Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

heal

2 years ago

Advertisements

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam bidang industri maupun
kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri yang memanfaatkan berkembangnya teknologi
informasi adalah bidang kesehatan.

Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah satu contohnya dalam
bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang digunakan oleh dokter untuk mengetahui
riwayat penyakit anda, obat-obatan apa saja yang sudah pernah di konsumsi, apakah anda mempunyai
sebuah alergi, dan lain-lain.

Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut tidaklah mudah untuk rumah
sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara manual. Teknologi informasi juga
memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya internet. Seluruh rumah sakit akan mengakses
database yang berisi dengan data pasien, sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien
menggunakan rumah sakit yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apa pengertian sistem informasi kesehatan?

Bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan?

Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit?

Apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan?

Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan.

Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem informasi kesehatan.

Untuk mengetahui bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit.
Untuk mengetahui apa tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan.

Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar dan Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Di dalam peraturan pemerintah RI no.46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan, disebutkan
bahwa suatu sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola
secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan. Dan untuk mendukung penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut,
diperlukan data, informasi dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem informasi kesehatan.

Pada hakekatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.

Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information system, sistem informasi
kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari suatu sistem kesehatan. Suatu
sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di semua jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.
Penggunaan informasi kesehatan dilaksanakan untuk memperoleh manfaat langsung atau tidak langsung
sebagai pengetahuan untuk mendukung pengelolaan, pelaksanaan, dan pengembangan pembangunan
kesehatan dan informasi yang didapat harus bersumber dari informasi yang akurat yang dilaksanakan
untuk penyusunan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, pengendalian
dan evaluasi pembangunan kesehatan. Selain itu penggunaannya harus menaati ketentuan tentang :

Kerahasiaan informasi, dan

Hak atas kekayaan intelektual yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun tujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan yang berdaya guna dan
berhasil guna memiliki arti yang sama dengan tujuan mendukung proses kerja pemerintah, pemerintah
daerah, dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang efektif
dan efisien. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu juga merupakan bentuk
pertanggungjawaban instansi terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

B. Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mengatasi kekurangan dan ketidakkompakan dari badan kesehatan di Indonesia maka dibentuklah
sistem informasi kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada
beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pembuat rancang bangun sistem informasi, yaitu
antara lain :

Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi.

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung pada penggunaan teknologi komputer. Sistem
informasi yang dimaksud disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Hal-hal yang penting
dalam pemanfaatan teknologi komputer/informasi dalam suatu sistem informasi suatu organisasi
adalah :

Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.

Informasi yang tersedia tidak relevan.

Informasi yang ada tidak dimanfaatkan oleh manajemen.

Informasi yang ada tidak tepat waktu.


Terlalu banyak informasi.

Informasi yang tersedia tidak akurat.

Adanya duplikasi data (redundancy).

Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.

Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis.

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan
organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah
berhenti.

Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem.

Sistem informasi memiliki umur layak guna, maksudnya panjang pendeknya umur layak guna sistem
informasi ditentukan oleh :

A. Makin cepat organisasi tersebut berkembang, maka kebutuhan informasi juga akan berkembang
sedemikian rupa sehingga sistem informasi yang sekarang digunakan sudah tidak lagi memenuhi
kebutuhan organisasi tersebut.

B.Perkembangan teknologi informasi yang cepat menyebabkan perangkat keras maupun perangkat lunak
yang digunakan untuk mendukung beroperasinya sistem informasi tidak bisa berfungsi secara efisien dan
efektif. Hal ini disebabkan karena :

Perangkat keras yang digunakan sudah tidak diproduksi lagi, karena teknologinya ketinggalan zaman,
sehingga layanan pemeliharaan perangkat keras tidak dapat lagi dilakukan oleh perusahaan pemasok
perangkat keras.
Perusahaan pembuat perangkat lunak yang sedang digunakan, sudah mengeluarkan versi baru. Versi
terbaru itu umumnya mempunyai feature yang lebih banyak, melakukan optimasi proses dari versi
sebelumnya dan memanfaatkan feature baru dari perangkat keras yang juga telah berkembang. Jadi
mengingat perkembangan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, maka pengguna harus
sigap dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi tersebut.

Yang dimaksud dengan perangkat keras (hardware) adalah peralatan yang digunakan dalam
pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data serta untuk komunikasi data. Perangkat keras
tersebut berupa perangkat elektronik dan/atau nonelektronik, antara lain berupa kartu, buku register,
formulir laporan, jaringan komputer, dan media koneksi.

Sedangkan yang dimaksud perangkat lunak (software) adalah kumpulan program komputer yang berisi
instruksi atau perintah untuk menjalankan proses pengelolaan data. Perangkat lunak meliputi perangkat
lunak untuk sistem operasi, perangkat lunak untuk aplikasi, dan perangkat lunak pabrikan yang dapat
terintegrasi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan
fasilitas pelayanan kesehatan.

C. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi. Suatu sistem informasi yang
baik, akan dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan dari para pengguna, baik dari sisi :

Tingkat pemahaman mengenai teknologi informasi.

Kemampuan belajar dari para pengguna.

Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan sistem.

Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan
sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu
organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dan harus dilakukan secara
berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat
yang mutlak untuk mendapatkan sistem informasi yang terpadu.
Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untuk
pengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung pada besar kecilnya
cakupan dan kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Dan ketidaktepatan dalam melakukan prediksi
keadaan di masa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalan implementasi dan
operasionalisasi sistem informasi.

Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara
menyeluruh.

Pengembangan sistem informasi harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi
dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada di dalam organisasi. Sebagai pengembang, sistem informasi hanya
bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada di dalam organisasi
tersebut menjadi satu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di
dalam organisasi adalah wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan organisasi. Adapun penyusunan
rancang bangun atau design sistem informasi harus dilakukan secara menyeluruh, sedangkan dalam
pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan
dana.

Pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut :

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Pemanfaatan TIK diperlukan untuk mendukung sistem informasi dalam proses pencatatan data agar
dapat meningkatkan akurasi data dan kecepatan dalam penyediaan data untuk diseminasi informasi dan
untuk meningkatkan efisiensi dalam proses kerja serta memperkuat transparansi.

Keamanan dan kerahasiaan data.

Sistem informasi yang dikembangkan dapat menjamin keamanan dan kerahasiaan data.
Agar sistem informasi kesehatan terstandar perlu menyediakan pedoman nasional untuk pengembangan
dan pemanfaatan TIK.

Sistem informasi kesehatan yang dikembangkan dapat mengintegrasikan berbagai macam sumber data,
termasuk pula dalam pemanfaatan TIK.

Kemudahan akses.

Data dan informasi yang tersedia mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan.

Data dan informasi yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan
aggregate, sehingga dapat menggambarkan perbedaan gender, status sosial ekonomi dan wilayah
geografi.

Etika, integritas dan kualitas.

Informasi telah menjadi aset organisasi.

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain
uang, SDM, sarana dan prasarana. Penggunaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan
salah satu keunggulan kompetitif, hal tersebut karena keberadaan informasi menentukan kelancaran dan
kualitas proses kerja, dan menjadi ukuran kinerja organisasi atau perusahaan, serta menjadi acuan yang
pada akhirnya menentukan kedudukan atau peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal
maupun global.

Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi yang terdiri dari :

1.Informasi upaya kesehatan.


Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat mengenai informasi penyelenggaraan pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan

2.Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.

Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan hak kekayaan intelektual
bidang kesehatan.

3.Informasi pembiayaan kesehatan.

Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai sumber dana, pengalokasian
dana dan pembelanjaan.

4.Informasi sumber daya manusia kesehatan.

Informasi disini harus memuat :

jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan dan pemerataan sumber daya manusia kesehatan.

sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.

penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.

5.Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

Jenis, bentuk, bahan, jumlah dan khasiat sediaan farmasi.

Jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan.

Jenis dan kandungan makanan.


6.Informasi manajemen dan regulasi kesehatan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

Perencanaan kesehatan.

Pembinaan dan pengawasan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan


kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan,
pemberdayaan masyarakat.

Kebijakan kesehatan dan

Produk hukum.

7.Informasi pemberdayaan masyarakat.

Meliputi informasi mengenai :

Jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan.

Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk penggerakan masyarakat.

Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah dipahami.

Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan menimbulkan kesulitan, maka dalam
penjabarannya sering digunakan istilah :

sistem
subsistem

modul

submodul

dan aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing modul dapat terdiri dari
beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan
kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.

C. Tujuan sistem informasi kesehatan

Adapun dibentuknya pengaturan sistem informasi kesehatan itu bertujuan untuk :

Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap informasi kesehatan yang bernilai pengetahuan
serta dapat dipertanggungjawabkan.

Memberdayakan peran serta masyarakat, termasuk organisasi profesi dalam penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan.

Mewujudkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dalam ruang lingkup sistem kesehatan
nasional yang berdaya guna dan berhasil guna terutama melalui penguatan kerja sama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.

Sistem informasi kesehatan di Indonesia wajib dikelola oleh :

Pemerintah pusat untuk ruang lingkup berskala nasional dalam ruang lingkup sistem kesehatan nasional.

Pemerintah daerah provinsi untuk tingkat provinsi.


Pemerintah daerah kabupaten/kota untuk skala kabupaten/kota,

Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengelolaan sistem informasi kesehatan dengan skala fasilitas
pelayanan kesehatan.

Semua pengelola sistem informasi kesehatan juga diwajibkan untuk :

Memberikan data dan informasi kesehatan yang diminta oleh pengelola sistem informasi kesehatan
nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota

Menyediakan akses pengiriman data dan informasi kesehatan kepada pengelola sistem informasi
kesehatan nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota

Menyediakan akses pengambilan data dan informasi kesehatan bagi pengelola sister informasi kesehatan
nasional, provinsi, dan/atau kabupaten/kota

Menyediakan akses keterbukaan informasi kesehatan bagi masyarakat untuk informasi kesehatan yang
bersifat terbuka.

Pengelolaan sistem informasi kesehatan menimbulkan konsekuensi tanggung jawab dalam


pelaksanaannya. Jadi pemerintah bersama-sama dengan pemerintah daerah dan fasilitas pelayanan
kesehatan bertanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh pemerintah adalah menetapkan standar dalam
pengelolaan sistem informasi kesehatan, untuk mengatur efisiensi dan efektivitas sistem informasi
kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat.

Di samping itu, pemerintah, pemerintah daerah, dan pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, serta bertanggung jawab juga atas ketersediaan sumber daya untuk
pengelolaan sistem informasi kesehatan.

Tanggung jawab setiap institusi yang melaksanakan sistem informasi kesehatan juga berkaitan dengan
kewajiban untuk menjamin keandalan sistem yang digunakan, kerahasiaan isi data yang dimiliki serta
akses bagi pemilik data kesehatan. Serta bertanggung jawab terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kewajiban untuk menyampaikan dan melaporkan informasi kesehatan untuk kepentingan pelayanan
serta kebijakan kesehatan termasuk dalam rangka pemberantasan penyakit.
Sistem informasi kesehatan harus dikelola secara berjenjang, terkoneksi, dan terintegrasi serta didukung
dengan kegiatan pemantauan, pengendalian dan evaluasi. Dan pengelolaan sistem informasi kesehatan
tersebut meliputi :

Perencanaan program

Pengorganisasian

Kerja sama dan koordinasi dalam unsur kesehatan sendiri dan melalui lintas sektor, termasuk melalui
jejaring global

Penguatan sumber daya

Pengelolaan data dan informasi kesehatan, meliputi kegiatan pencatatan, pengumpulan, standarisasi,
pengolahan, penyimpanan, penyebarluasan, dan penggunaan

Pendayagunaan dan pengembangan sumber daya, meliputi perangkat keras, perangkat lunak, sumber
daya manusia dan pembiayaan

Pengoperasian sistem elektronik kesehatan

Pengembangan sistem informasi kesehatan

Pemantauan dan evaluasi

Pembinaan dan pengawasan

Informasi kesehatan diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efisien dan efektif.
Informasi tersebut digunakan untuk masukan dalam pengambilan keputusan dalam setiap proses
manajemen kesehatan, baik untuk manajemen pelayanan kesehatan, institusi kesehatan, maupun
program pembangunan kesehatan atau manajemen wilayah.

Selain itu pemerintah juga memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses informasi
kesehatan, melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan lintas sektor. Sistem informasi
kesehatan diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, itikad baik, kemanfaatan, tata kelola yang
baik, ketersediaan data, ketepatan waktu, standarisasi, integrasi, keamanan dan kerahasiaan informasi ,
dan netralitas teknologi.

Berkembangnya sistem informasi kesehatan sangat didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, yang signifikan memberi kontribusi bagi implementasi sistem informasi secara lebih
profesional, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja terutama di fasilitas
pelayanan kesehatan dan mengoptimalkan aliran data yang dapat meningkatkan ketersediaan data,
kualitas data dan informasi kesehatan dan yang terkait. Selain itu, pelayanan kesehatan juga tidak
dibatasi oleh jarak dan waktu, karena sejak tahun 1990-an, organisasi-organisasi kesehatan sudah
dihubungkan dengan jaringan sistem teknologi informasi secara global dengan teknologi telekomunikasi
melalui internet.

Untuk menertibkan dan menyinkronkan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan yang selama ini
belum terintegrasi, maka diperlukan penguatan sistem informasi kesehatan, lintas program, dan urusan
secara berjenjang di pusat dan daerah dan didukung dengan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan pengelolaan sistem informasi kesehatan yang belum terintegrasi dan terkoordinasi inilah yang
menjadi salah satu masalah, selain tentunya overlapping kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan
data, karena masing-masing unit mengumpulkan datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya
di setiap unit kerja, baik di pusat dan di daerah, sehingga penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
belum bisa dilakukan secara efisien dan efektif.

Karena suatu sistem informasi merupakan jiwa dari suatu institusi, maka sistem informasi kesehatan
merupakan jiwa dari institusi kesehatan. Jadi dengan kondisi sistem informasi kesehatan yang kuat akan
mampu mendukung upaya-upaya dari institusi kesehatan. Penguatan sistem infomasi kesehatan secara
tidak langsung akan turut pula memperkuat sistem kesehatan nasional. Agar upaya penguatan dapat
terarah, saling terkait dan dengan langkah-langkah serta strategi yang jelas dan komprehensif, maka
disusunlah suatu roadmap rencana aksi penguatan sistem informasi kesehatan pada tahun 2011-2014,
yang merupakan rencana kerja jangka menengah yang komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dari sistem informasi kesehatan dalam penerapannya.

Sampai saat ini sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi dan belum mampu menyediakan data
dan informasi yang handal, sehingga sistem informasi kesehatan masih belum menjadi alat pengelolaan
pembangunan kesehatan yang efektif. Untuk menyelenggarakan pengelolaan pembangunan kesehatan
diperlukan komponen yang dikelompokkan dalam tujuh subsistem, yaitu :

Upaya kesehatan.

Penelitian dan pengembangan kesehatan.

Pembiayaan kesehatan.
Sumber daya manusia kesehatan.

Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Pembangunan kesehatan juga menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan
dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat. Data dan informasi adalah sumber daya yang sangat
strategis dalam pengelolaan pembangunan kesehatan, yaitu pada proses manajemen, pengambilan
keputusan, kepemerintahan dan penerapan akuntabilitas. Namun, pembuat kebijakan sering kali
mengalami kesulitan dalam hal mengambil keputusan yang tepat dan cepat, hal ini dikarenakan
keterbatasan atau ketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, cepat dan tepat. Karena itulah,
dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat saat ini, dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

D. Kondisi Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia

Saat ini kebutuhan data informasi yang akurat makin meningkat, namun sistem informasi masih belum
menghasilkan data yang akurat, lengkap, dan tepat waktu. Masalah yang dihadapi sistem informasi
kesehatan saat ini, terutama belum adanya persepsi yang sama diantara penyelenggara kesehatan
terutama penyelenggara sistem informasi kesehatan terhadap sistem informasi kesehatan.
Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan masih belum efisien, terjadi redundant data dan duplikasi
kegiatan, dan kualitas data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada yang tidak sesuai dengan
kebutuhan, ketepatan waktu juga masih rendah, sistem umpan balik tidak optimal, pemanfaatan data
informasi di tingkat daerah untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan manajemen masih
rendah serta tidak efisiennya penggunaan sumber daya, juga pengelolaan data informasi belum
terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik. Masalah inilah yang sedang dihadapi sistem informasi
kesehatan dan perlu dilakukan upaya penguatan dan perbaikan.

E. Sistem Informasi Kesehatan Nasional


Visi Departemen Kesehatan pada tahun 2010, menetapkan Indonesia sehat dengan ditandai
penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, dan mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat
sendiri, serta ditandai adanya peran serta masyarakat dan berbagai sektor pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesehatan. Infrastruktur pelayanan kesehatan dibangun mulai dari tingkat nasional,
provinsi, kabupaten dan seluruh pelosok. Setiap jenjang memiliki sistem kesehatan yang saling terkait,
sehingga jaringan sistem pelayanan kesehatan itu memerlukan sistem informasi yang saling mendukung
dan terkait. Setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat
dapat diketahui, dipahami dan diantisipasi serta dikelola dengan sebaik-baiknya.

Departemen Kesehatan telah membangun sistem informasi kesehatan yang disebut SIKNAS (sistem
informasi kesehatan nasional) yang melingkupi sistem informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai
ke pusat. Sistem yang dibangun adalah sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, baik di dalam
sektor kesehatan, dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah
daerah dan jaringan informasi di pusat.

Jaringan sistem informasi kesehatan nasional adalah sebuah koneksi jaringan virtual sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah
dihubungkan. Jaringan sistem informasi kesehatan merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data
terintegrasi dengan menggunakan wide area network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup
area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara local area network (LAN) yang
berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.

Untuk penguatan sistem informasi kesehatan, dilakukan dengan mengembangkan model sistem
informasi kesehatan nasional yaitu sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, yang menyediakan
mekanisme saling hubung antar sub sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai, sehingga data
dari satu sistem secara rutin dapat mengalir, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain.

Model sistem informasi kesehatan yang terintegrasi terdiri dari 7 komponen yang saling terhubung dan
saling terkait, yaitu :

Sumber data manual.


Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih dilakukan secara manual atau
secara komputerisasi offline. Model sistem informasi kesehatan nasional yang memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi masih tetap dapat menampung sistem informasi kesehatan manual
untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur.

Sumber data komputerisasi.

Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang sudah dilakukan secara komputerisasi
online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim
ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga dikembangkan
program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung dengan sistem informasi puskesmas.

Sistem informasi dinas kesehatan.

Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan
provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan dapat
berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy.

Sistem informasi pemangku kepentingan.

Merupakan sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme
pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku kepentingan di semua lingkungan dilakukan dengan
mekanisme yang disepakati.

Bank data kesehatan nasional.

Mencakup semua data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan). Oleh karena itu di unit-unit
program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langung ke sumber data.

Penggunaan data oleh kementerian kesehatan.

Data kesehatan yang sudah diterima di bank data kesehatan nasional dapat dimanfaatkan oleh semua
unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPT/D-nya.

Pengguna data.
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem informasi sendiri serta masyarakat
yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari bank data
kesehatan nasional melalui website Kementerian Kesehatan.

Dengan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi berbasis elektronik, akan meringankan beban
pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan di lapangan. Serta data entri hanya perlu dilakukan satu
kali, data yang sama akan disimpan secara elektronik, dikirim dan diolah. Fasilitas pelayanan kesehatan
milik pemerintah dan swasta wajib menyampaikan laporan sesuai standar dataset minimal dengan
jadwal yang telah ditentukan.

F. Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mencapai visi sistem informasi kesehatan yang terarah, yang mampu mendukung proses
pembangunan kesehatan menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan, maka dilakukan
kebijakan-kebijakan diantaranya :

Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi.

Pengembangan dan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan termasuk lintas sektor dan masyarakat.

Pengembangan sistem informasi kesehatan dilakukan melalui kegiatan perencanaan sistsem, analisis
sistem, perancangan sistem, pengembangan perangkat lunak, penyediaan perangkat keras, uji coba
sistem, implementasi sistem, serta pemeliharaan dan evaluasi sistem. Dan pengembangan sistem
informasi kesehatan tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengkajian dan penelitian.

Penetapan kebijakan dan standar sistem informasi kesehatan dilakukan dalam kerangka desentralisasi di
bidang kesehatan.

Penataan sumber data dan penguatan manajemen sistem informasi kesehatan pada semua tingkat
sistem kesehatan dititik beratkan pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan dan
penguatan kapasitas SDM dan pemanfaatan TIK, serta penguatan advokasi bagi pemenuhan anggaran.
Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan dengan menjalin kerjasama
dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan
lainnya.

Peningkatan penyelenggaraan sistem pengumpulan, penyimpanan, diseminasi dan pemanfaatan


data/informasi dalam kerangka kebijakan manajemen data satu pintu.

Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan dari pemangku-pemangku
kepentingan dan dapat diakses dengan mudah, serta memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan dan
etika yang berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran.

Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan statistik vital melalui upaya
penyelenggaraan registrasi vital di seluruh wilayah Indonesia dan upaya inisiatif lainnya.

Peningkatan inisiatif penerapan eHealth untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
meningkatkan proses kerja yang efektif dan efisien.

Yang dimaksud dengan eHealth adalah pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi di sector
kesehatan terutama untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi terhadap pimpinan di semua tingkat dan
pemanfaatan forum-forum informatika kesehatan yang ada.

Peningkatan penggunaan solusi-solusi mHealth dan telemedicine untuk mengatasi masalah infrastruktur,
komunikasi dan sumber daya manusia.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau di rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, bahkan juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

B. Sumber

PP nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan

Kebijakan sistem informasi kesehatan nasional. Pusat data dan informasi.

Rancangan peraturan pemerintah tentang sistem informasi kesehatan

Pengembangan sistem informasi

Roadmap sistem informasi kesehatan tahun 2011-2014

Anda mungkin juga menyukai