Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR

I. LATAR BELAKANG
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Seorang dengan luka bakar 50%
dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan
dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari
50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75% mempunyai
harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan
pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau
persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi
yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar
pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan
memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.

1
Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka
bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar
tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya
komplikasi multi organ yang menyertai.
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan
pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian
bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang
lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk
mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu.

2
II. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Luka Bakar ditimbulkan panas kering atau panas basah, terkena bahan
kimia, arus listrik, dan radiasi.(Long Barbara.C;1996;640)
Luka Bakar adalah kerusakan/ kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak langsung dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
(Moenajat;2000)

B. ETIOLOGI
Penyebab luka bakar bervariasi antara lain :
Terpapar benda/ sumber panas akibat kontak langsunf denagn api, cairan
panas, semiliquit,steam ,semisoloid
Terpapar zat kimia, seperti : asam kuat, basa kuat, dan zat kimia lainnya
Sengatan listrik
Radiasi

C. KLASIFIKASI
Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen
penyebab. Keparahan cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada
resiko mortilitas dan resiko kecacatan fungsi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keparahan cedera termasuk sebgai berikut :
1. Kedalaman luka bakar
Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap
area mempunyai tiga zona cedera yaitu:
zona koagulasi terjadi kematian seluler
zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay
darah, inflamasi, dan cedera jaringan
zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar
derajat I yang seharusnya sembuh dalam seminggu.

3
Klasifikasi kedalaman luka bakar antara lain :
Tabel Derajat Luka Bakar

Jaringan
Kedalaman Penyebab Karakteristik Nyeri Penyembuhan
terkena
Ketebalan Kerusakan Sinar matahari Kering, tidak Nyeri Sekitar 5 hari
superfisial epitel ada lepuh,
(derajat I) minimal merah-pink,
memutih
dengan
tekanan

Ketebalan Epidermis, Kilat, cairan Basah, pink Nyeri Sekitar 21 hari


partial dermis hangat atau merah, hipeestetik jaringan parut
superfisial minimal lepuh, minimal
(derajat IIA) sebagian
memutih

Ketebalan Keseluruhan Benda panas, Keing, pucat, Sensitif Berkepanjangan,


partial epidermis, nyala api, berlilin, tidak pada membentuk
dermal sebgaian cedera radiasi memutih tekanan jaringan
dalam dermis hipertrofik,
(derajat IIB) pembentukan
kontraktur

Ketebalan Semua yang Nyala api yg Kulit Sedikit Tidak dapat


penuh diatas, dan berkepanjangan terkelupas, nyeri beregenerasi
(derajat III) bagian , listrik, kimia, avaskular, sendiri,membutu
lemak dan uap panas pucat, kuning hkan tandur
subkutan, sampai coklat kulit
dapat
mengenai
jaringan ikat
4
otot, tulang

2. Keparahan luka bakar


Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar
masif derajat III. Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar :
Cedera luka bakar minor/ ringan
Cedera ketebalan partial <15% dari luas permukaan tubuh total
orang dewasa, <10% luas permukaan tubuh total anak-anak, atau cedera
ketebalan penuh <2% luas permukaan tubuh total.Biasanya mendapat
perawatan awal di UGD,kemudian dipulangkan dengan instruksi
dibagian rawat jalan.
Cedera luka bakar sedang/ moderat/ pertengahan
Cedera ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari luas
permukaan tubuh total (LPTT) pada orang dewasa, 10% sampai 20%
LPTT pada anak-anak, atau cedera dengan ketebalan penuh kurang dari
10%LPTT yang tidak berhubungan dengan komplikasi. Umumnya
ditangani dibagian rawat inap.
Cedera luka bakar berat/mayor
Biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah
mendapatkan perawatan kedaruratan ditempat kejadian.Cedera luka
bakar mayor adalah :
cedera ketebalan partial >25%LPTT orang dewasa atau 20%LPTT
anak-anak
cedera ketebalan penuh 10%LPTT atau lebih
Luka bkar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki, dan
perineum
cedera inhalasi
cedera listrik
luka bakar yang berkaitan dengan cedera lain misalnya: cedera
jaringan lunak, fraktur, trauma lain.(long.C Barbara,1996)

3. Lokasi luka bakar

5
Luka bakar pada kepala, leher, dan dada seringkali berkaitan dengan
komplikasi akar wajah menyebabkan abrasi kornea.Luka bakar telinga
membuat mudah terserang kondritis aurikular dan rentan terhadap infeksi
serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Luka bakar pada tangan dan
persendian sering membutuhkan terapi fisik dan okupasi yang lama dan
memberikan dampak kecacatan fisik menetap.Luak bakar pada perineum
membuat midah terserang infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan
feses.Luka bakar sirkumferensial ekstremitas dapat menyebabkan efek
seperti penebalan pembuluh darah dan mengarah pada gangguan
vaskular distal. Luka bakr sirkumferensial toraks dapat mengarah kpada
inadekuat ekspansi dinding dada da nfinsufisiensi pulmonal.

4. Agen penyebab luka bakar


Pada situasi misalnya kebakaran, gunung meletus,atau ledakan mobil
akan mengakibatkan pasien tidak hanya mengalami luka bakar, tetapi
juga menghirup udara panas/ keracunan monoksida (CO) sehingga
mengakibatkan pasien mengalami gangguan pada saluran napas yang
dapat menyebabkan kegagalan pernapasan sehingga menimbulkan
kematian.
Luka bakar pada trauma inhalasi dibagi menjadi 3 kategori (Meyer &
Salber):
Trauma panas pad saluran napas
karena luka bakar pada wajah termasuk bibir dan rambut hidung dan
leher aka nmenunjukkan tanda-tanda sulit bicara an menelan serta
mengalami dipsnea, stridor karena adanya edema pada saluran napas aas
yang menyebabkan obstruksi jalan napas.
Trauma kimia pada saluan napas da nparenkim paru
Keracunan kimia sistemik
biasanya keracunan CO dala mruan gtertutup karena CO mengikat hb
lebih cepat dari pada O2 sehingga mengakibatka hipoksia yang cepat
pada otak.

6
5. Ukuran luka bakar
Ukuan luka bakar (presentase cedera pada kulit) ditentuka ndengan dua
metode yaitu :
Rule of nine
Digunakan sebagai alat untuk memperkirakan ukuan luka bkar
yang cepat.Dasar dari perhitungan ini denga nmembagi tubuh kedalam
bagian-bagia nanatomi,yang setiap bagian mencerminkan 9% dari
LPT,tidak membutuhka ndiagram untuk menentukan presentaseLPT yang
mengalami cedera.
Diagram bagan Lund & Browder
Ditujukan untuk menetukan keluasan luka bakar yang terjadi pada anak-
anak dan bayi dimana dalam bagian ini usia yang berbeda mempunya
ikeluasan yang berbeda.Bagan ini memberikan penilaian yang lebih
akuat.
6. Usia korban luka bakar
Usia klien mempengaruhi keparaha ndan keberhasilan dalam perawatan
luak bakar.

D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke
tubuh, yang mungkin dipindahkan melalui konduksi dan radiasi
elektromagnetik.Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab
dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas tersebut.Dalamnya luka
bakar akan mempengaruhi kerusakan/ gamgguan integritas kulit dan
kematian sel-sel.
Akibat luka bakar fungsi kulit yang normal hilang, berakibat terjadi
perubahan fisiologis :

7
hilang daya lindung terhadap infeksi
cairan tubuh terbuang
hilang kemampuan mengendalikan keringat
banyak kehilangan reseptor sensoris
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan
kesakitan.Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan
permeabilitas meningkat.Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga
terjadi anemia.Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah sehingga air,
natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dalam sel dan menyebabkan
edema dan menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit.Hal itu akan
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler dan kehilangan
cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan.Jika keadaan berlanjut
akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khasseperti gelisah,
pucat, dingin, berkeringat,nadi kecil an cepat,tekanan darah menurun,serta
produksi urine berkurang.Pembengkakan terjadi pelan-pelan. Maksimal
terjadi setelah 8 jam.Kehilangan cairan tubuh dapat disebabkan beberapa
faktor (Donna;1991):
peningkatan mineralokortikoid
 Retensi air, natrium, klorida
 Ekresi kalium
peningkatan permeabilits pembuluh darah, keluarnya elektrolit dan
protein dari pembuluh darah
perbedaan tekanan osmotik intra-ekstrasel
Bila luka bakar terjadi dimuka kerusakan mukosa jalan napas karena gas,
asap atau uap yang terhisap.Edema laring yang terjadi dapat menyebabkan
gangguan hambatan jalan napas.Gejala yang timbul adalah seseka napas,
takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna gelap.
Tingkat hipovolemi dimulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung
sampai 48-72 jam pertam. Kondisi disertai dengan pergeseran cairan dari
kompartemen vaskular keruang interstitium.Bila terjadi syok hipovolemi
dan terjadi penurunan desakan darah yang berat dan etrjadi pengaliran
cairan yang tidak adekuat ke ginjal yang memburuk kondisi syok dan timbul

8
anuri.Akibat pergeseran cairan bisa mnyebabkan dehidrasi kepada jaringan
yang tidak menderita kerusakan. Jadi menimbulkan banyak cairan dan gara
mhilang dari kapiler pada protein. Perfusi jaringan yang tidak sempurna
menyebabkan metabolisme anaerob dan hasil akhir produk asam ditahan
karena rusaknya fungsi ginjal. Selanjutnya timbul asidosis metabolik.
(Sjamsuhdajat,1998)

E. INDIKASI RAWAT INAP LUKA BAKAR


1. Luka bakar grade II:
2. Dewasa > 20%
3. Anak/orang tua > 15%
4. Luka bakar grade III.
5. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.

F. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi A, B, C.
2. Pernafasan:
a. Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi
b. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à iritasi à
Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.
3. Sirkulasi: gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra
vaskuler pindah ke ekstra vaskuler à hipovolemi relatif à
syok à ATN à gagal ginjal.
4. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
5. Resusitasi cairan à Baxter.
a Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.

b Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:


RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.

9
c Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½ à diberikan 8 jam pertama
½ à diberikan 16 jam berikutnya.

Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.

6. Monitor urine dan CVP.


7. Topikal dan tutup luka
8. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan
nekrotik.
9. Tulle.
10.Silver sulfa diazin tebal.
11.Tutup kassa tebal.
12.Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
13.Obat – obatan:
a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak
kejadian.
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
c. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
d. Antasida : kalau perlu

10
III. PENGKAJIAN
Anamnesa
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal masuk : 31 Maret 2016
Usia : 27 tahun
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : Tamat SMP
Keluhan Utama : Klien merintih kesakitan karena luka bakar 3 jam sebelum
MRS.
Riwayat Penyakit Sekarang : 3 jam sebelum masuk RSUA, Tn. S menderita luka
bakar karena terkena ledakan tabung gas elpiji. Kesadaran composmentis, TD: 100/70
mmHg, Nadi: 110x/mnt, S: 36,8oC, RR: 29x/menit, TB: 165 cm, BB: 60 kg pasien
mengeluh sesak
Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.S mengatakan belum pernah mempunyai riwayat
masuk rumah sakit/operasi di RS sebelumnya. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan
Hipertensi tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC

Pemeriksaan Fisik:
 Primary survey
Airway : tidak tampak adanya sumbatan jalan napas , darah (-), muntahan (-), suara
napas tidak ngorok.
Breathing : : kedua dinding thorak tampak normal, napas spotan, rochi (-), whezhing (-).
Napas cepat dangkal , irreguler, RR 29x/menit
Circulasi : pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), HR 110x/menit reguler.
Disability : GCS : eye 4 verbal 5 movement 6 = 15

11
Exposure : pakaian pasien segera dievakuasi guna mengurangi pajanan berkelanjutan
serta menilai luas dan derajat luka bakar.

 Secondary survey
Status Generalis
KeadaanUmum : Tampak sakit berat
Kesadaran :Compos mentis
Tekanan darah :100/70 mmHg
Nadi :110x/mnt, reguler
Suhu : 37,8oC
Pernapasan : 29x/menit
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak teraba
Leher : tidak teraba
Supraklavikula : tidak teraba
Ketiak : tidak teraba
Lipat paha : tidak teraba
Kepala
Ekspresi wajah : menyeringai, menahan sakit
Rambut : hitam
Simetri muka : simetris
Mata
Lapang pandang normal.
Pupil : isokor
Sklera : ikterik
Konjungtiva : anemis
Kelopak mata : tidak udema.
Reflek : cahaya langsung +/+
Telinga
Tidak tampak kelainan.

12
Mulut
Bentuk : normal
Mukosa bibir : kering
Leher
Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit merah
pucat.
Tekanan vena Jugularis (JVP): 2-5 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe : tidak taraba membesar
Dada
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : tidak tampak
Retraksi sela Iga : (+)
Paru – paru
Inspeksi : pergerakan paru simetris, tampak retaksi dinding dada ringan. Pasien tampak
sesak.
Palpasi : bentuk normal. Tugor kulit menurun ≤ 2 detik
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronchi (-) whezhing (-)
Jantung
Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-) , gallop (-)
Lain – lain normal.
Perut
Inspeksi : datar, tidak ada ascites, tampak luka bakar bagian bawah memanjang ukuran
15x3 cm ( derajat 3 )
Palpasi : supel, hati tidak membesar
Perkusi : shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+)normal.
Punggung
Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian dada (18%). Warnanya merah, keabu-
abuan, sedikit tampak cairan.

13
Hasil laboratorium
HB : 14,5g/dl
Lekosit ; 29.600/mm3
Trombosit : 213.000/mm3
Ht : 30%
Ureum : 39mg/dl
Kretinin : 1,3mgdl
Na : 133 mmol/L
K : 3,68mmol/L
Cl : 112 mmol/L

Status luka bakar :


 tampak luka bakar di perut bagian bawah memanjang ukuran 15x3 cm ( derajat
3 ) = 9% derajat 2
 Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian dada . Warnanya merah, keabu-
abuan, sedikit tampak cairan. = 18% derajat 3
 Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit
merah pucat. = 4,5% derajat 2
Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3

Penatalaksanaan medis
 Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc)
31,5%x60x 4= 7560/24jam
8 jam pertama : 3780 cc
8 jam kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
 Therapy obat :
1. Inj. Cefotaxin 1gr/12 jam : anti infeksi
2. Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri
3. Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri
4. Mebo salep.
5. Supratul

14
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Klien merasa lemas Luka bakar Permeabilitas kapiler
DO: meningkat

 Turgor kulit menurun ≤
Evaporasi / Penguapan
2 detik. cairan
 Mukosa kering ↓
 TTV : TD 100/70 Kehilangan cairan tubuh

mmHg, Nadi :110x/mnt, Defisit volume cairan
regular, Suhu : 37,8ºC
Pernapasan : 29x/m
 Rumus baxter : (% luka
bakar)x (BB)x(4cc)
31,5%x60x 4=
7560/24jam
8 jam pertama : 3780 cc
8 jam kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
 Luas luka bakar =
31,5% dengan derajat
kedalaman 2-3.

2 DS: Pasien mengeluh sesak Luka bakar Vasodilatasi Pembuluh


DO: Darah

 Tampak kesulitan Penyumbatan saluran
bernafas/sesak nafas bagian atas
 Gerakan dada simetris ↓
 Pola napas cepat dan Edema paru
dangkal, irreguler ↓
 TTV : RR: 29x/menit Hiperventilasi

15

Gangguan pertukaran
gas

3 DS: klien mengeluh panas dan Luka bakar Kerusakan kulit/


sakit jaringan dan edema

DO:
Nyeri akut
 TTV: TD100/70mmHg,
Nadi: 110x/mnt,
S: 36,8ᵒC,
RR: 29x/menit
 Pasien nampak meringis
kesakitan sambil
memegang dada yang
sakit.
 P: trauma luka bakar
 Q : terasa panas
 R : sisi trauma/cidera
yang sakit
 S : Skala nyeri 7
 T: Hilang timbul dan
meningkat jika adanya
aktivitas
 Mendapatkan anti nyeri:
- Inj. Keterolac
1gr/8jam : anti nyeri.
-Tab. tramadol
50mg/8jam : anti nyeri

16
4 DS: pasien mengeluh perih, Luka bakar Kerusakan kulit/
sakit jaringan

DO:
Inflamasi, Lesi
 Kulit kemerahan hingga Kerusakan integritas
nekrosis kulit

 Luas luka bakar = Gangguan integritas
31,5% dengan derajat kulit
kedalaman 2-3.
 Kulit tidak utuh
 Akral dingin, lembab
 Suhu 37,8ºC
 Peningkatan leukosit
(26.900mm3 )

Diagnosa Keperawatan:
 Defisit volume cairan b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang keluar
 Gangguan pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas
 Nyeri akut b.d kerusakan kulit dan jaringan
 Gangguan integritas kulit b.d kerusakan kulit dan jaringan yang terkena luka
bakar

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


1 Defisit volume cairan  BP 100-  Monitor dan catat intake,
b.d banyaknya 140/60-90 output (urine 0,5 – 1
penguapan/cairan mmHg cc/kg.bb/jam)
tubuh yang keluar  Produksi  Beri cairan infus yang

(Setelah dilakukan urine >30 mengandung elektrolit (pada

tindakan keperawatan ml/jam 24 jam ke I), sesuai dengan

dalam waktu 2 x 24 jam (minimal 1 rumus formula yang dipakai


 Monitor vital sign
pemulihan cairan ml/kg
 Monitor kadar Hb, Ht,
optimal dan BB/jam)
 Ht 37-43 elektrolit, minimal setiap 12
keseimbangan elektrolit jam.
%
17
serta perfusi organ vital  Turgor
tercapai) elastic
 Mucosa
lembab
 Akral
hangat
 Rasa haus
tidak ada
2 Gangguan pertukaran  Tidak ada  Mengkaji tanda-tanda
gas/oksigen b.d tanda-tanda distress nafas, bunyi,
kerusakan jalan sianosis frekuensi, irama, kedalaman
nafas(Setelah dilakukan  Frekuensin
nafas.
tindakan keperawatan afas 12 -  Monitor tanda-tanda hypoxia

dalam waktu 2 x 24 jam 24 x/mnt (agitsi,takhipnea,


 SP O2 > 95
oksigenasi jaringan stupor,sianosis)
 Monitor hasil laboratorium,
adekuat)
AGD, kadar oksihemoglobin,
hasil oximetri nadi.
 Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemasangan
endotracheal tube atau
tracheostomi tube bila
diperlukan.
 Kolabolarasi dengan tim
medis untuk pemasangan
ventilator bila diperlukan.
 Kolaborasi dengan tim medis
untuik pemberian inhalasi
terapi bila diperlukan
3 Nyeri akut b.d  Skala 1-2  Kaji rasa nyeri yang
kerusakan kulit dan  Expresi
dirasakan klien
jaringan(Setelah wajah  Atur posisi tidur dengan

dilakukan tindakan tenang nyaman


 Nadi 60-  Anjurkan klien untuk teknik
keperawatan dalam
100x/mnt relaksasi
selama masa perawatan  Klien tidak  Lakukan prosedur pencucian
18
nyeri berkurang) gelisah luka dengan hati-hati
 Anjurkan klien untuk
mengekspresikan rasa nyeri
yang dirasakan
 Beri tahu klien tentang
penyebab rasa sakit pada
luka bakar
 Kolaborasi dengan tinm
medis untuik pemberian
analgesik
4 Gangguan integritas  Luka  Kaji luka pada fase akut
kulit b.d kerusakan kulit sembuh (perubahan warna kulit)
dan jaringan yang  Cegah adanya gesekan pada
sesuai
terkena luka bakar kulit yang terdapat luka
dengan
 Lakukan perawatan pada
(Setelah dilakukan fase
 penyembuh luka bakar
tindakan keperawatan
selama masa an luka

penyembuhan luka
bakar sembuh dengan
baik dan integritas kulit)

Evaluasi
Dx1
S : Klien merasa tidak lemas
O : Turgor kulit baik, mukosa lembab, kadar Kalium= 4.0 mEq/L dan kadar
Natrium= 135 mEq/L, intake dan output seimbang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Dx 2

S : Klien mengatakan sesak berkurang

19
O : Klien kadang-kadang masih terlihat bernafas cepat, RR: 25 kali/menit, SaO2 =
95 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Dx4
S : Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4
O : Klien tidak meringis dan nadi 95 kali/ detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Dx5
S : Klien masih mengeluhkan perih pada luka
O : Masih ada luka terbuka
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

20
IV. PENUTUP
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor
penyebab seperti :panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita
luka bakar memerluakn penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh dari
berbagai aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam
memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta mempunyai efek
resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah
fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim
yang paling banyal berhubungan dengan asien dituntut untuk terus
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu merawat
pasien luka bakar secara komprehensif dan optimal.

21
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit
termasuk :
1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat

2. Pencegahan infeksi
3. Penanganan/penyembuahn luka
4. Pencegahan kontraktur/ deformitas
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi
oleh cara penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat
disamping faktor-faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka
bakar,cedera lain yang menyertai dan kebiasaan hidup)
Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka makin
berkembang pula tehnik/ cara penanganan luka bakar sehingga makin
meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar

DAFTAR PUSTAKA
Borley R. Neil danGrase A. Pierce. 2007. At a glance IlmuBedah. Edisi 3. Jakarta
Erlangga
Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi Berbasis
Klinis Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Di Maio, V.J.M. & Dana, S.E. 1998. Fire and Thermal Injuries, in: Di Maio, V.J.M. &
Dana, S.E.(eds) Hand Book of Forensic Pathology. USA: Landes Bioscience
Grace, P.A & Borley, N.R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah edisi ketiga. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Gurnida, Dida dan Melisa Lilisari. 2011. Dukungan Nutrisi pada Penderita Luka Bakar.
Bagian Ilmu Kesehatann Anak,Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rumah
Sakit Hasan Sadikin,Bandung.
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publising.
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika
22
Horne, M., Pamela L. 2000. Keseimbangan Cairan Elektrolit & Asam basa. EGC :
Jakarta
Insley, J. 2000. Vade-Mecum Pediatri. EGC : Jakarta
Moenadjat Y. 2009. Luka bakar masalah dan tatalaksana. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Mohamad, Kartono. 2005. Pertolongan Pertama. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Nina, R. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanol 70%
Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L) pada Kulit Punggung Kelinci New Zealand. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Ortiz-Pujols SM, Thompson K, Sheldon GF, et al. 2011. Burn Care : Are There
Sufficient Prociders and Facilities?. Chapel Hill, North Carolina. American College of
Surgeons Health Policy Research Institute
Rahayuningsih. 2012. Penatalaksanaan Luka Baka

MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LUKA BAKAR

23
DISUSUN OLEH :
SUSANTI NIM 2720140027
FITRIA FANI NIM 2720140078
RIA INDRYANI NIM 2720140045
TRI SUGIARTI NIM 2720140010
RICHY RAMADHAN NIM 2720140078

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN “P2K”

2017

24

Anda mungkin juga menyukai