(SAP)
A. Latar Belakang
Rokok sudah dikenal dari kalangan orang dewasa maupun remaja,
tidak hanya orang dewasa yang merokok kalangan remajapun smakin
banyak di jumpai, bahkan anak ank sekarang berani merokok, Pergaulan
remaja yang bebas dan sebagian besar mempunyai kecenderungan
merokok mudah sekali, dari hasil wawancara dengan sebagian warga di
dusun 3 desa adiraja, mengatakan bahwa mereka mempunyai kebiasaan
merokok. Merokok dapat mengakibatkan banyak penyakit yang
berhubungan dengan saluran pernafasan dan jantung.
Akibat yang lain dari kebiasaan merokok adalah mereka lebih mudah
untuk menggunakan narkoba dibandingkan orang yang tidak merokok.
Orang yang merokok dan pengguna narkoba mempunyai ketergantungan
penggunaan yang cukup tinggi. Sehingga dipandang perlu untuk
memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan menggunakan
narkoba.
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat
buruknya bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok
(perokok pasif) yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat
ini. Dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah
jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung,
ginjal dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok
berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang
cukup tinggi.
WHO memperkirakan bahwa 59% pria berusia diatas 10 tahun di
indonesia telah menjadi perokok harian.diperkirakan ,konsumsi rokok tiap
tahunnya mencapai199 miliar batang rokok atau urutan ke-4 setelah
RRC(1679 miliar batang)AS (480 miliar)jepang(230 miliar)dan rusia(230
miliar)dalam swpuluh tahun terakhir,konsumsi rokok di Indonesia mengalami
peningkatan besar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk
Indonesia
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa/i PKL
Terpadu SIKes MERCUBAKTIJAYA Padang dari tanggal 8 Februari – 9
Februari 2011 di RW 05 Kel: Kurao Pagang, Kec: Nanggalo, dimana
terdapat jumlah remaja sebanyak 118 orang. Dari 118 orang tersebut
diantaranya terdapat 32% remaja SMA, 28% remaja SMP. Pada umumnya
para remaja di RW 05 ini masih banyak yang belum mengetahui bagaimana
tentang bahaya merokok.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan tersebut, maka
kelompok tertarik untuk melakukan penyuluhan guna menambah informasi
tentang bahaya merokok dalam tubuh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang bahaya
merokok terhadap tubuh, peserta penyuluhan mengerti dampak
menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu:
1. Menjelaskan Definisi merokok
2. Menjelaskan kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Menjelaskan dampak akibat merokok
4. Menjelaskan larangan agama dalam merokok
5. Menjelaskan undang-undang tentang merokok
6. Menjelaskan cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok
C. Pokok Bahasan
Bahaya merokok dalam tubuh
D. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi merokok
2. Kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Dampak akibat merokok
4. Larangan agama dalam merokok
5. Undang-undang tentang merokok
6. Cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok
E. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab
H. Pengorganisasian
Penyaji : Riski Esa W.
Moderator : Patmah
Fasilitator : Umi Radhia, Dina Trisna
Notulen : Intan Purnama
Dokumentasi : M. Asykar
I. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit peserta mampu
1. Menjelaskan Definisi merokok
2. Menjelaskan kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Menjelaskan dampak akibat merokok
4. Menjelaskan larangan agama dalam merokok
5. Menjelaskan undang-undang tentang merokok
6. Menjelaskan cara berhenti dalam mengkonsumsi rokok
Materi
A. DEFINISI MEROKOK
Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau
asap rokok yang dihirup melalui dua komponen. Pertama, komponen yang lekas
menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi
menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat
berupa gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh
dan menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso
memaparkan bahwa asap rokok selain merugikan diri sendiri juga dapat
berakibat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan
bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984)
C. Dampak Merokok
1. Dampak terhadap paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa
membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul
perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya.
Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun
(PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Hubungan antara
merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini.
Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret,
dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas
menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-
paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan
timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
2. Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok
dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di
negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta)
disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986
dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari
9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah
jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner,
merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Asap
yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang
akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40
jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di
mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping,
misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada
asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali.
Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang
setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO.
Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu
suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok,
nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta
menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja
saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi
trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan
oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan
tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan
mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh
darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik,
meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan
darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti
merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah
timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi
profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL lebih rendah.
3. Penyakit jantung koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati
mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali
pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat
dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian
menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-
faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi,
terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung
koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok
dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak
pembuluh darah perifer. PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan
vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda
perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
4. Penyakit stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau
stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian
lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam
penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan
kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada
pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17
bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih
mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam
langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok
pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada
pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut
ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan
menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga,
perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok
memengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau
tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul
jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan
produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan,
juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga.
Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan,
maupun pemerintah.
5. Dampak terhadap terjadinya kanker
Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan
kanker bibir lebih banyak diderita perokok dibanding mereka yang tidak
merokok. Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu terutama kalau
perokok itu menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit
kanker kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung
dari yang bukan perokok. Faktor utama penyebab ini adalah karena unsur
kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang terdapat pada
rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan,
2006).
6. Dampak terjadi Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terajadi bila darah tidak
mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam
keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin
menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan
tekanan darah menuu penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu.
Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah
merusak area lain dari tubuh.
7. Dampak terhadap otak dan daya ingat
Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan
aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan
oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:
a. Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.
b. Tingkat II : defisit neurologis sementara
c. Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau
frekuensinya meningkat.
d. Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit
neurologis yang menetap.
8. Tukak lambung dan tukak usus 12 jari
Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara
pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya
perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah
tukak lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali lebih
tinggi dari bukan perokok.
Dwijayanti, Fifi, dkk. (2012). Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota
Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vo. 2. No. 2
Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random Haouse