator akibat tersebut.
Metode
Sasaran Indikator Base-line Target
Pengukuran
Meningkatnya Rata-rata nilai 6,75 8,00 Rata-rata nilai
relevansi hasil Uji semua peserta
kompetensi siswa Kompetensi uji kompetensi
di bidang TIK yang dilakukan
dengan Asosiasi Profesi
kebutuhan dunia (output)
Jumlah siswa 65% 100% Jumlah yang
kerja
yang lolos Uji lulus dibagi
Kompetensi jumlah peserta
oleh Asosiasi uji kompetensi
Profesi (output)
Jumlah lulusan Tidak 100% Studi sampling
yang bekerja di diketahui setelah mereka
bidang TIK lulus
(outcomes)
11
4. Rancangan Kegiatan
12
f. Keterkaitan antar bagian kegiatan/sub-kegiatan harus terlihat
dengan jelas.
Kegiatan Investasi
Peningkatan kualitas penelitian Pelatian penelitian tindakan kelas
tindakan kelas (output) untuk guru.
Penyediaan jumlah referensi
penunjang PTK
Peningkatan peringkat dalam Pelatihan pembimbingan LKIR bagi
kejuaraan Lomba Karya Ilmiah Remaja guru.
(LKIR) di tingkat Kabupaten (outcome) Penyediaan karya ilmiah siswa
sekolah lain yang telah berhasil
memenangi LKIR
Peningkatan keberterimaan siswa Penyesuaian peralatan lab dengan
dalam Prakerin (impact). standar industri.
Peningkatan Networking dengan
DU/DI
Peningkatan relevansi antara RPP Lokakarya penyusunan RPP di
yang disusun guru dengan SKL dan SI sekolah;
(output) Konsultan pengembangan KTSP
dan RPP
Peningkatan keefektifan pembelajaran Pelatihan untuk meningkatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi kompetensi guru TIK di bidang
jaringan.
Penambahan peralatan
laboratorium.
13
Kegiatan Investasi
Perluasan daya tampung
laboratorium komputer
14
f. Pada bagian ini harus disebutkan secara ringkas, tentang jenis,
kualifikasi, spesifikasi, dan jumlah masing-masing sumberdaya
yang diperlukan (contoh: komputer dengan spesifikasi tertenu,
guru atau staf dengan kompetensi tertentu, alat laboratorium,
jenis informasi, peraturan di bidang tertentu, konsultan di bidang
tertentu);
Sumber Daya
Kegiatan/Sub- Sumber
Yang Investasi Jumlah Biaya
kegiatan Dana
dibutuhkan
Peningkatan
keefektifan
pembelajaran
TIK
15
Sumber Daya
Kegiatan/Sub- Sumber
Yang Investasi Jumlah Biaya
kegiatan Dana
dibutuhkan
Peningkatan 2 orang guru Lokakarya Rp. 2.500.000 DIK
Rancangan yang kompeten
pembelajara dalam
n TIK penyusunan
Silabus dan
RPP TIK yang
efektif
Silabus dan Supervisi - -
RPP Penyusunan
Pembelajaran Silabus/RPP
TIK yang efektif
Peningkatan 2 orang guru Pelatihan Rp.10.000.00 DPP
keefektifan yang kompeten 0
kegiatan di bidang Web
praktikum Master,
Jaringan, dan
PC Hardware
15 Unit Perbaikan Rp.10.000.000 Blockgrant
Komputer yang sudah
berkecepatan komputer
tinggi dan
jaringan
20 set Pengadaan Rp.40.000.000 Pemkab
Komponen PC Barang
untuk kegiatan
praktikum
16
C. Jadwal Pelaksanaan
Bulan
Kegiatan/Sub-kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
Peningkatan keefektifan
pembelajaran TIK
Peningkatan
Rancangan
pembelajaran TIK
Peningkatan
keefektifan kegiatan
praktikum
Evaluasi kompetensi
berskala industri
17
BAB III
18
untuk melibatkan diri dalam penyusunan RAPBS, dan ini dapat berdampak
terkuranginya konsentrasi guru terhadap tugas profesionalnya.
19
sasaran; dan jika tidak, untuk membantu menentukan prosedur,
proses, atau program lain.
Tampak pada Tabel 2.1 bahwa PPBS memberi penekanan yang sangat
besar pada perumusan dan evaluasi tujuan program dan pada keterkaitan
pendanaan dengan kebutuhan yang diajukan sekolah untuk mencapai tujuan-
tujuan itu, dari pada mementingkan item-item yang akan didanai.
Persoalan yang paling sering dihadapi sekolah dalam penerapan PPBS
adalah kebutuhan waktu yang cukup panjang. Selain itu, penekanan hubungan
20
antara alokasi anggaran dengan tujuan yang dapat dirumuskan dengan jelas
serta penentuan tujuan-tujuan pendidikan terbukti bukan hal yang mudah untuk
dilakukan dan bahkan sering mendatangkan keputus-asaan. Persoalan lainnya
terkait dengan sulitnya dicapai kesepakatan di antara pihak yang terlibat
mengenai data dan proses yang harus dilalui dalam proses pelaksanaannya
dan juga keterbatasan kemampuan pimpinan sekolah terkait dengan teknik-
teknik pengambilan keputusan yang beorientasi sistem tersebut. Namun
demikian, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa PPBS tetap memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pendekatan tradisonal. Di era yang dilingkupi
keterbatasan sumber dana dan tuntutan akuntabilitas yang terus meningkat saat
ini, tidak ada pilihan lain bagi sekolah kecuali menerpkan sistem penganggaran
yang sistematis seperti ditawarkan dalam PPBS tersebut.
21
bagaimana mereka akan menggunakannya. Banyak guru, misalnya,
mengusulkan produk-produk baru komputer yang mereka ketahui hanya
melalui cerita dari mulut ke mulut bahwa produk itu efektif membantu
kegiatan belajar siswa.
22
terjadi karena faktor internal sekolah. Penurunan jumlah siswa merupakan
kondisi internal yang paling dominan penurunan anggaran sekolah.
Kemungkinan terjadinya pengurangan semacam ini sangat beragam
antara satu daerah dengan daerah yang lain, antara satu sekolah dengan
sekolah yang lain. Namun demikian tidak ada satu daerahpun yang dapat
menjamin terbebas dari hal itu.
23
Dengan kata lain, dalam penerapan ZBB, sekolah harus melakukan
justifikasi yang ketat terhadap setiap butir anggaran yang diusulkan setiap
tahun. Justifikasi itu harus mencakup rasional, tujuan dan sasaran, kriteria
evaluasi, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi level-level alternatif
layanan pada masing-masing program. Langkah-langkah umum ZBB
meliputi:
d. Pengalokasian anggaran.
24
c. Fungsi-fungsi layanan non-pembelajaran. Karena terjadi
pengurangan anggaran, perlu dilakukan pengkajian kembali
terhadap kegiatan-kegiatan non-pembelajaran seperti
pemeliharan, transportasi, premi asuransi, prosedur pengadaan
yang lebih efisien, tanpa mengurangi program pembelajaran.
25
Untuk mengurangi dampak negatif dari keterbatasan tersebut, kepala
sekolah dapat melakukan satu atau lebih dari alternatif-alternatif berikut.
Pertama, kepala sekolah dapat meminta guru yang memiliki keahlian yang
cukup untuk membantu melakukan justifikasi usulan yang kepala skeolah
tidak memiliki cukup pengetahuan. Dampak negatif dari alternatif ini adalah
kepala sekolah dapat dipandang hanya sebagai tukang stempel atas
usulan anggaran yang dibuat guru.
26
Untuk mengatasi hal itu, pengusul anggaran harus berusaha keras
agar barang yang diperoleh terjaga kualitas, keawetan, dan
kebermanfaatanya dengan cara menyebutkan secara rinci spesifikasi
barang atau jasa yang diusulkan. Selain itu keterlibatan para pengguna
dalam penentuan usulan anggaran juga merupakan cara yang dapat
membantu mengatasi permasalahan merek tersebut. Keterlibatan
pengguna ini juga akan mendorong optimalisasi pemanfaatan ketika
barang itu telah tersedia.
27
Bahkan sering dialami sampai dengan saat tahun pelajaran telah
berlangsung, pihak sekolah belum mendapatkan gambaran yang pasti
mengenai informasi-informasi tersebut. Sekolah juga sering menerima
informasi yang penuh ketidak-pastian mengenai kebijakan anggaran
daerah atau pusat.
28
segala pengeluaran yang dilakukan sekolah dalam bentuk uang atau setara
uang dalam satu tahun anggaran.
1. Pendapatan Sekolah
a. Sumber Pendapatan
Sumber Pendapatan
Anggaran
Sekolah*
Pemerintah APBN
APBD Propinsi
APBD Kabupaten/Kota
Orang Tua Siswa/Komite Sumbangan Pelaksanaan Pendidikan (SPP)
Sekolah
Bantuan Pengembangan Pendidikan (BPP)
Biaya Pendaftaran Murid Baru
Biaya Ujian Akhir Semester
Biaya Ujian Akhir Sekolah
Iuran Ekstra Kurikuler
Iuran Perpustakaan
Bantuan-bantuan lain yang ditentukan sekolah
Yayasan Penyelenggara Biaya Operasional Sekolah
Biaya Pengembangan Sekolah
Donatur Bantuan sukarela masyarakat umum insidental
Bantuan sukarela masyarakat umum rutin
Bantuan alumni
Hasil Usaha Sekolah Kantin Sekolah
Koperasi Sekolah
29
Sumber Pendapatan
Anggaran
Sekolah*
Unit Usaha sekolah
Penyewaan gedung dan fasilitas milik sekolah
Lain-lain Bunga tabungan sekolah
Sesuai dengan kebijakan dan ketentuan sekolah
maisng-masing
*) Penentuan sumber pendanaan SD/MI harus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jumlah Jumlah
Besaran Frekwensi
Uraian Wajib Bayar Penerimaan
No Satuan Pembayaran
Penerimaan (Siswa/ Per Tahun
Penerimaan per Tahun
Donatur/dst) (Kol 3 x 4 x 5)
1 2 3 4 5 6
1. SPP
1.1 SPP Klas A
1.2 SPP Klas B
1.3 dst
2. BPP
2.1 BPP Klas A
2.2 BPP Klas B
30
dst.
3. Biaya PMB
4. Biaya Ujian
5.1 Ujian
Semestar
5.2 Ujian Akhir
Klas 6
5. dst.
Kolom 3: Diisi besaran atau jumlah yang harus dibayar oleh wajib
bayar setiap satu kali pembayaran
2. Belanja Sekolah
31
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya
operasi sekolah meliputi: (1) gaji pendidik dan tenaga kependidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, (2) bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan (3) biaya operasi pendidikan
tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya. Biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Dari tiga macam biaya tersebut, dua diantaranya harus dicantumkan
dalam setiap RAPBS yang disusun sekolah.
32
c) Pengadaan bahan-bahan referensi untuk siswa
maupun guru.
33
a) Gaji guru dan pegawai tetap
34
1) Volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus telah
terdefinisikan dengan jelas. Untuk melaksanakan pelatihan
guru, misalnya, harus sudah dipastikan berapa orang yang
akan mengikuti pelatihan, berapa lama, dan dimana
pelatihan yang akan laksanakan. Dari data ini akan mudah
diperhitungkan biaya pelatihan yang harus dibayar ke
tempat pelatihan, biaya perjalanan, biaya hidup, dan biaya
pendukung lainnya.
35
4) Biaya-biaya tambahan seperti pajak, kenaikan harga
karena inflasi, biaya pengiriman, biaya pemasangan, dan
lain-lain harus diperhitungkan dengan cermat. Hal ini
penting karena harga yang ditawarkan oleh penyedia
barang atau jasa biasanya belum termasuk biaya-biaya ini.
36
Tabel 2.4 dapat membantu sekolah menghitung anggaran operasi dalam
penyusunan RAPBS, Tabel 2.5 dapat digunakan untuk menyusun anggaran
investasi pengembangan sekolah.
37
Biaya Sumber
No Uraian Satuan Volume Jumlah Ket.
Satuan Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Biaya Operasi
1.1 Gaji dan JB
Tunjangan-
Tunjangan
1.1a Tunjangan Jabatan OB
Kasek
1.1b Tunjangan OB
Wakasek
1.1c Honor lembur OJ
38
Biaya Sumber
No Uraian Satuan Volume Jumlah Ket.
Satuan Dana
1 2 3 4 5 6 7 8
Gedung ruang
kelas
1.4b Perbaikan
komputer
dst.
Petunjuk Pengisian Table 2.4
Kolom 1: Diisi Nomor Urut
Kolom 6: Diisi jumlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil
kali dari 4 dan 5
39
Tabel 2.5 Perhitungan Biaya Investasi
Program/ Jumlah
Komponen Biaya Sumber
Kegiatan Satuan Volume Biaya
Anggaran Satuan Dana
dalam Renop (4x5)
1 2 3 4 5 6 7
Program 1 Pengembangan OB
Staf
Peralatan Unit
Bahan ajar Eksp.
Renovasi m2
Gedung
Mebelair Unit/paket
Biaya PTK Judul
untuk guru
Beasiswa SB
Promosi sekolah Paket
Dst
Program 2 Pengembangan
Staf
Peralatan
Bahan ajar
Renovasi
Gedung
Mebelair
Biaya PTK
untuk guru
Beasiswa
Promosi sekolah
Dst
Dst.
Jumlah
40
Kolom 2: Diisi komponen anggaran yang digunakan
Kolom 6: Diisi jumlah biaya dalam satu tahun dan merupakan hasil
kali dari 4 dan 5
Dari Rencana Belanja yang disajikan dalam Tabel 2.4 dan 2.5 biasanya
masih diperlukan beberapa justifikasi atau spesifikasi yang lebih rinci mengenai
barang atau jasa yang diadakan. Sebagai contoh, Pelatihan Guru dalam Tabel
2.5 hanya dicantumkan biaya satuan untuk tiap “Paket”. Dalam penentuan biaya
per paket ini, penyusun RAPBS harus sudah memperhitungkan juga biaya
perjalanan dan biaya hidup peserta selama mengikuti pelatihan. Untuk
pembangunan fasilitas fisik, biaya yang dicakup meliputi biaya perencanaan,
biaya pengawasan, dan biaya pelaksanaan pembangunan.
41
BAB IV
42
Proposal sebenarnya merupakan dokumen yang berisi paparan tertulis
yang dimaksudkan untuk meyakinkan pihak lain sehingga bersedia
memberikan dukungan (biasanya berupa dana) terhadap implementasi program
atau kegiatan yang diusulkan. Proposal penelitian mahasiswa, misalnya,
biasanya diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari pimpinan jurusan atau
dosen pembimbing untuk kemudian menjadi proyek penelitian dalam rangka
menyelesalaikan skripsi, tesis, atau disertasi. Disamping untuk mendapatkan
persetjuan, proposal juga diajukan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak-
pihak yang berkepentingan dengan kegiatan yang diusulkan. Kegiatan untuk
pengembangan sekolah biasanya diusulkan kepada pemerintah, komite
sekolah, yayasan, atau pihak donor yang lain untuk disetujui dan untuk
mendapatkan pendanaan.
Proposal diajukan atas dasar permintaan pihak lain (penyedia dana) atau
atas inisiatif dari pembuat proposal itu sendiri. Porposal yang dibuat atas dasar
permintaan pihak lain biasanya telah disertai ketentuan mengenai substansi
dan format yang harus diikuti oleh sekolah pengusul. Sekolah tidak banyak
mengalami kesulitan berkaitan dengan isi dan format yang harus dituangkan
dalam proposal.
43
1. Prinsip-Prinsip Penyusunan Proposal
44
tujuan, kebijakan dan program pengembangan yang tertuang dalam
Rencana Stratejik Sekolah harus menjadi rujukan utama dalam
penyusunan proposal pengembangan sekolah. Tujuan dan kegiatan yang
diusulkan dalam sebuah proposal harus mencerminkan kebutuhan sekolah
untuk mencapai tujuan-tujuan stratejik sekolah tersebut. Tujuan-tujuan
stratejik sekolah tersebut harus digunakan sebagai pijakan dan tolak ukur
(benchmark) utama dalam identifikasi dan analisis masalah atau peluang
yang merupakan cikal-bakal disusunnya sebuah proposal pengembangan.
45
c. Deskripsi kegiatan harus sesuai dan terkait dengan tujuan yang
akan dicapai dan harus merupakan pilihan terbaik dari sekian
alternatif kegiatan yang mungkin dapat dilaksanakan.
46
kapan, dan dengan sumber daya apa sebuah kegiatan akan dilaksanakan.
Namun demikian, pada umumnya setiap proposal pengembangan selalu
mencakup bagian-bagian pokok sebagai berikut.
d. Indikator keberhasilan
g. Lampiran-lampiran
a. Informasi Umum
3) Status akreditasi;
4) Jumlah siswa;
47
5) Jumlah guru;
48
5) Kebijakan, program, kegiatan yang belum atau masih
harus dilanjutkan, serta masalah-masalah yang timbul dan
perlu penanganan dengan segera;
1) Latar Belakang
49
informasi yang diperoleh dari sumber-sumber itu digunakan,
serta seberapa besar keterlibatan dan kontribusi dari semua
warga sekolah dalam penyusunan Telaah Situasi.
2) Kondisi Eksternal
4) Program Pembelajaran
5) Manajemen Sumberdaya
50
6) Permasalahan dan Alternatif Penyelesaiannya
Program
Alternatif Sumber
Masalah Yang Keterangan
Pemecahan Pembiayaan
Diusulkan
1 2 3 4 5
Keterangan:
Kolom 1 diisi masalah-masalah yang teridentifikasi dalam telaah situasi;
51
Kolom 2 diisi kemungkinan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah;
52
d. Indikator keberhasilan
53
atau final. Penyajian itu dapat dilakukan dalam bentuk tabel
sebagaimana Tabel 3.2.
Awal Akhir
Capaian
Indikator Program Program
Tengah (Mid)
(Baseline) (Final)
Idikator Kunci
Kelulusan Ujian akhir (%)
Rata-Rata NUN
Jumlah Siswa yang diterima
di PT Favorit
Persentase Kenaikan kelas
(%)
Lama tunggu mendapatkan
pekerjaan pertama (bulan)
dst.
Indikator
Pendukung/Tambahan
Penggunaan laboratorium
IPA untuk per minggu (jam)
Tingkat kehadiran siswa
dalam kelas (%)
Rata-rata transaksi bahan
pustaka dengan siswa (per
hari)
Dst
1) Organisasi Program
54
organisasi yang ada di sekolah, artinya struktur yang dibangun
tidak saling tumpang-tindih atau bertentangan dengan struktur
organisasi sekolah. Akan lebih baik jika disertakan juga bagan
organisasinya, deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-
masing, serta daftar nama pelaksana yang terkait (Ketua
Pelaksana, Wakil Ketua Bidang A, Wakil Ketua Bidang B, dsb,
dan penanggung jawab masing-masing program). Untuk lebih
meyakinkan pihak-pihak yang terkait, perlu disertakan (dalam
lampiran, misalny) curiculum vitae masing-masing pelaksana.
Dalam organisasi ini harus tampak juga keterkaitannya dengan
struktur organisasi yang ada di sekolah.
Jadwal Pelaksanaan*
Sub-Program atau Tahun 2008 Tahun 2009
Program TW TW TW TW TW TW TW TW
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Program 1.1 Sub-Program 1.1
1
1.2 Sub-Program 1.2
1.3 Sub-Program 1.3,
55
dst.
2. Program 2.1 Sub-Program 2.1
2
2.2 Sub-Program 2.2
2.3 Sub-Program 2.3,
dst.
Catatan:
TW = Triwulan
56
Tabel 3.4 Rekapitulasi Anggaran Biaya Berdasarkan Program/Sub-
Program
Kebutuhan
Sub- Sumber Daya Biaya Sumber
Program Satuan Volume Total Biaya
Program (Komponen Satuan Biaya
Anggaran)
Program Sub- 1.1.1 Orang- 15 120.000 1.800.000 Komite
1 Program Pelatihan hari (OH)
1.1 guru
1.1.2 Unit 7 1.750.000 12.250.000 Pemda
Pembelian
alat lab
Sub- 1.2.1 Kegiatan 2 3.000.000 6.000.000 Pemda
Program Lokakarya
1.2 dengan
komite
1.2.3 Seminar Kegiatan 1 3.000.000 3.000.000 Pemda
1.2.3 Studi OH 50 200.000 10.000.000 Komite
banding
Sub- 1.3.1
Program Renovasi
1.3 gedung
Program Sub- 2.1.1 Pemb.
2 program Gedung baru
2.1
2.1.2 Bahan
pustaka
2.1.3
Sub- 2.2.1
program
2.2
Jumlah
Komite
Pemda
Lain-lain
57
Tabel 3.5 Rekapitulasi Kebutuhan Anggaran menurut Komponen
Anggaran dan Tahun Realisasi
Kolom 4dan 6 : diisi volume yang akan direalisasikan pada tahun yang
bersangkutan
Kolom 5 dan 7: diisi jumlah biaya yang dibutuhkan pada tahun yang
bersangkutan
58
g. Lampiran-Lampiran
59
B. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan
1. Judul
3. Tujuan
60
4. Hasil yang diharapkan
7. Jadwal kegiatan
61
1. Judul TOR
62
tersebut atau dapat berdasarkan teori ilmiah dan pengalaman
dalam menghadapi akar permasalahan tersebut.
3. Tujuan
Komponen
Tujuan Hasil Yang diharapkan
Anggaran
Pelatihan Guru Meningkatkan Tiga orang guru memiliki
kompetensi guru di kompetensi di bidang .... yang
bidang ... sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh
lembaga/instansi ...
Lokakarya KTSP Meningkatkan Dihasilkannya KTSP beserta
pemahaman warga semua perangkat
sekolah terhadap pendukungnya (Silabus, RPP,
KTSP Kalender Pendidikan, dsb) yang
Mengembangkan
sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan
KTSP sesuai dengan
dan karakteristik Sekolah
Visi, Misi, Tujuan, dan
karakteristik Sekolah
63
5. Ruang Lingkup Kegiatan
64
6. Biaya
Biaya yang dicantumkan dalam TOR harus cukup rinci dan sesuai
dengan ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan. Estimasi
anggaran biaya harus diperhitungkan secara cermat dan detail sehingga
tidak ada satupun kebutuhan yang terlewatkan sehingga akan
mengganggu tercapainya tujuan dan hasil yang diharapkan. Namun
demikian, prinsip efisien penggunaan anggaran harus tetap diperhatikan.
Agar dapat melakukan estimasi anggaran yang demikian itu, penyusun
TOR harus cermat dalam mengidentifikasi jenis kebutuhan serta biaya
yang diperlukan untuk masing-masing kebutuhan. Paparan ruang lingkup
kegiatan yang cermat dan rinci dan diskusi dengan sesama anggota tim
penyusun TOR akan sangat membantu memudahkan estimasi biaya ini.
Tabel 3.8 menyajikan contoh uraian biaya untuk komponen anggaran
Pelatihan Guru yang bertugas di sebuah SMA di Malang. Pelatihan
dilaksanakan di Surabaya selama 2 minggu.
Biaya
Uraian Kebutuhan Biaya Satuan Volume Total Biaya
Satuan
a. Perjalanan negosiasi:
Transport PP 1 100.000 100.000
Malang-SBY
Lumpsum OH 1 300.000 300.000
b. Biaya pelatihan Paket 3 1.000.000 3.000.000
c. Biaya Perjalanan:
Transport PP 3 100.000 300.000
Uang OH 6 300.000 1.800.000
saku/lumpsum (3
org @ 2 hari)
d. Biaya Hidup (3 Org @ OH 39 100.000 3.900.000
13 hari)
e. Bahan pelatihan Paket 3 250.000 750.000
f. Perjalanan Biaya:
Transport PP 1 100.000 100.000
65
Biaya
Uraian Kebutuhan Biaya Satuan Volume Total Biaya
Satuan
Malang-SBY
Lumpsum OH 1 300.000 300.000
g. Penggandaan Laporan Paket 1 150.000 150.000
Jumlah 10.700.000
Keterangan:
PP = Pergi-pulang
OH = Orang Hari
7. Jadwal Kegiatan
Waktu
No Kegiatan Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan TOR
2. Persetujuan TOR oleh Kepala
Sekolah
3. Seleksi peserta pelatihan
4. Negosiasi dengan tempat
penyelenggara pelatihan
5. Kontrak
6. Pelaksanaan pelatihan
7. Monitoring pelatihan
8. Pelaporan oleh peserta
9. Pelaporan oleh penangung jawab
kepada kepala sekolah
66
8. Monitoring dan Evaluasi
Bagian ini memuat prosedur dan teknik monitoring dan evaluasi yang
akan dilaksanakan selama dan setelah kegiatan dilaksanakan. Monitoring
dan evaluasi dilakukan untuk menjamin bahwa kegiatan berjalan
sebagaimana rencana yang telah dibuat. Monitoring dilakukan untuk
mengidentifikasi kemajuan pelaksanaan kegiatan dan kendala-kendala
yang timbul mungkin selama berlangsungnya kegiatan. Dengan demikian
setiap hambatan yang timbul dapat segera diatasi sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.
67
DAFTAR RUJUKAN
Canavan, N. & Monahan, L. (2000). School Culture and Ethos: Releasing the
Potential. A resource pack to enable schools to access articulate and
apply ethos values. Dublin: Marino Institute of Education,
68
Duke, Daniel L. & Canady, Robert L. (1991). School Policy. New York:
MacGraw-Hill, Inc.
Furlong, C. & Monahan L. 2000. School Culture and Ethos. Dublin: Marino
Institute of Education
69
Kellogg Foundation Youth Initiative Partnerships (in Website:
http://www.wmich.edu/ nonprofit/Resource/index.html)
Mintzberg, H. (1994). The Rise and Fall of Strategic Planning. New York, NY:
The Free Press.
Morrison, James L., Renfro, William L., and Boucher, Wayne I. 1984. Futures
Research And The Strategic Planning Process: Implications for
Higher Education. ASHE-ERIC Higher Education Research Reports
Rowley, D. J., Lujan, H. D., & Dolence, M.G. (1997). Strategic Change in
Colleges and Unviversities. San Francisco, CA: Jossey-Bass
Publishers.
70
School Development Planning Initiative. (1999). School Development
Planning: Draft Guidelines for Second Level Schools. Dublin: SDPI,
71