Proses pendinginan (refrigerasi) merupakan proses pemindahan energi panas yang terkandung
di dalam suatu ruangan. Untuk keperluan pemindahan energi panas ruangan tersebut dibutuhkan
suatu fluida penukar kalor yang disebut Refrigeran. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu
refrigeran antara lain adalah :
Titik penguapan yang rendah
Kestabilan tekanan
Panas laten yang tinggi
Mudah mengembun pada suhu ruang
Mudah bercampur dengan oli pelumas
Tidak korosif
Tidak mudah terbakar
Tidak beracun
Refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap dikelompokkan menjadi refrigeran
primer. Sedangkan jika fluida digunakan untuk memindahkan panas, maka fluida ini disebut
sebagai refrigeran sekunder.
REFRIGERAN PRIMER
1. Golongan Halokarbon
Jenis refrigeran yang umum digunakan. Refrigeran jenis ini meliputi refrigeran yang terdiri dari
satu atau lebih dari tiga jenis ion golongan halogen (klorin, fluorin, dan bromin).
2. Senyawa Inorganik
Awalnya, saat pendinginan hanya digunakan untuk tujuan khusus, hanya amoniak dan
karbon dioksida yang dapat digunakan sebagai refrigeran.
3. Senyawa Hidrokarbon
Banyak senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigeran, umumnya digunakan pada
industri minyak bumi, seperti metana, etana, propana, etilen, dan isobutilen. Etana, metana,
dan etilen digunakan pada pendinginan suhu ekstra rendah.
4. Azeotrop
Senyawa azeotrop adalah suatu campuran yang tak dapat dipisahkan menjadi senyawa
penyusunnya dengan cara distilasi. Senyawa ini menguap dan mengembun sebagai satu zat,
tidak seperti campuran lainnya.
REFRIGERAN SEKUNDER
Merupakan fluida yang membawa panas dari benda yang didinginkan ke evaporator suatu
sistem pendinginan. Suhu refrigeran sekunder akan berubah saat refrigeran mengambil panas
namun tidak berubah fasa. Air dapat digunakan sebagai refrigeran sekunder, namun hanya
untuk kondisi operasi diatas titik beku air. Refrigeran yang umum digunakan adalah campuran
garam dan air (brine) atau anti beku yang mempunyai titik beku dibawah 0 derajat Celcius.
Beberapa anti beku yang umum digunakan adalah campuran air dengan etilen glikol, propiln
glikol atau kalsium klorida. Etilen glikol dapat digunakan dalam industri makanan karena tidak
beracun.
Macam - macam Refrigeran
1. Refrigeran fluorocarbon terhidrogenasi (HFC)
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi freon.
2. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)
Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem pendingin. Bahan
dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam komposisinya.
3. Terhidrogenasi Cloro Fluoro Carbon (HCFC)
Terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon.
4. Carbon Dioksida (CO2)
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau, dan lebih berat dari udara.
5. Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda.
6. Methil Clorida (CH3Cl)Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang.
7. Uap air
8. Refrigeran ini paling murah. Pemakaiannya terbatas untuk pendingin suhu tinggi karena
mempunyai titik beku yang tinggi.
9. Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana, propana,
propylana, etana, dan etylana.
10. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi kapasitas
besar.
11. Larutan Garam (Brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk pendinginan lokasi
lapangan es (ice skating rinks).
Cara Pengisian Refrigeran
1. Lakukan Pemvakuman
Sebelum pengisian refrigeran, pastikan dalam sistem pendingin baik AC maupun Kulkas
[refrigerator] dalam keadaan vacuum yaitu keadaan dimana tidak ada udara maupun uap air
di dalam sistem, dengan cara menurunkan tekanan hingga di bawah 1 atm, menggunakan
Vacuum Pump.
2. Pastikan Rangkaian sistem baik pemipaan atau yang lainnya masih terpasang dengan benar
dan pasang manifold gauge dengan ketentuan sebagai berikut
Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel tekanan tinggi,
Selang warna biru ke nipel tekanan rendah
Selang warna hijau ke tangki refrigeran atau alat pengisi, dan katup tabung masih dalam
keadaan tertutup.
3. Pastikan refrigeran yang akan digunakan mencukupi
4. Untuk menghindari kecelakaan pastikan yang berada disekitar mesin pendingin hanyalah alat
yang dibutuhkan saja
Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar dalam bentuk
gas.
Operasikan mesin dan biarkan beberapa menit untuk mencapai steady state.
Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda merah harus
terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak dibawah
1 atm.
Pasang manifold dan tabung refrigeran pada katup servis bagian tekanan tinggi [keluaran
kompresor]
Pastikan katup sevis dalam keadaan katup middle
Buka katup berwana biru [katup tekanan rendah], dan tutup katup berwarna merah
[tekanan tinggi], buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru [besar
kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir dalam
sistem].
Setelah posisi tabung dan pemasangan manifold, dan tabung refrigeran pada kedua proses di
atas lakukan hal berikut ini :
Buka perlahan katup pada tabung refrigeran, amati tekanan yang sesuai dengan ketentuan
refrigeran yang digunakan, atau perhatikan maksimal ampere pada name plate kompresor,
jika tekanan atau ampere sudah menunjukan pada angka yang sesuai kapasitas maka tutup
katup tabung refrigeran
Tutup katup manifold gauge, dan baca alat ukur tekanan rendah dan tekanan tinggi yang
sesuai dengan kapasitas refrigeran
Putar katup servis dalam keadaan back seated
Amati kedua pengukur tekanan, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus
menunjukkan tekanan yang sama [dalam keadaan mati]
Amati sight glass dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut
menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup, atau agar tidak terjadi kelebihan refrigeran,
nyalakan sistem, lihat Ampere pada name plat kompressor misalnya 2 Ampere, jika ampere
meter menunjukan 2 A tutup katup pada tabung refrigeran.
1. Setelah pemvakuman, amati skala pressure gauge pada sistem kurang lebih 15 menit
2. Bila terjadi kenaikan tekanan pada pressure gauge maka dalam sistem pendingin masih terjadi
kebocoran, karena udara dari luar sistem dengan tekanan lebih tinggi masuk ke dalam system
3. Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran atau dengan metoda mencari kebocoran, kebocoran
biasanya dibagian sambungan-sambungan nut, atau hasil las.