Distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu tugas utama
pelayanan farmasi dirumah sakit. Distribusi memegang peranan penting dalam
penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan ke unit unit disetiap
bagian farmasi rumah sakit termasuk kepada pasien. Hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah berkembangnya suatu proses yang menjamin pemberian sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang benar dan tepat kepada pasien, sesuai dengan yang
tertulis pada resep atau kartu obat atau Kartu Instruksi Obat (KIO) serta dilengkapi
dengan informasi yang cukup (Quick,1997). Pendistribusian merupakan suatu
rangkaian dalam rangka menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau pasien dengan tetap menjamin mutu,
stabilitas, jenis, jumlah, ketepatan waktu.
Distribusi perbekalan farmasi dilakukan secara sentralisasi dari gudang farmasi untuk
menjamin tercapainya layanan farmasi yang optimal.Gudang Farmasi rumah sakit
melayani permintaan obat dan alat-alat kesehatan dari berbagai depo farmasi yang ada
di rumah sakit.
Pelayanan dilakukan sesuai dengan permintaan masing-masing depo farmasi melalui
buku permintaan barang yang dikirim ke gudang farmasi. Obat yang diserahkan
dibedakan sesuai dengan status pasien (reguler/umum atau BPJS).Secara garis besar
alur distribusi depo gudang farmasi dapat dilihat prosedur tetap distribusi berikut ini.
Sistem distribusi obat di rumah sakit mencakup penghantaran sediaan obat yang telah
dispensing Instalasi Farmasi Rumah Sakit ke daerah tempat perawatan penderita
dengan keamanan dan ketepatan obat, ketepatan penderita, ketepatan jadwal, tanggal,
waktu, metode pemberian, keutuhan mutu obatdan ketepatan personil pemberi obat.
Suatu sistem distribusi obat yang efisien dan efektif harus dapat memenuhi hal-hal
berikut :
1. Ketersediaan obat yang tetap terpelihara.
2. Mutu dan kondisi obat/ sediaan obat tetap stabil selama proses distribusi.
3. Meminimalkan kesalahan obat dan memaksimalkan keamanan pada penderita.
4. Meminimalkan obat yang rusak atau kadaluwarsa.
5. Efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia
6. Meminimalkan pencurian dan atau kehilangan obat.
7. IFRS mempunyai semua akses dalam semua tahap proses distribusi untuk
pengendalian pengawasan dan penerapan pelayanan farmasi klinik.
8. Terjadinya interaksi profesional antara apoteker, dokter, perawat, dan penderita.
9. Meminimalkan pemborosan dan penyalahgunaan obat.
10. Harga terkendali.
11. Peningkatan penggunaan obat yang rasional.
Distribusi obat
keuntungan
•Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang di konsumsi saja.
•Semua dosis yang diperlukan telah disiapkan oleh IFRS.
•Mengurangi kesaalahan pemberian perbekalan farmasi.
•Menghindari duplikasi order perbekalan farmasi yang berlebihan
•Meningkatkan pemberdayaan petugas profesional dan non profesional yang lebih
efisien.
•Mengurangi resiko kehilangan dan pemborosan perbekalan farmasi.
•Memperluaas cakupan dan pengendalian IFRS secara keseluruhan sejak dokter
menulis resep sampai pasien menerima dosis unit
•Sistem komunikasi pengorderan dan distribusi perbekalan farmasi bertambah baik.
• Apoteker dapat datang ke unit perawatan/ruang pasien untuk melakukan konsultasi
perbekalan farmasi, memberikan masukan kepada tim.
•Peningkatan pengendalian dan pemantauan penggunaan perbekalan farmasi
menyeluruh.
•Peluang prosedur komputerisasi
kerugian
•Meningkatnya kebutuhan tenaga Farmasi ( Apoteker dan asisten apoteker).
•Meningkatnya biaya operasional yang berkaitan dengan stok barang, sarana dan
prasarana.
•Tidak langsung menerima biaya transaksi konsumsi obat karena pasien melakukan
pembayaran setelah pulang.
•Sistem Administrasi yang lebih banyak
•Obat yang disiapkan bisa dalam bentuk oral, injeksi , suppositoria, obat luar dan bahan
alat habis pakai.
•Obat dikemas untuk diberikan bisa dalam satu hari atau tiap kali dosis.
•Perlu ketelitian dari segi administratif, bentuk obat dan juga aturan pemberiannya.
•Diperlukan kerjasama yang optimal dengan tenaga medis lainnya
Sediaan obat steril
•Obat yang diminta dengan dosis yang khusus bagi setiap pasien.
•Biasanya pada pasien neonatus, penggunaan obat sitostatika dan nutrisi parenteral.
•Sediaan di racik setiap akan digunakan sesuai dengan protokol terapi atau dosis yang
di inginkan.
•Dilakukan pada ruang yang aseptis
Distribusi kombinasi
Sistem distribusi yang menerapkan sistem distribusi resep/order individual
sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas.
Perbekalan Farmasi di ruangan yang banyak diperlukan pasien perhari dan harganya
murah.
Bisa untuk obat yang biasanya diresepkan atau BAKHP
desain sistem distribusi
• Analisa sistemik dari ratio manfaat dan biaya.
•Pemantauan kinerja dari evaluasi mutu pelayanan.
•Jumlah ruangan, cakupan geografis dan tata ruang Rumah Sakit, serta populasi pasien.
•Kualitas dan kuantitas staf IFRS
keuntungan
•Semua resep/order perorangan dikaji langsung oleh apoteker.
• Adanya kesempatan berinteraksi profesional antara apoteker, dokter, perawat dan
pasien/ keluarga pasien.
•Perbekalan Farmasi yang diperlukan dapat segera tersedia bagi pasien
caraorder
•Menggunakan Resep yang dibuat rangkap 2, asli ke IFRS, tembusan disimpan di
rekam medik.
•Formulir order dari ruangan rawat inap langsung ke IFRS.
•Menggunakan faximili.
•Menggunakan komputerisasi ( e Resep)