PENDAHULUAN
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang perencanaan dan pengendalian manajemen atau m
anajerial, alangkah baiknya jika kita mengetahui akan pengertian dari perencanaan dan penge
ndalian itu sendiri serta tujuannya.
Sedangkan Tujuan dari perencanaan dan pengendalian manajerial itu sendiri adalah untuk me
mberikan pengarahan yang baik kepada manajer maupun karyawan non manajerial, untuk me
ngurangi ketidak pastian, untuk meminimalisir pemborosan biaya, dan tujuan akhir dari peren
canaan dan pengendaliaan adalah agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut berjala
n serta tercapai sesuai dengan keinginan.
4. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajer
ial ?
1.3. Tujuan
5. Unruk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaj
a.
BAB II
PEMBAHASAN
Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus-
menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. P
ersaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbeda
an nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain pe
rubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordi
nasi operasi global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal t
ersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan tekn
ik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-
teknik ini dengan cara yang sama.
2.2. Tujuan Perencanaan Manajerial/Manajemen
Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan tujuan dari perencanaan manaje
men itu adalah :
4. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang akan digunakan dalam proses pengontrolan da
n pengevaluasian
dalam jangka waktu yang ditentukan. Rencana formal ini merupakan rencana dari semua ang
gota korporasi. Yang artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana deng
en baik. Tujuan dari dibuatnya perencanaan formal adalah untuk mengurangi ambiguitas dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
1. Sasaran ( Goals )
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh anggota organisasi/per
usahaan. Tujuan dari sasaran adalah untuk memandu manajemen membuat keputusan dan me
mbuat kinerja sehingga dapat diukur.
2. Rencana (Plan)
Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana bi
asanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-
tindakan penting lainnya. Penentuan rencana didasarkan pada :
a) Berdasarkan Cakupannya
lapisan organisasi.
perusahaannya.
c) Berdasarkan Kekhususannya
tujuan.
satu kali saja. Contohnya : pembangunan 6 buah pabrik di China atau cara mencapai penjuala
n 1.000.000 unit pada tahun 2006.
1) Fungsi Pengorganisasian : adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan
fisik dan manusia dalam organisasi.
2) Fungsi Pengarahan : adalah fungsi yang berkaitan erat dengan perencanaan, karena pengar
ahan dan perencanaan menentukan kombinasi kekuatan-
kekuatan, sumber daya dan hubungan-
hubungan yang diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
3) Fungsi Pengawasan : adalah proses peninjauan kerja yang terjadi dalam kegiatan agar dapa
t berjalan dengan baik.
Pengendalian manajemen adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur,
dan strategi perusahaan yang mengacu pada efesiensi dan efektifitas operasional perusahaan,
agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan atau organisasi.
a) Sebagai alat ukur dalam perbaikan terhadap pelaksanaan tujuan dan rencana perusahaan/or
ganisasi yang ingin dicapai.
2. Penganggaran (budgeting) : adalah tahapan yang telah direncanakan secara terperinci dan d
inyatakan dalam satuan moneter untuk satu periode tertentu atau satu tahun.
Adapun hambatan dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajerial atau manajemen, y
aitu ;
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan dan pengendalian terlalu banyak pada kontibu
si nyata.
Adapun cara mengatasi hambatan dalam perencanaan dan pengendalian manajerial atau mana
jemen, yaitu :
1. Pemahaman maksud, tujuan, dan rencana adalah salah satu cara terbaik untuk memperlanc
ar penetapan tujuan dan proses pengendalian.
Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak waktu da
lam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model
usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi renca
na bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama, yaitu :
a) Mengidentifikasi faktor-
faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
b) Merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan me
nganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembang
an tersebut.
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dal
am strategi global sebuah perusahaan mutinasional. Investasi asing langsung umumnya melib
atkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingku
ngan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharu
san dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingk
an manfaat dan biaya investasi yang diusulkan. Dalam lingkungan internasional, perencanaan
investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi,
risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan lab
a ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-
unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakuka
n kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Pengukuran hasil terduga berhubungan pada arus kas dari sebuah investasi luar negeri. Metod
e untuk memperkirakan arus kas yang akan diproyeksikan juga berhubungan dengan fasilitas
dari Rusia, sama dengan semua yang mereka gunakan untuk perusahaan domestik. Adapun p
engertian dari penerimaan terduga itu adalah berdasarkan proyeksi penjualan dan pengalaman
terantisipasi. Biaya usaha (dimasukkan ke dalam ekuivalen kas mereka) dan pajak lokal seru
pa dengan ramalan. Kompleksitas tambahan harus diperhitungkan, dengan meliputi :
3. Tunjangan keuangan
4. Risiko politis
Ka = ke (E/S) + ki (1 – t) (D/S)
Dimana :
Ke : biaya ekuitas
Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal
ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan eks
pektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan meng
asumsikan :
a) penyebaran rendah dengan sentralisasi yang tinggi. Digunakan oleh organisasi yang lebih k
ecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas dan system informasi domestik mendo
minasi kebutuhan.
b) penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah. Anak perusahaan lokal diberi kendali y
ang signifikan atas pengembangan strategi teknologi infomasi dan system terkait mereka send
iri.
c) Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang tinggi. Disini strategi teknologi informasi globa
l lokal dijalankan oleh perusahaan global dengan aliansi strategi di seluruh dunia. SIstem info
rmasi dirancang untuk mencerminkan kebutuhan perusahaan yang disesuaikan dengan keadaa
n lokal.
Sebuah pernyataan tentang strategi dan sistem informasi yang telah diputuskan, pergantian pe
rhatian pada area yang sama petingnya dalam pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. P
ertimbangan ini sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :
2. Mengevaluasi tingkatan dimana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target perusah
aan
3. Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target finansial perusahaan seefektif da
n seefisien mungkin.
Sejumlah studi menunjukan bahwa sistem yang digunakan banyak perusahaan multinasional
untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal sama dengan yang digunakan
secara domestic. David Hawkins menawarkan empat alasan dasar untuk hal ini :
Pertimbangan kontrol keuangan jarang sekali merupakan sesuatu yang penting dalam taha
p-tahap awal pendirian operasi luar negeri.
Umumnya akan lebih murah untuk menggunakan sistem domestik dari pada harus memb
uat dari awal keseluruhan sistem yang direncanakan untuk operasi luar negeri.
Mantan eksekusi domestik yang bekerja pada operasi luar negeri dan atasan perusahaan
mereka akan lebih nyaman jika mereka dapat terus menggunakan sebnayak mungkin system
penegndalian domestik umumnya karena mereka mencapai tingkat manajemen tertinggi dena
gn menguasai sistem domestik.
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan di
ri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan angga
ran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini meru
pakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi mana
jemen. Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata
uang negara asal, atau kedua-
duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menil
ai kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat men
gubah laba ketika diukur dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyataka
n dalam mata uang negara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun dr
aft anggaran operasional pada awal periode :
b) Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)
c) Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)
Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia men
ggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar bia
ya produksi dari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang masuk akal. Perbedaan h
asil antara biaya standar dan sebebarnya diuji sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dal
am proses produksi atau pendapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar
harga. Biaya yang diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntu
ngan yang mencerminkan rencana strategis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target har
ga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar.
Adapun pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan mengu
rangi kepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan standa
r mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya. Sedan
gkan pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih tingk
at performa yang diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif. Adapun perbedaan-
perbedaan utama lainnya antara konsep pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu:
1. Pengendalian biaya.
performa standar.
1. Pengurangan biaya.
Penilaian performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi perfor
ma tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
Berikut ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam
menilai hasil usaha luar negeri, yaitu :
1. Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen keti
ka mereka adalah komponen sistem multinasional.
2. Kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan
secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini,
alasan penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan yang tak terduga.
5. Manajer cabaang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam
dan luar negeri.
6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyus
un target-target dimana mereka akan dinilai.
7. Pengukuran performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai u
saha luar negeri.
BAB III
PENUTUP
11.1. Kesimpulan
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan pengendalian manajerial s
angatlah penting dalam suatu kegiatan usaha atau organisasi. Perencanaan dan pengendalian
memiliki hubungan yang hampir sama dan bertujuan agar kegiatan usaha atau organisasi berj
alan dan tercapai sesuai keinginan.
11.2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami apa itu perencana
an, dan pengendalian manajerial. Dan apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada makal
ah ini, kami mohon dimaafkan. Karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada pula man
usia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik-
NYA (ALLAH SWT) dan hanya kekuranganlah milik hambanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Anthony, Dearden dan Bedford, anggaran operasi sebenarnya adalah rencana
tindakan yang dinyatakan dalam satuan uang untuk satu periode tertentu, biasanya satu tahun.
Sedangkan budget adalah rencana manajemen, dengan anggapan bahwa penyusunan anggaran
akan mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasi rencana yang telah disusun.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputra dan marwan Asri, menyatakan bahwa budget
merupakan kata benda, yakni hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan.
Sedang Penganggaran menunjukkan suatu proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan
sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang
perlu, pembagian tugas, dan pelaksanaan rencana tersebut sampai pada akhirnya, tahap
pengawasan dan evaluasi dari hasil pelaksanaan rencana itu.
Banyak sekali definisi atau konotasi budget yang lainnya, namun pengertian-pengertian dan
definisi-definisi tersebut mempunyai karakteristik yang mirip, dan yang paling pokok bahwa
budget merupakan suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
suatu organisasi selama jangka waktu tertentu.
B. Jenis-jenis Anggaran
1. Appropriation Budget
Budget ini memberikan batas daripada pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas ini merupakan
jumlah maksimum yang boleh dikeluarkan untuk suatu hal tertentu.
2. Performance Budget
Budget yang didasarkan atas fungsi, aktivitas dan proyek. Karena ditujukan pada fungsi dan
kegiatan yang harus dilakukan, maka memungkinkan dibuatnya penilaian daripada biaya-biaya
yang dihadapkan pada hasil-hasil yang dicapai, dan kemungkinan pula kita membuat penilaian
prestasi (efisiensi).[1]
3. Fixed Budget
Fixed budget adalah budget yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan (one level of activity)
selama jangka waktu tertentu.
4. Anggaran Fleksibel
Suatu anggaran yang dibuat dalm rentang aktivitas, artinya beberapa aktivitas dipecah-pecah
dari suatu rentang yang relevan. Dengan demikian fleksibel budget terdiri dari serangkaian
fixed budget, dengan masing-masing tingkat yang berlainan.
Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh pikiran-pikiran yang
melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem dalam penyusunan anggaran yang sering
digunakan adalah :
2. Pengolahan data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk melakukan penaksiran-
penaksiran.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja dengan melakukan
penilaian.
Pada dasarnya antara perencanaan dan pengendalian itu dua hal yang berkaitan. Perencanaan
disusun untuk pengendalian, sebaliknya pengendalian dilaksanakan dalam rangka tindak lanjut
perencanaan, apabila digambarkan akan tampak pada Gambar 2.1. Pada Gambar 2.1 tampak
bahwa langkahlangkah perencanaan dan pengendalian saling berkaitan. Dalam langkah
pelaksanaan dan pengendalian digambarkan, pertama perencanaan dibuat sebelum
dilaksanakan perlu dikendalikan, kemudian pelaksanaan perencanaan dievaluasi, setelah
adanya evaluasi perencanaan perlu dikoreksi dan direvisi untuk perencanaan periode
berikutnya begitu prosesnya terus-menerus.
Pertama: Pada awal periode, perusahaan menyusun anggaran (budget) yang terdiri dari biaya
variabel dan biaya tetap pada berbagai jenjang.
Kedua: Pada saat data realisasi pelaksanaan diketahui bandingkan dengan anggaran fleksibel
pada tingkat kegiatan yang sama dan akan diketahui penyimpangan realitas dari anggaran.
Ketiga: Analisis seluruh penyimpangan yang terjadi dan mengevaluasi penyebabnya.
Contoh:
PT. LUMEN ELEKTRIK mempunyai anggaran pendapatan dan biaya operasi sebagaiberikut.
Tabel 1.3
PT.LUMEN ELEKTRIK
PERIODE 2015
Biaya Produksi
Biaya Operasi
Variabel
Biaya Pemasaran 100 10.000.000
Tetap
Biaya Pemasaran 50 5.000.000
Variabel
Biaya Administrasi & 120 12.000.000
Umum Tetap
80 8.000.000
Biaya Administrasi & Variabel 50 5.000.000
Umum
Tetap 30 3.000.000
Biaya Operasi Lain-lain
430 43.000.000
Biaya Operasi Lain-lain
470 47.000.000
Biaya Operasi Total
Tetap 50 5.000.000
Biaya di Luar Operasi
Tetap 50 5.000.000
Biaya Sewa
100 10.000.000
Biaya Bunga
370 37.000.000
Laba Bersih
Tabel 1.4
LAPORAN LABA-RUGI
Biaya Produksi
Biaya Operasi
Laba Bersih
44.240.000
Operasi
Total Biaya Operasi
5.000.000
Biaya Sewa
Laba Bersih
Dari dua informasi anggaran dan realisasi tersebut maka langkah berikutnya adalah
membandingkan antara kedua sumber informasi untuk mengetahui penyimpangan yang
terjadi. Sebelum kita mengevaluasi lebih lanjut antara anggaran fleksibel dan realisasi, terlebih
dahulu akan ditunjukkan kelemahan anggaran tetap sebagai alat perencanaan
dan pengendalian, coba Anda lihat bagaimana anggaran tetap tidak memberikan gambaran
yang tepat dalam evaluasi pelaksanaan dengan memperhatikan Tabel 1.5 berikut.
Tabel 1.5
PERIODE 2015
Anggaran Realisasi Selisih
Menguntungkan (M)
(100.000 (90.000 Unit)
Unit) Tidak
Menguntunkan (TM)
Biaya Produksi
Biaya Operasi
Laba Bersih
Dengan melihat perbandingan antara anggaran tetap dan realisasi pada Tabel 1.5 maka
penganalisis (manajemen) bisa mengambil suatu kesimpulan yang salah, lihat saja pada
penjualan yang dianggarkan sebesar Rp150.000.000,00 hanya terealisir Rp144.000.000,00
maka tampak selisih Tidak Menguntungkan sebesar Rp6.000.000,00 karena hasil jual tidak
mencapai anggaran. Hal ini sebetulnya tidak benar, ketidakbenaran tersebut disebabkan karena
membandingkan dua hal yang berbeda, yaitu tolok ukur untuk 100.000 unit dibandingkan
dengan realisasi yang berjumlah 90.000 unit. Contoh lain tampak pada biaya bahan baku, upah
langsung dan biaya-biaya variabel lainnya. Coba Anda amati akun biaya bahan baku
dalam laporan perbandingan di atas, tampak bahwa biaya bahan baku dianggarkan sebesar
Rp20.000.000,00 dan realisasinya hanya sebesar Rp19.580.000,00 atau ada selisih
menguntungkan sebesar Rp420.000,00. Sekarang kalua laporan menunjukkan hal yang sama,
tentunya pihak yang mengeluarkan dan membeli bahan baku akan mendapat pujian karena
penghematannya, hal ini sama sekali tidak benar, mengapa? Sebab apabila diteliti lebih lanjut
sebenamya biaya bahan-bahan dan beberapa akun biaya lain akan menimbulkan selisih tidak
menguntungkan, karena bahan baku tersebut dianggarkan Rp20.000.000,00 untuk 100.000 unit
(atau per unit Rp200,00), sehingga apabila realisasinya hanya 90.000 unit, seharusnya biaya
bahan baku yang dikeluarkan adalah 90.000 x Rp 200,00 = Rp18.000.000,00 atau ada
pemborosan sebesar Rp1.580.000,00 (Rp18.000.000,00 Rp19.580.000,00). Sekarang kita coba
membandingkan realisasi dengan anggaran fleksibel pada kapasitas (tingkat kegiatan) 90.000
unit. Pada kapasitas sesungguhnya 90.000 unit biaya variabel sesuai dengan sifatnya,
seharusnya akan dikeluarkan sebesar 90.000 x biaya variabel per unit, sedang biaya tetap
kapasitas berapa pun akan tetap jumlah totalnya. Fleksibel dengan realisasinya akan tampak
seperti Tabel 1.6 berikut ini.
Tabel 1.6
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Biaya Overhead 10.000.000 10.500.000 (500.000) TM
Setelah kita membandingkan realisasi dengan anggaran fleksibel maka tampak selisih yang
menguntungkan dan selisih-selisih yang tidak menguntungkan dengan benar, artinya biaya-
biaya seharusnya dikeluarkan secara proporsional dengan kapasitas dibebankan secara
proporsional (yaitu pada kapasitas 90.000 unit), sedang biaya yang tidak dipengaruhi
perubahan kapasitasdibebankan secara total tanpa perubahan.
Tabel 1.6 menunjukkan bahwa biaya-biaya variabel yang dikeluarkan lebih besar
dari anggarannya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya overhead,biaya
pemasaran, biaya administrasi dan biaya operasi lain-lain.
Contoh: Sebuah anggaran fleksibel yang disusun untuk departemen pembangkit listrik dari
PT.ANGKASA bulan Mei 2015 sebagai berikut.
Tabel 1.7
PT ANGKASA
Biaya Terkendali
Meskipun dalam perhitungan anggaran fleksibel di atas disusun untuk tiap-tiap bulan, bukan
berarti anggaran fleksibel harus disusun bulanan. Anggaran fleksibel juga bisa disusun berdasar
batas waktu yang lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya
dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan tujuan tertentu. Sedangkan pengendalian adalah
melihat kebelakang,menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkan
dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.
Dalam organisasi dan perusahaan anggaran sangat dibutuhkan untuk sebagai alat untuk
pengawasan dan pengendalian dan juga untuk esiensi dan efektifitas dana suatu organisasi.
Anggran juga mempunyai beberrapa komponen dantaranya anggaran operational dan
keuangan, dan masih terbagi beberapa komponen lagi, dan semuanya saling mempunyai
keterkaitan satu sama lainnya,
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini tentang “Penganggaran dan Perencanaan Pengendalian”, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya Pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan Judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca memberikan kritik dan Saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan dan Penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini Berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.