Kumpulan Ilmu Kesehatan Ref Keluarga
Kumpulan Ilmu Kesehatan Ref Keluarga
Kumpulan Ilmu Kesehatan Ref Keluarga
Now I am working in a private hospital Tegal Central Java region as a surgical nurse. Being a
nurse is not an easy profession to do for 24 hours faithful to accompany the patient, to touch
them, and not infrequently gets scorn when our services are not to their liking. if only it did not
talk about wages comparable to what we've been given them (the patients). But I believe that
something which we give sincerely and selflessly then Allah will give the blessing of fortune for
us.
PENGKAJIAN KELUARGA
b. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Usia Hub. Klg Pendidikan Pekerjaan Status
Kesehatan
1 Ny. I P 35 th Istri SD Ibu Rumah Tangga Sehat
2 An. F L 13 th Anak MTS Pelajar Sehat
3 An. D P 5 th Anak TK Pelajar Influenza
c. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Anggota keluarga yang sakit
= anggota dalam satu rumah
d. Tipe keluarga
a). Jenis type keluarga : nuclear family
b). Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Terkadang terjadi pertengkaran antara anak pertama
dengan anak kedua dikarenakan sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan tidak mau mengalah
e. Suku Bangsa
a). Asal suku bangsa : Jawa
b). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Bahwa 2 anak sudah cukup dan bisa mendukung
kesehatan keluarga yang optimal serta kesejahteraan hidup yang baik.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. K jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke dokter / puskesmas dan tidak
percaya akan pengobatan lewat dukun atau orang pintar.
g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga
a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. K
b). Penghasilan : Rp 1.500.000,-/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, motor, kulkas, TV,
perabot Rumah Tangga, dll
d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 1.200.000,- dan sisanya
disimpan untuk keperluan yang
tak terduga.
3. Pengkajian Keluarga
a. Karakteristik Rumah
1). Luas rumah : 144 m2
2). Tipe rumah : Permanen
3). Kepemilikan : Pribadi
4). Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar
5). Ventilasi jendela : Cukup dengan terdapatnya ventilasi disetiap
kamar dan ruangan yang lain
6). Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan yang cukup
7). Septic tank : Tidak ada (Pembuangan langsung ke sungai)
8). Sumber air : Menggunakan sumur
9). Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC
10). Sampah : Pembuangan sampah di tanah kosong atau
pekarangan
11). Kebersihan lingkungan : Cukup bersih dimana terdapat saluran irigasi
dibelakang rumah yang digunakan untuk
pembuangan (feses) sekaligus pekarangan
untuk pembuangan sampah baik organik
maupun non organik
12). Denah rumah :
Utara
Barat
Timur
Selatan
d. Sistem Pendukung
Keluarga Tn. K ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.
4. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. Dalam menghadapi suatu
permasalahan biasanya selalu dilakukan dengan cara musyawarah keluarga sebelum diputuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri dan dua orang anak yang satu sama lain saling
memperhatikan
c. Struktur Peran Keluarga
1). Tn. K :
- Peran informal : Tn. K sebagai orang yang dihormati dan sebagai
pengambil keputusan
- Peran formal : Menjadi kepala keluarga, suami, ayah
2). Ny. I :
- Peran informal : Ny. I sebagai orang yang penyayang terhadap anak-
anaknya serta bisa sebagai sahabat jika anaknya sedang
membutuhkan saran atau meluangkan uneg-unegnya
- Peran formal : Sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu
3). An. F
Peran formal : Sebagai anak pertama
Peran informal : An. F berperan sebagai pelindung dan penghibur
4). An. D
Peran formal : Sebagai anak kedua
Peran informal : An. D merupakan anak bungsu dari keluarga Tn. K
dan mempunyai peran sebagai penghibur
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama Islam yang
dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi sosial
1). Kerukunan hidup dalam keluarga
Kerukunan terjaga dengan baik
2). Interaksi hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka
3). Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan, Keluarga Tn K selalu mengedepankan musyawarah yang dilakukan
antara Tn K dengan istrinya. Tetapi saat Tn. K tidak ada dirumah, segala keputusan di ambil oleh
Ny I dengan sebelumnya sudah berkomunikasi atau berkoordinasi dengan suaminya.
4). Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkunjung ke sanak saudara dan seringkali dihabiskan dirumah dengan menonton TV dengan
anaknya
5). Partisipasi dalam kegiatan social
Tn K merupakan orang yang mengadu nasib di ibukota Jakarta. Waktunya dihabiskan di Jakarta
mencari nafkah untuk keluarganya. Sebulan sekali Tn. K pulang kerumah untuk bertemu istri dan
anak-anaknya. Hal ini sudah diketahui oleh masyarakat dilingkungannya dan memaklumi kondisi
Tn. K karena sedikit sekali intensitas untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1). Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn K terutama Ny. I mengatakan bahwa dia tahu akan makan makanan yang bergizi. Ny.
I selalu memperhatikan asupan nutrisi bagi keluarganya terutama anak-anaknya salah satunya
adalah selalu ada menu sayuran setiap makan siang. Ny. I tahu bahwa sayuran itu sangat penting
untuk kesehatan anaknya. Selain nasi yang tinggi karbohidrat serta lauk pauk yang tinggi akan
protein, Ny. I juga menyediakan buah-buahan serta susu sebagai menu tambahan bagi anak-
anaknya.
8. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Ny. I An. F An. D
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV :
a. TD 120/80 mmHg 110/80mmHg -
b. Suhu 36 ˚C 36,7 ˚C 37˚C
c. Nadi 86 kali/menit 84 kali/menit 90 kali/menit
d. Pernafasan 20 kali/menit 18 kali/menit 22 kali/menit
3. BB dan TB BB : 62 kg BB : 48 kg BB : 15 kg
TB : 151 cm TB : 148 cm TB : 90 cm
4. Kepala Mesochepal, Mesochepal, Bulat ,
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
5. Mata Konjungtiva an anemis, Konjungtiva an Konjungtiva an
sclera non ikterik anemis, sclera non anemis, sclera non
ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk simetris, Bersih, bentuk Bersih, bentuk
fingsi pendengaran baik simetris, fingsi simetris, fingsi
pendengaran baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
10. Hidung Bentuk simetris, fungsi Bentuk simetris, Bentuk simetris,
penciuman baik fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik
11. Paru-paru Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk
simetris palpasi : taktil simetris palpasi : taktil simetris palpasi : taktil
fremitus sama perkusi : fremitus sama perkusi fremitus sama perkusi
sonor : sonor auskultasi : : sonor auskultasi :
auskultasi : vesikuler vesikuler vesikuler
12. Jantung Inspeksi : kedua belah Inspeksi : kedua belah Inspeksi : kedua belah
dada simetris dada simetris dada simetris
(Prekordium),ictus (Prekordium),ictus (Prekordium),ictus
kordis tampak. kordis tampak. kordis tampak.
Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat
pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis
teraba teraba teraba
Perkusi : redup (pekak) Perkusi : redup Perkusi : redup
Auskultasi : s1> s2, (pekak) (pekak)
murni tidak ada suara Auskultasi : s1> s2, Auskultasi : s1> s2,
tambahan murni tidak ada suara murni tidak ada suara
tambahan tambahan
13. Abdomen Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
Auskultasi : bising usus Auskultasi : bising Auskultasi : bising
12x/menit usus 14x/menit usus 16x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi : timpani Perkusi : timpani Perkusi : timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku CRT< 3 detik, kuku CRT < 3 detik, kuku
bersih dan tidak bersih dan tidak bersih dan tidak
panjang panjang panjang
15 Ekstremitas Tidak ada masalah, Tidak ada masalah, Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema tidak ada oedema tidak ada oedema
Diposkan oleh Lukman Febrianto di 3/06/2014 08:36:00 AM
Reaksi:
Arsip Blog
► 2016 (3)
► 2015 (2)
▼ 2014 (8)
Lukman Febrianto, o ▼ Maret (8)
S.Kep.,Ns GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
COMBUSTIO
SAP BRONKHOPNEUMONIA
BALANCE CAIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lukman Febrianto
Lihat profil lengkapku PHBS
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
► 2013 (16)
Translate
Pilih Bahasa ▼
Laman
Beranda
NURSING LUKMAN
JAYALAH PERAWAT INDONESIA
Genogram :
Ket :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
Denah Rumah
U
B T
S
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Hubungan antar tetangga Tn. F baik saling membantu bila ada tetangga yang membangun rumah
dikerjakan saling gotong royong.
c. Mobilitas geografis keluarga :
Tn. F sebagai penduduk pendatang Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat. Keluarga jarang
bepergian ke tempat-tempat jauh, kegiatan rutin Tn. F adalah buruh batu bata
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tn. F mulai bekerja pukul 07.00-17.00 Wita yaitu buruh batu bata dan pada malam hari digunakan
untuk berkumpul bersama seluruh keluarganya.
e. Sistem pendukung keluarga :
Rumah keluarga Tn. F tidak jauh dari Poskesdes dan Puskesmas dapat ditempuh dalam waktu 10
menit. Poskkesdes dapat ditempuh dengan berjalan kaki sedangkan Puskesmas ditempuh dengan
Angkutan umum. Semua anggota kelurga Tn. F tidak ada yang memiliki Askes/BPJS.
4. Struktrur keluarga
a. Struktur peran :
1. Formal : Tn. F sebagai KK, Ny. M sebagai IRT, Tn. A sebagai anak laki-laki, Nn. M sebagai anak
perempuan An. M sebagai anak perempuan dan Ny. Y sebagai menantu
2. Informal : Tn. F sebagai pencari nafkah dengan dibantu Tn. A
b. Nilai atau norma keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT demikian pula
dengan sehat sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang
sakit dibawah ke poskesdes.
c. Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa Makassar.
d. Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn. F adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah.
5. Struktrur Keluarga
a. Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan biaya sekolah.
b. Fungsi mendapatkan status sosial :
Keluarga tercatat sebagai warga Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat
c. Fungsi pendidikan :
Tn. F slalu memikirkan agar anak keduanya tetap melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi
meskipun penghasilan kurang dari cukup.
d. Fungsi sosialisasi :
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati
norma yang ada.
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan :
Tn. F mengatakan anaknya kena penyakit gatal-gatal pada badan dan sudah meminta obat di
Poskesdes
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Bila anaknya sakit Tn. F langsung membawah anaknya ke poskesdes
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. F masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya, pola tidur
juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun selalu memberikan obat yang di kasi
oleh petugas poskesdes
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga selalu memeriksakan diri ke poskesdes bila ada masalah kesehatan yang di alami.
f. Fungsi religius :
Keluarga jarang melaksanakan shalat 5 waktu
g. Fungsi rekreasi :
Tidak ada kebiasaan rekreasi dalam keluarga. Keluarga berkumpul waktu malam hari
h. Fungsi reproduksi :
Jumlah anak 3 orang, anak pertama sudah berkeluarga, anak ke kedua masih sekolah di SMP, anak
ke tiga masih belum sekolah. Dan Ny. M tidak mau ikut KB
i. Fungsi afeksi :
Keluarga Tn. F mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling
menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada
anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang :
Keluarga Tn. F berharap agar tetap dalam keadaan sehat. Tn. F juga selalu berharap yang terbaik
untuk anaknya.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor :
Keluarga Tn. F jika menghadapi suatu masalah, Tn. F dan istri serta anak-anaknya menghadapi
masalah tersebut dengan bermusyawarah, sabar, berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT agar
masalahnya dapat terselesaikan dengan baik.
Poskan Komentar
▼ 2014 (22)
o ► 12/14 - 12/21 (1)
o ► 09/07 - 09/14 (1)
o ► 08/03 - 08/10 (8)
o ▼ 07/13 - 07/20 (12)
SAP KOMUNITAS PHBS
SAP REMATIK
ASKEP KELUARGA PHBS
ASKEP GERONTIK REMATIK
LAPORAN KKN TERPADU STIKES ANDINI PERSADA MAMUJU
ASKEP TRAUMA CAPITIS
ASKEP POST PARTUM
ASKEP APENDISITIS AKUT
ASKEP TUMOR ABDOMEN
ASKEP ANAK DEMAM THYPHOID
ASKEP SIROSIS HATI
SK PIK-M HEAR STIKES Andini Persada Mamuju
DOSEN PENGAMPU :
ATIK BADI’AH, S.Pd., S.Kep., M.Kes
DISUSUN OLEH ;
DINI KURNIAWATI M10.01.0031
ERNA YULIANTI M10.01.0042
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan Keluarga ini
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini, baik dari isi maupun
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan tugas Asuhan Keperawatan ini di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas segala bantuan semua pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua.
Penulis
DAFTAR ISI
I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. M
2. Alamat : Sitimulyo
3. Usia : 52 Tahun
4. Pendidikan kepala keluarga : SMP
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Satpam
7. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
8. Susunan Keluarga
9. Genogram
12. Pendidikan
Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal
(kursus, pelatihan, dll). Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota
keluarga tidak memiliki keterampilan khusus.
3. Struktur peran
Tn. M :
Peran Formal : Tn. M hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran Informal : menjadi kepala keluarga, menantu, suami, ayah
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Jumlah anak yang dimiliki Tn. M ada 1 orang anak perempuan.
2. Fungsi Psikologis
tn. M merasa kesepian karna ia tinggal sendiri dirumah. Istrinya telah meninggal karena
kanker lidah dan anaknya telah menikah dan tinggal bersama suaminya.
3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. M dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling mendukung, bahu
membahu, dan saling ketergantungan Masing masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.
4. Fungsi Ekonomi
Tn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan yang diterima.
Tn. M menyediakan dana khusus untuk kesehatan dan mampu menyisihkan pendapatan
untuk keperluan yang tidak terduga.
5. Fungsi Pendidikan
Klien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMP.
4. Harapan keluarga
Tn. M berharap ia dan anaknya, serta keluarganya sehat wal’afiat. Dan
Keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik,
tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan
seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.
5 5
5 5
Integumen
Warna Kulit coklat, sedikit
kering,
IX. SKORING
XIII. IMPLEMENTASI
Tgl No. Diagnosa Implementasi TTD
Dx
9 Juni 1 Perilaku hidup Memberikan edukasi mengenai bahaya
2012 tidak sehat merokok
berhubungan Memberikan informasi mengenai zat
dengan zat berbahaya yang terkandung dalam
ketidaksanggupan rokok
mengenal masalah Membantu pasien untuk mengurangi
kesehatan konsumsi rokok secara bertahap
Menganjurkan pasien mengganti
kebiasaaan merokok dengan
mengkonsumsi permen
10 2 Risiko jatuh Memberikan informasi mengenai
Juni berhubungan bahaya tangga tidak ada pegangannya
2012 dengan Memberi informasi mengenai
Ketidaksanggupan kemungkinan cedera fisik karena jatuh
memelihara akibat tangga yang tidak memiliki
lingkungan rumah pegangan
yg dpt Memberikan informasi mengenai
mempengaruhi penataan lingkungan rumah yang baik
kesehatan dan Mendiskusikan dengan keluarga
perkembangan mengenai peletakan perabotan yang
pribadi anggota baik
keluarga Menganjurkan klien untuk membuat
pegangan pada tangga.
XIV. EVALUASI
No Tgl Diagnosa Evaluasi
1 12-6-12 Perilaku hidup tidak sehat S : Pasien mengatakan akan mulai
berhubungan dengan mengurangi konsumsi rokok
ketidaksanggupan mengenal A : Masalah teratasi
masalah kesehatan P : pertahankan kondisi
2 12-6-12 Risiko jatuh berhubungan S : Pasien mengatakan akan membuat
dengan Ketidaksanggupan pegangan pada tangga dan menata
memelihara lingkungan perabotan dengan baik.
rumah yg dpt A : Masalah teratasi sebagian
mempengaruhi kesehatan P : Pertahankan kondisi
dan perkembangan pribadi
anggota keluarga
3 12-6-12 Gaya hidup kurang gerak S : Pasien mengatakan sudah memahami
berhubungan dengan tentang manfaat olahraga.
ketidakmampuan keluarga A : Masalah teratasi sebagian
dalam melaksanakan tugas- P : Lanjutkan intervensi
tugas kesehatan & Anjurkan pasien untuk lari-lari kecil
keperawatan ( tidak setiap pagi
olahraga)
Dikirim Oleh :
1 komentar:
1.
Keyeeeeeend..
Balas
Search Artikel
Popular Posts
Total Pageviews
162,529
Blog ini didukung oleh :
Followers
is where my documents live!
Situs Pendidikan
Kesehatan
Gomezz (Admin)
Labels
Artikel Kesehatan AsKep Dunia Islam Formulir HIMIKA MAGAZINE Keg Organisasi Laporan
Pendahuluan LKMM Makalah Serba-Serbi SOSIS Tips-Tips
Makalah PKIP
“Prilaku HIdup Bersih dan Sehat Rumah Tangga”
Kelompok 12:
Febri Yunaldi Chaniago
Vika Trihandayani B
Riska
Dosen Pembibing:
Helfi Agustin, SKM, .MKM.
Padang, … M 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga ...................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
Menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah PKIP
Menambah pengetahuan pembaca mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di dalam
rumah tangga
Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
Mengetahui persentasse pencapaian rumah tangga yang berPHBS di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan
kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada
komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan
melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).
a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari
keluarga.
b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk
merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan
bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara
bergantian.
d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI
diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah
yang : sesuai dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun. :
a) Bagi Ibu:
Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
Menunda kehamilan berikutnya.
Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan
b) Bagi bayi :
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
Bayi tidak sering sakit
c) Bagi Keluarga :
Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan
pencucian peralatan.
Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:
a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan. Makan lebih
banyak dari biasanya.
b) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
c) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga ketenangan pikiran,
d) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara bergantian hingga bayi
tenang dan puas.
Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
3.1 Kesimpulan
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat di desa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri memiliki manfaat baik bagi rumah
tangga itu sendiri maupun masyarakat. Sasaran dari kegiatan PHBS rumah tangga ini adalah :
Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh
Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah
Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat.
Tujuh indikator PHBS :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
Tiga indikator gaya hidup sehat :
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah tangga yang ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar 48,41%.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan kelemahan. Baik isi
makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh penulis. Oleh karena itu, penulisan
mengharapkan tanggapan dan koreksi yang membangun dari pembaca sehingga ke depannya
makalah yang di buat akan lebih baik pada masa yang akan dating.
Poskan Komentar
Mengenai Saya
22449
Search
Follow by Email
Entri Populer
Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga
Makalah PKIP “Prilaku HIdup Bersih dan Sehat Rumah Tangga” Kelompok 12: Febri
Yunaldi Chaniago Vika Trihandayani B Ris...
PENCEMARAN SUARA
Pencemaran Suara Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatka
oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman...
MASYARAKAT
MASYARAKAT Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab
“syaraka” yang berarti ikut serta (berpartisipasi...
Arsip Blog
▼ 2013 (4)
o ▼ Februari (4)
Serangkaian Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Un...
Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tang...
PENCEMARAN SUARA
MASYARAKAT
Chandrarandy's Blog
Chandrarandy's Blog
kesempatan terakhir
10 Votes
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu
perilaku proaktif memelihara dan meningkatkankesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancamanpenyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.
Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu
menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan
kesehatan diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan
berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan
yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat
2010.
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi
dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup
yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks.
Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada
lingkungan dan merekayasa kependudukan atau factor keturunan, tetapi perlu memperhatikan
faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang d canangkan oleh DepKes RI.
Para praktisi kesehatan senantiasa d tuntut untuk kritis terhadap setiap permasalahan
kesehatan d masyarakat. Pentingnya hal tersebut karena kinerja mereka yang baik dapat
diindikasikan dari lingkunggan masyarakat yang sehat. Tidak hanya praktisi kesehatan atau
tenaga kesehatan saja, mahasiswa yang menemuh pendidikan d bidang kesehatan pun dituntut
untuk selalu proaktif.
Keperawatan komunitas merupakan satu bekal mahasiswa untuk dipahami dan diaplikasikan d
masyarakat. Berbagai upaya yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat sehat yaitu dengan
menggerakan masyarakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu mahasiswa
harus memiliki pemahaman kuat sebelum nantinya terjun ke lapangan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka disusunlah makalah terkait perilaku hidup
bersih dan sehat ini. Dalam bab selanjutnya akan dibahas secara lebig rinci mengenai konsep
dasar PHBS hingga indicatornya d masing-masing komponen masyarakat.
1. A. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?
2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?
5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS)?
6. Apa saja cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)?
7. Apa saja indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
8. Apa indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing
komponen?
1. B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini, ialah untuk mengetahui dan memahami konsep
dasar serta aplikasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
1. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
4. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
5. Untuk mengetahui manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS).
6. Untuk mengetahui cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
8. Untuk mengetahui indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-
masing komponen.
9. C. Manfaat
1. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terkait perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai apa yang di sebut
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manfaat dari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
4. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai Strategi
Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
5. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manajemen
pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
6. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai cara yang d
tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator-
indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
8. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing komponen.
1. D. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat sekunder.
Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur
penunjang masalah yang dibahas serta dari media elektronik yaitu internet.
1. E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
5. Metode Penulisan
6. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
1. Simpulan
2. Saran
BAB II
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup
1. 3. Tatanan
Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan
lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat
Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan, kecamatan
yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan
sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri.
Beberapa definisi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antar lain:
1. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
2. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
3. Indikator Kesehatan
1. Indikator Positif
1) Status Gizi
2) Tingkat Pendapatan
1. Indikator Negatif
1. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan (Simons-Morton et al.,1995).
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh:
Nilai
Sikap
Penidikan/Pengetahuan
Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa pengertian PHBS,
yaitu:
1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
di masyarakat.
2. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan
wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
3. PHBS ialah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
4. PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana
(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
5. C. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yangtadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah
tangga.
4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kotadibidang kesehatan.
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi
percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
6. D. Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi
kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal
yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan
strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan
dan PHBS yaitu :
1. 1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahun menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan
bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat
(community development).
2. Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah,
orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan
bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk
mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan
dalam
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa
berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan
sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non
pemerintah.
1. a. Pengkajian
2. b. Perencanaan
3. c. Penggerakkan dan Pelaksanaan
4. d. Pemantauan
Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya.
Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah.
Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal
kegiatan, Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih,
yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya
bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan
dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian
dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.
Dalam setiap tahapan Manajemen tersebut petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa
bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama
masyarakat itu sendiri. Secara singkat, tahapan Manajemen PHBS di
Puskesmas/Desa/Keluarahan dan luarannya adalah sebagai berikut :
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / wilayah
1. 1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu:
Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional (Mega Country
Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menj adi issue
global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kankerparu-paru juga disinyalir
menjadi entry point untuk narkoba.
Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia
balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian
juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif
akan mengakibatkan produktifitas menurun.Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan
metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit,
seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.
Yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing daerah sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah.
Ada 16 indikator yang dapat digunakan uttuk rnengukur perilaku sehat sebagai
berikut :
– PHBS di Sekolah
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS
di Rumah Tangga yaitu :
1. b. Tujuan
d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan
dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2) Bagi Masyarakat:
1) Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan Kartu
PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader.
2) Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh
dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
3) Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan
melalui kelompok dasawisma.
6) Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga sehat di wilayahnya setiap tahun melalui
pencatatan PHBS di Rumah Tangga.
a) Definisi
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan
segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya
infeksi dan bahaya kesehata lainnya.
b) Tanda-Tanda Persalinan
(1) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat
(2) Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas.
(4) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
c) Tindakan yang Dilakukan Bila Mendapat Salah Satu dari Tanda Persalinan
(3) Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
(3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir,
(6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
(11) Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.
e) Peran Kader dalam Membina Rumah Tangga agar Melakukan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
(1) Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wiiayah kerjanya dengan member! tanda
seperti menempelkan stiker.
(4) Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami Siap Antar jaga, dan
sebagainya.
(5) Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu pertama, ketiga, dan
keenam setelah melahirkan.
(7) Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI
Eksklusif)
a) Definisi
(1) Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain.
(2) ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
b) Keunggulan ASI
(1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik
serta kecerdasan.
(4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan
segar.
(5) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di
mana saja.
(1) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari
keluarga.
(2) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan
untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
(3) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai
kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua
payudara secara bergantian.
(4) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain
ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan
jumlah yang : sesuai dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga
bayi berusia 2 tahun.
(1) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan
menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
(2) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu
dengan air hangat.
(3) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu
harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
(4) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
(5) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada
ibu atau bagian bawah payudara ibu.
(7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan
ibu bagian dalam.
(8) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi
merasa kenyang.
(9) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas
yang telah direndam air hangat.
(10) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya
sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
(f) Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan.
(a) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
(b) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan
pencucian peralatan.
(1) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan.
Makan lebih banyak dari biasanya.
(3) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga ketenangan
pikiran,
(4) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara bergantian hingga
bayi tenang dan puas.
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa berhasil.
Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya:
(2) Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat
kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untiik diberikan kepada bayi di rumah.
(1) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejukakan tahan 6-8 jam.
(2) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
(1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
(2) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa simpan
berakhir (8 jam).
(3) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam gelas bersih
tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu
sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).
(4) 4. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena botol dan
dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.
Mendata iumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahiryang ada di wilayah
kerjanya. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusi di Posyandu tentang
pentingnya memberikan ASI Eksklusif. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang
tidak datang ke Posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan bayinya serta
mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Eksklusif.
a) Pengertian
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumi hannya setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
Posyandu.
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku K (Kesehatan Ibu dan Anak)
atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka aka terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)
(a) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
(a) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus.
(a) Kwashiorkor
(b) Marasmus
(c) Marasmus-Kwasihorkor
– Cengeng/rewel/apatis.
– Perut buncit.
– Cengeng/rewel/apatis.
– Iga gambang, perut cekung.
(3) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan
berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai
Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
e) Peran Kader dalam meningkatkan Kesadaran Masyarakat agar Menimbang Bayi dan Balita
tiap bulan d Posyandu
(1) Mendata jumlah seluruh bayi dan balita yang ada di wilayah kerjanya.
(2) Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang balitanya di Posyandu
(4) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating ke Posyandu membawa
balitanya dan menganjurkan agar rutin menimbang bayi dan balitanya di Posyandu.
(5) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan mendorong masyarakat seperti:
lomba bayi dan balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama
untuk balita dan sebagainya.
(a) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih
di rumahnya.
(b) Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
(c) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit
untuk mendapatkan air bersih,
(d) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat
tinggalnya,
(e) Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara bergilir.
(f) Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) untuk memelihara sumber air bersih yang
dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.
(g) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan air bersih.
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh
kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
(1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun,
dll).
(2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit
kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
(1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan meinakai sabun.
(2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
(2) Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat,
misalnya pada peringatan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun kemerdekaan.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan
meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang.
Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
(b) Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu
lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat
menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
(c) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya ditinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.
(3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.
(1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)
(1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
(2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
(4) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
(1) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta menggunakan
jamban sehat dirumahnya.
(2) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang belum
memiliki jamban sehat.
(3) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban.
(4) Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara bergilir.
(5) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan jamban sehat.
(7) Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang
cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat.
(2) Kader
(1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,
Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
(2) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.
(3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
(a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan
kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
(b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon,
lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
(c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti
ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua,
plastik kresek,dll)
(f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras
misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
(g) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan
nila, dll.
(1) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk
dapat dicegah atau dikurangi.
(2) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
(1) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar
rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
(3) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat
jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
(4) Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga.
(5) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di
rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
f) Peran Kade dalam membina Rumah Tngga Agar Menciptakan Rumah Bebas Jentik
(1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan
kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk).
(3) Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka
jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
(4) Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja
dan melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut
penanganan bila terjadi masalah/kasus.
(5) Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang
dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk secara dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung
vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung
serat yang tinggi.
(1) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan
segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
(2) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang.
Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung
dalam buah.
(1) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan
oranye) seperti bayam, kangkung daun katuk, wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun
singkong.
(2) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti
mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta
seratnya.
(3) Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri
sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya
dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan
beberapa vitamin seperti vitamin C.
(2) Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.
(3) Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan
malam.
(4) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan
sayur dan buah.
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. adalah anggota keluarga meiakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
(1) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
(2) Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain
tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.
(1) Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
(2) Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang
diperoleh juga lebih banyak.
(3) Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan
akan terasa hasilnya.
(1) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai
dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
(2) Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah maker.
(4) Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
(5) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutir paling sedikit 30 menit
setiap hari.
(1) Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker, Tekanan Darah Tinggi,
Kencing Manis, dll.
(1) Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat, apalagi
untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.
(2) Renang, lakukan berenang secepat mungkin dengan napas yang dalam.
(3) Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku, juga
melenturkan otot serta melancarkan peredaran darah.
e) Peran Keluarga dan Kader Untuk Mendorong keluarga Agar Melakukan Aktivitas Fisik
Setiap Hari
(1) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
melakukan aktivitas fisik.
(2) Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama, misalnya jalan
pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.
(3) Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di rumah.
(4) Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan
tempat bermain untuk anak.
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia.
Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di
antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel
paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun
walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin
sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau
orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal
yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
Seketika: Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu
bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.
Menunda : Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan
selama 7 han berturut-turut, Sebagai contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari
pada pukul 07.00 pagi, maka pada:
Mengurangi:
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan Jumlah yang
sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan
jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari. Sebagai
contoh:
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
e) Peran Keluarga dan Kader untuk Mencipttakan Rumah Tanpa Asap Rokok
(1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga.
(2) Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok.
(4) Tidak memberi dukungan kepada ,orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara lain
dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun
untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
(6) Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
(7) Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan
kesehatan.
Kisah Perokok yang terkena stroke dan kanker paru-paru. Contoh kasus:
(1) Pak Sukro berusia 45 tahun, pensiunan TNI menderita stroke sejak 2 tahun terakhir sebagai
akibat perilakunya menjadi perokok berat, Beliau mulai merokok sejak usia 15 tahun. Saat ini
Pak Sukro sudah tidak dapat lagi berbicara dengan jelas, berdiri dengan tegak dan berjalan
dengan sempurna sehingga tidak dapat menikmati masa tuanya dengan kekayaan yang telah
dikumpulkannya semasa produktif dulunya. Sebagian besar hartanya telah terkuras dalam proses
pengobatan atau perawatan penyakit yang di deritanya.
(2) Pak Purnama berusia 54 tahun, divonis oleh dokter menderita kanker paru-paru dan dirawat
selama 2 bulan di rumah sakit. Dia berpesan kepada sanak saudaranya dan handai taulannya
untuk tidak mengikuti pola hidupnya sebagai perokok yang dapat mengakibatkan berbagai
penyakit seperti kanker paru yang sakit luar biasa dirasakannya
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Manfaat
1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit
3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua (masyarakat)
PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-dayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat.
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk
kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil
c) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan
untuk biaya pengobatan.
2) Bagi Masyarakat
a) Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja.
b) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja
setempat.
a) Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang baik.
b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan
bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
c) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS.
2) Menggunakan jamban
1. Tujuan
1) Masyarakat pengunjung/pembeli
2) Pedagang
4) Konsumen
5) Pengelola (pramusaji)
6) Jamaah
1) Bagi Masyarakat
a) Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebi bersih, indah dan sehat, sehingga
meningkatkan citra tempat umum.
a) Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
kabupaten/kota yang baik.
b) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di tempat-tempat umum.
1) Analisis Sistem
d) Meminta masukan tentang penerapan PHBS di tempat-tempat umum, antisipasi kendala dan
sekaligus alternative solusi.
f) Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi pengelola, karyawan dan pengunjung.
Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakanya.
4) Penyiapan Infrastruktur
a) membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di tempat-
tempat umum.
b) Instrumen pengawasan
b) Penyediaan saran dan prasarana PHBS di tempat-tempat umum seperti air bersih, jamban
sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, dsb.
c) Pelaksanaan pengawasan PHBS di tempat-tempat umum
a) Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah
dilaksanakan.
b) Minta pendapat Pokja PHBS di tempat-tempat umum dan lakukan kajian terhadap masalah
yang ditemukan.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan
yaitu :
1. Menggunakan Jamban
PENUTUP
1. A. Simpulan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup
1. B. Saran
Sebagai Mahasiswa keperawatan yang akan memberi asuhan langsung ke masayarakat baik
sebagai mahasiswa kesehatan maupun sebagai staff pemberi pelayananan nantinya, sebaiknya
lebih membekali diri dengan konsep-konsep keperawatan komunitas,khususnya upaya promosi
kesehatan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, agar nantinya kita sebagai mahasiswa
mempunyai bekal konsep komunitas yang kuat saat menghadapi masyarakat. Selain itu,
mahasiswa maupun pemberi pelayanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perlu diberi
informasi mengenai pentingnya menerapakan Perilaku Hidup bersih dan sehat secara
komperhensif dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan. Kesehatan
Masyarakat Tahun 2000/2001
DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI .
Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 15 Maret 2012)
https://chandrarandy.wordpress.com/2012
Promkes Dinkes Kepulauan Riau. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 10 Oktober 2010.
Kepulauan Riau: Dinas
Kesehatan. http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-kesehatan/30-
phbs (Diakses 15 Maret 2012)
Anonim. 2010. Sepuluh Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. 25 Juli
2010. www.akangoleh.wordpress.com. http://hariini.org/2010/07/25/10-indikator-phbs-perilaku-
hidup-bersih-sehat-di-rumah-tangga
Terkait
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Dalam Memelihara
Kesehatan Gigi Pada Anak Usia 8-9 Tahundalam "chandraskripsi"
Navigasi tulisan
← peran perawat dalam desa siaga
hemodialisa →
mohon maaf untuk tulisan ini belum dapat di update berhubung penulis masih sedang
dalam proses skripsi
Balas ↓
Tinggalkan Balasan
kotak smile
chandra
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
kategory chandra
o chandra askep
o chandra berbagi
o chandra bijak
o chandra curhat
o chandra kegawat daruratan
o chandra komunitas 3 (lansia)
o chandra KTI
o chandraadventure
o Chandrapuisi
o chandraskripsi
o guru, siswa, dosen, mahasiswa,
o kabaret
o lirik lagu
o movie
o paliatif
randy
o chandrarandy
terimakasih
RSS - Pos
RSS - Komentar
blogq
o
Flickr Photos
pelancong
lukisan
Komentar Terbaru
Daily Painters
Art Gallery
contemporary
original art for sale
www.dailypainters.com
randy
September 2012
S S R K J S M
« Jul Okt »
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
chandra music
back to top
https://chandrarandy.wordpress.com/category/#
akunq
o Judul Skripsi Terbaru 2016 Universitas Udayana
chandrarandy.wordpress.com/2013/12/04/jud… 11 months ago
o #tikusbesarbermain chandrarandy.wordpress.com/2016/02/28/tik… 1 year ago
o #kacamataAB chandrarandy.wordpress.com/2016/01/23/kac… 1 year ago
o sebelum semuanya terlanjur chandrarandy.wordpress.com/2016/01/18/seb…
1 year ago
o #kacamataAB chandrarandy.wordpress.com/2016/01/16/kac… 1 year ago
Ikuti
Kesehatan Lingkungan
Home
Fisioanatomi
Pedoman
PPT
Artikel
Makalah
Laporan
Facebook
Twitter
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta
yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya
itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta
bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak
enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu
akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak
akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga
diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh
sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup
sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang
sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin
banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi,
kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak
sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata
mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu
babi yang akhir-akhir ini marak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat ?
3. Bagaimana penerapan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?
4. Apa tujuan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?
5. Apa manfaat PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan !
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) !
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan !
4. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat PHBS di tatanan pelayanan kesehatan !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam UU Kesehatan
RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek
fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik
dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari ke-4
faktor tersebut, faktor ke-2 yaitu faktor perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan seseorang,
terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi,
keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi,
tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta
menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat
yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri
sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan
kesehatan dapat tercapai maksimal.
B. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi
pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini
artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit
menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan
ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta
didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan : “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change
or cope with the environment“. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
sebagai berikut : “Health promotion is programs are design to bring about “change”within
people, organization, communities, and their environment ”. Artinya bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik
di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Visi dari Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
1. Advokat
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.
2. Menjembatani
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait
dengan kesehatan.
3. Meningkatkan
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.
Beberapa contoh perilaku di atas terlihat sangat sederhana, seperti halnya pengertian PHBS
sendiri yang terasa begitu mudah dimengerti, namun diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dalam
penerapannya.
Untuk mengoptimalkan promosi tersebut maka para provider kesehatan yang memiliki
andil terbesar untuk menyadarkan masyarakat.
Diharapkan untuk terus berkreasi mensosialisasikan pentingnya perilaku yang tepat
pada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta
semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara lain :
Mandi dua kali sehari dengan sabun mandi.
Menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan tidur.
Buang air besar dijamban/WC
Mencuci tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun
Membuang sampah ditempat sampah
Mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan tetrlalu sempit
Pakaian dicuci sampai bersih dengan sabun cuci
Memetong kuku setiap minggu
mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor
Tidur dengan waktu yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat
kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu
burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yang mendukung PHBS
adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus
dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan
yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi
fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut.
Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai
kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam
mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara
wajar, pekerjaan dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi
terhadap perbedaan jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki
harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatan
komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya
pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
1.2.2 Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.2.3 Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
1.2.4 Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang
1.2.5 Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli cuaca
dan iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologi lingkungan, maka
lingkungan berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungan
sama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan.
Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitu
sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factor – factor
tersebut.
2. Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme hidup
seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan, serta mikroorganisme lain.
3. Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia, yang
meliputi factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial.
d. Penanganan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya
berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola
dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.
e. Penanganan air limbah
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air
limbah dapat dibagi menjadi:
• Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
• Industrial wastes water (berasal dari industri)
• Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang
berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia
PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara
manusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Indikator kesehatan lingkungan :
1. Perumahan bersih dan sehat
2. Penyediaan air bersih
3. Penanganan air limbah
4. Penanganan sampah
5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan
sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan
pemukiman.
DAFTAR PUSTAKA
http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13
http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email,
dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating
Website
Ketikkan em
1 komentar:
1.
BalasHapus
go green
Random
Comment
Recent
Artikel Terkait
Artikel Terbaru
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Zaman semakin canggih serta teknologi semakin maju. Beberapa merk handphone
sudah banyak yang bermunculan serta berbagai macam ben...
Laporan ini berisikan bagaimana cara pengambilan sampel air yang baik dan benar.
Sehingga sempel air yang akan di uji di laboratorium terse...
Laporan Praktikum Pemeriksaan Angka Kuman Pada Makanan Dan Minuman Dengan
Metode Pour Plate
Laporan ini berisikan cara kerja pemeriksaan angka kuman dalam makanan dan
minuman, sehingga kita bisa mengetahui apakah makanan dan mi...
Ini adalah laporan praktikum pemeriksaan TDS dan TSS. Total suspended solid atau
pendataan tersuspensi total (TTS) adalah residu dari padat...
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan ba...
Ini adalah sebuah cara pemeriksaan air minum olahan apakah tercemar oleh E.Coli atau
tidak. Metode MPN (Most Probable Number) pada umumnya ...
Laporan yang berisikan Asiditas dan Alkalinitas. Asiditas adalah hasil dari adanya asam
lemah seperti H2 PO4-, CO2, H2S. Alkalinitas adalah...
Mengenai Saya
Syarif Udin
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (38)
o ▼ Agustus (29)
Persyaratan Kualitas Air Minum
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Paka...
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum
Pengertian Filariasis, Plasmodium, dan Toxoplasma
Pengertian Helmint Ascariasis, Thypus Abdominalis ...
Pengertian Hepatitis, Tetanus, Difteri, dan Pertus...
Pengertian Campak, Demam BerdarahDengue, dan Tuber...
Pengertian Patofisiologi Dan Patofisioanatomi, Inf...
Laporan Perkenalan Alat
PPT Daur Ulang Sampah Kertas
PPT Sanitasi Air
PPT Pencemaran Limbah
PPT Pengelolahan Limbah Kertas
PPT PHBS
PPT Jamban sehat
PPT Pencemaran Udara
PPT Sampah Padat
Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Artikel Radiasi Handphone
Artikel Berbagai Masalah Pencemaran Lingkungan
Laporan Praktikum Teknik Inokulasi Bakteri
Laporan Praktikum Pemeriksaan Bakteri Colifrom Dan...
Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Air Kran
Laporan Praktikum Pengenalan dan Sterilisasi Alat
Laporan Praktikum Pemeriksaan Angka Kuman Pada Mak...
Makalah Pencemaran Tanah
Makalah Masalah Lingkungan Hidup Dan Upaya Penangg...
Makalah Patofisioanatomi Penyakit-Penyakit Menular...
o ► Juli (9)
Instruction
Kategori
artikel
Fisioanatomi
Laporan
Laporan Kimia
Laporan Mikrobiologi
Makalah
Pedoman
Penyakit Menular
Peraturan Perundangan
PPT