Anda di halaman 1dari 2

Perumusan Pancasila pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan

pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In. Sidang tersebut menampilkan
beberapa pembicara, yaitu Mr. Moh Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Soepomo, Liem Koen
Hian, dan Ir. Soekarno. Keempat tokoh tersebut menyampaikan usulan tentang dasar filsafat
negara (Philosofische grondslag) menurut pandangannya masing-masing.

Konsep pemikiran Moh. Yamin terhadap proses perumusan dasar negara kesatuan republik
Indonesia adalah Indonesia merdeka harus memiliki dasar-dasar yang paling mendasar dengan
cara memasukkan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai landasan berbangsa dan
bernegara. Selain itu, perumusan Pancasila sebagai dasar negara diwujudkan dalam bentuk
mencintai Indonesia dengan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan, tetap berpegang teguh terhadap kebudayaan Indonesia, memiliki cita-cita
persatuan dan kesatuan yang tinggi, serta mewujudkan kemerdekaan Indonesia melalui beberapa
pemikirannya. Selain itu, ia memasukkan nilai-nilai kekeluargaan dan kebangsaan.

Konsep pemikiran Ki Bagus Hadikusumo mengenai dasar negara yakni Indonesia harus
berdasarkan ajaran Islam. Poin-poin yang disampaikan dalam ajaran Islam antara lain:
1. Ajaran iman, beribadah, berkhidmat, dan berbakti
2. Ajaran beramal saleh
3. Ajaran berjihad di jalan Allah dengan sukarela mengorbankan harta dan jiwa
4. Ajaran persaudaraan dan yang kokoh
5. Agama pangkal persatuan
6. Berselisih pangkal perpecahan
7. Islam mengatur perekonomian kokoh
8. Islam mendirikan pemerintahan yang adil berasal dari musyawarah dan kebebasan
beragama

Menurut Soepomo, memiliki rumusan dasar negara yang bernama Pancadharma negara tidak dapat
disatukan dengan satu agama, yaitu Islam karena Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam.
Selain itu, agama tidak dapat disatukan dengan dunia internasional. Jika Indonesia disatukan
dengan Islam berarti hanya menyatukan muslim dan tidak menyatukan orang yang tak beragama
Islam yang berarti tidak dapat menyatukan suatu negara. Negara yang tidak disatuakan dengan
Islam berarti tidak menjadikan negara tersebut areligius, tetapi negara yang bersatu akan
memegang nilai budi pekerti yang luhur yang diajarkan pula oleh Islam Kedua Indonesia
berdasarkan kemakmuran dan keadilan yang dapat mengikuti perkembangan zaman serta
berdasarkan nilai-nilai Asia Timur Raya. Selain itu, Soepomo mengusulkan nilai kebangsaan.

Menurut Liem Koen Hian, tujuan peperangan Asia Timur Raya karena Hakko Ichiu yang dimana
bangsa Indonesia harus dimerdekakan didasari semangat Asia Timur Raya. Ekonomi tidak
dibicarakan dalam dasar negara karena dengan jiwa yang bersih akan melahirkan sesuatu yang
baik yang dimana hal itu diibaratkan dengan sungai Yangtze yang besar yang dimana bangsa
Tionghoa dapat melangkah maju menguasai dunia dan mempersatukannnya. Dengan demikian,
menurutnya dasar Indonesia harus berdasarkan semangat Asia Timur Raya yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kebangsaan yang telah lama ada di Indonesia.

Menurutnya Soekarno, kemerdekaan merupakan salah satu jembatan emas yang dimana dengan
jembatan tersebut untuk mencapai tujuan negara. Oleh Soekarno, dasar negara tersebut dinamakan
Pancasila. Nilai-nilai dasar negara yang diusulkan yaitu:
1. Kebangsaan
Kebangsaan Indonesia bukan berdasarkan sauvinisme.
2. Internasionalisme
3. Mufakat
Menurut Soekarno, Islam dapat diselamatkan melalui bermusyawarah dengan agama lain.
Yang dimana nilai tersebut dapat diwakilkan dengan suatu badan perwakilan.
4. Kesejahteraan
Prinsip yang dimana tidak akan ada kemiskinan di Indonesia. Persamaan tidak pula pada
bidang politik namun harus dilakukan pula pada bidang ekonomi.
5. Ketuhanan
Bangsa Indonesia hendaknya beragama dengan bertuhan dengan agamanya masing-
masing. Rakyat dapat dapat bertuhan dengan leluasa dengan cara yang berkeadaban dengan
saling menghormati.

Anda mungkin juga menyukai