PERBAIKAN
PERBAIKAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Penaksiran Parameter” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Nurfadilah Mahmud, S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Penaksiran Parameter”. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang.
Kelompok 8
Ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam statistika kita mengenal istilah sampel. Sampel adalah sejumlah anggota yang
dipilih atau diambil dari suatu populasi. Besarnya sampe ditentukan oleh banyaknya data.
Dalam proses penaksiran, kita mengambil sebuah sampel kemudian mengukur nilai-nilai
keseluruhan peubah yang diperhatikan, menghitung rerata, median, simpangan baku,
proporsi, atribut tertentu, atau ciri apa saja yang diperhatikan. Dari pengukuran dan
perhitungan pada sebuah sampel, statistik digunakan untuk menaksir ciri kuantitatif populasi
sesuai.
Telah diketahui bahwa variansi adalah ukuran penyebaran yang populer dalam arti banyak
digunakan. Sifat-sifat matematis rumus variansi memberikan keunggulan dalam
pengembangan teori statistika. Statistik rasio dua variansi menjadi statistik F yang juga
banyak kegunaannya dalam berbagai pengujian hipotesis. Karena itu, menaksirkan sebuah
variansi dan menaksirkan rasio dua variansi akan dibicarakan dalam bagian ini
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menaksirkan Variansi
Telah diketahui bahwa variansi adalah ukuran penyebaran yang populer dalam arti banyak
digunakan. Sifat-sifat matematis rumus variansi memberikan keunggulan dalam
pengembangan teori statistika. Statistik rasio dua variansi menjadi statistik F yang juga
banyak kegunaannya dalam berbagai pengujian hipotesis. Karena itu, menaksirkan sebuah
variansi dan menaksirkan rasio dua variansi akan dibicarakan dalam bagian ini.
( n−1 ) s 2 2 (n−1) s2
≤σ ≤ 2
χ 2(1+γ )/2 χ (1−γ )/ 2
Dengan χ 2(1 +γ )/ 2 dan χ 2(1−γ )/2 didapat dari tabel sebaran chi-kuadrat (lampiran E) berturut-
turut untuk p=(1+ γ) /2 dan p=(1+ γ) /2 dengan dk= n-1. Untuk menentukan interval taksiran
simpangan baku σ, sebagai suatu pendekatan masing-masing suku dalam pertidaksamaan
diakarkan sehinga diperoleh:
√ (n−1) 2
2
χ (1+γ )/2
≤σ ≤ 2
√
(n−1)
χ (1 +γ )/ 2
Contoh : Sebuah sampel acak berukuran 20 diambil dari populasi normal dan variansi
sampel S² = 5. Tentukan interval kepercayaan 95% untuk variansi populasi σ²!
Jawaban : Dari tabel chi-kuadrat diperoleh Χ²0,975;19 = 32,9 dan Χ²0,025;19 = 8,91,
19 (5) 2 19 (5)
sehingga diperoleh interval kepercayaan ≤σ ≤ atau 2,98 ≤ σ² ≤ 10,66. Jadi,
32,9 8,91
kita mempunyai tingkat kepercayaan 95% bahwa variansi populasi terletak antara 2,89 dan
10,66, atau simpangan baku terletak antara √ 2,89 = 1,7 dan √ 10,66 = 3,26.
2. Menaksir rasio dua variansi
Dua populasi, masing-masing memiliki variansi σ²1 dan σ²2 dan kita ingin menaksir rasio
2 2
σ 1 /σ 2 . Dari masing-masing popuasi diambil sebuah sampel acak berukuran berturut-turut
1
s 21 /s 22 ≤ σ 21 /σ 22 ≤ s 21 /s 22 F(1−γ )/2 ;(n −1,n −1)
F(1−γ )/ 2 ;(n −1,n −1)
1 2
2 1
Dengan F(1−γ )/ 2 ;(n −1,n −1) diambil dari tabel sebaran F dengan niaipeluang p = (1- γ)/2) dari
2 1
nilai F0,01 (14.24 ) dan F0,01 (16.24 ) karna nilai F0,01 (15.24 ) tidak ditemukan dalam rumus).
Dengan demikian interval taksiran diperoleh:
64 1 64
( )
49 3,29
≤ σ 21 /σ 22 ≤ (2,89)
49
Parameter yang akan ditaksir menentukan rumus ukuran sampel yang diperlukan.
Misalnya, rerata populasi µ ditaksir oleh rerata sampe x́ . Perbedaan antara µ dan x́
ditulis dengan b =│µ- x│. Besarnya berbedaan b yang dapat diterima ini bersama koefisien
baku.
Persoalan yang muncul adalah nilai σ yang tidak selalu diketahui. Beerapa cara dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah ini, antara lain melakukan survei pendahuuan untuk
menaksir σ. Tetapi, timbul pertanyaan yang sama, yaitu : Berapa ukuran sampel yang
diperlukan untuk survei pendahuluan itu? Selain itu, survei pendahuluan kadang-kadang juga
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Seandainya, ada informasi bahwa peubah yang diamati berada dalam rentang A dan B,
maka secara matematis dapat dibuktikan bahwa σ tidak lebih besar dari (B-A)/2. Demikian
pula kalau peubah yang diamati mempunyai nilai 1,2,...,K, maka σ tidak akan melebihi (K-
1)/2. Hal ini dapat dilihat pada Mills dan Tiro (1998,1999). Karena itu, informasi tambahan
tentang rentang nilai populasi membantu menentukan ukuran sampel tanpa harus melakukan
survei pendahuuan.
Selanjutnya, kalau yang akan ditaksir itu prroporsi dan penaksirnya statistik p = x/n,
maka beda yang terjadi adalah b ││ Dengan menggunakan pendekatan normal, dan
koefisien kepercayaan Ɣ ,ukuran sampel dapat ditentukan dengan rumus ≥
2
ⱬγ / 2
( )b
di sini puntidak diketahui, karena itu sendiri yan akan ditaksir. Tetapi, dalam
hal ini scara matematis dapat dibuktikan bahwa tidak akan pernah lebih besar
daripada 0,25,karena ≥≥dengan demikian, rumus ukuran sampel dengan mengambil
2
ⱬγ / 2
nilai terbesat untuk dapat ditetapkan menjadi n ≥(0,25) ( )
b
Contoh :
Populasi dari semua pasin yang dirawat di sebuah rumah sakit selama 12 bulan menjadi
perhatiankepala rumah sakit. Kepala rumah sakit ingin menaksir parameter μ = rerata
jawaban / pilihan pasien terhadap pernyaaan: kamar dan tempat tidur selalu bersih. Pilihan
yan diberikan pada pernyataan ini adalah 1 = sangat setuju, 2=setuju, 3=tidak tahu, 4=tidak
setuju, dan 5=sangat setuju. Berapa ukuran sampel minimal yang harus diamil jika kepala
rumah sakit ingin menaksir μ dengan tingkat kepercayaan 95% dan beda yang diterima 0,5.
Jawaban
2
1,96× σ
Kita ketahui bahwa ukuran minimal sampel n = ( 0,5 ) dengan σ = simpangan baku
semua pilihan pasien. Berapa besarnya σ? Pilihan jawaban terdiri dari 1,2,3,4 dan 5 sehingga
K = 5, kemudian rumus rumus yang diperknalkan Mills dan Tiro (1998,1999) memberikan
2
1,96× 2
σ≤ (K-1)/2 = 2. Dengan demikian n ≥ ( 0,5 ) = 61,47, sehingga ukuran sampel
Persoalan ang muncul adalah nilai σ yang tidak selalu diketahui. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah ini, antara lain melakukan survei pendahuluan untuk
menaksir σ .