Letak Geografis
Letak Geografis
Disusun oleh :
Pawiti Lejaring P1337420714009
Rosi Widya Rini P1337420714014
Indah Pudyastuti P1337420714016
Nitami Yulina P1337420714035
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Bencana ini sesuai
waktunya.
Selama dalam menyusun makalah dengan judul ”Rencana Kontijensi Bencana
Tsunami”, penulis senantiasa mendapat inspirasi dan dorongan moril maupun materil dari
berbagai pihak terutama dari Dosen Manajemen Bencana, yang telah memberikan saran kepada
penulis. Serta teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan baik isi maupun redaksi. Oleh
karena itu di dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Kritik dan saran bersifat membangun, penulis nantikan. Semoga karya ini berguna dan
bermanfaat. Amiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak Geografis
Keberadaan wilayah geografis Kota Banda Aceh terletak antara 05 16' 15" - 05
36' 16" Lintang Utara dan 95 16' 15" - 95 22' 35" Bujur Timur dengan tinggi rata-rata
0,80 meter diatas permukaan laut. Kota Banda Aceh terdiri dari 9 Kecamatan dan 90
Desa. Luas wilayah administratif Kota Banda Aceh sebesar 61.359 Ha atau kisaran 61,
36 Km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
Klimatologi Kota Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar
antara 25,50 C sampai 27,50 C dengan tekanan 1008 1012 milibar. Sedangkan untuk suhu
terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00 C hingga 20,00 C dan 33,00 C hingga 37,00
C. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada keadaan
iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75% - 87%.
Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juni.
Kecepatan angin bertiup antara 2 28 knots. Kota Banda Aceh dibelah oleh Krueng Aceh
yang merupakan sungai terpanjang di kawasan Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh
Besar. Terdapat tujuh sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai
daerah tangkapan air (Catchment Area), sumber air baku, kegiatan perikanan, dan
sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan
tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke
tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat.
Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota
membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Tabel berikut,
menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya. Klimatologi Kota Banda
Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50 C sampai 27,50 C
dengan tekanan 1008 - 1012 milibar.
Litologi
Kondisi tanah yang umumnya terdapat di Kota Banda Aceh secara umum dan
khususnya di daerah pesisir ini didominasi oleh jenis tanah Podzolik Merah Kuning (PMK)
dan Regosol dengan tekstur tanah antara sedang sampai kasar.
Sebagai hasil erosi partikel-partikel tanah diendapkan melalui media air sungai
atau aliran permukaan pada daerah rendah. Pada daerah pesisir terjadi endapan di tempat-
tempat tertentu seperti Krueng Aceh dan anak-anak sungai lainnya, seperti pada belokan
sungai bagian dalam. Hasil sedimentasi oleh aliran permukaan setempat dijumpai sebagai
longgakan tanah pada bagian tertentu.
Geomofologi
Daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi :
1. Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian
Kecamatan Kuta Raja
2. Pesisir pantai wilayah barat di sebagian Kecamatan Meuraxa.
Sedangkan daerah yang termasuk pedataran sampai dengan elevasi ketinggian 0
hingga lebih dari 10 m, kemiringan lereng 0 - 2 % terletak antara muara-muara sungai dan
perbukitan. Dari kondisi geologi Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif Sesar
Semangko yang memanjang dari Banda Aceh hingga Lampung. Patahan ini bergeser
sekitar 11 cm/tahun dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor.
Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan di Barat dan Timur kota, yaitu patahan Darul
Imarah dan Darussalam, sehingga Banda Aceh adalah suatu daratan hasil ambalasan sejak
Pilosen membentuk suatu Graben. Ini menunjukkan ruas-ruas patahan Semangko di Pulau
Sumatera dan kedudukannya terhadap Kota Banda Aceh, dan kedua patahan yang
merupakan sesar aktif tersebut diperkirakan bertemu pada pegunungan di sebelah
Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh merupakan batuan sedimen yang berpengaruh
kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya. Gambar berikut menjelaskan struktur patahan
semangko yang melintasi wilayah Kota Banda Aceh. Struktur Patahan Semangko
Topografi
Kota Banda Aceh merupakan dataran rawan banjir dari luapan Sungai Krueng
Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan
laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50
m di atas permukaan laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan
Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut
menghadap ke laut.
Peta Kota Banda Aceh
Pra-tsunami 2004
Kerusakan tambak budidaya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu
parah dampak tsunaminya (misalnya di Aceh Selatan), tambak-tambak yang tergenang
tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466
miliar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling
besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budidaya).
Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan
termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian
sedemikian besarnya.
A. Tujuan
Sebagai pedoman dalam kegiatan Pencarian dan penyelamatan (SAR) dengan tujuan
untuk:
1. Meminimalisir jumlah korban jiwa
2. Penyelamatan tanggap darurat
3. Upaya pencarian korban jiwa yang hilang
4. Adanya pembagian area atau wilayah operasi dan penanggung jawab
5. Adanya struktur operasi SAR vakuasi yang terorganisir dan bersifat komando.
6. Adanya data jumlah korban yang jelas dan terdokumentasi
7. Adanya SDM yang terlatih
8. Adanya persepsi yang sama dan koordinasi yang solid antar instansi
B. Sasaran
A. SEKTOR POSKO
Kegiatan
no Kegiatan Pelaku instansi waktu
1 Membuat posko BPDB Setelahnya tanda-
tanda
2 Menyiapkan tim KODIM,POLRES,LSM, Jika terjadi tanda-
TAGANA,DLL tanda bencana
3 Mengkoordinasi kegiatan BPDB Setiap saat
sektoral
4 Membuat laporan menyeluruh BPDB Setiap saat
5 Memberikan arahan BPDB Setiap waktu
pelaksanaan
6 Menerima dan menyampaikan BPDB,Orari,Humas,Media Setiap saat
informasi tentang Masa dan Informasi
perkembangan situasi
7 Mengkoordinir kebutuhan- BPDM,KODIM,POLRES,SAT Setiap saat
kebutuhan di lapangan situasi
B. Kebutuhan
Table daftar kebutuhan
NO Jumlah Harga
Uraian jumalah
kebut tersedia kekurangan satuan satuan
1 HT 15 15 0 unit - -
Kendaraan
roda empat
2 Kendaraan 4 4 0 Unit - -
operasional
roda empat
4x4
3 Kendaraan 8 8 0 unit - -
operasional
roda 2
4 Papan data 3 1 2 unit 100.000 200.000
5 ATK ( 14x1 70 0 70 paket 50.000 3.500.000
pkt x5 posko )
6 Tenda pleton 2 1 2 unit 3.000.000 3.000.000
7 Tenda regu 10 5 5 unit 500.000 2.500.000
8 Genset 5000 5 5 0 unit - -
watt
9 Peralatan 10 0 10 unit 100.000 1.000.000
penerangan
10 BBM 1000 0 1000 liter 4.500 4.500.000
kendaraan dan
genset
11 Konsumsi 2100 0 2100 paket 10.000 21.000.000
petugas posko
1 Seluruh anggota Tim SAR melakukan konsulidasi dan koordinasi serta melakukan
persiapan peralatan yang ada
2 Aktifasi jaringan komunikasi dan peralatan komunikasi yang ada serta koordinasi
instansi terkait
3 Pembagian area pencarian pada masing-masing kecamatan kelokasi yang telah
ditentukan
4 Melakukan evakuasi korban sesuai dengan acuan dan melaporkan perkembangan
situasi dilapangan setiap jamnya keposko jika ditemukan
5 Dokumentasi dan pendataan korban
6 Debreffing masing-masing kelompok
Kebutuhan.
KebutuhanSektorSAR
Nama Merk/typ Banyak Harga Jumlah harga
No
barang e kebut tersedia kurang satuan kekurangan
1 Tabung GEA/ 6 8 4.000.000 32.000.000
oksigen M3
5000 ml
2 kompas Sunto 8 250.000 2.000.000
3 Peta Jantop- 10 10.000 100.000
topografi AD
4 Masker 3M 1.000 500 500 3.000 3.000.000
5 Botol trail Suzuki 10 - 10 14.000.000 140.000.000
TS 125
6 BBM 800 4.500 3.600.00
motor trail
7 Rescue PS120 1 - - - -
truk
8 BBM 400 4.500 1.800.000
rescue truk
9 Rescue car Ford 1 - 1 400.000.000 400.000.000
ranger
10 BBM 400 - 1 4.500 1.800.000
rescue car
11 ambulan 10 10 -
12 BBM 4.000 4.500 18.000.000
ambulan
13 BBM 20 4.500 90.000
Chain car
14 Sepatu AP 110 10 100 50.000 5.500.000
boot
15 HT Mottorol 12 2 10 1.200.000 14.400.000
a GM
2000
16 Radio Icom 9 1 8 4.500.000 40.500.000
Rigg 2200
17 Alat 100 1 -
pendobrak
18 BBM alat 100 4.500 450.000
pendobrak
19 Alat 1 1 -
escavator
20 BBM alar 100 1 4.500 450.000
escavator
21 Jas hujan 110 10 100 100.000 11.000.000
22 Racun api 10 0 10 850.000 8.500.000
23 Sarung 110 0 110 5.000 5.500.000
tangan
24 tali 100 0 100 10.000 1.000.000
25 Senter 10 0 10 50.000 500.000
26 Baterai 160 0 160 2.500 400.000
senter
27 Lampu 2 0 0 750.000 1.500.000
sorot
28 tandu 10 10 750.000 7.500.000
29 Kantong 850 100 750 100.000 85.000.000
mayat
30 Dongkrak 1 0 1 -
31 Perahu 2 0 2 30.000.000 60.000.000
karet
32 Life jaket 110 110 0 250.000 27.500.000
jumalah 526.376.000
SEKTOR SOSIAL.
Kegiatan.
KegiatanSektorSosial
no Kegiatan Pelaku Waktu
1 Rapat koordinasi Setelah terjadi
bencana
2 Lokasi POsKO /Tenda Pengungsian 1 jam / tenda
3 Dapur umum BPDB, SOSIAL 1 jam / 200 porsi
Tim Dinas Sosial
4 Pemeberian Makan Siap Dinas Sosial 1 jam / POSKO
5 Santap Dinas Sosial 2 hari
Kegiatan.
4.4.4. Kebutuhan.
Kegiatan.
PDAM
4.5.5. Kebutuhan.
4.6.SEKTOR PERHUBUNGAN.
4.6.1. Situasi.
Banjir yang melanda desa lebak arjo kecamatan ampelgading datang, maka jalur transportasi akan
terputus sehingga desa menjadi terisolir. Karena jembatan yang menghubungkan dengan kabupaten
lumajang akan ikut terbawa arus. Apabila debit air semakin besar, diperkirakan juga akan merendam
seluruh desa. sehingga masyarakat desa harus diungsikan ke daerah yang lebih tinggi.
4.6.2. Sasaran.
Apabila terjadi banjir lahar dingin, masyarakat bekumpul di dukuh lebak weden. Disana sudah ada
truk-truk evakuasi yang akan mengantar masyarkat ke desa tangkil kecamatan tirtoyudo yang
posisinya lebih tinggi. Truk-truk yang disediakan bertugas mengantar warga ketempat pengungsian
melalui jalur yang ditentukan. Selain itu truk-truk atau kendaraan warga desa yang aman diharapkan
dapat membantu warga yang berada di bantaran sungai untuk mengangkutnya ke pengungsian
sementara di dukuh lebak weden.
4.6.3. Kegiatan.
PENGORGANISASIAN
PEMANTAUAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Dalam pemantuaun perencanaan yang telah disusun ini perlu dilakukan beberapa kegiatan
sebagi control, kegiatan tersebut diantaranya adalah:
PENUTUP
Demikian rencana Kontinjensi yang telah disusun sebagi bahan masukan kepada bapak
Bupati Malng sebagai bahan untuk mengantisipasi bencana yang rawan terjadi di wilayah
kabupaten Malang sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun kebijakan lebih
lanjut. Jumlah anggaran biaya yang ditimbulkan dari beberapa sektor dalam penanganan
bencana bukanlah sebagai Daftar Isian Kegiatan tetapi adalah proyeksi kebutuhan apabila
terjadi bencana. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada, baik dari Pemerintah Kota, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
tetangga, instansi-instansi vertikal, lembaga-lembaga swasta, masyarakat, relawan dan