Anda di halaman 1dari 28

MANAGEMEN BENCANA

”Rencana Kontijensi Bencana Tsunami ”

Disusun oleh :
Pawiti Lejaring P1337420714009
Rosi Widya Rini P1337420714014
Indah Pudyastuti P1337420714016
Nitami Yulina P1337420714035

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIV KEPERAWATAN MAGELANG
2017 / 2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Bencana ini sesuai
waktunya.
Selama dalam menyusun makalah dengan judul ”Rencana Kontijensi Bencana
Tsunami”, penulis senantiasa mendapat inspirasi dan dorongan moril maupun materil dari
berbagai pihak terutama dari Dosen Manajemen Bencana, yang telah memberikan saran kepada
penulis. Serta teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik isi maupun redaksi. Oleh
karena itu di dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Kritik dan saran bersifat membangun, penulis nantikan. Semoga karya ini berguna dan
bermanfaat. Amiin.

Magelang, 28 Februari 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Letak Geografis

Keberadaan wilayah geografis Kota Banda Aceh terletak antara 05 16' 15" - 05
36' 16" Lintang Utara dan 95 16' 15" - 95 22' 35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata
0,80 meter diatas permukaan laut. Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan dan 90
Desa. Luas wilayah administratif Kota Banda Aceh sebesar 61.359 Ha atau kisaran 61,
36 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Arah mata Perbatasan


angin
Utara Selat Malaka
Selatan Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh
Besar
Timur Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh
Besar
Barat Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar

Berikut Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan :


No Kecamatan Luas Wilayah Presentase
(Km)
1 Meuraxa 7,26 11,83
2 Jaya Baru 3,78 6,16
3 Banda Raya 4,79 7,81
4 Baiturrahman 4,54 7,40
5 Lueng Bata 5,34 8,70
6 Kuta Alam 10,05 16,38
7 Kuta Raja 5,21 8,49
8 Syiah Kuala 14,24 23,21
9 Ule Kareng 6,15 10,02
Jumlah 61,36 100,00
Demografi

Berdasarkan hasil Sensus penduduk (SP-2010) yang dilakukan oleh BPS


Republik Indonesia, penduduk Kota Banda Aceh Tahun 2010 sebesar 223.446 jiwa, terdiri
dari 115.098 orang laki-laki dan 108.348 orang perempuan. Kecamatan Kuta Alam adalah
kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak (42.217 jiwa) dan Kecamatan Kuta Raja
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit (10.433 jiwa). Jumlah
penduduk terpadat berada di Kecamatan Baiturrahman dengan kepadatan penduduk 6.691
jiwa per Km2. Sedangkan jumlah penduduk terjarang berada di Kecamatan Kuta Raja
dengan kepadatan penduduk sebesar 2.003 jiwa per Km2.
Tabel Jumlah Penduduk, Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Desa dan Rata-Rata
Kepadatan Penduduk Per Km2 Kota Banda Aceh Tahun 2010
No. Kecamatan Jumlah Rata-rata Rata-rata
Penduduk kepadatan kepadatan
penduduk penduduk
(Per Desa) (Per Km)
1 Meuraxa 16.484 1.832 2.271
2 Jaya Baru 22.031 2.448 5.828
3 Banda Raya 20.891 2.321 4.361
4 Baiturrahman 30.377 3.375 6.691
5 Lueng Bata 23.592 2.621 4.418
6 Kuta Alam 42.217 4.691 4.201
7 Kuta Raja 10.433 1.159 2.003
8 Kuta Raja 10.433 1.159 2.003
9 Ulee Kareng 22.571 2.508 4.670
2010 223.446 2.795 3.642
Jumlah 2009 212.241 2.358 3.459
2008 217.918 2.421 3.551
Klimatolog

Klimatologi Kota Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar
antara 25,50 C sampai 27,50 C dengan tekanan 1008 1012 milibar. Sedangkan untuk suhu
terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00 C hingga 20,00 C dan 33,00 C hingga 37,00
C. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada keadaan
iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75% - 87%.
Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juni.
Kecepatan angin bertiup antara 2 28 knots. Kota Banda Aceh dibelah oleh Krueng Aceh
yang merupakan sungai terpanjang di kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh
Besar. Terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai
daerah tangkapan air (Catchment Area), sumber air baku, kegiatan perikanan, dan
sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan
tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke
tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat.
Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota
membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Tabel berikut,
menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya. Klimatologi Kota Banda
Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50 C sampai 27,50 C
dengan tekanan 1008 - 1012 milibar.

Litologi

Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan
khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)
dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar.
Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air sungai
atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-
tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai lainnya, seperti pada belokan
sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai
longgakan tanah pada bagian tertentu.
Geomofologi

Daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi :
1. Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian
Kecamatan Kuta Raja
2. Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa.
Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian 0
hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 - 2 % terletak antara muara-muara sungai dan
perbukitan. Dari kondisi geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar
Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser
sekitar 11 cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.
Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul
Imarah dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan sejak
Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas-ruas patahan Semangko di Pulau
Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh, dan kedua patahan yang
merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di sebelah
Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh merupakan batuan sedimen yang berpengaruh
kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya. Gambar berikut menjelaskan struktur patahan
semangko yang melintasi wilayah Kota Banda Aceh. Struktur Patahan Semangko

Topografi

Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai Krueng
Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan
laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50
m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan
Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut
menghadap ke laut.
Peta Kota Banda Aceh
Pra-tsunami 2004

Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan salah satu


pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto
(PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005).
Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan
budidaya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan
Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat
Malaka.
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen
(87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan
budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama.
Namun, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar
18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas
pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di Aceh
Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Barat dan Aceh Selatan.
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat
tangkap pancing (hook and line). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse
seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar
di Banda Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan
sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat
36.600 hektare tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak
bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh
Timur.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat
pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan
(Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di
tiap kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan
pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
Pasca-tsunami 2004

Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan


9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369
(24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 ton). Selain itu, 38
unit TPI rusak berat dan 14.523 hektar tambak di 11 kabupaten/kota rusak berat.
Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00
(50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8
miliar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.

Kapal PLTD Apung yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat

Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu
parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang
tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466
miliar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling
besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya).
Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan
termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian
sedemikian besarnya.

Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses


pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor
perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena
banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu
atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga
sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8
triliun.
BAB II

TUJUAN & SARAN

A. Tujuan

Sebagai pedoman dalam kegiatan Pencarian dan penyelamatan (SAR) dengan tujuan
untuk:
1. Meminimalisir jumlah korban jiwa
2. Penyelamatan tanggap darurat
3. Upaya pencarian korban jiwa yang hilang
4. Adanya pembagian area atau wilayah operasi dan penanggung jawab
5. Adanya struktur operasi SAR vakuasi yang terorganisir dan bersifat komando.
6. Adanya data jumlah korban yang jelas dan terdokumentasi
7. Adanya SDM yang terlatih
8. Adanya persepsi yang sama dan koordinasi yang solid antar instansi
B. Sasaran

1. Pertolongan segera bagi yang masih hidup


2. Mencegah agar tidak berkembangnya jatuh korban
3. Evakuasi mayat/korban
4. Mendokumentasikan setiap temuan dari setiap operasi
BAB III
KEBIJAKAN UMUM

Beberapa kebijakan penting yang harus diambil tersebut adalah :


1. Menetapkan masa tanggap darurat dengan Surat Keputusan Prov Aceh selama 7 ( tujuh
) hari.
2. Mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk dapat dipergunakan dalam
penanganan bencana.
3. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan bencana yang dilakukan berbagai lembaga
baik pemerintah, swasta dan relawan.
4. Memastikan semua korban (dalam hal ini manusia), dapat segera di tolong. Bagi korban
yang luka-luka diberikan pengobatan dan korban yang kehilangan tempat tinggal
ditampung pada tempat-tempat pengungsian. Sedangkan yang meninggal dunia segera
dimakamkan.
5. Apabila intensitas bencana cukup besar, maka perlu melakukan koordinasi dengan
lembaga lembaga internasional melalui BNPB.
6. Memantau dan melaporkan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana, baik harta benda
maupun jiwa.
7. Memastikan bantuan dapat sampai kedaerah pengungsian yang terisolir dengan
mengerahkan seluruh armada angkutan .
8. Mengatur bantuan baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan transparan sesuai
dengan aturan yang berlaku
9. Mengutamakan perlindungan terhadap masyarakat yang rentan terhadap ancaman
bencana gempa bumi.
10. Mengupayakan sterilisasi daerah bantaran sungai dari pemukiman yang berpotensi
terkena banjir bandang.
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

A. SEKTOR POSKO
Kegiatan
no Kegiatan Pelaku instansi waktu
1 Membuat posko BPDB Setelahnya tanda-
tanda
2 Menyiapkan tim KODIM,POLRES,LSM, Jika terjadi tanda-
TAGANA,DLL tanda bencana
3 Mengkoordinasi kegiatan BPDB Setiap saat
sektoral
4 Membuat laporan menyeluruh BPDB Setiap saat
5 Memberikan arahan BPDB Setiap waktu
pelaksanaan
6 Menerima dan menyampaikan BPDB,Orari,Humas,Media Setiap saat
informasi tentang Masa dan Informasi
perkembangan situasi
7 Mengkoordinir kebutuhan- BPDM,KODIM,POLRES,SAT Setiap saat
kebutuhan di lapangan situasi

B. Kebutuhan
Table daftar kebutuhan
NO Jumlah Harga
Uraian jumalah
kebut tersedia kekurangan satuan satuan
1 HT 15 15 0 unit - -
Kendaraan
roda empat
2 Kendaraan 4 4 0 Unit - -
operasional
roda empat
4x4
3 Kendaraan 8 8 0 unit - -
operasional
roda 2
4 Papan data 3 1 2 unit 100.000 200.000
5 ATK ( 14x1 70 0 70 paket 50.000 3.500.000
pkt x5 posko )
6 Tenda pleton 2 1 2 unit 3.000.000 3.000.000
7 Tenda regu 10 5 5 unit 500.000 2.500.000
8 Genset 5000 5 5 0 unit - -
watt
9 Peralatan 10 0 10 unit 100.000 1.000.000
penerangan
10 BBM 1000 0 1000 liter 4.500 4.500.000
kendaraan dan
genset
11 Konsumsi 2100 0 2100 paket 10.000 21.000.000
petugas posko

SEKTOR PENTELAMATAN DAN PERLINDUNGAN


Kegiatan yang dilakukan.
a. Pra bencana
Kegiatan pra bencana
no kegiatan pelaku peserta waktu
1 Melakukan sosialisasi dan pelatihan SAR dan TNI AD,TNI 100 segera
evakuasi untuk 100 oramg personil AL,POLRI, orang
PRAMUKA,PMI,
SATPOL
PP,BPDB,PBK,
RAPI,TAGAMA
2 Latihan berkala IDEM 100 segera
orang
3 Aktivitas peralatan komunikasi dan jaringan IDEM 100 segera
komunikasi secara eksternal / internal orang
b. Pada Saat Bencana
Pada saat bencana terjadi seluruh personil langsung menuju titik operasi
masing- masing yang sebelumnya sudah ditentukan. Serta membawa alat yang
diperlukan sesuai kondisi medan an kebutuhan penyelamatan yang dibutuhkan.
c. Pasca Bencana
KegiatanPascaBencana
no Kegiatan

1 Seluruh anggota Tim SAR melakukan konsulidasi dan koordinasi serta melakukan
persiapan peralatan yang ada
2 Aktifasi jaringan komunikasi dan peralatan komunikasi yang ada serta koordinasi
instansi terkait
3 Pembagian area pencarian pada masing-masing kecamatan kelokasi yang telah
ditentukan
4 Melakukan evakuasi korban sesuai dengan acuan dan melaporkan perkembangan
situasi dilapangan setiap jamnya keposko jika ditemukan
5 Dokumentasi dan pendataan korban
6 Debreffing masing-masing kelompok

Kebutuhan.
KebutuhanSektorSAR
Nama Merk/typ Banyak Harga Jumlah harga
No
barang e kebut tersedia kurang satuan kekurangan
1 Tabung GEA/ 6 8 4.000.000 32.000.000
oksigen M3
5000 ml
2 kompas Sunto 8 250.000 2.000.000
3 Peta Jantop- 10 10.000 100.000
topografi AD
4 Masker 3M 1.000 500 500 3.000 3.000.000
5 Botol trail Suzuki 10 - 10 14.000.000 140.000.000
TS 125
6 BBM 800 4.500 3.600.00
motor trail
7 Rescue PS120 1 - - - -
truk
8 BBM 400 4.500 1.800.000
rescue truk
9 Rescue car Ford 1 - 1 400.000.000 400.000.000
ranger
10 BBM 400 - 1 4.500 1.800.000
rescue car
11 ambulan 10 10 -
12 BBM 4.000 4.500 18.000.000
ambulan
13 BBM 20 4.500 90.000
Chain car
14 Sepatu AP 110 10 100 50.000 5.500.000
boot
15 HT Mottorol 12 2 10 1.200.000 14.400.000
a GM
2000
16 Radio Icom 9 1 8 4.500.000 40.500.000
Rigg 2200
17 Alat 100 1 -
pendobrak
18 BBM alat 100 4.500 450.000
pendobrak
19 Alat 1 1 -
escavator
20 BBM alar 100 1 4.500 450.000
escavator
21 Jas hujan 110 10 100 100.000 11.000.000
22 Racun api 10 0 10 850.000 8.500.000
23 Sarung 110 0 110 5.000 5.500.000
tangan
24 tali 100 0 100 10.000 1.000.000
25 Senter 10 0 10 50.000 500.000
26 Baterai 160 0 160 2.500 400.000
senter
27 Lampu 2 0 0 750.000 1.500.000
sorot
28 tandu 10 10 750.000 7.500.000
29 Kantong 850 100 750 100.000 85.000.000
mayat
30 Dongkrak 1 0 1 -
31 Perahu 2 0 2 30.000.000 60.000.000
karet
32 Life jaket 110 110 0 250.000 27.500.000
jumalah 526.376.000

SEKTOR SOSIAL.
Kegiatan.
KegiatanSektorSosial
no Kegiatan Pelaku Waktu
1 Rapat koordinasi Setelah terjadi
bencana
2 Lokasi POsKO /Tenda Pengungsian 1 jam / tenda
3 Dapur umum BPDB, SOSIAL 1 jam / 200 porsi
Tim Dinas Sosial
4 Pemeberian Makan Siap Dinas Sosial 1 jam / POSKO
5 Santap Dinas Sosial 2 hari

4.3.4. Standart minimal.


 1 Tenda Peleton untuk 30 jiwa
 1 dapur umum untuk 100 jiwa
 Tenaga Relawan Yang Ahli
 Sumber Listrik (GENSET)
4.3.5. Proyeksi kebutuhan dan ketersediaan sumberdaya
Kebutuhan Sektor Sosial
no Jenis kebut satuan standar Jmlh volum kebut sedia kurang Harga jumlah
hari satuan
1 Nasi bungkus Bks 3 1 19.702 59.106 59.000 106 10.000 591.060.000
2 Pakaian stel 2 1 19.702 39.404 39.404 0 25.000 985.100.000
3 selimut lembar 1 1 19.500 19.500 19.500 0 20.000 390.000.000
4 beras Hri/kg(*1) 0.5 6 19.702 128.063 256.126 256.126 5.000 640.315.000
5 Lauk pauk Hari/paket(*2) 1 6 19.702 256.126 256.126 256.126 5.000 1.280.630.000
6 M.Tanah Hari/liter(*3) 1 6 19.702 256.126 256.126 256.126 3.000 768.378.000
7 Tenda peleton Org/unit(*4) 30 1 657 657 657 657 15.000.000 9.855.000.000
8 genset Org/unit 30 1 657 657 657 657 2.500.000 1.642.500.000
9 tikar Org/lembar 1 1 6.567 6.567 6.567 6.567 15.000 98.505.000
10 matras Org/lembar 1 1 19.702 19.702 19.702 19.702 125.000 2.462.750.000
11 Family kid Kk/paket 1 1 4.925 4.925 4.925 4.925 100.000 492.500.000
12 Kid ware paket 1 1 4.925 4.925 4.925 4.925 100.000 492.500.000
13 Food ware Kk/paket 1 1 4.925 4.925 4.925 4.925 250.000 1.231.250.000
jumlah 13.783.783.000
SEKTOR KESEHATAN

Kegiatan.

Kegiatan Sektor Kesehatan

no kegiatan pelaku Waktu


1 Melakukan rapar koordinasi membuat BPDB,Dinkes, PPK Segera setelah terjadi
posko Pusat, dan instansi bencana
terkait lainnya
Kodim,Polres
2 Membuat rencana operasional Dinkes Kota 1 jam
3 Menyiapkan dan mengirimkan sarana Dinkes Kota, dan 1 jam
prasarana dan tim medis instansi terkait
lainnya
Kodim,Polres
4 ( TRC) ketemoat yang membutuhkan Sesuai SK Walikota 2 jam
Penaggulangan
Bencana Bidang
Kesehatan Dinkes
Kota
5 Melakukan rapat dan monitoring secara Bencana Bidang periodik
terbuka secara berskala Kesehatan Kota
6 Melaoprkan secara berskala kepada Dinkes Kota periodik
instansi terkait

4.4.4. Kebutuhan.

kebutuhan sektor kesehatan


ketersediaan Harga satuan
no Jenis kebut Standar volume hari Jumlah biaya
kebut Kab/kota provinsi kurang Rp
Obar dan bahan habis 30% per orang 266.324 30 79.897 47.398 7.990 23.969 10.000 239.691.600
1
pakai
2 Obat spesialis 10% per orang 266.324 30 26.632 15.979 1.332 9.321 30.000 279.640.000
3 Tabung oksigen 4 per posko 100 30 400 360 4 36 1.500.000 54.000.000
4 Darah 2 per orang 10.000 30 20.000 12.000 - 8.000
5 Isi ulang tabung 4 per orang 100 30 400 360 - 40 50.000 2.000.000
6 Oksigen 5 per posko 100 30 500 300 150 50 25.000 1.250.000
7 Cairan infus 300 per posko 100 30 30.000 18.000 9.000 3.000 12.000 36.000.000
8 Infus lengkap 500 per posko 100 30 50.00 30.000 20.000 - 4.000 -
9 Suntikan 2 per posko 100 30 200 120 50 30 150.000 4.500.000
10 Disposible 2 per posko 100 30 200 120 50 30 750.000 22.500.000
11 Stetoskop 1 per posko 100 30 100 60 20 20 200.000 4.000.000
12 Tensimeter 1 unit 3 30 3 1 - 2 1.000.000.000 2.000.000.000
13 Minor surgery 1 per posko 100 30 100 100 3 - 250.000.000 Tersedia
14 Surgery mobile 1 per posko 100 30 100 60 14 26 7.500.000 195.000.000
15 Ambulan 2 per posko 100 30 200 120 40 40 450.000 1.800.000
16 Tenda 2 per posko 100 30 200 120 40 40 35.000 1.400.000
17 Spatu boot 1 per posko 100 30 100 60 - 40 400.000 16.000.000
18 Jas hujan 2 per posko 100 30 200 120 100 - 35.000 -
19 Tangi air 1 per posko 100 30 100 60 3 37 5.000.000 185.000.000
20 Vel bed 4 per posko 100 30 400 240 - 160 35.000 5.600.000
21 Genset 50 per posko 100 30 5.000 3.000 100 1.900 2.500 4.750.000
22 Tikar 1000 per posko 30 100 100.000 60.000 1.000 39.000 5.000 195.000
23 Masker 2 per posko 100 30 200 120 40 40 60.000 2.400.000
24 Sarung tangan 2 per posko 100 30 200 120 3 77 550.000 42.350.000
25 Senter 1 per posko 100 30 100 60 15 25 2.500.000 62.500.000
26 tandu 1 per posko 100 30 100 60 - 40 12.000.000 480.000.000
27 Handy talki 1 per posko 100 30 100 60 1 39 75.000 1.925.000
28 Leptop 1 per posko 100 30 100 60 - 40 1.500.000 60.000.000
29 Kotak P3K 1 per posko 100 30 100 60 - 40 500.000 20.000.000
30 Lengkap 1 per posko 100 30 100 60 - 40 200.000 8.000.000
31 Racun api 1 per posko 100 30 100 60 - 40 2.500.000 100.000.000
32 Papan data 1 per posko 100 30 100 60 - 40 870.000 35.000.000
33 Peta 50 per ambulan 30 30 1.500 900 - 600 4.500 2.700.000
34 Lemari peralatan 10 per posko 100 30 1.000 600 100 300 200.000 60.000.000
35 Medis 1 per posko 100 30 100 60 - 40 14.000.000 560.000.000
36 ATK 1 per posko 100 30 100 60 - 40 1.500.000 60.000.000
37 BBM 1 per poko 100 30 100 60 - 40 50.000 2.000.000
38 Kantong mayat 1 per posko 100 30 100 60 - 40 100.000 -
39 Sepeda motor 1 per posko 100 30 100 75 7 18 100.000 1.800.000
40 Fillling cabinet 6 per provinsi 15 30 3 3 3 - - -
41 Tenaga supir 2 per posko 100 30 200 200 7 - - -
4.5.SEKTOR SARANA DAN PRASARANA

Kegiatan.

No Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan


PU
DINAS KEBERSIHAN DIKNAS

PDAM

DINAS PASAR DEPAG


1. Menyediakan sarana dan prasarana sesaat setelah bencana terjadi
4.5.4. Standart minimal.

1 MCK untuk 25 orang.

4.5.5. Kebutuhan.

Kebutuhan Sarana dan Prasarana

NO KEBUTUHAN TOTAL TERSEDIA KURANG HARGA SATUAN TOTAL KET


1 2 3 4 5 6 7 8
1 Air Bersih 5.516.560 – 500 2.758.280.000
2 Drum 27.580 – 150.000 4.137.000.000
3 Ember 55.160 10.000 551.600.000
4 Centong 55.160 5.000 275.800.000
5 Masjid 3 buah 10.000.000 30.000.000
6 Gereja 1 buah 10.00.000 10.000.000
9 MCK 50 UNIT 500.000 25.000.000
10 Taman Pendidikan 8 buah 2.500.000 20.000.000
11 Gudang Logistik 9 unit 1.000.000 9.000.000 sewa/hari
12 Gleder 4 unit 1.600.000 89.600.000 sewa/hari

4.6.SEKTOR PERHUBUNGAN.

4.6.1. Situasi.

Banjir yang melanda desa lebak arjo kecamatan ampelgading datang, maka jalur transportasi akan
terputus sehingga desa menjadi terisolir. Karena jembatan yang menghubungkan dengan kabupaten
lumajang akan ikut terbawa arus. Apabila debit air semakin besar, diperkirakan juga akan merendam
seluruh desa. sehingga masyarakat desa harus diungsikan ke daerah yang lebih tinggi.

4.6.2. Sasaran.

Apabila terjadi banjir lahar dingin, masyarakat bekumpul di dukuh lebak weden. Disana sudah ada
truk-truk evakuasi yang akan mengantar masyarkat ke desa tangkil kecamatan tirtoyudo yang
posisinya lebih tinggi. Truk-truk yang disediakan bertugas mengantar warga ketempat pengungsian
melalui jalur yang ditentukan. Selain itu truk-truk atau kendaraan warga desa yang aman diharapkan
dapat membantu warga yang berada di bantaran sungai untuk mengangkutnya ke pengungsian
sementara di dukuh lebak weden.

4.6.3. Kegiatan.

No Kegiatan Pelaku Waktu


Dishub, Perusahaan angkutan,
perusahaan pelayaran,
1. Dishub, Organda, Jasa Raharja
2
Pasca Bencana
SPBU, Dealer, Bengkel dan Setiap waktu
3 Toko Setiap waktu
Menyiapkan armada transportasi darat dan laut
Staffing (personal) Persiapan BBM dan Suku Cadang
4 Memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas Sparepart. Dishub, Setiap waktu
4.6.4. Kebutuhan.

Kebutuhan Sekor Perhubungan

NO JENIS SATUAN TOTAL TERSEDIA KEKURANGAN HARI HARGA JUMLAH KET.


KEBUTUHAN KEBUTUHAN SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Truck Besar unit 30 80 – 14 1.000.000 420.000.000 Sewa
2 Pick Up Unit 5 60 – 14 500.000 35.000.000 Sewa
3 Perahu Karet Unit 2 – 2 14 20.000.000 40.000.000 Beli baru
4 BBM Unit 103.400 103.400 – 14 4.500 465.300.000 Beli
5 Sepeda Motor Unit 25 – 25 14 – – Motor dinas
6 Personil dan awak Orang 160 160 – 14 50.000 112.000.000 Transport
kendaraan
JUMLAH 735.908.000
BAB VII

PENGORGANISASIAN
PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Dalam pemantuaun perencanaan yang telah disusun ini perlu dilakukan beberapa kegiatan
sebagi control, kegiatan tersebut diantaranya adalah:

1. Menghidupkan system informasi peringatan dini baik secara teknis maupun


menggunakan sumberdaya pos kamling yang diterapkan di desa.
2. Melakukan penghijauan hutan yang berada di lereng semeru selatan yang mulai
gundul.
3. Memberiakan peringatan kepada warga yang memiliki rumah di daera rawan bencana
untuk tetap waspada.
4. Merelokasi warga yang sudah sangat dekat sekali dengan bibir sungai.
BAB VI

PENUTUP

Demikian rencana Kontinjensi yang telah disusun sebagi bahan masukan kepada bapak
Bupati Malng sebagai bahan untuk mengantisipasi bencana yang rawan terjadi di wilayah
kabupaten Malang sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun kebijakan lebih
lanjut. Jumlah anggaran biaya yang ditimbulkan dari beberapa sektor dalam penanganan
bencana bukanlah sebagai Daftar Isian Kegiatan tetapi adalah proyeksi kebutuhan apabila
terjadi bencana. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada, baik dari Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
tetangga, instansi-instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan

Anda mungkin juga menyukai