Selama masa pengamatan, gerakan fetus tidak dapat teramati dari luar.
Palpasi per rektal tidak dilakukan untuk menghindari terjadinya stres pada induk
yang dapat berujung pada abortus. Alasan lain palpasi per rektal tidak dilakukan
Kontraksi Uterus
Pengamatan yang kami lakukan hingga sehari sebelum parturisi, sapi tidak
pengejanan terjadi lebih sering karena kontraksi uterus berlangsung lebih sering,
lebih kuat dan lebih lama. Kontraksi dimulai pada apex cornue sedangkan bagian
pangkal uterus tidak berkontraksi, melainkan berdilatasi karena tekanan fetus dan
Leleran Lendir
Leleran induk mulai nampak keluar dari vulva sejak dua minggu sbelum
parturisi. Lendir yang keluar memiliki ciri-ciri dengan viskositas kental, berwarna
jernih, tidak terputus, dan lengket. Jumlah leleran yang keluar meningkat hingga
beberapa jam sebelum parturisi, hal ini sesuai dengan teori menurut Toilehere
(2010) dan Winger (2018) yang menyatakan bahwa lendir akan semakin banyak
relaksin dan estrogen yang menyebabkan terjadinya dilatasi serviks dan memacu
sel epitel untuk memproduksi mukus yang akan meningkat volumenya beberapa
jam menjelang parturisi (Jackson 2004). Sesaat sebelum parturisi terjadi jumlah
leleran yang keluar berkurang secara bertahap hingga hanya tinggal sedikit.
Referensi :
Toelihere, M.R. 2010. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapi dan Kerbau. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.