Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Tema : Bahaya merokok Terhadap tubuh


Sasaran : Keluaga pasien
Hari/ Tanggal : Kamis, 07 Juni 2018
Waktu : 08.00-08.30 Wib (20 menit)
Tempat : di Ruang 12 HCU Rumah Sakit Saiful Anwar

A. Latar Belakang
Rokok sudah dikenal dari kalangan orang dewasa maupun remaja,
tidak hanya orang dewasa yang merokok kalangan remajapun smakin
banyak di jumpai, bahkan anak ank sekarang berani merokok, Pergaulan
remaja yang bebas dan sebagian besar mempunyai kecenderungan
merokok mudah sekali, dari hasil wawancara dengan sebagian warga di
dusun 3 desa adiraja, mengatakan bahwa mereka mempunyai kebiasaan
merokok. Merokok dapat mengakibatkan banyak penyakit yang
berhubungan dengan saluran pernafasan dan jantung.
Akibat yang lain dari kebiasaan merokok adalah mereka lebih mudah
untuk menggunakan narkoba dibandingkan orang yang tidak merokok.
Orang yang merokok dan pengguna narkoba mempunyai ketergantungan
penggunaan yang cukup tinggi. Sehingga dipandang perlu untuk
memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan menggunakan
narkoba.
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat
buruknya bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok
(perokok pasif) yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat
ini. Dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah
jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung,
ginjal dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok
berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang
cukup tinggi.
WHO memperkirakan bahwa 59% pria berusia diatas 10 tahun di
indonesia telah menjadi perokok harian.diperkirakan ,konsumsi rokok tiap
tahunnya mencapai199 miliar batang rokok atau urutan ke-4 setelah
RRC(1679 miliar batang)AS (480 miliar)jepang(230 miliar)dan rusia(230
miliar)dalam swpuluh tahun terakhir,konsumsi rokok di Indonesia mengalami
peningkatan besar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk
Indonesia
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa/i PKL
Terpadu SIKes MERCUBAKTIJAYA Padang dari tanggal 8 Februari – 9
Februari 2011 di RW 05 Kel: Kurao Pagang, Kec: Nanggalo, dimana
terdapat jumlah remaja sebanyak 118 orang. Dari 118 orang tersebut
diantaranya terdapat 32% remaja SMA, 28% remaja SMP. Pada umumnya
para remaja di RW 05 ini masih banyak yang belum mengetahui bagaimana
tentang bahaya merokok.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan tersebut, maka
kelompok tertarik untuk melakukan penyuluhan guna menambah informasi
tentang bahaya merokok dalam tubuh.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang bahaya
merokok terhadap tubuh, peserta penyuluhan mengerti dampak
menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
1. Menjelaskan Definisi merokok
2. Menjelaskan kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Menjelaskan dampak akibat merokok
4. Menjelaskan larangan agama dalam merokok
5. Menjelaskan undang-undang tentang merokok
6. Menjelaskan cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok

C. Pokok Bahasan
Bahaya merokok dalam tubuh
D. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi merokok
2. Kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Dampak akibat merokok
4. Larangan agama dalam merokok
5. Undang-undang tentang merokok
6. Cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok

E. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab

F. Media Dan Alat


Media : SOP Bahaya merokok, Power point
Alat : Buku, Pulpen, LCD
G. Proses pelaksanaan
No Tahapan & Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien
Waktu
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam
(3 menit)  Memperkenalkan  Mendengarkan dan
Anggota klompok dan memperhatikan
Pembimbing
 Melakukan kontrak  Menyepakati kontrak
waktu
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan dan
dan materi yang akan mendengarkan
diberikan
2. Kegiatan  Menggali pengetahuan  Menanggapi dan
(25 menit) audien tentang menjelaskan
merokok
 Memberikan  Memperhatikan
reinforcement positif dan mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
pengertian merokok dan mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan
kandungan atau racun dan mendengarkan
yang terdapat dalam
rokok
 Menjelaskan dampak  Memperhatikan
akibat merokok dan mendengarkan
 Menjelaska larangan  Memperhatikan
agama dalam merokok dan mendengarkan
 Menjelaskan undang-  Memperhatikan
undang tentang dan mendengarkan
merokok
 Menjelaskan cara  Memperhatikan
berhenti dalam dan mendengarkan
mengkonsumsi rokok.
 Memberi kesempatan  Memberikan
audien untuk bertanya pertanyaan
 Memberikan  Memperhatikan
reinforcement positif dan mendengarkan
 Memberikan  Memberikan
kesempatan pada jawaban
audien lain untuk
menjawab
 Memberikan  Memperhatikan
reinforcement positif dan mendengarkan
dan meluruskan
konsep
 Meminta masukan dari  Memperhatikan
pembimbing akademik dan mendngarkan
dan atau pembimbing
klinik
3. Penutup  Menyimpulkan  Memperhatikan
(2 menit) bersama-sama dan
mendengarkan
 Mengucapkan terima  Memperhatikan
kasih dan
mendengarkan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

H. Pengorganisasian
Penyaji : Riski Esa W.
Moderator : Patmah
Fasilitator : Umi Radhia, Dina Trisna
Notulen : Intan Purnama
Dokumentasi : M. Asykar
I. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
1. Menjelaskan Definisi merokok
2. Menjelaskan kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Menjelaskan dampak akibat merokok
4. Menjelaskan larangan agama dalam merokok
5. Menjelaskan undang-undang tentang merokok
6. Menjelaskan cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok
Materi

A. DEFINISI MEROKOK
Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau
asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas
menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi
menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat
berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh
dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso
memaparkan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat
berakibat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan
bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984)

B. Kandungan Atau Racun Yang Terdapat Dalam Rokok

Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok


yang dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu
pembakaran yang tidak sempurna yang dapat diendapkan dalam tubuh ketika
dihisap. Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua golongan
besar, yaitu gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).
Komponen gas asap rokok terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida,
hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon.
Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne, benzopiren, fenol,
cadmium, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan
menimbulkan kanker (karsinogen). Nikotin merupakan komponen paling banyak
dijumpai di dalam rokok.
Tar, nikotin dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang
paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu
bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada
saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat yang
setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat
pada permukaan gigi, saluran nafas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung
radikal bebas yang berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan
ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis
berbentuk cairan tidak berwarna , dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah
menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara.
Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast
ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel
membran.
Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah
yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida
memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dari pada
afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Timah hitam (Pb) merupakan komponen
rokok yang sangat berbahaya. Partikel ini terkandung dalam rokok sebanya 0,5
µg. batas ambang timah hitam di dalam tubuh adalah 20 miligram per hari. Efek
merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap,
lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan
dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.

C. Dampak Merokok
1. Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul
perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya.
Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun
(PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Hubungan antara
merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini.
Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret,
dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas
menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-
paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan
timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
2. Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok
dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di
negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta)
disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986
dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari
9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah
jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner,
merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Asap
yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang
akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40
jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di
mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping,
misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada
asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali.
Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang
setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO.
Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu
suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok,
nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta
menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja
saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi
trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan
oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan
tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan
mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh
darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik,
meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan
darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti
merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah
timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi
profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL lebih rendah.
3. Penyakit jantung koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati
mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali
pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat
dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian
menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-
faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi,
terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung
koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak
pembuluh darah perifer. PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan
vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda
perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
4. Penyakit stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau
stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian
lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan
kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada
pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17
bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih
mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam
langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok
pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada
pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut
ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan
menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga,
perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok
memengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau
tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul
jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan
produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan,
juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga.
Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan,
maupun pemerintah.
5. Dampak terhadap terjadinya kanker
Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan
kanker bibir lebih banyak diderita perokok dibanding mereka yang tidak
merokok. Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau
perokok itu menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit
kanker kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung
dari yang bukan perokok. Faktor utama penyebab ini adalah karena unsur
kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada
rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan,
2006).
6. Dampak terjadi Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak
mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam
keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin
menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan
tekanan darah menuu penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu.
Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah
merusak area lain dari tubuh.
7. Dampak terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan
aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan
oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:
a. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.
b. Tingkat II : defisit neurologis sementara
c. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau
frekuensinya meningkat.
d. Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit
neurologis yang menetap.
8. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara
pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya
perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah
tukak lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali lebih
tinggi dari bukan perokok.

D. Larangan Agama Dalam Merokok

Dalil dan Hadist yang berbicara mengenai larangan merokok sejatinya


memang tidak dituliskan secara jelas. Namun, sebagai umat muslim yang patuh
terhadap larangan Allah SWT, tentunya kita wajib mengetahui dan menjalankan
segala perintah serta menjauhi larangan yang sudah tertera dalam ayat Al
Qur’an. Beberapa dalil yang dapat digunakan sebagai larangan untuk merokok
diantaranya adalah sebagai berikut;
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari
mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka
orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka
itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-A’raaf: 157)
Dari ayat tersebut telah menjelaskan bahwa Allah SWT telah
menghalalkan segal yang baik bagi umat manusia dan mengharamkan yang
buruk bagi manusia. Secara ilmu pengetahuan, kesehatan, rokok merupakan
barang yang berpotensi untuk membuat kondisi pemakainya justru menurun. Hal
ini dapat diartikan bahwa merokok adalah kebiasaan yang tidak baik serta
dilarang oleh Allah SWT
Keburukan mengonsumsi rokok juga telah dengan jelas disebutkan pada
kemasan roko tersebut. Sebagai peringatan, justru kalimat yang hampir disetujui
semua kalangan itu tidak sekalipun diindahkan. Hal ini dapat dibuktikan dalam
kebiasaan perokok secara umum seperti; bahwa setiap perokok justru tidak
menginginkan keturunannya untuk melakukan hal yang sama, larangan merokok
telah dilakukan hampir di semua area publik, sehingga secara jelas sebenarnya
larangan merokok tersebut sudah tepat dan wajib direalisasikan. Dalam ayat
yang lain Allah SWT berfirman,
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah
195)
Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah tersebut menjelaskan kepada
kita sebagai umat muslim untuk tidak menggunakan apapun untuk
menghancurkan diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah tersebut, kita
mengetahui bahwa rokok sebenarnya dapat membunuh manusia secara
perlahan.
Hal tersebut sangat dilarang oleh Allah yaitu membinasakan diri sendiri.
Kematian yang disebabkan oleh bahaya merokok sudah terjadi hampir di seluruh
dunia. Beberapa penyakit seperti jantung, paru-paru, kanker tenggorokan dan
sebagainya termasuk jenis penyakit yang mayoritas disebabkan oleh konsumsi
rokok tidak terkendali. Jadi, wajar saja apabila rokok dianggap sebagai racun
yang perlahan dapat membunuh nyawa seseorang.
E. Undang-Undang Tentang Merokok

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009


TENTANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan
ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.
c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga
berarti investasi bagi pembangunan negara.
d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan
kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik
Pemerintah maupun masyarakat.
e. bahwa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan kebutuhan hukum
dalam masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti dengan
UndangUndang tentang Kesehatan yang baru.
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu membentuk Undang-Undang
tentang Kesehatan.
Mengingat : Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
F. Cara Berhenti Dalam Mengkonsumsi Rokok
1. Kumpulkan niat untuk berhenti merokok
Zat-zat yang terkandung dalam rokok memberikan efek adiksi atau
ketagihan sehingga memerlukan sebuah tekad dan niat yang kuat untuk
berhenti merokok. Tumbuhkan pikiran-pikiran positif yang dapat
meningkatkan semangat dan motivasi untuk berhenti merokok, misal tentang
apakah hidup menjadi lebih baik tanpa merokok, pertimbangkan pengaruh
rokok pada aspek-aspek hidup seperti kesehatan, penampilan, gaya hidup,
dan orang-orang terdekat. Bila perlu, buatlah daftar alasan mengapa harus
berhenti merokok, misal “aku ingin berhenti merokok supaya aku sanggup
berlari dan mengejar anakku ketika latihan sepak bola, memiliki lebih banyak
energi, panjang umur dan melihat cicitku yang paling kecil menikah, atau
berhemat”.
2. Memilih metode yang sesuai
Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam upaya untuk
menghentikan kebiasaan merokok :
a. Cara berhenti seketika
Hari ini masih merokok, besok berhenti sama sekali. Metode ini adalah
metode yang paling efektif untuk kebanyakan orang. Untuk perokok
berat, mungkin dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek adiksi.
b. Cara penundaan
Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari
sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya
kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata adalah jam 07.00 pagi,
maka rokok pertama ditunda waktunya, yaitu: hari ke-1 : pukul 09.00,
hari ke-2 : pukul 11, hari ke-3 : pukul 13.00, hari ke-4 : pukul 15.00, dan
seterusnya.
c. Cara pengurangan
Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-
angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang rokok pada hari
yang telah ditetapkan. Misalkan rata-rata dalam sehari menghisap 28
batang rokok. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari, maka hari
ke-1 : 24 batang, hari ke-2 : 20 batang, hari ke-3 : 16 batang, hari ke-4 :
12 batang, dan seterusnya.
3. Menyibukkan diri dan beraktivitas
Mencari kesibukan dengan hal-hal yang disukai dan usahakan untuk
tidak meninggalkan banyak waktu untuk menyendiri sehingga terpikir
keinginan untuk merokok. Cobalah untuk mengalihkan keinginan tersebut
dalam kegiatan yang intens, misalnya dengan melakukan beberapa kegiatan
olahraga, berjalan atau bersepeda.
4. Minum banyak air putih
Air membantu dalam menghilangkan racun dari merokok yang telah
terakumulasi dalam tubuh menjadi lebih cepat, sekaligus mengurangi
keinginan untuk merokok.
5. Tingkatkan istirahat
Tubuh dan jiwa menjadi lebih lelah karena upaya untuk berhenti
merokok sehingga membutuhkan istirahat lebih banyak. Disamping itu, jam
tidur adalah saat dimana otak tidak berpikir untuk merokok.
6. Hindari faktor pemicu
Hasrat ingin merokok biasanya muncul ketika mencium bau rokok
atau asap rokok. Maka sebisa mungkin buatlah lingkungan terbebas dari bau
rokok. Cuci baju, sprei, dan barang-barang lainnya yang masih terdapat bau
rokok, dan menghindari asap rokok orang lain. Seseorang merokok
umumnya juga karena stress atau setelah makan, maka cobalah mengganti
kebiasaan itu dengan kebiasaan yang lain. Misalkan saat stress cobalah
mengganti rokok dengan memakan permen atau makanan yang lainnya.
Setelah makan, cobalah mengganti rokok dengan misal minum teh atau
camilan.
7. Minta dukungan orang-orang terdekat
Orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman bisa menjadi
pendukung ekstra dalam upaya berhenti merokok. Mereka dapat menjadi
pengingat alasan untuk tidak merokok dan sumber motivasi serta proteksi
agar hasrat untuk merokok dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia

Dwijayanti, Fifi, dkk. (2012). Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota
Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vo. 2. No. 2

Effendi. (2008). Menilai Fatwa MUI Tantang Merokok.


http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=6638:menilai-fatwa-mui-tentang-larangan-merokok-&catid=205:13-
September-2014&Item=207 (diakses 14 Januari 2017)

Infodatin. 2015. Prilakiu Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI

Kosen, Soewarto. (2008). Dampak Kesehatan dan Ekonomi Perilaku Merokok di


Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 11. No. 3

Komasari, D. dan Helmi AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok


pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada

Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random Haouse

Nainggilan, R, A. (2006). Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Bisa. Bandung:


Indonesia Publishing House

Sadikin, Zunilda D dan Melva L. (2008). Program Berhenti Merokok. Majalah


Kedokteran Indonesia. Vol. 58. No. 4

Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok di Indonesia. Jurnal Fakultas


Kesehatan Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara

WHO. (2007) Profil Tembakau di Indonesia. TCSC-IAKMI

Anda mungkin juga menyukai