Anda di halaman 1dari 27

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab III ini melaksanakan asuhan keperawatan pada anak A dengan

diagnosa medis kejang demam + faringitis di ruang anak RSUD Dr. Soetomo

Surabaya.

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan oleh Kurnia Yuliastutik pada tanggal 8 September 2001 jam

11.00 WIB.

1. Data Subyektif

a. Biodata/Identifitas

Nama anak : An “A”

Umur : 15 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Nomor Rekam Medis : 10082571

Lahir : Normal (Spontan B)

Tempat/tanggal lahir : Surabaya, 23 Mei 2000

Diagnosa Medis : Kejang Demam + Faringitis

Tanggal MRS : 8 September 2001 jam 03.30 WIB

Nama Ibu : Ny. “H”

Umur : 29 tahun

Agama : Katolik

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan :-
Penghasilan :-

Alamat : Pucang Jajar 42 Surabaya

Nama Ayah : Tn. “B”

Umur : 31 tahun

Agama : Kristen

Suku/Bangsa : Batak/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : Rp 500.000/bulan

Alamat : Pucang Jajar 42 Surabaya

b. Riwayat Penyakit Sekarang

1) Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa anaknya panas sejak 7-9-

2001 jam 14.30 WIB

2) Perjalanan penyakit sekarang

Tanggal 7-9-2001 jam 14.30 WIB Anak mulai panas lalu diberi

obat penurun panas (Sirup Salmol) 1 kali dan dikompres, disertai

batuk dan pilek. Tetapi panas tidak turun. Muntah sebanyak 2 kali

yaitu jam 23.30 WIB dan 01.30 WIB sebanyak ± 2-3 sendok

makan dengan berisi makanan. Lalu kejang terjadi pada jam 02.30

WIB sebanyak 1 kali, lamanya ± 5-10 menit, tidak mengeluarkan

busa dari mulut. Keadaan saat kejang adalah mata melirik ke atas,

kedua tangan fleksi, dan kedua kaki kaku (ekstensi). Setelah

kejang terjadi anak langsung menangis. Batuk tidak mengeluarkan


dahak, suara grok-grok, konsistensi pilek agak kental, jernih, dan

keluar kadang-kadang, tetapi tidak sesak.

3) Penyakit riwayat dahulu

Sebelumnya anak tidak pernah menderita/mengalami kejang,

epilepsi, trauma kepala, radang selaput otak, ostitis media akut.

Penyakit yang pernah diderita anak yaitu panas, batuk, pilek tetapi

jarang terjadi.

4) Riwayat Imunisasi

Ibu mengatakan bahwa imunisasi anaknya sudah lengkap.

Reaksi setelah mendapat imunisasi DPT anak panas tetapi tidak

kejang, sembuh dengan meminum obat yang diberikan petugas

kesehatan.

5) Riwayat Perkembangan Anak

a)Riwayat personal sosial :

Anak mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Anak masih ngompol dan belum bisa memberi tahu orang tua

bila ingin BAK/BAB.

b) Gerakan motorik kasar : anak sudah bisa berjalan, mendorong,

dan menarik kursi, dapat mengerjakan perintah secara

sederhana.

c)Gerakan motorik halus : anak bisa memegang pensil dan

mencoret-coret.

d) Bahasa : anak sudah bisa bicara beberapa kata, misalnya :

mama, papa, memanggil kakaknya (Iza), dan memanggil

binatang peliharaan (anjing), minum, dll.


6) Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit epilepsi,

kelainan syaraf, penyakit menular ataupun menurun dari ayah.

Ibu : Ibu menderita hipotensi. Orang tua perempuan ibu

menderita penyakit diabetes mellitus sejak tahun 1992, dari

keluarga ibu tidak ada yang menderita kelainan syaraf, epilepsi.

7) Riwayat Sosial

a) Yang mengasuh ibu sendiri, di rumah tidak ada pembantu

ataupun orang lain.

b) Hubungan dengan anggota keluarga baik: anak sangat dekat

dan manja dengan ibunya. Biasanya anak bermain bersama

kakak apabila ditinggal ibu memasak, mencuci, dan

membersihkan rumah. Kakaknya berusia 9 tahun, sudah kelas

4 SD.

c) Hubungan dengan teman sebaya : anak lebih banyak bermain

di rumah bersama ibunya. Kadang-kadang anak bermain

dengan teman sebayanya yang dekat dengan rumahnya.

d) Pembawaan secara umum

Anak tampak gelisah dan rewel, kadang-kadang menangis

minta digendong, anak sangat manja kepada ibunya.

8) Pola Kebiasaan dan Fungsi

a) Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat

Sebelum sakit : Mandi 2 kali / hari, keramas 2 kali/minggu,

ganti celana setiap ngompol, baju ganti tiap pagi dan sore.
Setelah sakit : Mandi 2 kali / hari, tidak pernah keramas, ganti

baju tiap pagi dan sore dan celana ganti tiap ngompol.

Keluarga sangat khawatir saat anaknya kejang karena selama ini

tidak ada keluarga yang kejang. Keluarga tidak tahu cara

pencegahan dan pertolongan kejang. Kalau anak sakit biasanya

dibawa ke dokter atau rumah sakit bila setelah diberi obat

paracetamol atau bodrexin tidak sembuh. Anak bila sakit rewel,

sering minta digendong. Anak tampak takut bila ada petugas

kesehatan yang akan melakukan perawatan/ tindakan medik.

b) Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Makan 3-4 kali / hari, dengan porsi satu

mangkuk kecil habis, tidak ada pantangan dalam makanan,

komposisinya nasi tim dan lauknya bervariasi tiap hari yaitu

tahu, tempe, ikan laut, telur dan daging kadang-kadang dengan

ukuran 1 satu porsi sebesar korek api. Sayurnya seperti bayam,

sup, soto, dan lain-lain.

Minum : Air putih ± 3 – 5 gelas (ukuran 100 cc), anak masih

menetek.

Selama sakit : Sehari makan 3 kali/hari, porsi yang disediakan

rumah sakit dimakan separuh. Komposisinya nasi tim, lauk,

sayur, dan buah. Anak lebih sering menetek. Minum air putih

± 4 – 6 kali/100 cc, pasi (SGM 2) baru diberikan 2 sendok lalu

dimuntahkan.

c) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAK ± 4 – 5 kali/hari, warna kuning, nyeri

tidak ada. BAB lancar setiap pagi hari, konsistensi lembek,

warna kuning.

Selama sakit : BAK ± 4 – 5 kali/hari, warna kuning, nyeri

tidak ada. BAB setiap hari, konsistensi lembek, warna kuning.

d) Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit : Bermain bersama kakaknya ± 4 – 5 jam

sehari, waktu terbanyak bersama ibu. Bersama ayah kadang–

kadang, antara 3 – 4 jam. Biasanya anak juga bermain sendiri

sambil melihat TV atau mendengarkan musik sambil menari.

Selama sakit : Aktivitas anak menjadi menurun karena

terpasang infus di tangan kiri, anak sering minta digendong

ibu.

e) Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit : Tidur malam antara jam 20.00 – 05.00 WIB,

siang tidur antara jam 12.00 – 15.00 WIB, terbangun bila

ngompol.

Selama sakit : Pada siang hari tidurnya sulit ± ½ - 1 jam,

tidurnya sering terbangun dan rewel minta digendong. Pada

malam hari tidurnya jam 01.00 – 04.00 WIB, anak rewel dan

tidurnya sering terjaga.

ii. Data Obyektif

4) Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum : lemah


2. Kesadaran : composmentis

3. Tekanan darah :-

Nadi : 132 kali/menit

Respirasi : 30 kali/menit

Suhu : 38,2 ºC

4. BB / TB : 9 kg / 77 cm

Status gizi : 2n + 8

2(1,5) + 8 = 11 kg

9/11 x 100 % = 81,8 % (gizi kurang)

5) Pemeriksaan Fisik Umum

1. Kepala

Tak ada tanda – tanda mikrochepali ataupun makrochepali, lingkar kepala 46 cm,

ubun – ubun besar menutup, bentuk kepala normal.

2. Rambut

Warna pirang, rambut tidak mudah dicabut, ketebalan rambut cukup, tidak

terdapat kutu.

3. Muka / wajah

Tidak ada rhisus sardonicus, simetris, tidak terdapat oedema, wajah tidak tampak

pucat.

4. Mata

Ketajaman penglihatan baik, palpebra simetris, tak ada midriasis atau miosis,

sklera tidak ikterus, konjungtiva tak anemis, pergerakan normal, tak ada

strabismus.
5. Hidung

Bentuk normal, tidak terdapat epistaksis, nampak keluar sekret berwarna

kental dan jumlahnya sedikit, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping

hidung.

6. Telinga

Simetris kanan dan kiri, pendengaran normal, tak tampak keluar cairan.

7. Mulut

Simetris, tak tampak cyanosis, gigi berjumlah 8 buah, tak ada karies, lidah bersih,

tidak terdapat stomatis, tak ada strismus, bibir tampak kering dan pecah-pecah

8. Tenggorokan

Tonsil tak tampak kemerahan dan tak tampak pembesaran, faring tampak

kemerahan, tak ada eksudat.

9. Leher

Tak ada kaku kuduk, tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada pembesaran vena

jugularis, tak ada pembesaran kelenjar getah bening.

10. Dada / Thorax

Lingkar dada 46 cm, bentuk dada normal, tak ada refraksi intercostal, tidak

terdapat ronchi, tak ada wheezing, pernaasan cepat dan iramanya teratur.

11. Jantung

Detak jantung normal dan frekwensinya teratur

12. Abdomen

Turgor kulit cukup, tak ada meteorismus, keadaan lien dan hepar normal, tidak

teraba benjolan / tumor, gerak peristaltik normal.

13. Kulit
Kebersihan kulit cukup, tidak ada hemangioma, tidak ada oedem, kulit teraba

panas.

14. Ekstrimitas

Ekstrimitas atas : tak ada oedem, pergerakan normal, pada tangan kiri

terpasang infus sejak 8 september 2001, tak ada tanda –

tanda flebitis, akral hangat, lila = 14 cm.

Ekstrimitas bawah : tak ada oedem, pergerakan normal, akral hangat.

15. Genetalia

Vulva : kebersihan cukup, tidak tampak keluar sekret, tidak ada oedema maupun

iritasi.

Anus : kebersihan cukup, haemorroid tidak tampak.

iii. Pemeriksaan Penunjang

4) Data Laboratorium

2 Laboratorium 8 – 9 2001 jam 03.30

Pemeriksaan darah

HB : 12,00 gr % (P 11,4 – 15,1)

Leukosyt : 19 x 109/L (P 4,3 – 11,3)

Trombosyt : 173 x 109/L (150 – 350)

PCV : 0,35 (P 0,38 – 0,42)

Glukosa darah acak : 288 mq/dl (< 200)

Elektrolit : Kalium = 3,60 meq/L (3,8 - 5)

Natrium = 133 meq/L (135 - 144)

LP (lumbal pungsi) : Keluarga menolak walaupun sudah diberikan

penjelasan tujuan dan prosedurnya.


i. Data Lain

Therapi yang diberikan :

8-9-2001 : Ampicilin 3x300 mg IV

Paracetamol 3x100 mg P.O

Diazepam 2,7 mg IV (bila kejang)

Infus D5 ¼ S 500 cc/24 jam.

3.2 Analisa dan Sintesa Data

Tabel 3.1 Analisa dan Sintesa Data Pada Kasus Kejang Demam
No Pengelompokan data Kemungkinan Penyebab Diagnosa/masalah

1 Tanggal 8-9-2001 Hipertermia Potensial kejang

jam 11.00 WIB  ulang

S : Ibu mengatakan bahwa gangguan metabolisme

anaknya masih panas dan otak

rewel minta menetek 

terus, sebelumnya anak Perubahan

tidak pernah sakit kejang. keseimbangan dari sel

O : keadaan composmentis neuron

Tanda vital : 
S : 38,2oC difusi ion kalium dan
N : 132x/mnt natrium
RR : 30x/mnt

Kulit terasa panas, akral
Lepas muatan listrik
hangat, anak tampak rewel

dan sedang menetek. Bibir
kejang
tampak kering dan pecah-

pecah , turgor kulit cukup.

Pemeriksaan laboratorium:

Hb : 12 gr %

(N : 11,4-15,1)

Leucocyt : 9x109/L

(N : 4,3-11,3)

Trombocyt : 173x109/L

(N : 150-350)

PCV : 0,35

(N : 0,38-0,42)

Glukosa darah acak :

288 mq/dl

(N kurang dari 200)

Elektrolit :

- Kalium : 3,6 meq/L

(N : 3,8-5)

- Natrium : 133

meq/L (N : 135-

144)

2 Tanggal 8-9-2001 Proses penyakit Gangguan

jam 11.00 WIB (faringitis) pemenuhan nutrisi

S : Ibu mengatakan porsi 

dari rumah sakit kesulitan dalam menelan

dihabiskan separuh, pasi 


(SGM 2) baru diberikan asupan nutrisi berkurang

2 sendok, lalu

dimuntahkan, anak

sering menetek, dan

minum air putih + 4 -

6x/100cc

O : turgor kulit cukup, wajah

dan telapak tangan tidak

pucat. Konjungtiva tidak

anemis.

BB : 9 kg (N : 11 kg)

Status gizi kurang

Lila : 14 cm

3 Tanggal 8-9-2001 jam 11.00 Kurangnya atau Kurangnya

WIB keterbatasan informasi pengetahuan

S . Ibu bertanya mengapa 

bisa terjadi kejang sering bertanya

padahal sebelumnya

anak tidak pernah kejang

dan panasnya belum

turun setelah diberi obat

penurun panas.

O : Ibu tampak khawatir

dengan keadaan

anaknya. Ibu sering


bertanya tentang keadan

anaknya dan setiap

tindakan yang akan

dilakukan.

3.3 Diagnosa Keperawatan

Dari analisa dan sintesa data di atas maka dapat diambil diagnosa keperawatan

sebagai berikut :

3.3.1 Potensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi

3.3.2 Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan yang ditandai

dengan porsi makan tidak dihabiskan, BB kurang dari normal, anak tidak mau PASI.

3.3.3 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi yang ditandai

dengan keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.

3.4 Perencanaan

Tabel 3.1 Perencanaan Pada Kasus Kejang Demam


No. Rencana Rasional

1 Tanggal 8-9-2001 jam 11.30 WIB

Diagnosa / masalah : potensial kejang

berulang berhubungan dengan

hiperthermi

Tujuan : kejang ulang tidak terjadi


dalam waktu 2x24 jam

Kriteria :

- Tidak terjadi serangan ulang

- Suhu tubuh normal (36-37,5oC)

- Nadi (100-110 x /mnt)

- RR (24-28 x /mnt)

- Kesadaran composmentis

Rencana :

1. Longgarkan pakaian, berikan 1. Proses konveksi akan

pakaian tipis yang menyerap terhaalang oleh pakaian ketat

keringat dan tidak menyerap keringat

2. Berikan kompres dingin pada 2. Perpindahan panas secara

kepala dan ketiak konduksi

3. Berikan ekstra cairan (pasi, asi, 3. Saat demam kebutuhan akan

sari buah, dan lain-lain) cairan tubuh semakin

Cairan: 1150–1300 cc/24 Jam meningkat

4. Observasi kejang dan tanda vital 4. Pemantauan yang teratur

tiap 4 jam menentukan tindakan yang

akan dilakukan selanjutnya

5. Batasi aktivitas selama anak panas 5. Aktivitas dapat meningkatkan

metabolisme sehingga

meningkatkan suhu tubuh

6. Berikan anti piretika dan 6. Menurunkan panas pada pusat

pengobatan sesuai advise dokter hipotalamus dan sebagai

- Valium 2,7 mg IV (bila propilaksis


kejang)

- Ampicillin 3 x 300 mgIV

- Paracetamol 3 x 100 mg (per

oral)

7. Berikan health education kepada 7. Menjaga kebersihan dan

keluarga tentangpersonal hygene: kelembaban bibir

membersihkan daerah bibir

dengan air hangat 2 x/hari dan

mengolesi bibir dengan madu

2 Tanggal 8-9-2001 jam 11.10 WIB

Diagnosa / masalah :

Gangguan pemenuhan nutrisi

berhubungan dengan nyeri saat

menelan

Tujuan : nutrisi terpenuhi dalam 2x24

jam

Kriteria :

- porsi makan yang disediakan

dihabiskan

- anak mau minum pasi

- BB anak meningkat

- turgor kulit baik, konjungtiva

tidak anemis

Rencana :

1. Beri penjelasan pada keluarga 1. Dengan pemberian penjelasan


tentang penyebab gangguan keluarga diharapkan mengerti,

pemenuhan nutrisi, pentingmya dan dapat mendukung program

nutrisi bagi tubuh dan cara perawatan yang diberikan

mengatasinya

2. Berikan health educational kepada 2. Untuk mengurangi nyeri saat

keluarga tentang : menelan dan untuk mencukupi

- berikan makanan pada anak kebutuhan nutrisi

dengan porsi kecil dan

frekuensinya sering

- berikan pasi ditambah

dengan madu secara bertahap

3. Kolaborasi dengan tim gizi untuk 3. Sebagai fungsi dependen

pemberian diit : perawat/bidan dengan ahli lain.

TKTP 900 kalori, 20 gr protein

PASI 6 x 100 cc

4. Observasi intake dan output 4. Mengetahui keseimbangan

jumlah nutrisi tubuh.

5. Lakukan penimbangan BB tiap 5. deteksi perubahan BB sebagai

hari evaluasi pemberian diit

3 Tanggal 8-9-2001 jam 11.30 WIB

Masalah : kurangnya pengetahuan

keluarga tentang penyakit

berhubungan dengan keterbatasan

informasi
Tujuan : pengetahuan keluarga

bertambah tentang penyakit anaknya

dalam 24 jam

Kriteria :

- keluarga tidak sering bertanya

tentang penyakit anaknya

- keluarga mampu diikutsertakan

dalam proses perawatan

- keluarga mentaati setiap proses

perawatan

Rencana :

1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui sejauh mana

keluarga pengetahuan yang dimiliki

keluarga dan kebenaran

informasi yang didapat

2. Beri penjelasan tentang penyakit 2. Agar keluarga dapat

yang diderita anak dan semua menerima informasi dengan

prosedur perawatan yang akan mudah dan tepat sehingga

dilakukan tidak timbul kesalahpahaman

sehingga keluarga lebih

kooperatif

3. Berikan health education cara 3. Sebagai upaya alih informasi

menolong anak kejang dan dan mendidik keluarga agar

mencegah kejang : mandiri dalam mengatasi

- jangan panik saat kejang masalah kesehatan


- baringkan anak di tempat

rata dan lembut

- kepala dimiringkan

- pasang gagang sendok di

mulut yang telah dibungkus

kain bersih

- setelah kejang berhenti dan

anak sadar segera

minumkan obat dan tunggu

sampai keadaan tenang

- jika suhu tinggi, lakukan

kompres dingin dan beri

minum banyak

- segera bawa ke RS bila

kejang lama

4. Berikan helath education agar 4. Mencegah peningkatan suhu

selalu sedia obat penurun panas lebih tinggi dan serangan

(sesuai dengan anjuran dokter) kejang ulang

bila anak panas segera bawa RS

bila suhu belum turun 24 jam

berikutnya

5. Jika anak sembuh, jaga agar tidak 5. Sebagai upaya preventif

terkena penyakit infeksi dengan serangan kejang ulang

menghindari penderita penyakit

menular sehingga tidak


mencetuskan kenaikan suhu

6. Beritahu keluarga agar 6. Imunisasi pertusis

memberikan informasi pada memberikan reaksi panas

petugas imunisasi bahwa yang dapat menyebabkan

anaknya pernah mendapat kejang ulang

serangan kejang sehingga

pemberian imunisasi DPT tidak

diberikan pertusis, hanya DT saja


57
3.5 Pelaksanaan
Tabel 3.3 Pelaksanaan Pada Kasus Kejang Demam
Tanggal / Jam Pelaksanaan

Tanggal 8-9-2001 Diagnosa : potensial terjadi kejang

ulang berhubungan dengan hiperthermi

Jam 11.30 WIB 1. Melonggarkan pakaian, berikan

pakaian tipis yang mudah

menyerap keringat

Jam 11.31 WIB 2. Memberikan kompres dingin pada

kepala dan ketiak

Jam 11.32 WIB 3. Memberikan ekstra cairan :

infus : D5 ¼S . 500 cc/24 jam,ASI

minum pasi : anak menolak

(dimuntahkan)

Jam 11.35 WIB 4. Mengobservasi kejang dan tanda

vital tiap 4 jam

N : 132x/mnt RR : 30x/mnt

Taxila : 38,2oC

Jam 11.40 WIB 5. Membatasi aktivitas selama anak

panas. Terapi : bed rest

Jam 07.00 WIB 6. Memberikan antipiretika dan

Jam 15.00 WIB pengobatan sesuai advise :

Jam 23.00 WIB Terapi :

- Valium 2,7 mg IV (bila

kejang)

- Ampicillin 3x300 mgIV

- Paracetamol 3x100 mg (per


Jam 11.50 WIB oral)

7. Memberikan health education

kepada keluarga tentang personal

hygiene : membersihkan daerah

bibir dengan air hangat 2 x/hari,

Tanggal 8-9-2001 dan mengolesi bibir dengan madu

Diagnosa/masalah : ganggguan

pemenuhan nutrisi berhubungan dengan

Jam 11.45 WIB nyeri saat menelan

1. Memberikan penjelasan pada

keluarga tentang penyebab

gangguan pemenuhan nutrisi,

pentingnya nutrisi bagi tubuh dan

Jam 11.50 WIB cara mengatasinya

2. Memberikan health education

kepada keluarga tentang :

- Berikan makanan kepada anak

dengan porsi kecil dan

frekuensinya sering

- Berikan pasi ditambah dengan

Jam 11.52 WIB madu secara bertahap

3. Melakukan kolaborasi dengan tim

gizi untuk pemberian diit.

TKTP : 900 kalori, 20 gr protein

Jam 12.00 WIB PASI : 6 x 100 cc/24 jam


4. Mengobservasi intake dan output.

PASI : diberi 2-3 sendok lalu

Jam 11.55 WIB dimuntahkan

5. Melakukan penimbangan BB tiap

hari

BB : 9 kg

Tanggal 8 September 2001 Masalah : Kurangnya pengetahuan

keluarga tentang penyakit

berhubungan dengan keterbatasan

informasi.

Jam 11.55 WIB 1. Mengkaji tingkat pengetahuan

keluarga.

Jam 12.00 WIB 2. Memberikan penjelasan tentang

penyakit yang diderita anak dan

semua prosedur perawatan yang

akan dilakukan

Jam 12.05 WIB 3. Memberikan health education cara

menolong anak kejang dan

mencegah kejang :

1. Jangan panik saat kejang

2. Baringkan anak di tempat rata

dan lembut.

3. Kepala dimiringkan.

4. Pasang batang sendok di mulut


yang telah dibungkus kain

bersih.

5. Setelah kejang berhenti dan

anak sadar segera minumkan

obat dan tunggu sampai

keadaan tenang.

6. Jika suhu tinggi, lakukan

kompres dingin dan beri minum

banyak.

7. Segera bawa ke RS bila anak

kejang.

Jam 12.10 WIB 4. Memberikan health education agar

selalu sedia obat penurun panas

(sesuai dengan advis) bila anak

panas, segera bawa ke RS bila suhu

belum turun 24 jam berikutnya.

Jam 12.15 WIB 5. Jika anak sembuh, jaga agar tidak

terkena penyakit infeksi dengan

menghindari penderita penyakit

menular sehingga tidak mencetuskan

kenaikan suhu.

Jam 12.20 WIB 6. Memberitahukan keluarga agar

memberikan informasi pada petugas

imunisasi bahwa anaknya pernah

mendapat kejang sehingga


pemberian imunisasi DPT tidak

diberikan pertusis, hanya DT saja.

3.6 Evaluasi dan Catatatan Perkembangan

1. Diagnosa / masalah : potensial terjadi kejang berulang berhubungan dengan

hiperthermi

Catatan Perkembangan

Tanggal 9-9-2001 jam 09.00 WIB

S : Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang dan badannya

masih panas, anak masih rewel, ibu sudah membersihkan bibir anaknya dan

mengolesi dengan madu.

O : Kejang ulang tidak terjadi, badan teraba panas akral hangat, turgor kulit baik,

anak tampak rewel, kelembaban bibir cukup, bibir tampak bersih.

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

S : 38oC N : 128 x/mnt RR : 28 x/mnt

A : Tujuan belum berhasil

P : Rencana dipertahankan

1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat

2. Berikan kompres dingin pada kepala dan ketiak

3. Berikan ekstra cairan

Infus : D5 ¼ S 500cc / 24 jam, ASI, PASI : 6 x 100cc

4. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

5. Batasi aktivitas selama anak panas

6. Berikan pengobatan sesuai dengan advis dokter.


Terapi : Valium 2,7 mgIV (bila kejang)

Ampicilin 3 x 300 mgIV

Paracetamol 3 x 100 mg per oral

Evaluasi

Tanggal 10-9-2001 jam 11.00 WIB

S : Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang, badannya tidak

panas lagi, anak tidak rewel dan bisa tidur nyenyak, anak kembali ceria lagi.

O : Kejang ulang tidak terjadi kulit tidak teraba panas, turgor kulit baik anak tampak

ceria, infus dilepas sejak jam 09.00 WIB

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

S : 37,2oC N : 100 x/mnt RR : 25 x/mnt

A : Tujuan berhasil

P : Rencana dihentikan

2. Diagnosa / masalah : gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat

menelan

Catatan Perkembangan

Tanggal 9-9-2001 jam 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan porsi makan yang disediakan dimakan separuh, anak mau minum

PASI  2 - 3 x 100cc

O : BB : 9 kg, turgor kulit baik, akral tidak pucat, konjungtiva tidak anemi, PASI yang

diberikan diminum  2 – 3 x 100cc

A : Tujuan berhasil sebagian

P : Rencana no. 4 dan 5 dipertahankan

4. Obserasi intake dan output


5. Lakukan penimbangan BB tiap hari

Evaluasi

Tanggal 10-9-2001 jam 11.10 WIB

S : Ibu mengatakan nafsu makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis,,

PASI yang diberikan diminum 5 – 6 x 100cc

O : BB : 9 kg, turgor lebih baik, akral tidak pucat, conjungtiva tidak anemis, anak

masih menetek, anak tampak ceria kembali

A : Tujuan berhasil sebagian

P : Rencana no. 4 dan 5 dipertahankan

4. Obserasi intake dan output

5. Lakukan penimbangan BB tiap hari

Catatan Perkembangan

Tanggal 11-9-2001 jam 08.00 WIB

S : Ibu mengatakan nafsu makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan habis

PASI yang diberikan diminum 5 – 6 x 100 cc.

O : BB : 9 kg, turgor kurang baik, akral tidak pucat, conjungtiva tidak anemis, anak

masih menetek, anak tampak ceria dan bisa diajak bercanda

A : Tujuan berhasil sebagian

P : Rencana hari ini pulang

3. Diagnosa / masalah : kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit berhubungan

dengan keterbatasan informasi

Evaluasi

Tanggal 8-9-2001 jam 12.30 WIB


S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan cara pencegahannya.

O : Ibu / keluarga dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan

Keluarga mau dan mampu diikutsertakan dalam proses perawatan,

Keluarga tidak sering bertanya lagi tentang penyakit anaknya,

Keluarga mentaati setiap proses perawatan

A : Tujuan berhasil

P : Rencana dihentikan

Anda mungkin juga menyukai