Anda di halaman 1dari 31

Askep Hepatitis

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh

walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang

menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus

Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).

Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi

kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub

klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.

Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua

istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab

kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.

Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui

pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut

Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang

pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH

dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH

(Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-

NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,

1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan

infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi

pada seseorang pembawa HBV.

Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi

juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular

yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan

merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.Sekitar 60.000 kasus

telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah

yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.Walaupun mortalitas akibat

hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan

kerugian ekonomi yang besar.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut

a. Apa Definisi Hepatitis ?

b. Apa Etiologi Hepatitis ?

c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis ?

d. Manifestasi Hepatitis ?

e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?

f. Bagaimana Pathway Hepatitis ?

g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis ?

h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?

3. Tujuan penulisan

a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis


b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis

c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis

d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis

e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis

f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis

g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis

h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh

infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,

1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau

alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia

serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).

Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat

atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

B. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan

insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a) Hepatitis A (HAV)

b) Hepatitis B (HBV)

c) Hepatitis C (HCV)

d) Hepatitis D (HDV)

e) Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus

DNA

2. Hepatitis non virus yaitu :

a) Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

b) Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)

d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

C. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis

Hepatitis A B C D E

MASA INKUBASI 14 49 hari 30-180 hari 15-150 35 hari 14-63 hari

(+/- 28 hari) (+/= 75 hari) hari

CARA

PENULARAN

FEKAL ORAL Ya Tidak Tidak Tidak Ya

PARENTERAL Ya Ya Ya Tidak

LAIN LAIN Akhir ini bisa Kontak seks, Kontak Kontak WATER

? kontak seks seks BORNE

WATER serumah Kontak Kontak

BORNE Transmisi serumah serumah

Vertikal

TIPE PENYAKIT BIASANYA BERVARIASI BERVARI BIASAN Biasanya

AKUT ASI YA akut

AKUT

(FULMIN

AN)

CARRIER KRONIK TIDAK 5-10% 80% 70-80% Tidak

CAH TIDAK 50% YA YA Tidak

SIROSIS 20% 20%


HEPATOMA YA

MORTALITAS 0.1-0.2% 0.5-2% 30% 15-20%

TANPA PADA PADA

KOMPLIKASI PASIEN WANITA

KRONIS HAMIL

D. Manifestasi klinik

Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik

dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah

sebagai berikut.

a) Fase Inkubasi

merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus

b) Fase Prodromal (pra ikterik)

fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus

1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala

saluran nafas dananoreksi.

2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau

epigastrikum

c) Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan munculnyagejala.

d) Fase Konvalesen (penyembuhan)

1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali dan

abnormalitas fungsi hati tetap ada

2. Ditandai dengan :

I. Munculnya perasaan lebih sehat

II. Kembalinya napsu makan

III. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu

3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani

hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)

E. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan

oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar

disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan

berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap

suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel

hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon

sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar

klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan

peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran

kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang

belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan

sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin

tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin

tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel

ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),

maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul

disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi

bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena

bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga

menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin

terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan

menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

F. Tanda dan Gejala

1. Masa tunas

Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2. Fase Pre Ikterik


Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung

sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas

(ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,

lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari,

pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.

3. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai

dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian

menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh

badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul

bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine

tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

G. Penatalaksanaan medis

a) Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.

b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.

c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di

metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.

d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan

penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan

apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.

f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-

orang yang mengandung resiko terinfeksi.

g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

H. Asuhan keperawatan hepatitis

1. Pengkajian

A. Identitas Pasien

Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama

pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas

2. Riwayat penyakit sekarang

Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan

atas

3. Riwayat penyakit dahulu


Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,

kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah

sakit.

4. Riwayat penyakit keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan

dengan penyakit pencernaan.

2. Pemeriksaan Fisik

1. Review Of Sistem (ROS)

a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,

konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C

b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya

sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi,

whezing, stridor.

c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran

jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.

d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap

e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)

f. Abdomen :

Inspeksi : abdomen ada benjolan

Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan

Palpasi : pada hepar teraba keras

Perkusi : hypertimpani
2. Pengkajian fungsional Gordon

a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka

akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b) Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual muntah

Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

c) Pola eliminasi

BAK : urine warna gelap,encer seperti teh

BAB : Diare feses warna tanah liat

d) Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atas

tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya,

e) Pola istirahat tidur

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia,

atralgia, sakit kepala dan puritus.

f) Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

g) Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas

untuk keluar dan memilih untuk istirahat.


h) Pola reproduksi / seksual

pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada

wanita).

i) Pola persepsi diri dan konsep diri

Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

j) Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan

k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari

Allah SWT.

3. Pemeriksaan Penunjang

1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.

SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan

jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

2. Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau

mengakibatkan perdarahan.

3. Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4. Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.


5. Alkali phosfatase

Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6. Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7. Albumin Serum

Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena

itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

8. Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

9. Anti HAVIgM

Positif pada tipe A

10. HbsAG

Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

11. Masa Protrombin

Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat

absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

12. Bilirubin serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan

peningkatan nekrosis seluler)

13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)

Kadar darah meningkat.

BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam

satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.


14. Biopsi Hati

Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

15. Skan Hati

Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

16. Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin.

Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin

terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Ds: Pasien mengatakan bahwa nyeri Pembengkakan Gangguan rasa

pada daerah perut kanan atas hepar nyaman (Nyeri)

Do :

P : Nyeri pada saat ditekan

Q : Seperti ditusuk tusuk

R : Nyeri pada kuadran kanan

atas

S : Skala : 6-8

T: Menetap

Do
2 : pasien mengatakan mual tidak Anoreksia Nutrisi kurang dari

nafsu makan kebutuhan

Ds : klientampak lemah dan lemas,


porsi makan tidak habis hanya

habis 3 sendok

A : BB turun

B : Hb < 12

C : Konjungtiva anemis

D : Diet makan tinggi serat dan protein

3 Ds : Pasien mengatakan bahwa Penurunan kekuatan Intoleransi Aktivitas

dia malas untuk beraktivitas / ketahanan tubuh

Do : Tonus Otot 4 4

4 4

- Aktivitas sehari hari

memerlukan bantuan

- Pasien nampak terkulai lemas

di atas tempat tidur

Ds
4 : pasien mengatakan bahwa Gatal sekunder Resiko tinggi

tubuhnya gatal -gatal dengan akumulasi terhadap kerusakan

Do : Tanda garukan pada kulit garam empedu pada integritas kulit

jaringan

5 :Pasien mengatakan bahwasering Mual muntah


Ds Resiko tinggi

muntah kekurangan volume

Do :pasien muntah 1x/ lebih sehari cairan


Turgor Kulit kembali > 2 Detik

Mukosa Bibir Kering

Mata Cowong

Konjungtiva Anemis

Ds
6 : pasien mengatakan tubuhnya panas infasi agen dalam Hipertermi

a. Do : suhu tubuh pasien 38,50 sirkulasi darah

C sekunder terhadap

inflamasi hepar

4. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

4. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder

dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.

5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.

6. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar

5. Intervensi Keperawatan

DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,

dengan
KH :

- TTV normal :(TD :110/70 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :

36,5- 37,50.C ).

- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.

- Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.

- Skala nyeri 0-3

- Wajah pasien rileks

Intervensi Rasional

1) Kolaborasi dengan individu untuk


1) nyeri yang berhubungan dengan

menentukan metode yang dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh

digunakan untuk intensitas nyeri karena terdapat peregangan secara

kapsula hati, melalui pendekatan

kepada individu yang mengalami

perubahan kenyamanan nyeri

diharapkan lebih efektif mengurangi

nyeri.

2) Observasi TTV 2) Untuk mengetahui keadaan umum

klien

3) Tunjukkan pada klien penerimaan


3. klienlah yang harus mencoba

tentang respon klien terhadap nyeri meyakinkan pemberi pelayanan

kesehatan bahwa ia mengalami nyeri.


4) Berikan informasi akurat dan 4. klien yang disiapkan untuk

a) Jelaskan penyebab nyeri mengalami nyeri melalui penjelasan

b) Tunjukkan berapa lama nyeri akan nyeri yang sesungguhnya akan

berakhir, bila diketahui dirasakan (cenderung lebih tenang

dibanding klien yang penjelasan

kurang/tidak terdapat penjelasan)

5) Bahas dengan dokter penggunaan


5) kemungkinan nyeri sudah tak bisa

analgetik yang tak mengandung efek dibatasi dengan teknik untuk

hepatotoksi mengurangi nyeri.

DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi, dengan

KH : - Nafsu makan pasien meningkat

- Porsi makan habis

- Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan

- Pasien tidak lemas

- BB naik

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori.


1. Makan banyak sulit untuk mengatur

Berikan makan sedikit dalam frekuensi bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling

sering dan tawarkan makan pagi paling buruk selama siang hari, membuat
besar masukan makanan yang sulit pada sore

hari

2. Berikan perawatan mulut sebelum


2. Menghilangkan rasa tak enak dapat

makan meningkatkan nafsu makan

3. Anjurkan makan pada posisi duduk


3. Menurunkan rasa penuh pada abdomen

tegak dan dapat meningkatkan nafsu makan

4. Dorong pemasukan sari jeruk,


4. Bahan ini merupakan ekstra kalori dan

minuman karbonat dan permen berat dapat lebih mudah dicerna / toleran bila

sepanjang hari makanan lain ini

Kolaborasi

5. Konsul pada ahli gizi, dukung tim


5. Berguna dalam membuat program diet

nutrisi untuk memberikan diet sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu.

kebutuhan pasien, dengan masukan Metabolisme lemak bervariasi tergantung

lemak dan protein sesuai toleransi pada produksi dan pengeluaran empedu

dan perlunya masukan normal atau lebih

protein akan membantu regenerasi hati

6. Berikan obat sesuai indikasi 6.: Diberikan jam sebelum makan, dapat

Antiematik, contoh metalopramide menurunkan mual dan meningkatkan

(Reglan) ; trimetobenzamid (Tigan) toleransi pada makanan.

DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu

beraktivitas dengan baik, dengan


KH :

- Tonus otot 5 5

- Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri

- Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Tingkatkan tirah baring / duduk.


1. Meningkatkan istirahat dan

Berikan lingkungan tenang; batasi ketenangan. Menyediakan energi yang

pengunjung sesuai keperluan digunakan untuk penyembuhan.

Aktivitas dan posisi duduk tegak

diyakini menurunkan aliran darah ke

kaki, yang mencegah sirkulasi optimal

ke sel hati

2. Ubah posisi dengan sering. Berikan


2. Meningkatkan fungsi pernafasan dan

perawatan kulit yang baik meminimalkan tekanan pada area

tertentu untuk menurunkan resiko

kerusakan jaringan

3. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai


3. Memungkinkan periode tambahan

toleransi istirahat tanpa gangguan

4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,


4. Tirah baring lama dapat menurunkan
bantu melakukan latihan rentang gerak kemampuan. Ini dapat terjadi karena

sendi pasif / aktif keterbatasan aktivitas yang

mengganggu periode istirahat.

5. Dorong penggunaan teknik manajemen


5. Meningkatkan relaksasi dan

stres, contoh relaksasi progresif, penghematan energi, memusatkan

visualisasi, bimbingan imajinasi, berikan kembali perhatian, dan dapat

aktivitas hiburan yang tepat, contoh meningkatkan koping

menonton TV, radio, membaca

6. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri


6. Menunjukkan kurangnya resolusi /

tekan pembesaran hati eksaserbasi penyakit, memerlukan

istirahat lanjut, mengganti program

terapi

Kolaborasi

7. Berikan antidot atau bantu dalam


7. Membuang agen penyebab pada

prosedur sesuai indikasi (contoh lavase, hepatitis toksik dapat membatasi

katarsis, hiperventilasi) tergantung pada derajat kerusakan jaringan

pemajanan

8. Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,


8. Membantu dalam manajemen

agen antiansietas, contoh diazepam kebutuhan tidur. Catatan : penggunaan

(Valium); lorazepam (Ativan) berbiturat dan tranquilizer seperti

Compazine dan Thorazine,

dikontraindikasikan sehubungan

dengan efek hepatotoksik


9. Awasi kadar enzim hati 9. Membantu menentukan kadar

aktivitas tepat, sebagai peningkatan

prematur pada potensial risiko

berulang

Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder

dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada pasien

hilang.

KH :

- Pasien merasa nyaman

- Tubuh pasien tidak gatal lagi

- Tubuh pasien tidak lecet

Intervensi Rasional

- Mulai tindakan kenyamanan : 1. Tindakan ini meningkatkan istirahat.

- Mandi pancuran dingin Istirahat menurunkan kebutuhan

- Gosokan punggung energi yang menghasilkan tegangan

- Air hangat pada hepar.

- Aktivitas hiburan rendah (membaca,

menonton TV, permainan papan)

- Kompres dingin pada dahi untuk sakit

kepala
- Lingkungan tenang

2. Berikan antipiretik yang diresepkan


2. Untuk mengatasi demam. Demam

dan evaluasi keefektifan berhubungan dengan peningkatan

kehangatan dan berkeringat saat

demam membaik. Hangat disertai

dengan lembab meningkatkan rasa

gatal.

3. Pertahankan linen dan pakaian kering 3. Pakaian basah dari berkeringat

adalah sumber ketidaknyamanan

4. Dorong kunjungan dari keluarga dan


4. Isolasi dapat menyebabkan

teman kebosanan yang mencetuskan depresi

dan meningkatkan ketidaknyamanan.

5. Mulai tindakan untuk menghilangkan


5. Suhu dingin membatasi vasodilatasi

puritus : jadi menurunkan pengeluaran garam

- Berikan mandi pancuran dingin empedu ke permukaan kulit. Soda kue

- Gunakan soda kue atau tepung sagu dan sagu membantu menetralkan asam

pada air pada permukaan kulit. Sabun alkalin

- Hindari sabun alkalin mempunyai efek mengeringkan, yang

- Berikan losin Caladryl meningkatkan rasa gatal. Losion

- Gunakan pakaian yang longgar Caladryl mengandung antihistamin,

- Pertahankan suhu kamar dingin benadryl yang juga menetralkan

keasaman permukaan kulit, dan

menekan ujung saraf sensori yang


mencetuskan sensasi gatal

6. Pertahankan kuku pasien terpotong


6. Untuk menurunkan resiko kerusakan

pendek. Instruksikan pasien kulit bila buruk

menggunakan bantalan jari untuk

menggaruk kulit atau menggunakan

ujung jari untuk menekan pada kulit bila

sangat perlu menggaruk.

Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmual muntah.

Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,

dengan

KH :

- TTV normal :(TD :110/70 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :

36,5- 37,50.C ).

- Turgor Kulit kembali < 2 Detik

- Mukosa Bibir lembab

- Mata tidak Cowong

- Konjungtiva tidak Anemis

- Muntah tidak terjadi

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Awasi masukan dan haluaran,


1. Memberikan informasi tentang
bandingkan dengan berat badan harian. kebutuhan penggantian / efek terapi.

Catat kehilangan melalui usus, contoh

muntah dan diare

2. Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian


2. Indikator volume sirkulasi / perfusi

kapiler, turgor kulit, dan membran

mukosa

3. Periksa asites atau pembentukan


3. Menurunkan kemungkinan

edema. Ukur lingkar abdomen sesuai perdarahan kedalam jaringan

indikasi

4. Biarkan pasien menggunakan lap katun


4. Menghindari trauma dan perdarahan

/ spon dan pembersih mulut untuk sikat gusi

gigi

5. Observasi tanda perdarahan, contoh


5. Kadar protombin menurun dan

hematuria / melena, ekimosis, perdarahan waktu koagulasi memanjang bila

terus menerus dari gusi / bekas injeksi absorbsi vitamin K terganggu pada

traktus GI dan sintesis protrombin

menurun karena mempengaruhi hati

Kolaborasi

6. Awasi nilai laboratorium, contoh


6. Menunjukkan hidrasi dan

Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu mengidentifikasi retensi natrium /

pembekuan kadar protein yang dapat

menimbulkan pembekuan edema.

Defisit pada pembekuan potensial


beresiko perdarahan

7. Berikan cairan IV (biasanya glukosa),


7. Memberikan cairan dan penggantian

elektrolit elektrolit

Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar

Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan

KH:

- Klien tidak mengeluh panas

- Suhu tubuh Normal 36,50 37,50C

- Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya keluahan tanda tanda


1. sebagai indikator untuk mengetahui

peningkatan suhu tubuh status hypertermi

2. Berikan kompres hangat pada lipatan


2. menghambat pusat simpatis di

ketiak dan femur hipotalamus sehingga terjadi

vasodilatasi kulit dengan merangsang

kelenjar keringat untuk mengurangi

panas tubuh melalui penguapan

3. keluarga mampu melakukan

3. Berikan HE kepada keluarga pasien kompres kepada pasien secara mandiri

tentang pemberian kompres yang benar 4. kondisi kulit yang mengalami

4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian lembab memicu timbulnya


yang menyerap keringat pertumbuhan jamur. Juga akan

mengurangi kenyamanan klien,

mencegah timbulnya ruam kulit.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

a) Definisi

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat

disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan

kimia. (Sujono Hadi, 1999).

b) Etiologi

a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E

b. Hepatitis Non Virus : alkohol, obat obatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain

c) Klasifikasi dan penyebab

Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral

Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral

Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral

Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral

Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral

4.2. Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah

agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa

keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.


DAFTAR PUSTAKA

Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses

Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC

Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.

Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC

Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :

EGC

Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3

Dienstag, 1990

Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990

Bradley,1990; Purcell, 1990

Sujono Hadi, 1999

Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145

Smeltzer, 2001

Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131

Anda mungkin juga menyukai