Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PENGENCERAN DAN PENYARINGAN LARUTAN

3.1 Tujuan
1. Melakukan proses Pengenceran dan Penyaringan Larutan pada larutan
HCl (Asam klorida) 0,1 M, H2SO4 (Asam sulfat) dan (NO3)2 (Timbal (II)
nitrat).
2. Mengetahui maksud pengenceran pada larutan.
3. Mengetahui maksud penyaringan larutan.
4. Mengaplikasikan rumus V1 .M1 = V2 .M2 pada larutan untuk menentukan
konsentrasi larutan.
5. Melakukan proses Pengenceran dan Penyaringan Larutan sesuai
prosedur.

3.2 Dasar Teori


Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Penyaringan adalah menyeleksi senyawa kimia yang
berfasa solid dari larutan yang bercampur. Campuran adalah bentuk materi
yang memiliki lebih dari satu jenis materi terdapat didalamnya. Campuran
dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu larutan, koloid dan
suspensi. Sedangkan larutan adalah campuran yang homogennya antara
dua zat atau lebih. Larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan zat pelarut
(solvent). Untuk membuat larutan standar kadang-kadang dilakukan dengan
mengencerkan larutan yang sudah tersedia. Misalnya membuat larutan
standar HCl (Asam klorida) 0,1 M dari larutan HCl (Asam klorida) 0,2 M.
Tentukan dahulu beberapa banyak larutan standar yang akan dibuat dan
dihitung beberapa banyak larutan standar yang harus diencerkan.
Kadar zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan konsentrasi
larutan. Konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan mempunyai berbagai
satuan seperti molaritas (M), molalitas (m) dan fraksi mol. Larutan yang
mempunyai konsentrasi besar disebut larutan pekat, sedangkan larutan
yang mempunyai konsentrasi kecil disebut larutan encer. Konsentrasi zat
terlarut dalam larutan dapat ditulis dengan notasi kurung siku. Molaritas

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 18


adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam satu liter larutan. Molaritas sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut
dibagi dengan volume larutan.
Dalam pembuatan larutan standar sering sekali di lakukan dengan
memanfaatkan proses pengenceran larutan yang sudah ada. Misalnya
membuat larutan standar HCl (Asam klorida) 0,1 M dan larutan standar HCl
(Asam klorida) 0,2 M, dengan terlebih dahulu mengetahui berapa banyak
larutan standar yang harus diencerkan melalui persamaan berikut:

V1 .M1 = V2 .M2
…………………………………………………………………….Persamaan 3.1
Keterangan:
V1 = Volume larutan standar (mL)
M1 = Konsentrasi larutan standar (M)
V2 = Volume larutan yang akan dibuat (mL)
M2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat (M)
Untuk zat-zat yang menunjukan reaksi eksotermis pada
pengenceran seperti H2SO4 (Asam sulfat) pekat, maka pengenceran
dilakukan sedikit demi sedikit dengan menuangkan H2SO4 (Asam sulfat)
pekat ke dalam pelarut.
Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi eksotermis pada
pengenceran seperti H2SO4 (Asam sulfat) pekat, maka pengenceran
dilakukan dengan sedikit berbeda yaitu dengan jalan menuangkan H2SO4
(Asam sulfat) pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (air).
Beberapa unsur atau zat ada yang bersifat heterogen dan akan
cenderung mengendap bahkan akan membentuk endapan jika dilarutkan.
Dengan cara penyaringan, maka endapan tersebut akan terpisah dari
larutannya. Sedangkan menyaring adalah cara untuk memisahkan suatu
endapan dari larutan. Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4
(Timbal sulfat) yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 (Asam sulfat)
dengan Pb (NO)3(s) (Timbal (II) Nitrat).

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 19


3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Tabel 3.1
Nama Alat-alat Laboratorium Yang Digunakan Dalam Percobaan
Pengenceran dan Penyaringan Larutan

No Nama alat Gambar Alat

1.

Balp

Gambar 3.1 Balp

2.

Corong Gelas

Gambar 3.2 Corong Gelas

3.

Gelas Piala / Beaker

Gambar 3.3 Gelas Piala / Beaker

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 20


4.

Gelas Ukur

Gambar 3.4 Gelas Ukur

5.

Labu Erlenmeyer

Gambar 3.5 Labu


Erlenmeyer

6.

Labu Ukur

Gambar 3.6 Labu Ukur

7.

Pengaduk Gelas

Gambar 3.7 Pengaduk Gelas

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 21


8.

Pipet Gondok

Gambar 3.8 Pipet Gondok

9.

Pipet Mohr

Gambar 3.9 Pipet Mohr

10.

Pipet Tetes

Gambar 3.10 Pipet Tetes

11.

Spatula

Gambar 3.11 Spatula

12.

Tabung Reaksi

Gambar 3.12 Tabung Reaksi

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 22


3.3.2 Bahan
Tabel 3.2
Nama Bahan-bahan Kimia yang Digunakan Dalam Percobaan
Pengenceran dan Penyaringan Larutan

No Nama Bahan Gambar

1.

Aquadest

Gambar 3.13 Aquadest

2.

HCl(l) 0,4 M

(Asam klorida)

Gambar 3.14 HCl(l) 0,4 M

(Asam klorida)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 23


3.

H2SO4 (l) Pekat 0,9 M

(Asam sulfat)

Gambar 3.15 H2SO4(l) Pekat

0,9M (Asam sulfat)

4.

Kertas Saring

Gambar 3.16 Kertas saring

5.

Pb(NO3)2 (s)
(Timbal (II) nitrat)

Gambar 3.17 Pb(NO3)2(s)


(Timbal (II) nitrat)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 24


3.4 Prosedur Percobaan.
3.4.1 Pengenceran dengan Labu Ukur.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil 10 mL larutan HCl (Asam klorida) 0,4 M dengan
menggunakan Pipet Mohr dan Balp, lalu dimasukan kedalam
Labu Ukur.
3. Menuangkan Aquadest kedalam Labu Ukur sampai batas tera,
kemudian ditutup dengan menggunakan penutup.
4. Menggoyangkan Labu Ukur sampai larutan menyatu.
5. Menghitung konsentrasi larutan.
6. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
3.4.2 Pengenceran H2SO4 (Asam sulfat) Pekat.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur Aquadest sebanyak 6 mL dengan menggunakan
Gelas Ukur dan menuangkannya kedalam Tabung Reaksi.
3. Mengambil H2SO4 (Asam sulfat) 9 M sebanyak 1 mL dengan
menggunakan Pipet Gondok dan Balp lalu dimasukan sedikit
demi sedikit kedalam Tabung Reaksi yang sudah berisi
Aquadest.
4. Mengamati perubahan panas sebelum dan sesudah terjadinya
reaksi.
5. Menghitung konsentrasi H2SO4 (Asam sulfat) setelah diencerkan.
6. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
3.4.3 Penyaringan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengukur Aquadest sebanyak 5 mL dengan Gelas Ukur dan
menuangkannya kedalam Gelas Piala atau Beaker.
3. Menambahkan Pb (NO3)2 (Timbal (II) nitrat) sambil mengaduknya
hingga larutan jenuh.
4. Memasukan larutan Pb (NO3)2 (Timbal (II) nitrat) yang telah jenuh
kedalam Tabung Reaksi yang sudah berisi H2SO4 (Asam sulfat)
lalu menggoyang-goyangkannya secara perlahan.
5. Mengambil Kertas Saring dan melipat menjadi 1/4 lingkaran.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 25


6. Memasang Kertas Saring pada Corong Gelas ditambah sedikit
Aquadest agar kertas dapat melekat pada Corong Gelas.
7. Memasang Corong Gelas yang telah dipasang Kertas Saring
diatas Labu Erlenmeyer untuk menampung filtrat.
8. Menampung larutan Pb(NO3)2 (Timbal (II) nitrat) dan H2SO4
(Asam sulfat) kedalam Corong Gelas kemudian mengamati
endapan yang tersaring.
9. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan..

3.5 Hasil Pengamatan


3.5.1 Pengenceran dengan Labu Ukur
Tabel 3.3
Hasil Pengamatan HCL
M1 V1 M2 V2
0,4 M 10 mL ... 50 mL
Keterangan:

M1 = Konsentrasi larutan HCL(l) (Asam klorida) sebelum

pengenceran (M)

V1 = Volume Larutan HCl(l) (Asam klorida) sebelum

pengenceran (mL)

M2 = Konsentrasi larutan HCl(l) (Asam klorida) sesudah

pengenceran (M)

V2 = Volume larutan HCl(l) (Asam klorida) sesudah

pengenceran (mL)

3.5.2 Pengenceran H2SO4 Pekat


Tabel 3.4
Hasil Pengamatan H2SO4 Pekat
M1 V1 M2 V2
9M 1 mL ... 6 mL
Reaksi = Eksoterm
Keterangan:

M1 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

pengenceran (M)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 26


V1 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

pengenceran (mL)

M2 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (M)

V2 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (mL)
3.5.3 Penyaringan
Persamaan reaksi:

Pb(NO3)2(s) + H2SO4(l) → PbSO4(s) + 2HNO3(l)

(Timbal (II) nitrat) (Asam sulfat) (Timbal sulfat) (Asam nitrat)


 Endapan = PbSO4(s) (Timbal II sulfat)
 Warna = Putih Susu

3.6 Pengolahan Data


3.6.1 Pengenceran dengan Labu Ukur

 Diketahui : V1 = 10 mL
V2 = 50 mL
M1 = 0,4 M

 Ditanya : M2 = …..?

 Jawab : M1.V1 = M2.V2


M1 . V1
M2 =
V2

0,4 M . 10 mL
M2 =
50 mL
= 0,08 M
Tabel 3.5
Hasil Pengolahan Data HCL
M1 V1 M2 V2
0,4 M 10 mL 0,08 M 50 mL
Keterangan:

M1 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 27


pengenceran (M)

V1 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

pengenceran (mL)

M2 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (M)

V2 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (mL)

3.6.2 Pengenceran H2SO4Pekat

 Diketahui : V1 = 1 mL
V2 = 6 mL
M1 =9M

 Ditanya : M2 = …..?

 Jawab : M1.V1 = M2.V2


M1 . V1
M2 =
V2

9 M . 1 mL
M2 =
6M
= 1,5 M

Tabel 3.6
Hasil Pengolahan Data H2SO4 Pekat
M1 V1 M2 V2
9M 1 mL 1,5 M 6 mL
Keterangan:

M1 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

pengenceran (M)

V1 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) sebelum

pengenceran (mL)

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 28


M2 = Konsentrasi larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (M)

V2 = Volume larutan H2SO4(l) (Asam sulfat) setelah

pengenceran (mL)

3.7 Analisa Percobaan


Pada praktikum kedua ini tentang Pengenceran dan Penyaringan
Larutan terdapat tiga tahap percobaan. Yang pertama adalah pengenceran
HCl (Asam klorida) 0,4 M dengan labu ukur, kedua adalah pengenceran
larutan H2SO4 (Asam sulfat) 9 M dan penyaringan endapan Pb(NO3)2
(Timbal (II) nitrat). Tujuan dari percobaan ini yaitu Melakukan proses
Pengenceran dan Penyaringan Larutan pada larutan HCl (Asam klorida) 0,4
M, H2SO4 (Asam sulfat) 9 M dan (NO3)2 (Timbal (II) nitrat) dan mengetahui
reaksi apa yang terjadi pada masing-masing larutan. Dan pada percobaan
ini kita mengaplikasikan rumus pengenceran yaitu dengan persamaan V1 .M1
= V2 .M2. Pada percobaan ini dilandasi teori yaitu bisa kita tahu proses
pengenceran yaitu untuk membuat larutan standar, yaitu dengan cara
memperbesar volume larutan sampai batas tera agar menurunkan
konsentrasi larutan yang awalnya tinggi menjadi rendah. Sedangkan proses
penyaringan yaitu memisahkan hasil endapan yang dimiliki oleh larutan
yang bercampur. Percobaan ini memerlukan alat dan bahan, alat yang
digunakan diantaranya yaitu Balp, Corong Gelas, Gelas Beaker, Gelas
Ukur, Labu Erlenmeyer, Labu Ukur, Pengaduk Gelas, Penjepit Kayu, Pipet
Mohr, Pipet Tetes, Spatula, Tabung Reaksi. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan yaitu HCl (Asam Klorida) 0,4 M, aquadest, H2SO4 pekat (Asam
sulfat) 9 M (Asam sulfat), Pb(NO3)2 (Timbal (II) Nitrat), serta Kertas saring.
Prosedur dari percobaan ini meliputi prosedur percobaan untuk
pengenceran HCl (Asam klorida) 0,4 M dengan Labu Ukur, pengenceran
H2SO4 (Asam sulfat) pekat 9 M, serta penyaringan. Yang pertama yaitu
pengenceran HCl (Asam klorida) 0,4 M dengan Labu Ukur. Pertama
menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya mengambil sejumlah larutan HCl
(Asam klorida) 0,4 M dengan menggunakan Pipet Mohr sebanyak 10 mL,
memasukkan 10 mL HCl (Asam klorida) 0,4 M tersebut kedalam Labu Ukur,

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 29


menambahkan Aquadest ke dalam Labu Ukur yang telah berisi 10 mL HCl
(Asam klorida) 0,4 M hingga mencapai batas tera, menutup Labu Ukur lalu
mengocok larutan tersebut agar tercampur rata atau homogen dengan gaya
trisep dan bisep, menghitung konsentrasi larutan yang telah diencerkan.
Dan yang terakhir merapihkan alat dan bahan yang telah dipakai. Yang
kedua yaitu pengenceran H2SO4 (Asam sulfat) pekat, pertama kita harus
menyiapkan alat dan bahan.
Selanjutnya mengambil Aquadest sebanyak 6 mL kedalam Gelas Ukur,
menuangkan Aquadest 6 mL dari Gelas Ukur ke dalam Tabung Reaksi,
mengambil H2SO4 (Asam sulfat) 9 M sebanyak 1 mL dengan menggunakan
Pipet Mohr dan Balp, menuangkan 1 mL H2SO4 (Asam sulfat) 9 M kedalam
Tabung Reaksi yang telah ada Aquadest, menggoyangkan larutan tersebut
sampai tercampur. Merasakan panas setelah H2SO4 (Asam sulfat) 9 M
dimasukkan kedalam Tabung Reaksi dengan menaruh dasar Tabung
Reaksi diatas tangan, menghitung konsentrasi larutan tersebut setelah
pengenceran, Yang terakhir adalah merapihkan alat-alat dan bahan yang
telah digunakan. Yang ketiga penyaringan, yang perlu kita lakukan pertama
menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya mengambil 5 mL Aquadest
kedalam Gelas Ukur, memindahkan 5 mL Aquadest tersebut ke Gelas Piala
atau Beaker, mengambil serbuk Pb(NO3)2 (Timbal (II) nitrat) kemudian
memasukkannya sedikit demi sedikit ke dalam Gelas Piala, mengaduk
Pb(NO3)2 (Timbal (II) nitrat) menggunakan Pengaduk Gelas sampai
membentuk larutan jenuh, mencampurkan larutan jenuh tersebut ke dalam
Tabung Reaksi yang telah berisi H2SO4 (Asam sulfat) Melipat Kertas saring
yang berbentuk persegi menjadi seperempat lipatan, memasukkan Kertas
saring kedalam Corong Gelas dengan sedikit dibasahi Aquadest, menyaring
larutan yang telah diaduk kedalam Labu Erlenmeyer melalui Corong Gelas
yang telah di lapisi oleh Kertas saring, mengamati endapan yang tersisa,
menuliskan reaksi yang terjadi. Dan terakhir merapihkan alat-alat dan
bahan.
Pengenceran dengan Labu Ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3
diketahui V1 diperoleh dari volume larutan HCl (Asam klorida) 10 mL dan M1
merupakan konsentrasi larutan HCl (Asam klorida) sebesar 0,4 M. V2
merupakan volume Aquadest yang dicampur ke dalam larutan HCl (Asam

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 30


klorida) 0,4 M sebesar 50 mL. Langkah pertama yang dilakukan mengambil
larutan HCl (Asam klorida) 0,4 M dengan menggunakan Pipet Mohr
sebanyak 10 mL, lalu memasukkan HCl (Asam klorida) 0,4 M ke dalam
Labu Ukur 50 mL dan mengencerkannya dengan Aquadest sampai skala
batas tera. Setelah mendapatkan data di atas, dapat ditentukan konsentrasi
larutan HCl (Asam klorida) setelah pengenceran dengan menggunakan
persamaan pengenceran, yaitu M1.V1 = M2.V2 yaitu sebesar 0,08 M.
Pada percobaan pengenceran larutan H2SO4 (Asam sulfat) pekat
dapat dilihat pada Tabel 3.4 diketahui V1 diperoleh dari volume larutan
H2SO4 (Asam sulfat) sebanyak 1 mL dan molaritas sebesar 9 M. V2
diperoleh dari jumlah volume setelah penambahan Aquadest sebanyak 5
mL. Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah
mengambil 6 mL Aquadest dengan menggunakan Gelas Ukur dan
menuangkannya kedalam Tabung Reaksi, kemudian mengambil larutan 1
mL H2SO4 (Asam sulfat) 9 M dengan menggunakan Pipet Tetes dan
meneteskan sedikit demi sedikit kedalam Tabung Reaksi. Dari data-data di
atas dapat ditentukan konsentrasi akhir larutan setelah pengenceran, yaitu
1,5 M. Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu reaksi eksoterm, reaksi
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan.
Setelah melakukan percobaan penyaringan, dapat diketahui
penyaringan larutan Pb(NO3)2 (Timbal (II) nitrat) dan hasil pengenceran
larutan H2SO4 (Asam sulfat) didapatkan endapan dalam larutan tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah mengambil
larutan Pb(NO3)2 (Timbal (II) nitrat) sebanyak 10 mL dengan menggunakan
Pipet Tetes, lalu menuangkannya kedalam Tabung Reaksi. Menambahkan
larutan H2SO4 (Asam sulfat) hasil pengenceran. Mengambil Kertas saring
berbentuk lingkaran, lipat menjadi ¼ lingkaran. Memasang Kertas saring
pada Corong Gelas ditambah sedikit Aquadest agar kertas dapat melekat
pada Corong Gelas. Memasang Corong Gelas yang telah dipasangi Kertas
saring di atas Labu Erlenmeyer untuk menampung filtrate cairan cucian.
Terakhir, menuangkan larutan yang akan disaring ke dalam Corong Gelas
dengan hati-hati. Endapan yang dihasilkan berwarna putih. Endapan yang
dihasilkan yaitu PbSO4 (Timbal sulfat). Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut :

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 31


H2SO4(l) + Pb(NO3)2 (S) → PbSO4(S) + 2HNO3(l)

Asam sulfat yang berfasa liquid direaksikan dengan Timbal II nitrat yang
berfasa solid akan menghasilkan Timbal sulfat yang berfasa solid dan Asam
nitrat yang berfasa liquid.
Dari praktikum ini bisa diketahui untuk memperoleh larutan standart
dengan melakukan proses pengenceran pada larutan, dan bisa juga
menggunakan proses penyaringan larutan untuk memisahkan endapan dari
larutan.

3.8 Analisa Kesalahan


Pada percobaan Pengenceran dan Penyaringan Larutan terdapat
beberapa kesalahan, yaitu:
 Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan kurang teliti sehingga
sedikit mengganggu jalannya praktikum.
 Mengambil larutan yang kurang sesuai dengan prosedur, yaitu
kelebihan atau kekurangan larutan.
 Melihat garis batas tera pada Labu Ukur kurang tepat.
 Praktikum terlalu singkat dan buru-buru.

3.9 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan Pengenceran dan Penyaringan Larutan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar.
2. Penyaringan adalah menyeleksi senyawa kimia yang berfasa solid dari
larutan yang bercampur.
3. Campuran adalah bentuk materi yang memiliki lebih dari satu jenis
materi terdapat didalamnya. Campuran dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu larutan, koloid dan suspensi.
4. Larutan adalah campuran yang homogennya antara dua zat atau lebih.
5. Membuat larutan standar dapat dilakukan dengan cara mengencerkan
larutan.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 32


6. Konsentrasi akhir larutan dapat diperoleh setelah larutan standar
diencerkan lalu menggunakan persamaan pengenceran, yaitu V1.M1 =
V2..M2
7. Hasil dari pengenceran 10 mL larutan HCl (Asam klorida) 0,4 M
terhadap volume setelah pengenceran 50 mL, diperoleh konsentrasi
akhir yaitu 0,08 M.
8. Hasil dari pengenceran 1 mL H2SO4 (Asam sulfat) 9 M terhadap volume
setelah pengenceran 6 mL, diperoleh konsentrasi akhir yaitu 1,5 M.
9. Pada proses pengenceran H2SO4 (Asam sulfat) pekat terjadi reaksi
eksoterm.
10. Reaksi eksoterm adalah reaksi perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan.
11. Persamaan reaksi penyaringan dari percobaan tersebut adalah sebagai
berikut :

H2SO4(l) + Pb(NO3)2(S) → PbSO4(S) + 2HNO3(l)

(Asam sulfat) (Timbal (II) nitrat) (Timbal sulfat) (Asam nitrat)

12. Asam sulfat yang berfasa liquid direaksikan dengan Timbal II nitrat yang
berfasa solid akan menghasilkan Timbal sulfat yang berfasa solid dan
Asam nitrat yang berfasa liquid.

Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar I 33

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Alamat Perusahaan Migas
    Alamat Perusahaan Migas
    Dokumen5 halaman
    Alamat Perusahaan Migas
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • KIMIA DASAR Matrikulasi RMP
    KIMIA DASAR Matrikulasi RMP
    Dokumen2 halaman
    KIMIA DASAR Matrikulasi RMP
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Matrikulasi Kim 1
    Matrikulasi Kim 1
    Dokumen5 halaman
    Matrikulasi Kim 1
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Stoikhiometri
    Stoikhiometri
    Dokumen5 halaman
    Stoikhiometri
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Pra Tes 1112
    Pra Tes 1112
    Dokumen1 halaman
    Pra Tes 1112
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Hidrokarbon Gugus Fungsi
    Hidrokarbon Gugus Fungsi
    Dokumen8 halaman
    Hidrokarbon Gugus Fungsi
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Pemboran Horizontal 1
    Pemboran Horizontal 1
    Dokumen5 halaman
    Pemboran Horizontal 1
    rahmat
    Belum ada peringkat
  • Slate
    Slate
    Dokumen12 halaman
    Slate
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab III Sifat Fisik Gas
    Bab III Sifat Fisik Gas
    Dokumen3 halaman
    Bab III Sifat Fisik Gas
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab II Metode Perolehan Migas
    Bab II Metode Perolehan Migas
    Dokumen5 halaman
    Bab II Metode Perolehan Migas
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen12 halaman
    Bab
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen19 halaman
    Bab Ii
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Sifat Fisik Gas
    Sifat Fisik Gas
    Dokumen4 halaman
    Sifat Fisik Gas
    Imaruchi Zumaki
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen2 halaman
    Bab Iv
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Thermal
    Kata Pengantar Thermal
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Thermal
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • VI
    VI
    Dokumen2 halaman
    VI
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Titrasi
    Bab IV Titrasi
    Dokumen8 halaman
    Bab IV Titrasi
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Enhanched Oil Recovery
    Enhanched Oil Recovery
    Dokumen2 halaman
    Enhanched Oil Recovery
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Titrasi
    Bab IV Titrasi
    Dokumen8 halaman
    Bab IV Titrasi
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen10 halaman
    Bab
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen11 halaman
    Bab
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen13 halaman
    Bab
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Bab
    Bab
    Dokumen13 halaman
    Bab
    Ghifahri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Ghifahri
    Belum ada peringkat