Kumpulan Ilmu Kesehatan Ref Keluarga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 133

Kumpulan Ilmu Kesehatan

Now I am working in a private hospital Tegal Central Java region as a surgical nurse. Being a
nurse is not an easy profession to do for 24 hours faithful to accompany the patient, to touch
them, and not infrequently gets scorn when our services are not to their liking. if only it did not
talk about wages comparable to what we've been given them (the patients). But I believe that
something which we give sincerely and selflessly then Allah will give the blessing of fortune for
us.

Kamis, 06 Maret 2014


FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN KELUARGA

1. Identitas Umum Keluarga


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn K
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh (Sopir)
Alamat : Desa Jatimulya RT 5 RW 3 Lebaksiu
No. Telp :-

b. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Usia Hub. Klg Pendidikan Pekerjaan Status
Kesehatan
1 Ny. I P 35 th Istri SD Ibu Rumah Tangga Sehat
2 An. F L 13 th Anak MTS Pelajar Sehat
3 An. D P 5 th Anak TK Pelajar Influenza

c. Genogram
Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan
= Anggota keluarga yang sakit
= anggota dalam satu rumah

= Anggota keluarga yang sudah meninggal

d. Tipe keluarga
a). Jenis type keluarga : nuclear family
b). Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Terkadang terjadi pertengkaran antara anak pertama
dengan anak kedua dikarenakan sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan tidak mau mengalah
e. Suku Bangsa
a). Asal suku bangsa : Jawa
b). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Bahwa 2 anak sudah cukup dan bisa mendukung
kesehatan keluarga yang optimal serta kesejahteraan hidup yang baik.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. K jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke dokter / puskesmas dan tidak
percaya akan pengobatan lewat dukun atau orang pintar.
g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga
a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. K
b). Penghasilan : Rp 1.500.000,-/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, motor, kulkas, TV,
perabot Rumah Tangga, dll
d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 1.200.000,- dan sisanya
disimpan untuk keperluan yang
tak terduga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan Keluarga Tn. K termasuk dalam tahap perkembangan usia remaja. An. F
merupakan anak pertama dari keluarga Tn. K. Dia merupakan anak yang mudah bergaul, penurut,
bersikap optimistis, sudah timbul perasaan suka dengan lawan jenis, mempunyai perilaku
bertanggung jawab secara sosial, mampu memilih karier/cita-cita yang diinginkannya, mampu
memposisikan peran sosial di lingkungan.
b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya :
An. F tergolong anak usia remaja awal. Terkadang emosinya masih tergolong labil sehingga
keluarga harus mampu membantu anak dalam mengontrol emosinya dengan pendekatan yang
adaptif dan edukatif. Keluarga juga harus mampu membantu anak dalam mempersiapkan karier
atau cita-cita yang dinginkannya serta mendorong anak untuk bisa memposisikan diri sebagai anak
tertua yang bertanggung jawab menjaga keluarga dan adiknya serta memberikan pemahaman dan
sikap moral terhadap norma-norma yang berlaku baik di keluarga maupun di masyarakat.
c. Riwayat Kesehatan Inti :
1). Riwayat keluarga saat ini :
Bahwa anggota keluarga Tn K ada yang mempunyai masalah kesehatan yaitu An. D anak kedua
dari keluarga Tn. K yang menderita penyakit influenza ± seminggu yang lalu.
2). Riwayat Penyakit Keturunan
Tn K dan istrinya yaitu Ny. I tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan yang diwariskan dari
orang tuanya.
3). Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
Kesehatan (BCG/Polio Kesehatan telah dilakukan
/DPT/HB/
Campak)
1. Tn. K 40 th 60 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
2. Ny. I 35 th 62 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
3. An. F 13 th 48 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. An. D 5 th 15 kg Sakit Lengkap Influenza Membeli obat-
obatan di warung
/ Apotik
4). Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan
Keluarga Tn K jika ada anggota keluarganya yang sakit ringan maka hanya mengkonsumsi obat-
obatan yang dibeli di apotik atau warung akantetapi jika sakitnya sudah parah maka akan dibawa
ke Dokter Umum ataupun Rumah Sakit
5). Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Anggota keluarga Tn K sebelumnya pernah dirawat di RSUD Soesilo Slawi yaitu istri Tn. K akibat
menderita penyakit chikungunyah.

3. Pengkajian Keluarga
a. Karakteristik Rumah
1). Luas rumah : 144 m2
2). Tipe rumah : Permanen
3). Kepemilikan : Pribadi
4). Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar
5). Ventilasi jendela : Cukup dengan terdapatnya ventilasi disetiap
kamar dan ruangan yang lain
6). Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan yang cukup
7). Septic tank : Tidak ada (Pembuangan langsung ke sungai)
8). Sumber air : Menggunakan sumur
9). Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC
10). Sampah : Pembuangan sampah di tanah kosong atau
pekarangan
11). Kebersihan lingkungan : Cukup bersih dimana terdapat saluran irigasi
dibelakang rumah yang digunakan untuk
pembuangan (feses) sekaligus pekarangan
untuk pembuangan sampah baik organik
maupun non organik
12). Denah rumah :

Utara

Barat
Timur

Selatan

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


1). Kebiasaan : Klien dengan tetangga sekitar rumah sangat dekat dan
merupakan saudaranya sendiri sehingga terbiasa saling
membantu bila salah satu mempunyai kegiatan di
lingkungannya. Jarak rumah Kelurga Tn K dengan
tetangganya termasuk dekat
2). Aturan : Bahwa setiap warga harus ikut andil dalam kebersihan
lingkungan terutama kebersihan sepanjang jalan dan sungai.
Warga diminta untuk mau ikut kerja bakti demi kebersihan
lingkungan serta agar tidak terjangkit penyakit chikungunyah
yang akhir-akhir ini sedang marak di lingkungan desanya.
3). Kebersihan : Setiap 1 bulan sekali warga membersihkan lingkungan.
Terutama di sekitar pinggir jalan akan dibuat pondasi untuk
mencegah meluapnya air sungai di pemukiman warga saat
musim hujan dan untuk memperindah jalan.
4). Budaya : Budaya yang digunakan adalah gotong royong dan paguyuban
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. K sebelumnya tinggal di Jakarta selama ± 8 tahun setelah itu pindah rumah di desa
Jatimulya ± 1 tahun ini.

d. Sistem Pendukung
Keluarga Tn. K ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.

4. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. Dalam menghadapi suatu
permasalahan biasanya selalu dilakukan dengan cara musyawarah keluarga sebelum diputuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri dan dua orang anak yang satu sama lain saling
memperhatikan
c. Struktur Peran Keluarga
1). Tn. K :
- Peran informal : Tn. K sebagai orang yang dihormati dan sebagai
pengambil keputusan
- Peran formal : Menjadi kepala keluarga, suami, ayah
2). Ny. I :
- Peran informal : Ny. I sebagai orang yang penyayang terhadap anak-
anaknya serta bisa sebagai sahabat jika anaknya sedang
membutuhkan saran atau meluangkan uneg-unegnya
- Peran formal : Sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu
3). An. F
 Peran formal : Sebagai anak pertama
 Peran informal : An. F berperan sebagai pelindung dan penghibur
4). An. D
 Peran formal : Sebagai anak kedua
 Peran informal : An. D merupakan anak bungsu dari keluarga Tn. K
dan mempunyai peran sebagai penghibur
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama Islam yang
dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi sosial
1). Kerukunan hidup dalam keluarga
Kerukunan terjaga dengan baik
2). Interaksi hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka
3). Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan, Keluarga Tn K selalu mengedepankan musyawarah yang dilakukan
antara Tn K dengan istrinya. Tetapi saat Tn. K tidak ada dirumah, segala keputusan di ambil oleh
Ny I dengan sebelumnya sudah berkomunikasi atau berkoordinasi dengan suaminya.
4). Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkunjung ke sanak saudara dan seringkali dihabiskan dirumah dengan menonton TV dengan
anaknya
5). Partisipasi dalam kegiatan social
Tn K merupakan orang yang mengadu nasib di ibukota Jakarta. Waktunya dihabiskan di Jakarta
mencari nafkah untuk keluarganya. Sebulan sekali Tn. K pulang kerumah untuk bertemu istri dan
anak-anaknya. Hal ini sudah diketahui oleh masyarakat dilingkungannya dan memaklumi kondisi
Tn. K karena sedikit sekali intensitas untuk berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1). Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn K terutama Ny. I mengatakan bahwa dia tahu akan makan makanan yang bergizi. Ny.
I selalu memperhatikan asupan nutrisi bagi keluarganya terutama anak-anaknya salah satunya
adalah selalu ada menu sayuran setiap makan siang. Ny. I tahu bahwa sayuran itu sangat penting
untuk kesehatan anaknya. Selain nasi yang tinggi karbohidrat serta lauk pauk yang tinggi akan
protein, Ny. I juga menyediakan buah-buahan serta susu sebagai menu tambahan bagi anak-
anaknya.

2). Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat


Keluarga Tn. K saat ada anggota keluarga yang sakit ringan seperti batuk, pilek, demam hanya
mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung atau apotik seperti Decolgen, Paramex, dll.
Keluarga Tn. K juga menyimpan cadangan obat-obatan dirumah yang dibeli dari warung atau
apotik. Tetapi, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh (> 1 minggu) atau sakitnya parah maka
keluarga Tn. K akan berobat ke dokter atau Rumah Sakit.
3). Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn K saat ini ada anggota keluarganya yang mengalami sakit yaitu An. D yang
mengalami gejala influenza hampir 1 minggu yang lalu. Keluarga Tn. K hanya memberikan obat-
obatan yang dibeli di warung dan tidak membawa anaknya ke Pelayanan Kesehatan seperti dokter,
puskesmas, bidan, dll. Menurut keluarga Tn. K anaknya hanya mengalami sakit biasa dikarenakan
faktor cuaca yang tidak bersahabat serta karena faktor makanan seperti jajanan yang tidak sehat
(Es, makanan ringan yang mengandung MSG, coklat,dll) yang sering dikonsumsi anaknya baik
saat dirumah maupun disekolah.
4). Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Rumah keluarga Tn K letaknya dekat dengan saluran irigasi. Rumah Tn. K tidak dilengkapi dengan
septic tank sehingga pembuangannya (feses) langsung menuju saluran irigasi. Rumah Tn. K juga
dikelilingi lahan kosong atau pekarangan yang dijadikan tempat pembuangan sampah baik itu
organik maupun non organik.. Hal inilah yang mengakibatkan keluarga Tn. K yaitu Ny. I sebulan
yang lalu terjangkit penyakit chikungunya yang dibawa oleh nyamuk jenis aedes albopictus karena
kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang masih rendah serta disekeliling rumah
keluarga Tn. K dikelilingi banyak pohon bambu yang merupakan sarang nyamuk jenis aedes
albocpitus.
5). Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Fasilitas /pelayanan kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan serta dokter yang
semuanya masih bisa di jangkau dengan kendaraan dan jaraknya relatif dekat dengan rumah
keluarga Tn K. Keluarga Tn. K saat ada anggota keluarganya yang sakit langsung membawanya
ke puskesmas atau dokter yang terdekat. Tetapi jika penyakitnya sudah mulai parah maka akan
langsung dibawa ke RS terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. K berkeinginan mempunyai 2 anak saja sehingga bisa mengoptimalkan pendidikan
anaknya serta kesejahteraan keluarganya. Dahulu Ny. I pernah menggunakan KB suntik ± 3 tahun.
Setelah merasa tidak cocok dan membuat badan menjadi gemuk akhirnya Ny. I mengambil
keputusan berhenti menggunakan KB sampai sekarang.
e. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Tn. K bekerja sebagai buruh (sopir) di Jakarta
b. Pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat : tidak ada

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn K ingin anak pertamanya menjadi anak yang pintar, anak yang penurut serta mau
mengerti kondisi ekonomi keluarganya saat mengalami krisis keuangan.
b. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn K ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh tanpa bergantung dengan orang
tua. Mampu belajar hidup yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh,
menjadi pribadi yang kuat dan mau menerima keadaan baik secara fisik maupun financial
keluarga.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn. K sudah dapat beradaptasi dengan baik dengan perkembangan anaknya sekarang ini.
Mereka menyebutkan hal itu masih wajar dan masih bisa diperbaiki melalui pendekatan yang
edukatif.
d. Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi menyangkut perkembangan
anaknya.
e. Strategi adaptasi disfungsi
Keluarga selalu menggunakan pendekatan yang adaptif dan edukatif jika anaknya dalam
perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai harapan keluarga.
7. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan
Keluarga Tn K berharap agar keluarganya tidak mengalami penyakit yang sama yang diderita
istrinya dan akan lebih waspada serta menjaga kebersihan dan kesehatan dilingkungannya.

b. Petugas kesehatatan yang ada


Keluarga Tn K berharap agar petugas kesehatan yang ada mampu memberikan pelayanan yang
baik dan sama rata tidak membeda-bedakan berdasarkan status sosial ekonomi.

8. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Ny. I An. F An. D
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV :
a. TD 120/80 mmHg 110/80mmHg -
b. Suhu 36 ˚C 36,7 ˚C 37˚C
c. Nadi 86 kali/menit 84 kali/menit 90 kali/menit
d. Pernafasan 20 kali/menit 18 kali/menit 22 kali/menit

3. BB dan TB BB : 62 kg BB : 48 kg BB : 15 kg
TB : 151 cm TB : 148 cm TB : 90 cm
4. Kepala Mesochepal, Mesochepal, Bulat ,
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
5. Mata Konjungtiva an anemis, Konjungtiva an Konjungtiva an
sclera non ikterik anemis, sclera non anemis, sclera non
ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk simetris, Bersih, bentuk Bersih, bentuk
fingsi pendengaran baik simetris, fingsi simetris, fingsi
pendengaran baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
10. Hidung Bentuk simetris, fungsi Bentuk simetris, Bentuk simetris,
penciuman baik fungsi penciuman baik fungsi penciuman baik
11. Paru-paru Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk
simetris palpasi : taktil simetris palpasi : taktil simetris palpasi : taktil
fremitus sama perkusi : fremitus sama perkusi fremitus sama perkusi
sonor : sonor auskultasi : : sonor auskultasi :
auskultasi : vesikuler vesikuler vesikuler
12. Jantung Inspeksi : kedua belah Inspeksi : kedua belah Inspeksi : kedua belah
dada simetris dada simetris dada simetris
(Prekordium),ictus (Prekordium),ictus (Prekordium),ictus
kordis tampak. kordis tampak. kordis tampak.
Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat
pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis
teraba teraba teraba
Perkusi : redup (pekak) Perkusi : redup Perkusi : redup
Auskultasi : s1> s2, (pekak) (pekak)
murni tidak ada suara Auskultasi : s1> s2, Auskultasi : s1> s2,
tambahan murni tidak ada suara murni tidak ada suara
tambahan tambahan

13. Abdomen Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
Auskultasi : bising usus Auskultasi : bising Auskultasi : bising
12x/menit usus 14x/menit usus 16x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi : timpani Perkusi : timpani Perkusi : timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 detik,
CRT < 3 detik, kuku CRT< 3 detik, kuku CRT < 3 detik, kuku
bersih dan tidak bersih dan tidak bersih dan tidak
panjang panjang panjang
15 Ekstremitas Tidak ada masalah, Tidak ada masalah, Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema tidak ada oedema tidak ada oedema
Diposkan oleh Lukman Febrianto di 3/06/2014 08:36:00 AM
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ► 2016 (3)

 ► 2015 (2)

 ▼ 2014 (8)
Lukman Febrianto, o ▼ Maret (8)
S.Kep.,Ns  GASTROENTERITIS AKUT (GEA)
 COMBUSTIO
 SAP BRONKHOPNEUMONIA
 BALANCE CAIRAN
 SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lukman Febrianto
Lihat profil lengkapku PHBS
 FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
 FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA

 ► 2013 (16)
Translate
Pilih Bahasa ▼

Laman
 Beranda

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

NURSING LUKMAN
JAYALAH PERAWAT INDONESIA

Kamis, 17 Juli 2014


ASKEP KELUARGA PHBS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F


DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DUSUN MANA IMAN
DESA KALUKKU BARAT TAHUN 2014
OLEH :
NAMA : LUKMAN
NIM : 012010005

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
ANDINI PERSADA MAMUJU SUL-BAR
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. F
DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DUSUN MANA IMAN
DESA KALUKKU BARAT TAHUN 2014

A. PENGKAJIA Tanggal : 25 Mei 2014


1. Data Umum
a. Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
b. Alamat dan telepon : Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat
c. Pekerjaan KK : buruh batu merah
d. Pendidikan KK :-
e. Komposisi Keluarga : Ayah, istri dan 3 orang anak

No Nam Jeni Hub. Umu Pen Status Imunisasi Ke


a s Kel. r d BCG POLIO DPT Hepatitis Camapak t
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. F L Ayah 35 -
2 Ny. L Ibu 30 SD
M
3 Tn. A P Anak 20 SD
4 Nn. P Anak 14 SM
M P
5 An. P Anak 8 -
M

Genogram :

Ket :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah

f. Tipe Keluarga : Keluarga inti


g. Suku Bangsa : Makassar
h. Agama : Islam
i. Status sosial ekonomi keluarga :
Pendapatan Tn. F sebagai buruh batu bata adalah Rp. <1.000.000/bulan, penghasilan Tn. F
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
j. Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga tidak pernah pergi rekreasi atau jalan-jalan.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. F sedang berada pada tahap perkembangan keluarga yaitu pada tahap
keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
-
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Tn. F tidak mempunyai penyakit keturunan. Anak Tn. F memiliki masalah kesehatan
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. F tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar yang lain, tidak
mempunyai penyakit menurun (hipertensi) dan penyakit menular (TBC dan kusta). Ny. M tidak
mempunyai masalah kesehatan dan ke 3 anaknya.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Luas rumah kira-kira 5 x 9 M2 tipe rumah semi permanen dengan dinding rumah dari papan, jumlah
ruangan tidur 2 kamar.

Denah Rumah
U

B T

S
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya :
Hubungan antar tetangga Tn. F baik saling membantu bila ada tetangga yang membangun rumah
dikerjakan saling gotong royong.
c. Mobilitas geografis keluarga :
Tn. F sebagai penduduk pendatang Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat. Keluarga jarang
bepergian ke tempat-tempat jauh, kegiatan rutin Tn. F adalah buruh batu bata
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tn. F mulai bekerja pukul 07.00-17.00 Wita yaitu buruh batu bata dan pada malam hari digunakan
untuk berkumpul bersama seluruh keluarganya.
e. Sistem pendukung keluarga :
Rumah keluarga Tn. F tidak jauh dari Poskesdes dan Puskesmas dapat ditempuh dalam waktu 10
menit. Poskkesdes dapat ditempuh dengan berjalan kaki sedangkan Puskesmas ditempuh dengan
Angkutan umum. Semua anggota kelurga Tn. F tidak ada yang memiliki Askes/BPJS.

4. Struktrur keluarga
a. Struktur peran :
1. Formal : Tn. F sebagai KK, Ny. M sebagai IRT, Tn. A sebagai anak laki-laki, Nn. M sebagai anak
perempuan An. M sebagai anak perempuan dan Ny. Y sebagai menantu
2. Informal : Tn. F sebagai pencari nafkah dengan dibantu Tn. A
b. Nilai atau norma keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT demikian pula
dengan sehat sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang
sakit dibawah ke poskesdes.
c. Pola komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan bahasa Makassar.
d. Struktur kekuatan keluarga :
Dalam keluarga Tn. F adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah.
5. Struktrur Keluarga
a. Fungsi ekonomi :
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3 kali sehari, pakaian untuk anak dan biaya sekolah.
b. Fungsi mendapatkan status sosial :
Keluarga tercatat sebagai warga Dusun Mana Iman Desa Kalukku Barat
c. Fungsi pendidikan :
Tn. F slalu memikirkan agar anak keduanya tetap melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi
meskipun penghasilan kurang dari cukup.
d. Fungsi sosialisasi :
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati
norma yang ada.
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan :
Tn. F mengatakan anaknya kena penyakit gatal-gatal pada badan dan sudah meminta obat di
Poskesdes
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan :
Bila anaknya sakit Tn. F langsung membawah anaknya ke poskesdes
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit :
Tn. F masih memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya, pola tidur
juga masih belum sesuai dan waktunya kurang lama, namun selalu memberikan obat yang di kasi
oleh petugas poskesdes
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :
Keluarga selalu memeriksakan diri ke poskesdes bila ada masalah kesehatan yang di alami.
f. Fungsi religius :
Keluarga jarang melaksanakan shalat 5 waktu
g. Fungsi rekreasi :
Tidak ada kebiasaan rekreasi dalam keluarga. Keluarga berkumpul waktu malam hari
h. Fungsi reproduksi :
Jumlah anak 3 orang, anak pertama sudah berkeluarga, anak ke kedua masih sekolah di SMP, anak
ke tiga masih belum sekolah. Dan Ny. M tidak mau ikut KB
i. Fungsi afeksi :
Keluarga Tn. F mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling
menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada
anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang :
Keluarga Tn. F berharap agar tetap dalam keadaan sehat. Tn. F juga selalu berharap yang terbaik
untuk anaknya.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor :
Keluarga Tn. F jika menghadapi suatu masalah, Tn. F dan istri serta anak-anaknya menghadapi
masalah tersebut dengan bermusyawarah, sabar, berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT agar
masalahnya dapat terselesaikan dengan baik.

c. Strategi koping yang digunakan :


Apabila ada permasalahan dalam keluarga, biasanya Tn. F meminta bantuan istri dan anak-
anaknya untuk memutuskan dan menyelesaikan, walaupun sebelumnya dimusyawarahkan
terlebih dahulu.
d. Strategi adaptasi fungsional :
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. F biasanya mengkonsentrasikan pada
bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam
melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Anggota Keluarga
No Pemeriksaan Tn. F Ny. S Tn. A An. M
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris, rambut Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam, berwarna hitam, berwarna hitam, berwarna hitam, tida
tidak ada ketombe. tidak ada ketombe. tidak ada ketombe. ada ketombe.
2. Leher leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak leher tidak nampak
adanya peningkatan adanya peningkatan adanya adanya peningkatan
tekanan vena tekanan vena peningkatan tekanan vena jugular
jugularis dan arteri jugularis dan arteri tekanan vena dan arteri carotis,
carotis, tidak teraba carotis, tidak teraba jugularis dan arteri tidak teraba adanya
adanya pembesaran adanya pembesaran carotis, tidak teraba pembesaran kelenjar
kelenjar tiroid kelenjar tiroid adanya pembesaran tiroid (struma).
(struma). (struma). kelenjar tiroid
(struma).

3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak


terlihat anemis, tidak terlihat anemis, tidak terlihat anemis, terlihat anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, tidak ada katarak, ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas

4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan


bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab,keadaan lembab,keadaan lembab,keadaan lemb,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan kelainan kelainan kelainan
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris, sua
suara jantung S1 dan suara jantung S1 dan suara jantung S1 jantung S1 dan S2
S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak dan S2 tunggal,tidak terdapa
terdapat palpitasi, terdapat palpitasi, tunggal,tidak palpitasi, suara mur-
suara mur-mur (-), suara mur-mur (-), terdapat palpitasi, mur (-), ronchi (-),
ronchi (-), ronchi (-), suara mur-mur (-), wheezing (-)
wheezing(-) wheezing(-) ronchi (-),
wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak
didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya didapatkan adanya
pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar, pembesaran hepar,
tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung, tidak kembung,
pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan peristalti
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus usus 35x/mnt, tidak
35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada 35x/mnt, tidak ada ada bekas luka opera
bekas luka operasi bekas luka operasi bekas luka operasi
9. TTV TD : 120/80 mmHg TD :110/90 mmHg, TD: 110/80 mmHg TD: 100/80 mmHg
N : 74x/m, N : 100x/m, R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt
S : 360C S : 36,50C N: 84 x/mnt N: 72 x/mnt
R: 20x/m R: 20x/m S: 37,2OC S:370C
R: 20x/m R: 20x/m
8. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. F sangat berharap agar petugas kesehatan lebih peduli pada orang yang tidak mampu
serta tidak membeda-bedakan golongan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Analisa Data
No. Data Masalah/ Diagnosa
Keperawatan
1. DS : 1. Resiko terjadinya
1. Keluarga mengatakan tidak mempunyai tempat sampah penyakit diare
2. Keluarga mengatakan tidak memiliki sumur 2. Keluarga belum
3. Keluarga mengatakan tidak memiliki kamar mandi dan WC mengetahui manfaat
4. Keluarga mengatakan cara penyajian makanan tertutup tapi imunisasi pada anak.
kadang terbuka 3. Keluarga kurang
5. Anak ke-2 dan Anak ke-3 belum diiminusasi karena ayah mengetahui
takut anaknya panas pentingnya ventilasi
6. Ventilasi yang kurang, kebersihan kurang dan kebersihan
rumah.
DO :
1. Tidak adanya tempat pembuangan sampah
2. Tn. F numpang mandi di sumur tetangga
3. Keluarga Tn. F BAB sembarang tempat
4. Perabotan dapur sedikit berantakan

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosis Keperawatan (PES)
1 Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tifoid, DBD, berhubungan dengan
ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah.
2 Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak
berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah.
Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
3 kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan
pentingnya sanitasi lingkungan.

3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan


DX : Resiko timbulnya penyakit diare, malaria, tifoid, DBD, berhubungan dengan
ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah.
No.
Diag. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Kep.
1. Sifat masalah : 1 2 /3 x 1 Keluarga kurang mengetahui
Ancaman kesehatan =2/3 pengaruh lingkungan seperti tidak
memiliki WC dan cara penyajian
makanan yang kadang terbuka
dapat menimbulkan diare

2. Kemungkinan Masalah 2 1 / 2 x2 Keluarga kurang paham bahwa


diubah : =1 kesehatan lingkungan dan prilaku
Hanya sebagian dapat mempengaruhi kesehatan
diri.

3. Potensial Masalah 1 2/3x1 Keluarga mau mengikuti


untuk dicegah : =2 / 3 penyuluhan kesehatan yang
cukup diberikan

4. Menonjolnya masalah 1 0 / 2 x1 Keluarga belum mengalami


untuk dicegah : =0 masalah kesehatan yang
Masalah tidak diakibatkan oleh lingkungan dan
dirasakan prilaku yang tidak sehat
Total Skor 1 4/6
DX : Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak
berhubungan dengan tingkat pendidikan yang rendah.
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 X 1 2/3 Ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Masalah dapat mudah dirubah karena biaya
masalah dapat dapat dijangkau keluarga.
diubah
3. Potensi 3/3 X 1 1 Kepekaan terhadap penyakit dapat dicegah.
pencegahan
4. Menonjolnya 1/2 X 1 1/2 Keluarga menyadari masalah tapi beban
masalah segera diberikan.
Total Skor 3 3/6

DX : Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan


perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidak tahuan pentingnya sanitasi
lingkungan.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 X 1 2/3 Ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan 1/2 X 2 1 Ada kemauan keluarga untuk
masalah dapat membersihkan rumah
diubah
3. Potensi 2/3 X 1 2/3 Kepekaan terhadap penyakit dapat
pencegahan dicegah.
4. Menonjolnya 0/2 X 1 0 Keluarga menyadari masalah tapi
masalah beban segera diberikan.
Total Skor 1 4/6
4. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor

1. Ketidak tahuan keluarga tentang


pentingnya pemberian imunisasi 3 3/6
terhadap anak berhubungan dengan
tingkat pendidikan yang rendah.
2. Resiko timbulnya penyakit diare,
malaria, tipoid, DBD sehubungan
dengan ketidaksanggupan memelihara 1 4/6
lingkungan rumah
3 Ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan 1 4/6
perkembangan anggota keluarga
berhubungan dengan ketidak tahuan
pentingnya sanitasi lingkungan.

5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


esiko timbulnya penyakit diare, malaria, tipoid, DBD sehubungan dengan ketidaksanggupan memelihara
lingkungan rumah
Kriteria Evaluasi Rencana
Tujuan Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Setelah Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga mampu Berikan
memberikan kunjungan di verbal memelihara penyuluhan
penyuluhan harapkan keluarga lingkungan yang kesehatan
kesehatan mampu aman dan sehat kepada
lingkungan memahami 2. Keluarga dapat keluarga
diharapkan tentang kesehatan membuat keadaan tentang
dapat lingkungan. dapur rapi dan besih pentingnya
memelihara kesehatan,
lingkungan. yaitu PHBS
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1 Ketidak tahuan keluarga
1. Penyuluhan kesehatan kepada Keluarga mampu
tentang pentingnya keluarga tentang imunisasi, menjelaskan pokok
pemberian imunisasi meliputi : bahasan dan
terhadap anak
a. pengertian imunisasi. memahaminya serta
berhubungan b. Macam –macam imunisasi.
dengan mau melaksanakan.
tingkat pendidikan yang
c. Manfaat imunisasi.
rendah. d. Efek samping imunisasi dan cara
mengatasi.
e. Cara mendapatkan imunisasi
2 Resiko timbulnya
1. Memberikan penyuluhan kesehatan
1. Keluarga mengatakan
penyakit diare, malaria, kepada keluarga tentang pentingnya sudah mengerti tentang
tipoid, DBD berhubungan kesehatan penjelasan yang
dengan ketidaksanggupan
2. Menjelaskan kepada keluarga diberikan
memelihara lingkungan mengenai akibat-akibat yang akan
2. Keluarga mengikuti
rumah timbul akibat sanitasi lingkungan anjuran yang diberikan
yang buruk 3. Keluarga belum
3. Memberikan motivasi kepada menata perabotan
keluarga untuk selalu dapur
membersihkan dapur, perabotan
4. Keluarga belum
ditata dengan rapi menata perabotan
4. Menanyakan kepada keluarga dapur dengan rapi
apakah keluarga mengerti tentang
5. Keluarga tidak
pentingnya kesehatan lingkungan mengikuti saran yang
5. Memantau apakah keluarga sudah telah diberikan
membersihkan dapur dan menata
6. Keluarga belum
perabotan menata perabotan
6. Mengamati kembali apakah saran dapur
yang diberikan mampu dilakukan
7. Keluarga mengatakan
oleh keluarga atau tidak sudah mengeti tentang
7. Mengamati apakah keluarga sudah penjelasan yang
membersihkan dapur dan menata diberikan
perabotan 8. Keluarga belum
8. Memberikan penjelasan kepada menata perabotan
keluarga tentang sanitasi dapur
lingkungan yang buruk 9. Keluarga sudah
9. Menjelaskan kepada keluarga membersihkan dapur
syarat pembuatan jamban dan dan menata perabotan
sumur
10. Menanyakan kembali apakah
keluarga mengerti tentang
penjelasan yang telah diberikan
11. Mengamati kembali apakah
keluarga sering membersihkan
lingkungan khususnya bagian dapur
3 Ketidaksanggupan 1. Memberikan penyuluhan kesehatan Keluarga mengerti dan
memelihara lingkungan kepada keluarga tentang : memahami pokok
rumah yang dapat
a. Ventilasi rumah dan kebersihan bahasannya.
mempengaruhi kesehatan rumah dalam hubungannya dengan
dan perkembangan kesehatan
anggota keluarga
berhubungan dengan
ketidak tahuan
pentingnya sanitasi
lingkungan
Diposkan oleh Lukman Duta Pulsa di 07.02
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Kenali Diriku Lebih Dekat

Lukman Duta Pulsa


Lihat profil lengkapku

JANGAN TAKUT GAGAL JIKA ANDA TAKUT GAGAL


SAMA HALNYA MERENCANAKAN SUATU
KEGAGALAN
 ► 2015 (6)

 ▼ 2014 (22)
o ► 12/14 - 12/21 (1)
o ► 09/07 - 09/14 (1)
o ► 08/03 - 08/10 (8)
o ▼ 07/13 - 07/20 (12)
 SAP KOMUNITAS PHBS
 SAP REMATIK
 ASKEP KELUARGA PHBS
 ASKEP GERONTIK REMATIK
 LAPORAN KKN TERPADU STIKES ANDINI PERSADA MAMUJU
 ASKEP TRAUMA CAPITIS
 ASKEP POST PARTUM
 ASKEP APENDISITIS AKUT
 ASKEP TUMOR ABDOMEN
 ASKEP ANAK DEMAM THYPHOID
 ASKEP SIROSIS HATI
 SK PIK-M HEAR STIKES Andini Persada Mamuju

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SMOGA BERMANFAAT. Tema Sederhana.


Diberdayakan oleh Blogger.

HIMIKA STIKes MADANI


YOGYAKARTA
" Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan | Kumpulan Artikel | Tips-Tips | Asuhan
Keperawatan | Laporan Pendahuluan | Kegiatan Organisasi | Serba-Serbi | Dunia Islam | Dan
Lain-Lain "

Contoh Asuhan Keperawatan Keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. M


DI DESA SITIMULYO

DOSEN PENGAMPU :
ATIK BADI’AH, S.Pd., S.Kep., M.Kes

DISUSUN OLEH ;
DINI KURNIAWATI M10.01.0031
ERNA YULIANTI M10.01.0042

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
YOGYAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Asuhan Keperawatan Keluarga ini
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini, baik dari isi maupun
penulisannya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan tugas Asuhan Keperawatan ini di
masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas segala bantuan semua pihak sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Semoga dapat
bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, Juni 2012

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................


Daftar Isi
I. Data Umum
II. Riwayat tahap perkembangan keluarga
III. Lingkungan
IV. Struktur keluarga
V. Fungsi Keluarga
VI. Stres dan koping keluarga
VII. Riwayat kesehatan sekarang
VIII. Analisa data
IX. Skoring
X. Prioritas masalah
XI. Diagnose keperawatan
XII. Rencana asuhan keperawatan keluarga
XIII. Implementasi
XIV. Evaluasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. M


DI DESA SITIMULYO

I. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga : Tn. M
2. Alamat : Sitimulyo
3. Usia : 52 Tahun
4. Pendidikan kepala keluarga : SMP
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Satpam
7. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
8. Susunan Keluarga

Hub.dgn Peker Agama Kondisi


N Pendidi
Nama JK kepala Umur Jaan Kesehat
o kan
kluarga an
1 Ny. M L Suami 52 Thn SMP Satpa Islam Baik
m

9. Genogram

10. Aktivitas dan Kebersihan Diri


Keluarga Tn. M tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dikarenakan kesibukan masing
masing. Keluarga mempunyai kebiasaan mandi 3x/hari menggunakan sabun, menyikat
gigi 3x/hari, mencuci rambut 3x/minggu, dan mengganti pakaian 1x/hari.

11. Spiritual Keluarga


Tn. M taat beribadah. Tn. M juga mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian,
yasinan, dll. Tidak ada kegiatan atau nilai agama yang menurut keluarga bertentangan
dengan kesehatan. Kegiatan atau nilai agama yang menurut Tn. M mendukung
kesehatan diantaranya ialah puasa dan sholat.

12. Pendidikan
Tidak ada anggota keluarga yang sedang mengikuti pendidikan di luar pendidikan formal
(kursus, pelatihan, dll). Semua anggota keluarga dapat membaca dan menulis. Anggota
keluarga tidak memiliki keterampilan khusus.

13. Tipe keluarga


Keluarga Tn. M termasuk keluarga single parent yang mempunyai seorang anak, sudah
menikah dan tinggal bersama suaminya. Istri Tn. M sudah meninggal karena kanker
lidah.

14. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. M yang mempunyai penghasilan sendiri dan menjadi sumber penghasilan keluarga
utama. Penghasilan tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga dan belum
mencukupi untuk biaya hidup sehari hari. Sehingga Tn. M mempunyai pekerjaan
sampingan yaitu sebagai petani. Tn. M juga menyiapkan dana khusus untuk kesehatan.

12 . Aktivitas Rekreasi Keluarga


Setiap hari Tn. M dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya
menonton TV. Dan setiap sebulan sekali Tn. M pergi jalan-jalan ke pantai.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. M mempunyai satu orang anak perempuan. Anak tersebut berumur 22
tahun. Maka keluarga Tn M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
dewasa.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Saat ini Tn. M telah memenuhi tugas perkembangan yaitu memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar dengan anak satu-satunya sudah menikah dan memiliki satu
anak.

3. Riwayat keluarga inti


Saat ini Tn. M sedang mengalami sakit gigi. Penyakit yang sering diderita oleh keluarga
Tn. M diantaranya masuk angin dan pusing. Tidak terdapat penyakit menular dan tidak
mempunyai penyakit menurun. Tidak ada anggota keluarga yang cacat. Ketika sakit,
Tn. M berusaha untuk merawat sendiri, akan tetapi jika sudah tidak dapat diatasi, Tn.
M langsung memeriksakan diri ke puskesmas.
Riwayat kesehatan Tn. M adalah sebagai berikut :
pala keluarga : Tn. M adalah perokok aktif. Tetapi karena Tn, M sedang menderita sakit gigi untuk
sementara Tn. M berhenti merokok.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Tn. M tidak pernah menderita penyakit parah sebelumnya. Biasanya hanya mengalami
pusig-pusing dan masuk angin. Istri Tn. M telah meninggal karena menderita kanker
lidah.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah dan denah rumah
Luas tanah : 200 m2 Luas Rumah : 150 m2
Tipe Rumah Tn. M adalah permanent, dengan status rumah milik pribadi. Rumah Tn.
M menggunakan atap genting, dan menggunkan lantai semen dan tanah. Memiliki
beberapa ruang yaitu 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 kamar
mandi dan 1 WC dengan jenis jamban leher angsa, kondisinya tidak terurus. Jumlah
jendela ± 5 buah, memiliki ventilasi yang baik, cahaya yang cukup, dan penerangan
dengan lampu listrik. Peletakan perabot rumah tangga kurang rapi. Keluarga
mempunyai tempat pmbuangan sampah terbuka, dan saluran kotoran septictank, akan
tetapi tidak terlihat. Keluarga mempunyai sumber air sendiri, yaitu sumur, kualitas air
jernih, tidak berbau dan tawar. Jarak antara septictank dan sumber air lebih dari 10
m. Sumber air minum yang digunakan adalah dari sumur tersebut. Factor risiko bahaya
fisik yaitu tangga yang tidak ada pegangan sampingnya, sehingga dapat membahayakan
Tn. M.
Denah Rumah :

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah
pedesaan, jarak rumah satu dengan yang lain dekat. Warga memiliki kebiasaan dan
tradisi mengadakan pengajian, yasinan setiap malam jumat dan perkumpulan RT
sebulan sekali di rumah warga secara bergiliran.

3. Mobilitas geografis keluarga


Sejak Tn. M menikah dengan istrinya keluarga Tn. M tinggal di Sitimulyo dan tidak
pernah pindah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Meskipun anak Tn. M sudah menikah ia selalu meluangkan waktu untuk berkunjung ke
rumah Tn. M di siang hari. Tn. M juga berinteraksi baik dengan masyarakat di sekitar.

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan meliputi tempat tidur yang nyaman, sumber
air bersih, motor sebagai alat trans. portasi. Fasilitas layanan kesehatan di wilayah Tn.
P berupa Puskesmas dan klinik. Jarak fasilitas kesehatan terdekat kurang dari 500 m
dan dapat dijangkau dengan jalan kaki atau menggunakan motor. Keluarga Tn. M
menggunakan fasilitas kesehatan tersebut dan yang sering digunakan ialah puskesmas.
Sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti penyuluhan kesehatan misalnya
penyuluhan tentang DBD dan Cikungunya.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah
bahasa Jawa, dan Indonesia.

2. Struktur kekuatan keluarga


Klien selalu memberi nasehat kepada anaknya bagaimana cara menjaga hubungan baik
dengan suami ataupun mertua serta orang lain, dan bagaimana cara menyikapi masalah
dengan baik. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn. M.

3. Struktur peran
Tn. M :
 Peran Formal : Tn. M hanya menjadi anggota masyarakat.
 Peran Informal : menjadi kepala keluarga, menantu, suami, ayah

4. Nilai dan norma keluarga


Nilai nilai yang dianut oleh keluarga tidak ada yang bertentangan dengan
kesehatan. Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.
Tn. M mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi
sebelum tidur.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
Jumlah anak yang dimiliki Tn. M ada 1 orang anak perempuan.

2. Fungsi Psikologis
tn. M merasa kesepian karna ia tinggal sendiri dirumah. Istrinya telah meninggal karena
kanker lidah dan anaknya telah menikah dan tinggal bersama suaminya.

3. Fungsi Sosialisasi
Interaksi Tn. M dan anaknya terjalin dengan sangat baik, saling mendukung, bahu
membahu, dan saling ketergantungan Masing masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan sopan santun dalam berperilaku.

4. Fungsi Ekonomi
Tn. M mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari hari dari pendapatan yang diterima.
Tn. M menyediakan dana khusus untuk kesehatan dan mampu menyisihkan pendapatan
untuk keperluan yang tidak terduga.
5. Fungsi Pendidikan
Klien hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMP.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek : Gempa Bantul 2006, Gunung merapi meletus 2011, krisis uang
Stresor jangka panjang : Tn. M mengatakan tidak pernah mengalami stressor jangka
panjang.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor


Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku cemas, tidak bisa tidur, dan merasa
gelisah, khawatir dengan adanya gempa susulan. Selain itu kadang Tn. M merasa
bingung ketika penghasilan tidak mencukupi kebutuhan. Meskipun demikian Tn. M
berusaha untuk tetap tenang. Strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan, Tn. M berusaha untuk selalu menyelesaikan sendiri..

3. Strategi adaptasi disfungsional


Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anaknya dan
memberikan ancaman ancaman dalam menyelesaikan masalah.

4. Harapan keluarga
Tn. M berharap ia dan anaknya, serta keluarganya sehat wal’afiat. Dan
Keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik,
tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan. Tidak membeda bedakan
seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.

VII. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Nama organ Tn. M
No Tanda-Tanda Vital TD : 120/90
N : 90 x/menit
RR : 20x/mnt
S : 37°C
1 Kepala: Lurus, hitam, pendek, halus,
a.Rambut bersih

b. Mata Simetris, konjungtiva


ananemis, pupil isokor, sclera
anikterik

c. Hidung Lubang hidung simetris, tidak


ada secret, tidak ada lesi

d. Mulut dan gigi Bibir lembab, bibir hitam


Gigi sedikit kuning, gigi
berlubang.

e. Leher Warna coklat, tidak ada


pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada distensi vena
jugularis

Thorax Bentuk dada simetris,


a. Paru ekspansi dada simetris

Abdomen Warna kulit coklat, tidak ada


acites, dinding perut lebih
rendah dari dinding dada

Ekstremitas Anggota gerak lengkap, Tidak


ada luka/bekas luka, tidak ada
edema pada ekstremitas atas
dan bawah, kekuatan otot

5 5
5 5
Integumen
Warna Kulit coklat, sedikit
kering,

VIII. ANALISA DATA


MASALAH MASALAH
DATA
KESEHATAN KEPERAWATAN
DS : pasien mengatakan merokok Ketidaksanggupa Perilaku hidup tidak
Pasien mengatakan sering sakit gigi n mengenal sehat
DO : bibir hitam, gigi kekuningan, gigi masalah
berlubang kesehatan

DS : Pasien mengatakan terdapat Ketidaksanggupa Risiko Jatuh


tangga yang cukup tinggi n memelihara
lingkungan
DO : Tangga tinggi dan tidak rumah yg dpt
terdapat pegangan mempengaruhi
kesehatan dan
perkembangan
pribadi anggota
keluarga
DS : Pasien mengatakan tidak ketidakmampuan Gaya hidup kurang
mempunyai kebiasaan keluarga dalam gerak
berolahraga melaksanakan
tugas-tugas
DO : - kesehatan &
keperawatan (
tidak olahraga)

IX. SKORING

1. Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah


kesehatan

2. Risiko jatuh berhubungan dengan Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah


yg dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)
X. PRIORITAS MASALAH
1. Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah
kesehatan
2. Risiko jatuh berhubungan dengan Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg
dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku hidup tidak sehat berhubungan dengan ketidaksanggupan mengenal masalah
kesehatan.
2. Risiko jatuh berhubungan dengan Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yg
dpt mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
3. Gaya hidup kurang gerak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan & keperawatan ( tidak olahraga)
XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan Umum Khusus
Keluarga
1. Perilaku hidup tidak Setelah 1. Pasien mengetahui 1. Kaji gaya hidup klien
sehat berhubungan dilakukan bahaya merokok 2. Berikan edukasi
dengan pertemuan 2. Pasien (Tn.M) mau mengenai bahaya
ketidaksanggupan selama 1x 45 mengurangi merokok
mengenal masalah menit, klien konsumsi rokok 3. Berikan informasi
kesehatan. dapat mengenal 3. Pasien dapat mengenai zat zat
masalah mengetahui tentang berbahaya yang
kesehatan yang zat zat berbahaya terkandung dalam rokok
dialami dalam rokok 4. Bantu pasien untuk
mengurangi konsumsi
rokok secara bertahap
5. Anjurkan pasien
mengganti kebiasaaan
merokok dengan
mengkonsumsi permen

1. Kaji lingkungan rumah


klien
1. Klien mau membuat 2. Kaji kondisi rumah
pegangan pada klien
tangga 3. Kaji factor penyebab
Risiko jatuh 2. Tidak ada anggota lantai tangga menjadi
berhubungan dengan keluarga yang jatuh licin
Ketidaksanggupan akibat tidak adanya 4. Berikan informasi
memelihara Setelah pegangan pada mengenai bahaya tangga
lingkungan rumah dilakukan tangga tidak ada pegangannya
yg dpt pertemuan 3. Klien mampu 5. Beri informasi
mempengaruhi selama 1x30 mencegah lantai mengenai kemungkinan
kesehatan dan hari, masalah tangga licin cedera fisik karena jatuh
perkembangan Ketidaksanggupa akibat tangga yang tidak
pribadi anggota n memelihara memiliki pegangan
keluarga lingkungan 6. Berikan informasi
rumah yg dpt mengenai penataan
mempengaruhi
kesehatan dan lingkungan rumah yang
perkembangan baik
pribadi anggota 7. Diskusikan dengan
keluarga dapat keluarga mengenai
teratasi peletakan perabotan
yang baik
8. Anjurkan klien untuk
membuat pegangan pada
tangga.
Gaya hidup kurang Setelah 4. Klien mau 1. Berikan pendidikan
gerak berhubungan dilakukan berolahraga paling kesehatan mengenai
dengan tindakan sedikit 1x seminggu manfaat olahraga.
ketidakmampuan keperawatan 5. Klien mengetahui 2. Anjurkan klien untuk
keluarga dalam selama 1x45 manfaat olahraga berolahraga minimal 1x
melaksanakan tugas- menit, masalah 6. Klien mengetahi seminggu
tugas kesehatan & ketidakmampuan akibat jarang 3. Berikan informasi
keperawatan ( tidak keluarga dalam olahraga akibat tidak melakukan
olahraga) melaksanakan olahraga
tugas-tugas 4. Anjurkan pasien untuk
kesehatan & lari-lari kecil setiap pagi
keperawatan ( 5. Motivasi klien untuk
tidak olahraga) berolahraga
dapat teratasi

XIII. IMPLEMENTASI
Tgl No. Diagnosa Implementasi TTD
Dx
9 Juni 1 Perilaku hidup  Memberikan edukasi mengenai bahaya
2012 tidak sehat merokok
berhubungan  Memberikan informasi mengenai zat
dengan zat berbahaya yang terkandung dalam
ketidaksanggupan rokok
mengenal masalah Membantu pasien untuk mengurangi
kesehatan konsumsi rokok secara bertahap
 Menganjurkan pasien mengganti
kebiasaaan merokok dengan
mengkonsumsi permen
10 2 Risiko jatuh  Memberikan informasi mengenai
Juni berhubungan bahaya tangga tidak ada pegangannya
2012 dengan  Memberi informasi mengenai
Ketidaksanggupan kemungkinan cedera fisik karena jatuh
memelihara akibat tangga yang tidak memiliki
lingkungan rumah pegangan
yg dpt  Memberikan informasi mengenai
mempengaruhi penataan lingkungan rumah yang baik
kesehatan dan  Mendiskusikan dengan keluarga
perkembangan mengenai peletakan perabotan yang
pribadi anggota baik
keluarga  Menganjurkan klien untuk membuat
pegangan pada tangga.

11 3 Gaya hidup  Memberikan pendidikan kesehatan


Juni kurang gerak mengenai manfaat olahraga.
2012 berhubungan  Menganjurkan klien untuk berolahraga
dengan minimal 1x seminggu
ketidakmampuan  Memberikan informasi akibat tidak
keluarga dalam melakukan olahraga
melaksanakan  Menganjurkan pasien untuk lari-lari
tugas-tugas kecil setiap pagi
kesehatan &  Memotivasi klien untuk berolahraga
keperawatan (
tidak olahraga)

XIV. EVALUASI
No Tgl Diagnosa Evaluasi
1 12-6-12 Perilaku hidup tidak sehat S : Pasien mengatakan akan mulai
berhubungan dengan mengurangi konsumsi rokok
ketidaksanggupan mengenal A : Masalah teratasi
masalah kesehatan P : pertahankan kondisi
2 12-6-12 Risiko jatuh berhubungan S : Pasien mengatakan akan membuat
dengan Ketidaksanggupan pegangan pada tangga dan menata
memelihara lingkungan perabotan dengan baik.
rumah yg dpt A : Masalah teratasi sebagian
mempengaruhi kesehatan P : Pertahankan kondisi
dan perkembangan pribadi
anggota keluarga
3 12-6-12 Gaya hidup kurang gerak S : Pasien mengatakan sudah memahami
berhubungan dengan tentang manfaat olahraga.
ketidakmampuan keluarga A : Masalah teratasi sebagian
dalam melaksanakan tugas- P : Lanjutkan intervensi
tugas kesehatan &  Anjurkan pasien untuk lari-lari kecil
keperawatan ( tidak setiap pagi
olahraga)

Dikirim Oleh :

1. Erna Yulianti | Sekretaris II Himika 2012/2013


2. Dini Kurniawati | Dana dan Usaha Himika 2012/2013

Terimakasih telah berkunjung & Semoga membawa manfaat bagi kita


semua... :)
Diposkan oleh HIMIKA STIKes MADANI Yogyakarta
Reaksi:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: AsKep
Lokasi: Yogyakarta Yogyakarta, Indonesia

1 komentar:

1.

Nabilla Dream4 Desember 2012 19.35

Keyeeeeeend..

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search Artikel

Popular Posts

Contoh Asuhan Keperawatan Keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. M DI DESA SITIMULYO


DOSEN PENGAMPU : ATIK BADI’AH, S.Pd . , S.K e p . , M.Kes DISUSU...

Laporan Pendahuluan Atritis Reumatoid

Created by : Restyniar Linda Pratiwi Yogyakarta, 4 Desember 2012 BAB I


PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan – p...

Laporan Pendahuluan Gastritis

Created by : Dini Kurniawati Yogyakarta, 3 Desember 2012 Assalamu'alaikum


Warahmatullahi Wabarokaatuh.... LAPORAN PENDAHULUAN...

 Tips Mengatasi Mimisan

Created by : Grandis Habiburrohman yogyakarta, 9 Desember 2012 CARA


MENGATASI MIMISAN A pa i tu mimisan??? M imisan m...

Laporan Pendahuluan Episiotomi

Created by : Novita Nabilla Yogyakarta, 3 Desember 2012 BAB I


PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian mater...

Laporan Pendahuluan Post Partum Blues

Created by : Dini Kurniawati Yogyakarta, 3 Desember 2012 LAPORAN


PENDAHULUAN POST PARTUM BLUES DOSEN PENGAMPU : MAULIDA ...

 Laporan Pendahuluan Post Mature

Created by : Novita Nabilla Yogyakarta, 3 Desember 2012 Assalamu'alaikum


Warahmatullahi Wabarokaatuh... BAB I PENDAHULU...

 Makalah Tindakan Foceps

Created by : Ika Desy Yogyakarta, 4 Desember 2012 BAB I PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG Forceps mempunyai berbagai ma...

Makalah Penyulit Dalam Persalinan Letak Lintang

Created by : Dini Kurniawati Yogyakarta, 3 Desember 2012 Assalamu'alaikum


Warahmatullahi Wabarokaatuh.... TUGAS MAKALAH P...

 Laporan Pendahuluan Osteomilytis

Created by : Dini Kurniawati Yogyakarta, 3 Desember 2012 Assalamu'alaikum


Warahmatullahi Wabarokaatuh... LAPORAN PENDAHULUAN...

Total Pageviews
162,529
Blog ini didukung oleh :
Followers
is where my documents live!
Situs Pendidikan
Kesehatan

Gomezz (Admin)

Labels
Artikel Kesehatan AsKep Dunia Islam Formulir HIMIKA MAGAZINE Keg Organisasi Laporan
Pendahuluan LKMM Makalah Serba-Serbi SOSIS Tips-Tips

Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

Febri Yunaldi Chaniago


Jumat, 08 Februari 2013
Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga

Makalah PKIP
“Prilaku HIdup Bersih dan Sehat Rumah Tangga”

Kelompok 12:
Febri Yunaldi Chaniago
Vika Trihandayani B
Riska

Dosen Pembibing:
Helfi Agustin, SKM, .MKM.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah swt, yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah PKIP ini tepat pada
waktunya. Adapun judul yang di bahas penulis pada makalah ini adalah mengenai ‘’Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga’’.
Makalah ini merupakan tugas kelompok. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak’’
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita semua. Penulis juga mohon kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, … M 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga ...................................................................... 3

2.2 Tujuan PHBS di Rumah Tangga ....................................................................... 3

2.3 Manfaat PHBS di Rumah Tangga ..................................................................... 4

2.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga ...................................................................... 4

2.5 Indikator PHBS di Rumah Tangga .................................................................... 5

2.6 Persentase Pencapaian Rumah Tangga yang berPHBS di Indonesia ............... 13

BAB III PENUTUP


3.1Kesimpulan ......................................................................................................... 14

3.2 Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup sehat adalah hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat
yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan anak
sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehatpun sangatlah mudah serta
murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan
kesehatan cukup mahal.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang bersih dan sehat agar
dapat memberikan kenyamanan hidup. Oleh karena itu, manusia wajib peduli terhadap lingkungan
dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Perilaku merupakan wujud tindakan seseorang berdasarkan pemahaman dan kemauan
terhadap sesuatu yang dihadapi. Sedangkan lingkungan hidup merupakan wahana dimana mahluk
dapat bertahan dan berkembang biak.
Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen untuk
melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan
berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dengan demikian masyarakat
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih dan
sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Peranan
keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan
sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu,
Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka otomatis akan
lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Karena kondisi
sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara
dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara
keseluruhan (totalitas)

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diselesaikannya makalah ini adalah :
 Menyelesaikan dan melengkapi tugas mata kuliah PKIP
 Menambah pengetahuan pembaca mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di dalam
rumah tangga
 Mengetahui definisi dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
 Mengetahui tujuan dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
 Mengetahui manfaat dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
 Mengetahui sasaran dari Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
 Mengetahui indikator-indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga
 Mengetahui persentasse pencapaian rumah tangga yang berPHBS di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi PHBS di Rumah Tangga


Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).

Pengertian (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) PHBS di Rumah Tangga :


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang
kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan
kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada
komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan
melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).

2.2 Tujuan PHBS di Rumah Tangga


I. Tujuan Umum :
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
II. Tujuan Khusus :
 Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk
melaksanakan PHBS.
 Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

2.3 Manfaat PHBS di Rumah Tangga


I. Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
 Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah
tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan
pendapatan keluarga.
II. Manfaat PHBS bagi masyarakat :
 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat
 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti
posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

2.4 Sasaran PHBS di Rumah Tangga


Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1. Pasangan Usia Subur
2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3. Anak dan Remaja
4. Usia Lanjut
5. Pengasuh Anak

2.5 Indikator PHBS di Rumah Tangga


Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator
Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah
ahli dalam membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila
terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehata lainnya.
Apa tanda – tanda persalinan :
 Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat
 Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas
 Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
 Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir
 Merasa seperti mau buang air besar
Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah :
 Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
 Tetap tenang dan tidak bingung
 Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan
melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

.Tanda bahaya persalinan :

 Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas


 Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan
 Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir
 Tidak kuat mengejan
 Mengalami kejang-kejang
 Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
 Air ketuban keruh dan berbau
 Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar
 Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
2. Bayi diberi ASI eksklusi
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa
cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat
kekebalan terhadap penyakit
Apa saja keunggulan ASI :
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana
saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

Kapan dan bagaimana ASI diberikan :

a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari
keluarga.
b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk
merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan
bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara
bergantian.
d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI
diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah
yang : sesuai dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun. :

Bagiamana cara menyusui yang benar :


a) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan menggunakan air
bersih dan sabun sampai bersih.
b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air
hangat.
c) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus dalam
keadaan tenang (tidak tegang).
d) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
e) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau
bagian bawah payudara ibu.
f) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian
dalam.
h) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa
kenyang.
i) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah
direndam air hangat.
j) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar dengan
cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya sampai
bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
Apa manfaat memberikan ASI?

a) Bagi Ibu:
 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi
 Mengurangi pendarahan setelah persalinan,
 Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
 Menunda kehamilan berikutnya.
 Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
 Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan
b) Bagi bayi :
 Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
 Bayi tidak sering sakit

c) Bagi Keluarga :
 Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
 Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan
pencucian peralatan.
Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI:

a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan. Makan lebih
banyak dari biasanya.
b) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.

c) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga ketenangan pikiran,

d) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara bergantian hingga bayi
tenang dan puas.

3. Penimbangan bayi dan balita


Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap bulan dan
mengetahui apakah bayi dan balita berada pada kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
Posyandu. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu :
 Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
 Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
 Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan berturut-
turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk
sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
 Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun


Mengapa harus mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun :
 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit Bila digunakan,
kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang
bisa menimbulkan penyakit.
 Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan.

Manfaat mencuci tangan :


 Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
 Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit kulit,
Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS)
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

5. Menggunakan air bersih


Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur,
membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya haruslah bersih,
agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit.

6. Menggunakan jamban sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.
Syarat jamban sehat :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan
minimal 10 meter)
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah disekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
Cara memelihara jamban sehat :

 Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
 Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
 Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
 Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
 Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
 Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

7. Rumah bebas jentik


Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik secara
berkala tidak terdapat Jentik nyamuk. Yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik :
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup,
Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai
penyakit seperti Denam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di
tempat-tempat perkembangbiakannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas,
tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-
lekukan yang dapat menampung air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban
bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek,dll)
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena:
 Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
 Mengandung serat yang tinggi.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat
tubuh lainnya.

10. Tidak merokok dalam rumah


Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan
kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
 Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah.
 Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
 CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh
akan mati.

2.6 Persentasse Pencapaian Rumah Tangga Yang berPHBS di Indonesia


Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah tangga yang ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar 48,41%.
Provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah :
 Jawa Tengah (88,57%)
 DIYogyakarta (87,38%)
 Kalimantan Timur (79,73%)
Provinsi dengan persentase PHBS yang rendah adalah :
 Sumatera Barat (17,97%)
 Banten (21,37%)
 Papua Barat (27,34%).
sumber : profil kesehatan Indonesia Tahun 2009
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat di desa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan PHBS ini sendiri memiliki manfaat baik bagi rumah
tangga itu sendiri maupun masyarakat. Sasaran dari kegiatan PHBS rumah tangga ini adalah :
Pasangan Usia Subur, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Anak dan Remaja, Usia Lanjut, Pengasuh
Anak.
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah
Tangga yaitu meliputi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat.
Tujuh indikator PHBS :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
Tiga indikator gaya hidup sehat :
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Berdasarkan profil kesehatan provinsi tahun 2009, persentase rumah tangga yang ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara nasional sebesar 48,41%.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat kesalahan dan kelemahan. Baik isi
makalah maupun tata bahasa penulisan yang di buat oleh penulis. Oleh karena itu, penulisan
mengharapkan tanggapan dan koreksi yang membangun dari pembaca sehingga ke depannya
makalah yang di buat akan lebih baik pada masa yang akan dating.

Diposkan oleh Febri Yunaldi Chaniago di 05.17


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

gif maker online

Mengenai Saya

Febri Yunaldi Chaniago


Lihat profil lengkapku
Total Tayangan Laman

22449
Search

Follow by Email

Entri Populer
 Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga

Makalah PKIP “Prilaku HIdup Bersih dan Sehat Rumah Tangga” Kelompok 12: Febri
Yunaldi Chaniago Vika Trihandayani B Ris...

 PENCEMARAN SUARA

Pencemaran Suara Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatka
oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman...

 Serangkaian Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univ. Baiturrahmah Padang

Lawatan ke NIOSH Rombongan Lawatan akademik Mahasiswa Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Baiturrahmah Padang sebanyak 54 o...

 MASYARAKAT

MASYARAKAT Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab
“syaraka” yang berarti ikut serta (berpartisipasi...

Arsip Blog
 ▼ 2013 (4)
o ▼ Februari (4)
 Serangkaian Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Un...
 Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tang...
 PENCEMARAN SUARA
 MASYARAKAT

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.


 chandra askep
 chandra berbagi
 chandra bijak
 chandra curhat
 chandra kegawat daruratan
 chandra komunitas 3 (lansia)
 chandra KTI
 chandraadventure
 Chandrapuisi
 chandraskripsi
 lirik lagu
 movie
 paliatif

Chandrarandy's Blog

Chandrarandy's Blog
kesempatan terakhir

PHBS(perilaku hidup bersih dan sehat)


September 6, 2012

10 Votes

Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu
perilaku proaktif memelihara dan meningkatkankesehatan. mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancamanpenyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu
menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan
kesehatan diperlukan promosi kesehatan, hal ini disebabkan program promosi kesehatan
berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan

yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama Indonesia Sehat

2010.

Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi
dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup
yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks.
Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada
lingkungan dan merekayasa kependudukan atau factor keturunan, tetapi perlu memperhatikan
faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang d canangkan oleh DepKes RI.

Para praktisi kesehatan senantiasa d tuntut untuk kritis terhadap setiap permasalahan
kesehatan d masyarakat. Pentingnya hal tersebut karena kinerja mereka yang baik dapat
diindikasikan dari lingkunggan masyarakat yang sehat. Tidak hanya praktisi kesehatan atau
tenaga kesehatan saja, mahasiswa yang menemuh pendidikan d bidang kesehatan pun dituntut
untuk selalu proaktif.

Keperawatan komunitas merupakan satu bekal mahasiswa untuk dipahami dan diaplikasikan d
masyarakat. Berbagai upaya yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat sehat yaitu dengan
menggerakan masyarakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu mahasiswa
harus memiliki pemahaman kuat sebelum nantinya terjun ke lapangan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka disusunlah makalah terkait perilaku hidup
bersih dan sehat ini. Dalam bab selanjutnya akan dibahas secara lebig rinci mengenai konsep
dasar PHBS hingga indicatornya d masing-masing komponen masyarakat.

1. A. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)?
2. Apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
3. Apa manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)?
4. Bagaimana Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)?
5. Bagaimana manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS)?
6. Apa saja cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)?
7. Apa saja indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
8. Apa indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing
komponen?

1. B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini, ialah untuk mengetahui dan memahami konsep
dasar serta aplikasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

1. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui komponen terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Untuk mengetahui apa yang di sebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
3. Untuk mengetahui manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
4. Untuk mengetahui Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
5. Untuk mengetahui manajemen pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS).
6. Untuk mengetahui cara yang d tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Untuk mengetahui indikator- indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
8. Untuk mengetahui indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-
masing komponen.
9. C. Manfaat
1. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai terkait perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai apa yang di sebut
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manfaat dari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS).
4. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai Strategi
Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
5. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai manajemen
pengembangan manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
6. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai cara yang d
tempuh untuk memperoleh data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator-
indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
8. Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai indikator Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masing-masing komponen.

1. D. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data bersifat sekunder.
Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari buku-buku literattur
penunjang masalah yang dibahas serta dari media elektronik yaitu internet.

1. E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
5. Metode Penulisan
6. Sistematika Penulisan

Bab II Pembahasan

Bab III Penutup

1. Simpulan
2. Saran

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

1. A. Komponen Terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. 1. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif

dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

1. 2. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

1. 3. Tatanan

Adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan
lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat

Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.

1. 4. Kabupaten Sehat / Kota Sehat

Adalah kesatuan wilayah administrasi pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan, kecamatan
yang secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan
sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat aman, nyaman dan sehat secara mandiri.

1. B. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Sehat

Beberapa definisi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antar lain:

1. Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
2. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
3. Indikator Kesehatan
1. Indikator Positif

1) Status Gizi

2) Tingkat Pendapatan

1. Indikator Negatif

1) Mortalitas (Angka Kematian)

2) Morbiditas (Angka Kesakitan)

1. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan (Simons-Morton et al.,1995).

Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh:

 Nilai
 Sikap
 Penidikan/Pengetahuan

Dari komponen-komponen yang di uraiakan di atas, maka terdapat beberapa pengertian PHBS,
yaitu:

1. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
di masyarakat.
2. PHBS, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan
wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS.
3. PHBS ialah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
4. PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana
(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
5. C. Manfaat Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
2. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yangtadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasiseperti biaya
pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraananggota rumah
tangga.
4. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kotadibidang kesehatan.
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi
percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
6. D. Strategi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi
kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal
yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan
strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan
dan PHBS yaitu :

1. 1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahun menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan
terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan
bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat
(community development).

2. Binasuasana

Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah,
orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan
bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk
mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para
individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan
dalam

Bina Suasana, yaitu :

a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok

c. Pendekatan Masyarakat Umum

3. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa
berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan
sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non
pemerintah.

1. E. Manajemen Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)


Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu
Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat
kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang
datang ke Puskesmas maupun\ keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit
bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang
ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk
mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit
serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari
semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan
menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-
sarana kesehatan

yang ada di Kabupaten/Kota tersebut Program PHBS secara operasional dilaksanakan di


Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan
lintas sector terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas. Manajemen
PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi-fungsi menejemen secara sederhana
untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program di Puskesmas dalam
pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan
melalui empat fungsi tahapan Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :

Kerangka Konsep Manajemen PHBS

1. a. Pengkajian
2. b. Perencanaan
3. c. Penggerakkan dan Pelaksanaan
4. d. Pemantauan

Pengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya.
Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah.
Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal
kegiatan, Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih,
yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya
bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan
dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian
dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.

Dalam setiap tahapan Manajemen tersebut petugas promosi kesehatan tidak mungkin bisa
bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama
masyarakat itu sendiri. Secara singkat, tahapan Manajemen PHBS di
Puskesmas/Desa/Keluarahan dan luarannya adalah sebagai berikut :

Tahap Manajemen Luaran


Pengkajian 10 penyakit terbanyak, pemetaan

 • Pengkajian masalah kesehatan


 • Pengkajian masalah PHBS
 • Pemetaan wilayah masalah PHBS pada tiap tatanan,
 • Pengkajian sumber daya
masalah strata kesehatan tatanan dan

ketersediaan sumber daya


Perencanaan Rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal
kegiatan.
Penggerakan dan Pelaksanaan Daftar kegiatan dan penanggung

jawab masing-masing kegiatan dan

intervensi masalah PHBS terpilih


Pemantauan dan Penilaian Evaluasi dan penilaian hasil kegiatan melalui
kunjungan rumah

1. F. Cara Memperoleh Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Menggunakan sumber data yang sudah tersedia seperti
1. SUSENAS (Survai Sosial Ekonomi Nasional)
2. SDKI (Survai Demografi dan Kesehatan Indonesia)
3. SAKERTI (Survai Kehidupan Rumah Tangga Indonesia)
4. SURKESNAS (Survai Kesehatan Nasional)
5. SEM (Studi Evaluasi Manfaat), dll.
6. Sampel data tersebut di ambil sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota saja.
Oleh karena itu, daerah dapat mengembangkan survai cepat PHBS dari
tingkat
7. kabupaten/kota sampai tingkat desa dengan metode sampel WHO yaitu
210
8. KK/kabupaten/kota, sehingga tingkat akurasi dan penajaman
permasalahan dapat diperoleh.
9. Mengembangkan survai khusus, apabila ingin memperoleh data yang
khusus seperti survai PBHS balk kuantitatif maupun kualitatif sesuai
perilaku lainnya.
10. Menggunakan laporan yang sudah ada.

1. G. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan area / wilayah

1. 1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu:

1. Persentase penduduk tidak merokok.


2. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.

Alasan dipilihnya ke tiga indikator tersebut berdasarkan issue global dan regional (Mega Country
Health Promotion Network. Healthy Asean Life Styles), seperti merokok telah menj adi issue
global, karena selain mengakibatkan penyakit seperti jantung, kankerparu-paru juga disinyalir
menjadi entry point untuk narkoba.

Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan umur, bila terjadi pada usia
balita akan menj adikan generasi yang lemah/generasi yang hilang dikemudian hari. Demikian
juga bila terjadi pada ibu hamil akan melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif
akan mengakibatkan produktifitas menurun.Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan
metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan berbagal penyakit,
seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.

1. 2. Indikator Lokal Spesifik

Yaitu indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing daerah sesuai dengan
situasi dan kondisi daerah.

Ada 16 indikator yang dapat digunakan uttuk rnengukur perilaku sehat sebagai

berikut :

1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.


2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
3. Pasangan usia subur (PUS ) memakai alat KB.
4. Balita ditimbang.
5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.
6. Bayi di imunisasi lengkap.
7. Penduduk minum air bersih yang masak.
8. Penduduk mengaiuiakan jamban sehat.
9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.
10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.
11. Penduduk tidak menggunakan napza.
12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.
13. 13 . Penduduk wamta memeriksakan kesehatan secara berkala den, SADARI
14. (Pemeriksaan Payudara Sendiri).
15. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala un mengukur hipertensi.
16. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.
17. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah
18. r. kesehatan yang ada didaerah.
19. H. Komponen dan Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
– PHBS Rumah Tangga

– PHBS di Sekolah

– PHBS di Tempat Kerja

– PHBS di Tempat-Tempat Umum

– PHBS di Institusi Kesehatan

1. 1. PHBS Rumah Tangga


1. a. Pengertian

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS
di Rumah Tangga yaitu :

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2) Memberi ASI ekslusif

3) Menimbang bayi dan balita

4) Menggunakan air bersih

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6) Menggunakan jamban sehat

7) Memberantas jentik di rumah

8) Makan buah dan sayur setiap hari

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10) Tidak merokok di dalam rumah

1. b. Tujuan

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

1. c. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

1) Bagi Rumah Tangga:


a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

b) Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c) Anggota keluarga giat bekerja,

d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan
dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

2) Bagi Masyarakat:

a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan.

c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)


seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

1. d. Peran Kader dalam Mewujudkan Rumah Tangga Sehat

1) Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan Kartu
PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader.

2) Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperoleh
dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.

3) Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan
melalui kelompok dasawisma.

4) Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan perorangan,


penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan masyarakat.

5) Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Rumah Tangga Sehat

6) Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga sehat di wilayahnya setiap tahun melalui
pencatatan PHBS di Rumah Tangga.

1. e. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) di Rumah Tangga

1) Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

a) Definisi
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan
segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya
infeksi dan bahaya kesehata lainnya.

b) Tanda-Tanda Persalinan

(1) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat

(2) Rahim terasa kencang bila diraba terutama pada saat mulas.

(3) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

(4) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.

(5) Merasa seperti mau buang air besar.

c) Tindakan yang Dilakukan Bila Mendapat Salah Satu dari Tanda Persalinan

(1) Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)

(2) Tetap tenang dan tidak bingung

(3) Ketika merasa mulas bernapas panjang, mengambil napas melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.

d) Tanda Bahaya Persalinan

(1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.

(2) Keluar darah dari jalan lahir sebeium melahirkan.

(3) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir,

(4) Tidak kuat mengejan

(5) Mengalami kejang-kejang.

(6) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.

(7) Air ketuban keruh dan berbau.

(8) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.


(9) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.

(10) Keluar darah banyak setelah bayi lahir.

(11) Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter.

e) Peran Kader dalam Membina Rumah Tangga agar Melakukan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

(1) Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wiiayah kerjanya dengan member! tanda
seperti menempelkan stiker.

(2) Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter.

(3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya melalui
penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan rumah,

(4) Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin,
tabungan ibu bersalin, ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami Siap Antar jaga, dan
sebagainya.

(5) Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama
masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada minggu pertama, ketiga, dan
keenam setelah melahirkan.

(6) Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.

(7) Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI
Eksklusif)

2) Memberi ASI Eksklusif

a) Definisi

(1) Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau
minuman lain.

(2) ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan
sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

b) Keunggulan ASI
(1) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik
serta kecerdasan.

(2) Mengandung zat kekebalan.

(3) Melindungi bayi dari alergi.

(4) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan
segar.

(5) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di
mana saja.

(6) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.

c) Kapan dan Bagaimana ASI Diberikan

(1) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari
keluarga.

(2) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan
untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.

(3) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai
kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua
payudara secara bergantian.

(4) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain
ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan
jumlah yang : sesuai dengan perkembangan umur bayi. 5.Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga
bayi berusia 2 tahun.

d) Teknik Menyusui yang Benar

(1) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan
menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.

(2) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu
dengan air hangat.

(3) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu
harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
(4) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.

(5) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada
ibu atau bagian bawah payudara ibu.

(6) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibuan.

(7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan
ibu bagian dalam.

(8) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi
merasa kenyang.

(9) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas
yang telah direndam air hangat.

(10) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-lahan diusap belakangnya
sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.

e) Manfaat Memberikan ASI Eksklussif

(1) Bagi Ibu

(a) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.

(b) Mengurangi pendarahan setelah persalinan,

(c) Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.

(d) Menunda kehamilan berikutnya.

(e) Mengurangi risiko terkena kanker payudara.

(f) Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan.

(2) Bagi bayi

(a) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.

(b) Bayi tidak sering sakit

(3) Bagi Keluarga

(a) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
(b) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan
pencucian peralatan.

f) Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi ASI

(1) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan.
Makan lebih banyak dari biasanya.

(2) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.

(3) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1 -2 jam dan menjaga ketenangan
pikiran,

(4) Susui bayi sesering mungkin dan kedua payudara kin dan kanan secara bergantian hingga
bayi tenang dan puas.

g) Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya
keberhasilan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa berhasil.

h) Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu yang Bekerja

Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya:

(1) Berikan ASI sebelum berangkat bekerja.

(2) Selama bekerja, bayi tetap bias diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat
kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untiik diberikan kepada bayi di rumah.

(3) Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.

i) Cara menyimpan ASI Di Rumah

(1) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejukakan tahan 6-8 jam.

(2) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.

(3) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.

(4) ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.

j) Cara Memberikan ASI yang disimpan

(1) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
(2) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa simpan
berakhir (8 jam).

(3) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam gelas bersih
tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu
sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).

(4) 4. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena botol dan
dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.

k) Peran Kader Dalam Mendukung Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

Mendata iumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahiryang ada di wilayah
kerjanya. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusi di Posyandu tentang
pentingnya memberikan ASI Eksklusif. Melakukan kunjungan rumah kepada ibu nifas yang
tidak datang ke Posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan bayinya serta
mempersiapkan diri untuk memberikan ASI Eksklusif.

3) Menimbang Bayi dan BALITA

a) Pengertian

Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumi hannya setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
Posyandu.

b) Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku K (Kesehatan Ibu dan Anak)
atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka aka terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)

(1) Naik, bila:

(a) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.

(b) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.

(2) Tidak naik, bila :

(a) Garis pertumbuhannya menurun.

(b) Garis pertumbuhannya mendatar.


(c) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.

c) Masalah Gizi pada Balita

(1) Tanda-Tanda Balita Gizi Kurang

(a) Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya kurus.

(b) Mudah sakit.

(c) Tampak lesu dan lemah. Mudah menangis dan rewel.

(2) Beberapa Jenis Gizi Buruk pada Balita

Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:

(a) Kwashiorkor

(b) Marasmus

(c) Marasmus-Kwasihorkor

(3) Tanda-Tanda Balita Gizi Buruk

(a) Tanda-tanda gizi buruk pada kwashiorkor :

– Edema seluruh tubuh ^terutama pada punggung kaki).

– Wajah bulat dan sembab.

– Cengeng/rewel/apatis.

– Perut buncit.

– Rambut kusam dan mudah dicabut.

– Bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.

(b) Tanda – tanda gizi buruk pada marasmus :

– Tampak sangat kurus.

– Wajah seperti orang tua.

– Cengeng/rewel/apatis.
– Iga gambang, perut cekung.

– Otot pantat mengendor).

– Pengeriputan otot lengan dan tungkai.

d) Manfaat Penimbangan Balita Setiap Bulan di Posyandu

(1) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.

(2) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.

(3) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan
berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai
Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.

(4) Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.

(5) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

e) Peran Kader dalam meningkatkan Kesadaran Masyarakat agar Menimbang Bayi dan Balita
tiap bulan d Posyandu

(1) Mendata jumlah seluruh bayi dan balita yang ada di wilayah kerjanya.

(2) Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang balitanya di Posyandu

(3) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya penimbangan bayi dan balita, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu,
arisan, pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan massa (pengeras suara di mesjid,
pengumuman di desa kelurahan, poster, spanduk selebaran dll).

(4) Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating ke Posyandu membawa
balitanya dan menganjurkan agar rutin menimbang bayi dan balitanya di Posyandu.

(5) Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan mendorong masyarakat seperti:
lomba bayi dan balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama
untuk balita dan sebagainya.

4) Menggunakan Air Bersih

Peran kader dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air


bersih

(a) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih
di rumahnya.
(b) Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.

(c) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit
untuk mendapatkan air bersih,

(d) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat
tinggalnya,

(e) Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara bergilir.

(f) Membentuk Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) untuk memelihara sumber air bersih yang
dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.

(g) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan air bersih.

(h) Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya menggunakan air bersih, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu,
pertemuan Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
lain-lain.

5) Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

a) Konsep dan Pengertian

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit Bila
digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh
kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

b) Pentingnya menncuci tangan saat:

(1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang, berkebun,
dll).

(2) Setelah buang air besar.

(3) Setelah menceboki bayi atau anak

(4) Sebelum makan dan menyuapi anak

(5) Sebelum memegang makanan.

(6) Sebelum menyusui bayi.

c) Manfaat Mencuci Tangan


(1) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.

(2) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit
kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).

(3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

d) Cara Mencuci Tangan ya ng Baik dan Benar

(1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan meinakai sabun.

(2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.

(3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.

e) Peran Kader dalam Membina Perilaku Cuci Tangan

(1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya perilaku cuci tangan, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan,
pengajian, pertemuan kelompok Dasa Wisma, dan kunjungan rumah.

(2) Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat,
misalnya pada peringatan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun kemerdekaan.

6) Menggunakan Jamban Sehat

a) Konsep dan Pengertian

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang
terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

b) Jenis Jamban yang Digunakan

(1) Jamban cemplung

Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan
meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang.
Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

(2) Jamban Tangki Septik

Jamban tangki septic / leher angsa Adalah jamban berbentuk leher


angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah
proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
c) Memilih Jenis Jamban

(1) Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.

(2) Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:

(a) Daerah yang cukup air

(b) Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu satu
lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu lubang dapat
menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)

(c) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya ditinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

d) Komponen Anggota Keluarga yang Menggunakan Jamban

Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.

e) Pentingnya Menggunakan Jamban

(1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.

(2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.

(3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit, dan
keracunan.

f) Syarat Jamban Sehat

(1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)

(2) Tidak berbau.

(3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.

(4) Tidak mencemari tanah disekitarnya.

(5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.

(6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.

(7) Penerangan dan ventilasi cukup.


(8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

(9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

g) Cara Memelihata Jamban Sehat

(1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.

(2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.

(3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.

(4) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,

(5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).

(6) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

h) Peran Kader dalam Membina Msyarakat Untuk Memilki JJamban Sehat

(1) Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta menggunakan
jamban sehat dirumahnya.

(2) Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang belum
memiliki jamban sehat.

(3) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk
menggerakkan masyarakat untuk memiliki jamban.

(4) Mengadakan arisan warga untuk membangun jamban sehat secara bergilir.

(5) Menggalang dunia usaha setempat untuk memberi bantuan dalam penyediaan jamban sehat.

(6) Manfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang


pentingnya memiliki dan menggunakan jamban sehat, misalnya melalui penyuluhan kelompok di
Posyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan,
kunjungan rumah dan lain- lain.

(7) Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang
cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat.

7) Memberantas Jentik di Rumah

a) Konsep dan Pengertian


Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik secara
berkala tidak terdapat Jentik nyamuk.

Pemeriksaan Jentik Berkala:

Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan


air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar
rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,pagar bambu, dll yang
dilakukan secara teratur setiap minggu.

b) Petugas Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)

PJB dilakukan oleh:

(1) Anggota rumah tangga

(2) Kader

(3) Juru Pemantau Jentik (Jumantik)

(4) Tenaga pemeriksa Jentik lainnya

c) Tindakan Memberantas Jentik

(1) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,
Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).

(2) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah Dengue,
Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat perkembangbiakannya.

(3) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:

(a) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan
kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.

(b) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon,
lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.

(c) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti
ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua,
plastik kresek,dll)

Plus Menghindari gigitan nyamuk:

(a) Menggunakan kelambu ketika tidur.


(b) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk bakar,
semprot, oles/diusap ke kulit, dll

(c) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.

(d) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.

(e) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.

(f) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras
misalnya di talang air atau di daerah sulit air.

(g) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan
nila, dll.

(h) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio, Lavender, Rosemerry.

d) Manfaat Rumah Bebas Jentik

(1) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk
dapat dicegah atau dikurangi.

(2) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah
Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.

(3) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat

e) Cara Pemeriksaan Jentik Berkala

(1) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar
rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.

(2) Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.

(3) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat
jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.

(4) Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga.

(5) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di
rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.

f) Peran Kade dalam membina Rumah Tngga Agar Menciptakan Rumah Bebas Jentik
(1) Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok di Posyandu, pertemuan
kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
melalui media cetak (poster, selebaran, spanduk).

(2) Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat menggerakkan


masyarakat untuk melakukan PSN PJB.

(3) Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka
jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.

(4) Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja
dan melaporkan secara rutin kepada Puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut
penanganan bila terjadi masalah/kasus.

(5) Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang
dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk secara dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.

8) Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

a) Konsep dan Pengertian

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung
vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan mengandung
serat yang tinggi.

b) Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah

(1) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.

(2) Vitamin D untuk kesehatan tulang.

(3) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.

(4) Vitamin K untuk pembekuan darah.

(5) Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

(6) Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.

(7) Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.

c) Manfaat Serat yang Ada Dalam Sayur


Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk memelihara
usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan
dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan
lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.

Manfaat makanan berserat, yaitu:

(1) Mencegah diabetes.

(2) Melancarkan buang air besar.

(3) Menurunkan berat badan.

(a) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi).

(b) Membuat awet muda.

(c) Mencegah kanker.

(d) Memperindah kulit, rambut dan kuku.

(e) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah).

(f) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus

d) Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonumsi

(1) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan
segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.

(2) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang.
Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung
dalam buah.

e) Memilih Sayur dan Buah Untuk Dikonsumsi

(1) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan
oranye) seperti bayam, kangkung daun katuk, wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun
singkong.

(2) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti
mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta
seratnya.
(3) Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri
sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.

f) Mengolah Sayur Tanpa Mengurangi Kandungannya

Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan memakannya
dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan
beberapa vitamin seperti vitamin C.

g) Peran Keluarga dalam Menanamkan Kebiasaan Makan Sayur

(1) Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.

(2) Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.

(3) Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan
malam.

(4) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan
sayur dan buah.

9) Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

a) Konsep dan Pengertian

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. adalah anggota keluarga meiakukan
aktivitas fisik 30 menit setiap hari.

b) Jenis Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan

(1) Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci
pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.

(2) Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain
tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.

Lamanya melakukan aktivitas fisik :

(1) Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.

(2) Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang
diperoleh juga lebih banyak.
(3) Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan
akan terasa hasilnya.

c) Teknik Aktivitas Fisik yang Benar

(1) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai
dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.

(2) Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah maker.

(3) Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.

(4) Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.

(5) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutir paling sedikit 30 menit
setiap hari.

d) Keuntungan Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

(1) Terhindar dari Penyakit Jantung, Stroke, Osteoporosis, Kanker, Tekanan Darah Tinggi,
Kencing Manis, dll.

(2) Berat badan terkendali

(3) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat

(4) Bentuktubuh menjadi bagus

(5) Lebih percaya diri

(6) Lebih bertenaga dan bugar

(7) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik

Contoh Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan

(1) Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat, apalagi
untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.

(2) Renang, lakukan berenang secepat mungkin dengan napas yang dalam.

(3) Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku, juga
melenturkan otot serta melancarkan peredaran darah.

e) Peran Keluarga dan Kader Untuk Mendorong keluarga Agar Melakukan Aktivitas Fisik
Setiap Hari
(1) Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
melakukan aktivitas fisik.

(2) Bersama anggota keluarga sering melakukan aktivitas fisik secara bersama, misalnya jalan
pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.

(3) Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di rumah.

(4) Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan
tempat bermain untuk anak.

(5) Kader memberikan penyuluhan tentang pentingnya melakukan aktivitas fisk

10) Tidak Merokok di Dalam Rumah

a) Konsep dan pengertian

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia.
Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di
antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel
paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.

b) Perokok Aktif dan Perokok Pasif

Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun
walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin
sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau
orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.

Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.

c) Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif

(1) Menyebabkan kerontokan rambut.

(2) Gangguan pada mata, seperti katarak.

(3) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.

(4) Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.


(5) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

(6) Menyebabkan stoke dan serangan jantung.

(7) Tulang lebih mudah patah.

(8) Menyebabkan kanker kulit.

(9) Menyebabkan kemandulan dan impotensi.

(10) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

d) Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Berhenti Merokok

Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan Mengurangi. Hal
yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:

Seketika: Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu
bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.

Menunda : Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari sebelumnya dan
selama 7 han berturut-turut, Sebagai contoh : Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari
pada pukul 07.00 pagi, maka pada:

Hari I : pukul 09,00

Hari 2 : pukul I 1.00

Hari 3 : pukul 13,00

Hari 4 : pukul 15.00

Hari 5 : pukul 17.00

Hari 6 : pukul 19.00

Hari 7 : pukul 21.00

Mengurangi:

Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan Jumlah yang
sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang
perokok menghabiskan 28 batang rokok maka si perokok dapat merencanakan pengurangan
jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari. Sebagai
contoh:
Hari 1 : 24 batang

Hari 2 : 20 batang

Hari 3 : 16 batang

Hari 4 : 12 batang

Hari 5 : 8 batang

Hari 6 : 4 batang

Hari 7 : 0 batang

e) Peran Keluarga dan Kader untuk Mencipttakan Rumah Tanpa Asap Rokok

(1) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga.

(2) Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok.

(3) Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah.

(4) Tidak memberi dukungan kepada ,orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara lain
dengan tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun
untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.

(5) Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.

(6) Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.

(7) Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan
kesehatan.

f) Pencegahan Penyakit dengan Berhenti Merokok

Kisah Perokok yang terkena stroke dan kanker paru-paru. Contoh kasus:

(1) Pak Sukro berusia 45 tahun, pensiunan TNI menderita stroke sejak 2 tahun terakhir sebagai
akibat perilakunya menjadi perokok berat, Beliau mulai merokok sejak usia 15 tahun. Saat ini
Pak Sukro sudah tidak dapat lagi berbicara dengan jelas, berdiri dengan tegak dan berjalan
dengan sempurna sehingga tidak dapat menikmati masa tuanya dengan kekayaan yang telah
dikumpulkannya semasa produktif dulunya. Sebagian besar hartanya telah terkuras dalam proses
pengobatan atau perawatan penyakit yang di deritanya.
(2) Pak Purnama berusia 54 tahun, divonis oleh dokter menderita kanker paru-paru dan dirawat
selama 2 bulan di rumah sakit. Dia berpesan kepada sanak saudaranya dan handai taulannya
untuk tidak mengikuti pola hidupnya sebagai perokok yang dapat mengakibatkan berbagai
penyakit seperti kanker paru yang sakit luar biasa dirasakannya

1. 2. PHBS di Lingkungan Sekolah


1. Definisi

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah yaitu :

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4) Olahraga yang teratur dan terukur

5) Memberantas jentik nyamuk

6) Tidak merokok di sekolah

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8) Membuang sampah pada tempatnya

1. Manfaat

1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit

2) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar


peserta didik

3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua (masyarakat)

4) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

1. 3. PHBS di Lingkungan Kerja


1. Pengertian

PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk member-dayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
Tempat Kerja Sehat.

1. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja

3) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

4) Meningkatkan produktivitas kerja.

5) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

6) Menurunkan angka absensi tenaga kerja.

7) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.

8) Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.

1. Indikator PHBS di tempat kerja

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk
kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :

1) Tidak merokok di tempat kerja

2) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

3) Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil

5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6) Menggunakan air bersih.

7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8) Membuang sampah pada tempatnya.

9) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

1. Manfaat PHBS di Tempat Kerja


1) Bagi Pekerja

a) Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

b) Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan pekerja


dan ekonomi keluarga.

c) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan
untuk biaya pengobatan.

2) Bagi Masyarakat

a) Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja.

b) Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja
setempat.

3) Bagi Tempat Kerja

a) Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif terhadap pencapaian


target dan tujuan.

b) Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.

c) Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

4) Bagi Pemeinerintah Provinsi dan Kahupaten/Kota :

a) Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota yang baik.

b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan kesehatan
bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.

c) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS.

d) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.

e) Dukungan buku panduan dan media promosi.

1. 4. PHBS di Tempat-Tempat Umum


2. Pengertian
1) PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mapu
untuk mempraktikan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat
umum Sehat.

2) Adapun yang dimaksud dengan tempat-tempat umum adalah sarana


yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana
ibadah, sarana perdagangan dan olah raga, rekreasi dan sarana social lainnya.

3. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat-tempat umum:

1) Menggunakan air bersih

2) Menggunakan jamban

3) Membuang sampah pada tempatnya

4) Tidak merokok di tempat umum

5) Tidak meludah sembarangan

6) Memberantas jentik nyamuk.

1. Tujuan

1) Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di tempat-tempat umum

2) Meningkatnya tempat-tempat umum sehat, khususnya tempat perbelanjaan, rumah makan,


tempat ibadah dan angkatan-angkatan

1. Sasaran Tempat Umum yang Sehat

1) Masyarakat pengunjung/pembeli

2) Pedagang

3) Petugas kebersihan, keamanan pasar

4) Konsumen

5) Pengelola (pramusaji)

6) Jamaah

7) Pemelihara/pengelola tempat ibadah

8) Remaja tempat ibadah


9) Penumpang

10) Awak angkutan umum

11) Pengelola angkutan umum

1. Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum

1) Bagi Masyarakat

a) Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.

b) Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta mampu mencegah dan


mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
2) Bagi Tempat Umum

a) Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebi bersih, indah dan sehat, sehingga
meningkatkan citra tempat umum.

b) Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya


kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

 Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota

a) Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
kabupaten/kota yang baik.

b) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di tempat-tempat umum.

1. Langkah-langkah pembinaan PHBS di tempa-tempat umum

1) Analisis Sistem

Penentu kebijakan/pimpinan di tempat-tempat umum melakukan pengkajian ulang tentang ada


tidaknya kebijakan tentang PHBS di tempat-tempat umum serta bagamana sikap dan perilaku
khalayak sasaran (pengelola, karyawan dan pengunjung) terhadap kebijakan PHBS di tempat-
tempat umum. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.

2) Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Tempat-tempat Umum

Pihak pimpinan/penanggung jawab tempat-tempat umum mengajakn bicara/berdialog pengelola


dan karyawan di tempat-tempat umum tentang:

b) Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di tempat-tempat umum.


c) Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di tempat-tempat umum.

d) Meminta masukan tentang penerapan PHBS di tempat-tempat umum, antisipasi kendala dan
sekaligus alternative solusi.

e) Menetapkan penanggung jawab PHBS di tempat-tempat umum dan mekanisme


pengawasannya.

f) Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi pengelola, karyawan dan pengunjung.

g) Kemudian pimpinan/penanggung jawab di tempat-tempat umum membentuk Kelompok


Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di tempat-tempat umum.

3) Pembuatan Kebijakan PHBS di Tempat-tempat Umum

Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakanya.

4) Penyiapan Infrastruktur

a) membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di tempat-
tempat umum.

b) Instrumen pengawasan

c) Materi sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum

d) Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat umum yang strategis

e) Mekanisme dan saluran pesan PHBS di tempat-tempat umum.

f) Pelatihan bagi pengelola PHBS di tempat-tempat umum.

5)Sosialisasi Penerapan PHBS di Tempat-tempat Umum

a) Sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum di lingkungan internal.

b) Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di tempat-tempat umum

6) Penerapan PHBS di Tempat-tempat Umum

a) Penyampaian pesan PHBS di tempat-tempat umum kepada pengunjung seperti melalui


penyuluhan, enyebarluasan informasi melalui media poster, striker, papan pengumuman,
billboard, spanduk, dsb.

b) Penyediaan saran dan prasarana PHBS di tempat-tempat umum seperti air bersih, jamban
sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan, dsb.
c) Pelaksanaan pengawasan PHBS di tempat-tempat umum

7) Pengawasan dan Penerapan Sanksi

Pengawasa penerapan PHBS di tempat-tempat umum mencatat pelanggaran dan menerapkan


sanksi sesuai dengan Peraturan Daerah setempat seperti merokok di tempat-tempat umum,
membuang sampah sembarangan.

9) Pemantauan dan Evaluasi

a) Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah
dilaksanakan.

b) Minta pendapat Pokja PHBS di tempat-tempat umum dan lakukan kajian terhadap masalah
yang ditemukan.

c) Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.

1. 5. PHBS di Institusi Kesehatan

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat


pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah
penularan penyakit di institusi kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan
yaitu :

1. Menggunakan air bersih

1. Menggunakan Jamban

1. Membuang sampah pada tempatnya

1. Tidak merokok di institusi kesehatan

1. Tidak meludah sembarangan


2. Memberantas jentik nyamuk
BAB III

PENUTUP

1. A. Simpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

1. B. Saran

Sebagai Mahasiswa keperawatan yang akan memberi asuhan langsung ke masayarakat baik
sebagai mahasiswa kesehatan maupun sebagai staff pemberi pelayananan nantinya, sebaiknya
lebih membekali diri dengan konsep-konsep keperawatan komunitas,khususnya upaya promosi
kesehatan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, agar nantinya kita sebagai mahasiswa
mempunyai bekal konsep komunitas yang kuat saat menghadapi masyarakat. Selain itu,
mahasiswa maupun pemberi pelayanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perlu diberi
informasi mengenai pentingnya menerapakan Perilaku Hidup bersih dan sehat secara
komperhensif dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI,. 2004. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat


Promosi Kesehatan .Departemen Kesehatan RI Tahun 2004

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah,


Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2005

Departemen Kesehatan RI, 2000. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan. Kesehatan
Masyarakat Tahun 2000/2001

DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI .

Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya

Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres

Dinkes Sulsel. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sulawesi Selatan: Dinas Kesehatan.http://dinkes-
sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf (Diakses 15 Maret 2012)

Mahyuliansyah. 2010. Penerapan PHBS di Sekolah. 22 Mei 2010.


http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/05/penerapan-phbs-di-
sekolah.html/09/06/phbsperilaku-hidup-bersih-dan-sehat

https://chandrarandy.wordpress.com/2012

Promkes Dinkes Kepulauan Riau. 2010. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 10 Oktober 2010.
Kepulauan Riau: Dinas
Kesehatan. http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/3-artikel-kesehatan/30-
phbs (Diakses 15 Maret 2012)

Anonim. 2010. Sepuluh Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. 25 Juli
2010. www.akangoleh.wordpress.com. http://hariini.org/2010/07/25/10-indikator-phbs-perilaku-
hidup-bersih-sehat-di-rumah-tangga

Terkait

peran perawat dalam desa siagadalam "chandra askep"

PENGERTIAN KEPERAWATAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN


KEPERAWATANdalam "chandra berbagi"

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Dalam Memelihara
Kesehatan Gigi Pada Anak Usia 8-9 Tahundalam "chandraskripsi"

Kategori : chandra askep


Tag : bersih dan sehat, depkes ri, lingkungan sehat, paradigma sehat, pelayanan kesehatan,
promosi kesehatan

Navigasi tulisan
← peran perawat dalam desa siaga
hemodialisa →

One thought on “PHBS(perilaku hidup bersih dan sehat)”

1. chandrarandy pada Juni 2, 2013 pukul 10:31 am berkata:

mohon maaf untuk tulisan ini belum dapat di update berhubung penulis masih sedang
dalam proses skripsi

Balas ↓

Tinggalkan Balasan
 kotak smile
 chandra

 one last cry

 Ikuti Blog melalui surat elektromik

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 1.763 pengikut lainnya

 kategory chandra
o chandra askep
o chandra berbagi
o chandra bijak
o chandra curhat
o chandra kegawat daruratan
o chandra komunitas 3 (lansia)
o chandra KTI
o chandraadventure
o Chandrapuisi
o chandraskripsi
o guru, siswa, dosen, mahasiswa,
o kabaret
o lirik lagu
o movie
o paliatif

randy

o chandrarandy
 terimakasih

RSS - Pos

RSS - Komentar
 blogq
o

 Flickr Photos

Lebih Banyak Foto

 Top Posts & Halaman


o Cara ampuh mengembalikan hidden chat di line
o ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “Tn. Ln” DENGAN
GANGGUAN ELEMINASI
o Judul Skripsi Terbaru 2016 Universitas Udayana
o konsep trauma abdomen
o konsep trauma thorax
 chandra tautan
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
 me

 pelancong


 lukisan
 Komentar Terbaru
Daily Painters
Art Gallery

contemporary
original art for sale
www.dailypainters.com

putri di LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEP…

Anonim di LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEP…

Anonim di Cara ampuh mengembalikan hidde…

fyyhani di Cara ampuh mengembalikan hidde…

Nabila di Cara ampuh mengembalikan hidde…

 randy

September 2012
S S R K J S M
« Jul Okt »
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30

 chandra music

some one like u


 back to top
https://chandrarandy.wordpress.com/category/#

 akunq
o Judul Skripsi Terbaru 2016 Universitas Udayana
chandrarandy.wordpress.com/2013/12/04/jud… 11 months ago
o #tikusbesarbermain chandrarandy.wordpress.com/2016/02/28/tik… 1 year ago
o #kacamataAB chandrarandy.wordpress.com/2016/01/23/kac… 1 year ago
o sebelum semuanya terlanjur chandrarandy.wordpress.com/2016/01/18/seb…
1 year ago
o #kacamataAB chandrarandy.wordpress.com/2016/01/16/kac… 1 year ago

Blog di WordPress.com. Tema: Triton Lite oleh Towfiq I.

 Ikuti

Kesehatan Lingkungan
 Home
 Fisioanatomi
 Pedoman
 PPT
 Artikel
 Makalah
 Laporan
 Facebook
 Twitter

Home » Makalah » Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang lain. Bagaimana tidak, harta
yang melimpah, memiliki paras tampan atau cantik, memiliki badan tegap dan gagah, semuanya
itu akan sirna dengan sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta
bisa habis digunakan untuk berobat, paras tampan atau cantik berubah menjadi pucat dan tidak
enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika roboh dikarenakan lemas dan lesu
akibat kondisi tubuh yang menurun drastis.
Beginilah alur kehidupan, semuanya menjadi seimbang. Ada sehat dan ada sakit, kita tidak
akan selalu sehat dan kita juga tidak akan selalu sakit. Semuanya itu bagaimana kita bisa menjaga
diri untuk terhindar dari penyakit sehingga kesehatan itu merupakan hal yang mutlak harus dijaga.
Mencegah sakit adalah lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang apabila jatuh
sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan bergaya hidup sehat. Gaya hidup
sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang
sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan semakin
banyaknya penderita penyakit tidak menular (degeneratif) seperti jantung, tekanan darah tinggi,
kanker, stress dan penyakit tidak menular lainnya yang disebabkan karena gaya hidup yang tidak
sehat, maka untuk menghindarinya kita perlu bergaya hidup yang sehat
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata
mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu
babi yang akhir-akhir ini marak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan ?
2. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat ?
3. Bagaimana penerapan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?
4. Apa tujuan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?
5. Apa manfaat PHBS di tatanan pelayanan kesehatan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang promosi kesehatan !
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) !
3. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan !
4. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan PHBS di tatanan pelayanan kesehatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat PHBS di tatanan pelayanan kesehatan !

BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan,
akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Dalam UU Kesehatan
RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek
fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik
dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Sejalan dengan itu menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari ke-4
faktor tersebut, faktor ke-2 yaitu faktor perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan seseorang,
terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi,
keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat tidak serta merta terjadi,
tetapi harus senantiasa kita upayakan dari yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta
menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat
yang menjadi tanggung jawab kita kepada masyarakat dan harus dimulai dan diusahakan oleh diri
sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Dalam
mengupayakan perilaku ini dibutuhkan komitmen bersama-sama saling mendukung dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan
kesehatan dapat tercapai maksimal.

B. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang
mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi
pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini
artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit
menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan
ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta
didukung oleh adanya promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat
usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini
organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi
kesehatan : “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an
individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change
or cope with the environment“. (Ottawa Charter,1986).
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan
sebagai berikut : “Health promotion is programs are design to bring about “change”within
people, organization, communities, and their environment ”. Artinya bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik
di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan


menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan
lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi
kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan
tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses
pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan
fisik termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.

Visi dari Promosi Kesehatan yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.

Misi dari Promosi Kesehatan yaitu :

1. Advokat
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.
2. Menjembatani
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait
dengan kesehatan.
3. Meningkatkan
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.

 Aspek Penting dalam Kesehatan


a) Lingkungan
b) Perilaku
c) Kesehatan

C. PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)


1.1 TUJUAN PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) memiliki tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

1.2 TATANAN PHBS


PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:
a. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.
b. Memberi bayi ASI eksklusif.
c. Menimbang bayi dan balita.
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
e. Menggunakan air bersih.
f. Menggunakan jamban sehat.
g. Memberantas jentik di rumah.
h. Makan sayur dan buah setiap hari.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
j. Tidak merokok di dalam rumah.

2. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :


a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
d. Olahraga yang teratur dan terukur.
e. Memberantas jentik nyamuk.
f. Tidak merokok.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya.

3. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :


a. Kawasan tanpa asap rokok.
b. Bebas jentik nyamuk.
c. Jamban sehat.
d. Kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Olahraga teratur.

4. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :


a. Menggunakan jamban sehat.
b. Memberantas jentik nyamuk.
c. Menggunakan air bersih.

5. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :


a. Menggunakan air bersih.
b. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.
Namun yang akan dibahas disini adalah “Penerapan PHBS Ditatanan Pelayanan Kesehatan”

D. PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah
sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu
mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Pelayanan Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu
upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Syarat institusi sehat yaitu :
 Menggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
 Menggunakan jamban
 Membuang sampah pada tempatnya
 Tidak merokok di Institusi Kesehatan
 Tidak meludah sembarangan
 Memberantas jentik nyamuk

E. Perlunya Pembinaan PHBS di tatanan Pelayanan Kesehatan


Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan sangat diperlukan
sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit dan mewujudkan Institusi
KesehatanSehat.Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut rnemelihara, menjaga
dan mendukung terwujudnya Institusi kesehatan Sehat.

PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat.
F. Tujuan, Sasaran, dan Manfaat PHBS di Tatana Pelayanan Kesehatan Tujuan PHBS di
Tatanan Pelayanan Kesehatan:
 Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.

 Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

 Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.

Sasaran PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:


 Pasien.
 Keluarga Pasien.
 Pengunjung.
 Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
 Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:


 Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
 Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
 Kesehatan yang sehat.
 Terhindar dari penularan penyakit.
 Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
 Peningkatan kesehatan pasien.
 Bagi Institusi Kesehatan :
 Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
 Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
 Bagi Pemerintah Daerah :
 Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah
Kabupaten/Kota yang baik.
 Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS
di Institusi Kesehatan.
Dukungan untuk PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan dapat terwu-jud apabila ada keinginan dan kemampuan dari para
pengambil keputusan di lingkungan pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas sektor terkait

Beberapa contoh perilaku di atas terlihat sangat sederhana, seperti halnya pengertian PHBS
sendiri yang terasa begitu mudah dimengerti, namun diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dalam
penerapannya.
Untuk mengoptimalkan promosi tersebut maka para provider kesehatan yang memiliki
andil terbesar untuk menyadarkan masyarakat.
Diharapkan untuk terus berkreasi mensosialisasikan pentingnya perilaku yang tepat
pada masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta
semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara lain :
 Mandi dua kali sehari dengan sabun mandi.
 Menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan tidur.
 Buang air besar dijamban/WC
 Mencuci tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun
 Membuang sampah ditempat sampah
 Mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan tetrlalu sempit
 Pakaian dicuci sampai bersih dengan sabun cuci
 Memetong kuku setiap minggu
 mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor
 Tidur dengan waktu yang cukup

DAFTAR PUSTAKA

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 2011. (Online), (http://www.perdhaki.org/content/perilaku-


hidup-bersih-dan-sehat ,diakses pada 29 September 2013)
Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). (Online), (http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 ,diakses pada
29 September 2013)
Promosi Kesehatan. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan ,diakses pada 29
Septeber 2013)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat
kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu
burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yang mendukung PHBS
adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus
dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan
yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi
fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut.
Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai
kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam
mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara
wajar, pekerjaan dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi
terhadap perbedaan jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki
harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatan
komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya
pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
1.2.2 Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.2.3 Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
1.2.4 Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang
1.2.5 Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli cuaca
dan iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologi lingkungan, maka
lingkungan berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungan
sama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan.
Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitu
sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factor – factor
tersebut.
2. Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme hidup
seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan, serta mikroorganisme lain.
3. Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia, yang
meliputi factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial.

2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
a. Indikator Positif
• Status Gizi
• Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
• Mortalitas (Angka Kematian)
• Morbiditas (Angka Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
(Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang
dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca
indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau
mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh
a. NILAI
b. SIKAP
c. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam
makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan.

2.3 KESEHATAN LINGKUNGAN


2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo
S.,2003)
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang
berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R. L)
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan
lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health Organization
Expert Commite)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas
dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit,
serta mencari upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk).

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan


1. PHBS Rumah Tangga
2. PHBS di Sekolah
3. PHBS di Tempat Kerja
4. PHBS di Tempat-tempat Umum
5. PHBS di Institusi Kesehatan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan


a. Perumahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian
besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat
penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain
adalah sebagian berikut:
1. Faktor lingkungan
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4. Kebijakan pemerintah
b. Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh
manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-
60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang
memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia,
tiap orang memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari.
c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya
pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu
kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena
tinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.

d. Penanganan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya
berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola
dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.
e. Penanganan air limbah
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air
limbah dapat dibagi menjadi:
• Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
• Industrial wastes water (berasal dari industri)
• Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan


Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety
Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah:
1. Pembuatan standar kualitas air dan udara
2. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan
3. Evaluasi terhadap bahaya lingkungan
4. Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan
5. Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru
6. Pemeliharaan data dasar
7. Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat
dapat ditepati.
Adapun kegiatan – kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu :
a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban sehat
3. Memberantas jentik di rumah
4. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
5. Tidak merokok
b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah
1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2. Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok
7. Membuang sampah pada tempatnya
c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja
1. Mengadakan kawasan tanpa asap rokok
2. Bebas jentik
3. Jamban Sehat
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Olah raga teratur
d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum
1. Menggunakan jamban sehat
2. Memberantas jentik nyamuk
3. Menggunakan Air Bersih
e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban yang bersih & sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang
berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia
PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara
manusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Indikator kesehatan lingkungan :
1. Perumahan bersih dan sehat
2. Penyediaan air bersih
3. Penanganan air limbah
4. Penanganan sampah
5. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan
sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan
pemukiman.

DAFTAR PUSTAKA

http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13
http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email,
dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating
Website
Ketikkan em

Diposkan oleh Syarif Udin di 20.49


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Label: Makalah

1 komentar:

1.

Administrasi Kelas SD27 Februari 2016 19.05


kesehatan merupakan nikmat yang utama,trimakasih atas informasi PHBS ,untuk
mengimformasikan di keluarga,sekolah dan masyarakat.

BalasHapus

Muat yang lain...


Pages (10)1234 »

go green

Random
Comment
Recent
Artikel Terkait
Artikel Terbaru
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts
 Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi


dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit. Me...

 PPT Jamban sehat


Di PPt ini terdapat ketentuan tentang kriteria jamban sehat, kerugian tidak memiliki
jamban, dan syarat membuat jamban sehat. Untuk lebih l...

 Artikel Radiasi Handphone

Zaman semakin canggih serta teknologi semakin maju. Beberapa merk handphone
sudah banyak yang bermunculan serta berbagai macam ben...

 Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Air Kran

Laporan ini berisikan bagaimana cara pengambilan sampel air yang baik dan benar.
Sehingga sempel air yang akan di uji di laboratorium terse...

 Laporan Praktikum Pemeriksaan DO dan BOD

Ini adalah laporan praktikum pemeriksaan DO dan BOD. DO (Dissoved Oxygen)


pemeriksaan oksigen telratut didalam air, bila kadar DO pada air ...

 Laporan Praktikum Pemeriksaan Angka Kuman Pada Makanan Dan Minuman Dengan
Metode Pour Plate

Laporan ini berisikan cara kerja pemeriksaan angka kuman dalam makanan dan
minuman, sehingga kita bisa mengetahui apakah makanan dan mi...

 Laporan Praktikum Pemeriksaan TDS Dan TSS

Ini adalah laporan praktikum pemeriksaan TDS dan TSS. Total suspended solid atau
pendataan tersuspensi total (TTS) adalah residu dari padat...

 PPT Sanitasi Air

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan ba...

 Laporan Praktikum Pemeriksaan Bakteri Colifrom Dan E.Coli Metode MPN

Ini adalah sebuah cara pemeriksaan air minum olahan apakah tercemar oleh E.Coli atau
tidak. Metode MPN (Most Probable Number) pada umumnya ...

 Laporan Asiditas dan Alkalinitas

Laporan yang berisikan Asiditas dan Alkalinitas. Asiditas adalah hasil dari adanya asam
lemah seperti H2 PO4-, CO2, H2S. Alkalinitas adalah...

Mengenai Saya
Syarif Udin
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2014 (38)
o ▼ Agustus (29)
 Persyaratan Kualitas Air Minum
 Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Paka...
 Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum
 Pengertian Filariasis, Plasmodium, dan Toxoplasma
 Pengertian Helmint Ascariasis, Thypus Abdominalis ...
 Pengertian Hepatitis, Tetanus, Difteri, dan Pertus...
 Pengertian Campak, Demam BerdarahDengue, dan Tuber...
 Pengertian Patofisiologi Dan Patofisioanatomi, Inf...
 Laporan Perkenalan Alat
 PPT Daur Ulang Sampah Kertas
 PPT Sanitasi Air
 PPT Pencemaran Limbah
 PPT Pengelolahan Limbah Kertas
 PPT PHBS
 PPT Jamban sehat
 PPT Pencemaran Udara
 PPT Sampah Padat
 Makalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
 Artikel Radiasi Handphone
 Artikel Berbagai Masalah Pencemaran Lingkungan
 Laporan Praktikum Teknik Inokulasi Bakteri
 Laporan Praktikum Pemeriksaan Bakteri Colifrom Dan...
 Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Air Kran
 Laporan Praktikum Pengenalan dan Sterilisasi Alat
 Laporan Praktikum Pemeriksaan Angka Kuman Pada Mak...
 Makalah Pencemaran Tanah
 Makalah Masalah Lingkungan Hidup Dan Upaya Penangg...
 Makalah Patofisioanatomi Penyakit-Penyakit Menular...
o ► Juli (9)

Instruction
Kategori
 artikel
 Fisioanatomi
 Laporan
 Laporan Kimia
 Laporan Mikrobiologi
 Makalah
 Pedoman
 Penyakit Menular
 Peraturan Perundangan
 PPT

Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template


Copyright © 2011. Kesehatan Lingkungan - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai