Askep Kejang Demam
Askep Kejang Demam
TINJAUAN KASUS
Pada bab III ini melaksanakan asuhan keperawatan pada anak A dengan
diagnosa medis kejang demam + faringitis di ruang anak RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh Kurnia Yuliastutik pada tanggal 8 September 2001 jam
11.00 WIB.
1. Data Subyektif
a. Biodata/Identifitas
Umur : 15 bulan
Umur : 29 tahun
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Penghasilan :-
Umur : 31 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : Rp 500.000/bulan
Tanggal 7-9-2001 jam 14.30 WIB Anak mulai panas lalu diberi
batuk dan pilek. Tetapi panas tidak turun. Muntah sebanyak 2 kali
yaitu jam 23.30 WIB dan 01.30 WIB sebanyak ± 2-3 sendok
makan dengan berisi makanan. Lalu kejang terjadi pada jam 02.30
busa dari mulut. Keadaan saat kejang adalah mata melirik ke atas,
Penyakit yang pernah diderita anak yaitu panas, batuk, pilek tetapi
jarang terjadi.
4) Riwayat Imunisasi
kesehatan.
Anak masih ngompol dan belum bisa memberi tahu orang tua
sederhana.
mencoret-coret.
7) Riwayat Sosial
4 SD.
ganti celana setiap ngompol, baju ganti tiap pagi dan sore.
Setelah sakit : Mandi 2 kali / hari, tidak pernah keramas, ganti
baju tiap pagi dan sore dan celana ganti tiap ngompol.
b) Pola Nutrisi
menetek.
sayur, dan buah. Anak lebih sering menetek. Minum air putih
dimuntahkan.
c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAK ± 4 – 5 kali/hari, warna kuning, nyeri
warna kuning.
ibu.
ngompol.
malam hari tidurnya jam 01.00 – 04.00 WIB, anak rewel dan
4) Pemeriksaan Umum
3. Tekanan darah :-
Respirasi : 30 kali/menit
Suhu : 38,2 ºC
4. BB / TB : 9 kg / 77 cm
Status gizi : 2n + 8
2(1,5) + 8 = 11 kg
1. Kepala
Tak ada tanda – tanda mikrochepali ataupun makrochepali, lingkar kepala 46 cm,
2. Rambut
Warna pirang, rambut tidak mudah dicabut, ketebalan rambut cukup, tidak
terdapat kutu.
3. Muka / wajah
Tidak ada rhisus sardonicus, simetris, tidak terdapat oedema, wajah tidak tampak
pucat.
4. Mata
Ketajaman penglihatan baik, palpebra simetris, tak ada midriasis atau miosis,
sklera tidak ikterus, konjungtiva tak anemis, pergerakan normal, tak ada
strabismus.
5. Hidung
kental dan jumlahnya sedikit, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
6. Telinga
Simetris kanan dan kiri, pendengaran normal, tak tampak keluar cairan.
7. Mulut
Simetris, tak tampak cyanosis, gigi berjumlah 8 buah, tak ada karies, lidah bersih,
tidak terdapat stomatis, tak ada strismus, bibir tampak kering dan pecah-pecah
8. Tenggorokan
Tonsil tak tampak kemerahan dan tak tampak pembesaran, faring tampak
9. Leher
Tak ada kaku kuduk, tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada pembesaran vena
Lingkar dada 46 cm, bentuk dada normal, tak ada refraksi intercostal, tidak
terdapat ronchi, tak ada wheezing, pernaasan cepat dan iramanya teratur.
11. Jantung
12. Abdomen
Turgor kulit cukup, tak ada meteorismus, keadaan lien dan hepar normal, tidak
13. Kulit
Kebersihan kulit cukup, tidak ada hemangioma, tidak ada oedem, kulit teraba
panas.
14. Ekstrimitas
Ekstrimitas atas : tak ada oedem, pergerakan normal, pada tangan kiri
15. Genetalia
Vulva : kebersihan cukup, tidak tampak keluar sekret, tidak ada oedema maupun
iritasi.
4) Data Laboratorium
Pemeriksaan darah
Tabel 3.1 Analisa dan Sintesa Data Pada Kasus Kejang Demam
No Pengelompokan data Kemungkinan Penyebab Diagnosa/masalah
Tanda vital :
S : 38,2oC difusi ion kalium dan
N : 132x/mnt natrium
RR : 30x/mnt
Kulit terasa panas, akral
Lepas muatan listrik
hangat, anak tampak rewel
dan sedang menetek. Bibir
kejang
tampak kering dan pecah-
Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 12 gr %
(N : 11,4-15,1)
Leucocyt : 9x109/L
(N : 4,3-11,3)
Trombocyt : 173x109/L
(N : 150-350)
PCV : 0,35
(N : 0,38-0,42)
288 mq/dl
Elektrolit :
(N : 3,8-5)
- Natrium : 133
meq/L (N : 135-
144)
2 sendok, lalu
dimuntahkan, anak
6x/100cc
anemis.
BB : 9 kg (N : 11 kg)
Lila : 14 cm
padahal sebelumnya
penurun panas.
dengan keadaan
dilakukan.
Dari analisa dan sintesa data di atas maka dapat diambil diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
3.3.2 Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan yang ditandai
dengan porsi makan tidak dihabiskan, BB kurang dari normal, anak tidak mau PASI.
3.4 Perencanaan
hiperthermi
Kriteria :
- RR (24-28 x /mnt)
- Kesadaran composmentis
Rencana :
metabolisme sehingga
oral)
Diagnosa / masalah :
menelan
jam
Kriteria :
dihabiskan
- BB anak meningkat
tidak anemis
Rencana :
mengatasinya
frekuensinya sering
PASI 6 x 100 cc
informasi
Tujuan : pengetahuan keluarga
dalam 24 jam
Kriteria :
perawatan
Rencana :
kooperatif
- kepala dimiringkan
kain bersih
minum banyak
kejang lama
berikutnya
menyerap keringat
(dimuntahkan)
N : 132x/mnt RR : 30x/mnt
Taxila : 38,2oC
kejang)
Diagnosa/masalah : ganggguan
frekuensinya sering
hari
BB : 9 kg
informasi.
keluarga.
akan dilakukan
mencegah kejang :
dan lembut.
3. Kepala dimiringkan.
bersih.
keadaan tenang.
banyak.
kejang.
kenaikan suhu.
hiperthermi
Catatan Perkembangan
S : Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang dan badannya
masih panas, anak masih rewel, ibu sudah membersihkan bibir anaknya dan
O : Kejang ulang tidak terjadi, badan teraba panas akral hangat, turgor kulit baik,
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
P : Rencana dipertahankan
Evaluasi
S : Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang, badannya tidak
panas lagi, anak tidak rewel dan bisa tidur nyenyak, anak kembali ceria lagi.
O : Kejang ulang tidak terjadi kulit tidak teraba panas, turgor kulit baik anak tampak
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
A : Tujuan berhasil
P : Rencana dihentikan
menelan
Catatan Perkembangan
S : Ibu mengatakan porsi makan yang disediakan dimakan separuh, anak mau minum
PASI 2 - 3 x 100cc
O : BB : 9 kg, turgor kulit baik, akral tidak pucat, konjungtiva tidak anemi, PASI yang
Evaluasi
S : Ibu mengatakan nafsu makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis,,
O : BB : 9 kg, turgor lebih baik, akral tidak pucat, conjungtiva tidak anemis, anak
Catatan Perkembangan
S : Ibu mengatakan nafsu makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis
O : BB : 9 kg, turgor kurang baik, akral tidak pucat, conjungtiva tidak anemis, anak
Evaluasi
A : Tujuan berhasil
P : Rencana dihentikan