3.1 Tujuan
1. Melakukan proses Pengenceran dan Penyaringan Larutan pada larutan
HCl (Asam klorida) 0,1 M, H2SO4 (Asam sulfat) dan (NO3)2 (Timbal (II)
nitrat).
2. Mengetahui maksud pengenceran pada larutan.
3. Mengetahui maksud penyaringan larutan.
4. Mengaplikasikan rumus V1 .M1 = V2 .M2 pada larutan untuk menentukan
konsentrasi larutan.
5. Melakukan proses Pengenceran dan Penyaringan Larutan sesuai
prosedur.
V1 .M1 = V2 .M2
…………………………………………………………………….Persamaan 3.1
Keterangan:
V1 = Volume larutan standar (mL)
M1 = Konsentrasi larutan standar (M)
V2 = Volume larutan yang akan dibuat (mL)
M2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat (M)
Untuk zat-zat yang menunjukan reaksi eksotermis pada
pengenceran seperti H2SO4 (Asam sulfat) pekat, maka pengenceran
dilakukan sedikit demi sedikit dengan menuangkan H2SO4 (Asam sulfat)
pekat ke dalam pelarut.
Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi eksotermis pada
pengenceran seperti H2SO4 (Asam sulfat) pekat, maka pengenceran
dilakukan dengan sedikit berbeda yaitu dengan jalan menuangkan H2SO4
(Asam sulfat) pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (air).
Beberapa unsur atau zat ada yang bersifat heterogen dan akan
cenderung mengendap bahkan akan membentuk endapan jika dilarutkan.
Dengan cara penyaringan, maka endapan tersebut akan terpisah dari
larutannya. Sedangkan menyaring adalah cara untuk memisahkan suatu
endapan dari larutan. Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4
(Timbal sulfat) yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 (Asam sulfat)
dengan Pb (NO)3(s) (Timbal (II) Nitrat).
1.
Balp
2.
Corong Gelas
3.
Gelas Ukur
5.
Labu Erlenmeyer
6.
Labu Ukur
7.
Pengaduk Gelas
Pipet Gondok
9.
Pipet Mohr
10.
Pipet Tetes
11.
Spatula
12.
Tabung Reaksi
1.
Aquadest
2.
HCl(l) 0,4 M
(Asam klorida)
(Asam klorida)
(Asam sulfat)
4.
Kertas Saring
5.
Pb(NO3)2 (s)
(Timbal (II) nitrat)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
3.5.3 Penyaringan
Persamaan reaksi:
Diketahui : V1 = 10 mL
V2 = 50 mL
M1 = 0,4 M
Ditanya : M2 = …..?
0,4 M . 10 mL
M2 =
50 mL
= 0,08 M
Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data HCL
M1 V1 M2 V2
0,4 M 10 mL 0,08 M 50 mL
Keterangan:
pengenceran (mL)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
Diketahui : V1 = 1 mL
V2 = 6 mL
M1 =9M
Ditanya : M2 = …..?
9 M . 1 mL
M2 =
6M
= 1,5 M
Tabel 3.6
Hasil Pengolahan Data H2SO4 Pekat
M1 V1 M2 V2
9M 1 mL 1,5 M 6 mL
Keterangan:
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
pengenceran (M)
pengenceran (mL)
Asam sulfat yang berfasa liquid direaksikan dengan Timbal II nitrat yang
berfasa solid akan menghasilkan Timbal sulfat yang berfasa solid dan Asam
nitrat yang berfasa liquid.
Dari praktikum ini bisa diketahui untuk memperoleh larutan standart
dengan melakukan proses pengenceran pada larutan, dan bisa juga
menggunakan proses penyaringan larutan untuk memisahkan endapan dari
larutan.
3.9 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan Pengenceran dan Penyaringan Larutan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar.
2. Penyaringan adalah menyeleksi senyawa kimia yang berfasa solid dari
larutan yang bercampur.
3. Campuran adalah bentuk materi yang memiliki lebih dari satu jenis
materi terdapat didalamnya. Campuran dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu larutan, koloid dan suspensi.
4. Larutan adalah campuran yang homogennya antara dua zat atau lebih.
5. Membuat larutan standar dapat dilakukan dengan cara mengencerkan
larutan.
12. Asam sulfat yang berfasa liquid direaksikan dengan Timbal II nitrat yang
berfasa solid akan menghasilkan Timbal sulfat yang berfasa solid dan
Asam nitrat yang berfasa liquid.