PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Etiologi
- Faktor Resiko
o Nyeri akut
Melaporkan nyeri sacara verbal dan nonverbal
Menunjukan kerusakan
Muka topeng
Gangguan tidur
o Nyeri kronis
Kelelahan
- Faktor Predisposisi
1. Trauma
a. Mekanik
b. Thermis
c. Khemis
d. Elektrik
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat
adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan, misalnya
abses
5. Trauma psikologis
-Faktor presipitasi
o Lingkungan
o Suhu ekstrem
o Stressor fisik
o Emosi
- Klasifikasi nyeri
o Nyeri berdasarkan tempatnya
- Komplikasi
o Gangguan pola istirahat tidur
o Syok neurogenik
c. Proses terjadinya
- Teori spesifik (the specificity theory)
d. Pemeriksaan penunjang
b. CT Scan
c. EKG
d. MRI
e. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
- Sentuhan terapeutik
- Gulded imagery
- Distraksi
- Akupressure
- Anticipatory guldance
2. Penatalaksanaan medis
- Pemberian analgetik
c. Analgetik kombinasi
- Plasebo
f. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
- Penentuan ada tidaknya nyeri
- Karakteristik nyeri dengan cara PQRST :
P (provoking) : factor yang mempengaruhi berat atau ringannya nyeri
Q (quality) : kualitas nyeri seperti tajam, tumpul, tertusuk atau tersayat
R (region) : daerah / lokasi nyeri
S ( severity ) : tingkat keparahan nyeri, skala nyeri
0: tidak ada nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-7 : nyeri sedang
8-10: nyeri berat
T (time) : waktu timbulnya nyeri / lamanya/ frekuensi nyeri
- Respon Fisiologi
o Respon prilaku
o Respon afektif
o Pengaruh nyeri terhadap kehidupan pasien
o Persepsi pasien terhadap nyeri
1. Data Subjektif
Pasien mengeluh nyeri, tidak bisa tidur karena nyeri, pasien cemas
karena nyerinya tidak berkurang, mengkaji karakteristik nyeri
dengan metode PQRST
2. Data Objektif
-Pasien meringis
a. Perencanaan
1. Prioritas
a. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut
- Nyeri kronis
No Intervensi Rasional
1 Bangun rasa saling percaya dengan Menumbuhkan kepercayaan klien
klien
2 Kaji tingkat nyeri dengan tehnik Untuk mengetahui tingkat nyeri dan
P,Q,R,S,T berguna dalam pengawasan keefektifan
obat serta kemajuan kesembuhan
3 Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum pasien
4 Pertahankan tirah baring selama fase Istirahat dapat mengurangi rasa nyeri
nyeri pasien
5 Beritehnik distraksi dan relaksasi Tindakan ini dapat menurunkan tekanan
vaskuler serebral dan yang memperlambat
atau memblok respon simpatik efektif
dalam menghilangkan nyeri
6 Delegatif : pemberian analgesic sesuai Menurunkan dan mengontrol nyeri serta
indikasi menurunkan rangsangan system saraf
simpatik
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
1. Penurunan skala nyeri ( misalnya dari 5 menjadi 2 dari 10 skala nyeri yang
diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 23 Juli 2015 pukul di
Ruang IGD RSUD Wangaya dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medik).
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung Jawab
Agama : Islam
Pendidikan :- -
Pekerjaan :- -
No.telepon :-
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh sakit perut.
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien megeluh sakit perut bagian kanan bawah sejak 2 hari yang
lalu. Riwayat berobat ke klinik (+).
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD keluhan nyeri perut pada bagian kanan
bawah, saat diperiksa terdapat adanya nyeri tekan pada bagian
perut kanan bawah. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak ada
mual muntah. Pasien tampak gelisah, pasien tampak memegang
perutnya dan meringis kesakitan. Dari hasil pemeriksaan di
dapatkan tanda-tanda vital : TD : 140/90 mmHg, N: 88 x/mnt, RR :
19 x/mnt, S:37,40C.
Di IGD pasien mendapatkan terapi :
IVFD RL 20 tetes/menit
Obat injeksi
- Cefotaxime 3x1 gram
- Ranitidine
Skin test (+)
Pemeriksaan penunjang : cek lab lengkap
Pasien di diagnose medis oleh dokter dengan Obs. Abdominal Pain
e.c. Appendicitis.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya pasien belum dan tidak pernah di
rawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama ataupun penyakit
lainnya yang infeksius maupun penyakit lainnya seperti Diabetes,
Hipertensi, Stroke, dan sebagainya
5. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada mempunyai
riwayat penyakit yang sama dengan pasien ataupun penyakit
lainnya yang infeksius maupun penyakit lainnya seperti Diabetes,
Hipertensi, Stroke, dan sebagainya
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum sakit pasien
tidak mengalami gangguan dalam bernafas.
Saat pengkajian : pasien mengatakan saat sakit pasien tidak
ada masalah dalam bernafas.
2. Makan dan minum
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum sakit
mengatakan nafsu makan pasien baik. Pasien
makan 3x1 sehari masing-masing 1 porsi.
Pasien tidak memiliki pantangan makan dan
pasien minum 7-8 gelas sehari.
Saat pengkajian : pasien mengatakan saat sakit nafsu makan
pasien tetap seperti biasa.
3. Eliminasi
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum sakit pasien
BAB 1x sehari dengan konsistensi padat
warna kuning kecoklatan, bau kas feses.
Pasien BAK 3-4 x sehari dengan warna
kuning bau kas urine.
Saat pengkajian : pasien mengatakan BAB dan BAK sama
seperti biasa.
4. Gerak dan Aktivitas
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan biasa melakukan
kegiatan sendiri tanpa di bantu oleh keluarga.
Saat pengkajian : pasien mengatakan saat sakit aktivitasnya di
bantu oleh keluarga.
5. Istirahat dan Tidur
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum sakit biasa
tidur 7-8 jam sehari.
Saat pengkajian : pasien mengatakan semenjak sakit tidurnya
berkurang karena pasien merasakan nyeri di
bagian perut kanan bawah.
6. Kebersihan Diri
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan mandi 2x sehari.
Saat pengkajian : pasien mengatakan sebelum masuk rumah
sakit sudah sempat mandi.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum pengkajiam : pasien mengatakan sempat mengalami
demam di rumah.
Saat pengkajian : pasien mengatakan badannya teraba panas.
8. Rasa Nyaman
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak merasakan nyeri
sebelum sakit.
Saat pengkajian : pasien mengatakan mengalami nyeri di
bagian perut kanan bawah, pasien merasakan
nyeri ketika pasien bergerak, skala nyeri
pasien 4 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan.
9. Rasa Aman
Sebelum pengkajian : pasien usia dewasa sedang dalam pengaruh
alcohol pasien mampu melakukan mobilisasi
secara mandiri, kondisi sensori pasien baik,
lingkungan perawatan pasien dalam kondisi
baik.
Saat pengkajian : pasien usia dewasa tidak dalam pengaruh
alcohol, pasien mampu melakukan mobilisasi
secara mandiri, kondisi sensori pasien baik,
lingkungan perawatan pasien dalam kondisi
baik.
10. Data Sosial
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan hubungan dengan
keluarganya baik.
Saat pengkajian : pasien mengatakan tetap berhubungan baik
dengan keluarganya.
11. Prestasi dan Produktivitas
Sebelum Pengkajian : pasien tidak mempunyai prestasi yang
menonjol.
Saat pengkajian : pasien tidak mengetahui cara
menanggulangi penyakitnya secara mandiri.
12. Rekreasi
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum masuk rumah
sakit pasien berkunjung ke rumah saudara
untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Saat pengkajian : pasien mengatakan saat di rumah sakit
mengobrol dengan keluarganya untuk
menghilangkan rasa sakitnya.
13. Belajar
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengerti tentang
pengertian, tanda gejala, penyebab, dan
penatalaksanaan appendicitis.
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak mengerti tentang
pegertian, tanda gejala, penyebab, dan
penatalaksanaan appendicitis.
14. Ibadah
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan setiap hari sembahyang
di rumah.
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah sembahyang
sebelum ke rumah sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : compos mentis
b. Bangun tubuh : sedang
c. Postur tubuh : tegak
d. Cara berjalan : lancar terkoordinir
e. Gerak motorik : normal
f. Keadaan Kulit :
- Warna : normal
- Turgor : baik
- Kebersihan : bersih
- Luka : tidak ada
g. Gejala Kardinal
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 88x/menit
- RR : 19 x/menit
- Suhu : 37,4oC
h. Ukuran Lain
- BB : Tidak terkaji
- TB : Tidak terkaji
- LL : Tidak terkaji
2. Kepala
Kulit kepala bersih, rambut pendek, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada luka.
3. Mata
Kunjungtiva merah muda, skelara putih, pupil isokor, mata
simetris, tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
5. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada luka, tidak ada cairan atau
serumen, tida ada nyeri tekan.
6. Mulut
Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gusi tidak berdarah, gigi
bersih.
7. Leher
Normal, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan
8. Thorax
Bentuk dada simetris, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
9. Abdomen
Bentuk simetris, nyeri perut bagian kana bawah, distensi.
10. Genetalia
Tidak terkaji.
11. Anus
Tidak terkaji
12. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
Pergerakan bebas, kuku bersih, CRT kurang dari 2 detik,
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
b. Ekstremitas Bawah
Pergerakan bebas, kuku bersih, CRT kurang dari 2 detik,
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan.
c. Kekuatan otot
Tidak terkaji
e. Pemeriksaan Penunjang
2. Analisa Data
b. P : Resiko infeksi
E : Proses inflamasi
S : Pasien mengatakan sakit perut bagian kanan bawah sejak 2 hari
yang lalu, peningkatan jumlah leukosit H 16.86 103 /UL dari nilai
normal 4,8 – 10,8 103 / UL
Proses terjadinya : prosedur infasif akan menyebabkan terjadinya
kontak tubuh yang terjadi insisi / tindakan inpasif lainya sehingga
menyebabkan mikroorganisme penyebab infeksi mudah masuk ke
dalam tubuh.
Akibat jika tidak di tanggulangi : Akan terjadi infeksi actual.
3.2 PERENCANAAN
1. Prioritas masalah keperawatan (gangguan rasa nyaman)
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
4. Pemberian tindakan
delegatif pemberian
obat antibiotic :
cefotaxime
3.3 PELAKSANAAN
3.4 EVALUASI
BAB IV
PEMBAHASAN
C. PERENCANAAN
Dalam kegiatan tahap perencanaan ini adalah penentuan prioritas
masalah. Dalam penentuan prioritas penulis menentukan berdasaerkan
teori hirarki maslow. Penentuan prioritas dilakukan karena tidak semua
masalah dapat diatasi dalam waktu yang bersamaan. Perencannan masing-
masing diagnosa untuk tujuan disesuaikan dengan teori yang ada, dan
lebih banyak melihat dari kondisi pasien, keadaan tempat/ ruangan dan
sumber daya dari tim kesehatan. Pada penentuan kriteria waktu, penulis
juga menetapkan berdasarkan kondisi pasien dan ruangan sehingga penulis
berharap tujuan yang sudah disusun dan telah ditetapkan dapat tercapai.
Adapun pembahasan perencanaan kepada pasien TN TY dengan Obstrusi
abdominal pain ec appendisitis sesuai prioritas diagnosa keperawatan
sebagai berikut:
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akut.
Dari diagnosa keperawatan tersebut maka rencana tindakan pada pasien
Tn. TY appendisitis dengan pendekatan NANDA 2006 adalah:
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akut tujuan
utamanya adalah tanda-tanda vital normal, pasien mampu
mencapai pain level dan pasien tidak mengeluh nyeri lagi. Dengan
kriteria hasil tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan
darah 110/70mmHg sampai 120/80 mmHg, nadi 60 sampai 100
kali permenit, respirasi rate 16 sampai 24 kali permenit).
Perencanaan untuk diagnosa ini sudah sesuai dengan nursing
intervention classification ( NIC) dan nursing outcomes
classification (NOC), perencanaannya adalah monitor TTV,
lakukan kolaborasi pemberian obat analgesik, lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif termasuk lokasi , karakteristik,durasi,
frekuensi,kualitas dan faktor penyebab nyeri itu muncul, anjurkan
untuk meningkatkan istirahat dan lakukan tindakan distraksi dan
relaksasi.
D. IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan
susunan perencanaan dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat
terpenuhi secara optimal. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan ini,
penulis melibatkan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain sehingga dapat
bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Dalam
pelaksanaan, penulis juga melakukan tindakan secara mandiri, melakukan
kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini penulis
mengalami faktor penghambat, dokter yang menangani pasien Tn. TY sulit
dicari dan untuk melakukan konsultasi. Faktor pendukung pasien,
keluarga, dan tim kesehatan lain mudah untuk dilakukan kerjasama. Dalam
hal hubungan baik antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain
mempermudah untuk penyembuhan pasien. Adapun pembahasan
pelaksanaan dari masing-masing diagnosa yang telah disusun adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akut.
Perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori
nursing intervention classification ( NIC) dan nursing outcomes
classification (NOC). Diagnosa ini diambil dari NANDA 2006 .
a. Independen
Monitor TTV (TD : 130/90 mmHg, N : 80x/menit, S : 37,2°C,
RR :22x/menit), melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
faktor yang membuat nyeri bertambah, dan mengajarkan teknik
farmakologi (relaksasi nafas dalam).
b. Interdepeden
Mengkolaborasikan dengan keluarga pasien untuk memberikan
teknik distraksi dan relaksasi.
c. Dependen
Melakukan tindakan delegatif untuk pemberian obat paracetamol.
E. EVALUASI
Pada evaluasi penulis mengukur tindakan yang telah dilaksanaan
dalam memenuhi kebutuhan pasien. Evaluasi disesuaikan dengan kriteria
penilaian yang telah ditetapkan dan waktu yang telah ditentukan pada
tujuan keperawatan. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya (Nursalam,
2008).
Adapun evaluasi hasil dari masing-masing diagnosa keperawatan adalah
sebagai berikut :
1. Diagnosa keperawatan yang tujuannya belum tercapai
a. Nyeri akut berubungan dengan agen injury biologis.
Evaluasi terakhir dilakukan pada hari Kamis, 23 Juli 2015 Pukul
19.50 Wita, tujuan belum tercapai dengan indikator pasien masih
mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah, melaporkan
bahwa nyeri sudah berkurang, dan skala menjadi 4 dari 0-10 dari
skala yang diberikan.
F. DOKUMENTASI
Penulis melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan pada pasien Tn.TY dalam studi kasus ini,
penulis telah mendokumentasikan secara lengkap mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, pelaksanaan, dan evaluasi secara formatif dengan
format yang telah disediakan dari akademik menggunakan model “SOAP”
yang berfungsi untuk sebagai catatan perkembangan pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
5.2 SARAN