Anda di halaman 1dari 11

Drainase dada

Intervensi penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan pada periode pascaoperatif
adalah penatalaksanaan sesuai dari drainase dada. Setelah bedah torak, selang dada dan system
drainase tertutup digunakan untuk mengembangkan kembali paru yang sakit dan untuk
membuang kelebihan udara, cairan dan darah.

Prinsip-prinsip Dasar, mekanisme pernapasan normal bekerja atas prinsip tekanan negative,
yaitu tekanan dalam rongga dada adalah lebih rendah dari teknanan atmosfir, sehingga
menyebabkan udara untuk bergerak ke dalam paru-paru selama inspirasi. Bilamana dada dibuka,
untuk alasan apa saja, terjadi kehilangan tekanan negatif, yang dapat mengakibatkan kolaps paru.
Penumpukan udara, cairan, atau substansi lain dalma dada dapat mengganggu fungsi
kardiopulmonal dan bahkan menyebabkan paru kolaps. Substansi patologis yang terkumpul
dalam spasium pleura termasuk fibrin, atau bekuan darah, cairan (cairan serosa, darah, pus, kilus,
dan gas-gas udara dari paru, pohon trakeobronkial atau esofagus).

Insisi bedah dinding dada hampir selalu menyebabkan pneumotoraks sampai tingkat tertentu.
Udara dan cairan terkumpul dalam spasium intrapleural, sehingga membatasi ekspansi paru dan
mengurangi pertukaran gas. Penting artinya untuk menjaga agar spasium pleural di evakuasi
pada pascaoperatif dan untuk mempertahankan tekanan negative di dalam ruang potensial ini.
Karenanya, selama atau segera setelah bedah toraks, kateter dada diletakkan secara strategis
dalam rongga pleura, dijahitkan ke kulit, dan di hubungkan ke partus drainase untuk membuang
udara residual dan mengalirkan cairan dari pleural atau spasium mediastinal. Tindakan ini
mengakibatkan reekspansi jaringan paru yang tersisa.

Sistem Komersial. Sistem drainase dada harus mampu untuk mengeluarkan apa saja yang
terkumpul dalam spasium pleural sehingga spasium pleura normal pada fungsi kardiopulmonal
normal dapat dipulihkan dan dipertahanakn. Sistem drainase yang tersedia secara komersial
(mi, Pleur-Evac, Argyle, Atrium) adalah metode yang paling umum saat ini yang digunakan
untuk memberikan drainase water-seal. Sistem ini menggunakan prinsip yang sama dengan
sistem water-seal tiga botol. Selang dada atau kateter disambungkan ke sistem drainase, dengan
menggunakan katup satu arah. Air dalam bilik kedua bekerja sebagai seal dan memungkinkan
udara dan cairaan untuk mengalir dari dada ke dalam bilik pertama, tetapi udara tidak dapat
memasuki kembali selang dada. Drainase menumpuk di dalma bilik pertama dan udara keluar
melalui dan dari bilik kedua. Ketinggian air berfluktuasi sejalan dengan gerakan pernapasan
pasien, air tersebut bergerak ke atas ketika pasien menghirup napas dan bergerak ke bawah
ketika pasien menghembuskan napas. Pengisapan mungkin ditambahkan ke bilik kedua untuk
menciptakan tekanan negative untuk meningkatkan drainase cairan dan pembuangan udara.
Penambahan pengisapan menimbulkan gelembung konstan pada bilik ketiga, jika gelembung
konstan terjadi pada tidak adanya pengisap, maka mungkin terjadi kebocoran udara dari paru
atau kebocoran dalam sistem.

Sistem Water-Seal Botol Tunggal. Ujung selang drainase dari dada pasien dicelupkan dalam
air, yang memungkinkan drainase udara untuk mengalir kembali ke dalam dada. Secara
fungsional, drainase tergantung pada gravitasi dan pada mekanis pernapasan. Dengan naiknya
ketinggian cairan dalam botol, maka menjadi lebih sulit bagi udara dan cairan untuk keluar dari
dada. Karenanya dapat ditambahkan pengisap.

Sistem Dua-Botol. Sistem dua-botol terdiri atas bilik water-seal yang sama ditambah dengan
botol pengumpul cairan. Drainase mirip dengan unit tunggal, kecuali bahwa ketika cairan
pleural terkumpul, sistem seal di bawah air tidak terpengaruh oleh volume drainase.
Drainase yang efektif tergantung pada gaya gravitasi atau pada jumlah isapan yang ditambahkan
kepada sistem. Ketika vakum (isapan) ditambahkan ke dalam sistem dari sumber vakum, seperti
pengisapan dinding, hubungan dibuat pada batang vent dari botol underwater-seal. Jumlah
isapan yang diterapkan pada sistem diatur oleh diameter dinding.

Sistem Tiga-Botol. Sistem tiga-botol adalah serupa dalam semua aspek dengan sistem dua-
botol, kecuali untuk tambahan botol ketiga untuk mengontrol jumlah isapan yang diberikan.
Jumlah isapan ditentukan oleh kedalaman sampai mana ujung tabung kaca vent dicelupkan.
(sebagai contoh, pencelupan sampai 10 cm dibawah permukaan air akan sama dengan 10 cm
isapan air yang diterapkan pada pasien).
Pada sistem tiga botol, drainase tergantung pada gaya gravitasi atau jumalh isapan yang
diberikan. Jumlah isapan pada sistem ini dikendalikan oleh botol manometer. Motor pengisap
mekanis atau pengisap pada dinding menciptakan dan mempertahankan tekanan negative di
seluruh sistam drainase tertutup.
Botol ketiga mengatur jumlah vakum dalam sistem. Hal ini tergantung pada kedalaman sampai
mana selang dicelupkan-kedalaman yang lazim adalah 20 cm.
Bila vakum dalam sistem menjadi lebih besar dari kedalaman di mana selang dicelupkan, udara
luar akan terisap ke dalam sistem. Hal ini mengakibatkan penggembungan koristan dalam botol
manometer (atau pengatur tekanan), yang menunjukkan bahwa sistem berfungsi dengan baik.

Sistem yang ada dipasaran adalah lebih amna karena sistem ini sel-contained, tidak dapat
terpisah, dan sekali pakai, dan tidak mempunyai hubungan (kecuali ke kateter dada) yang
mungkin akan terlepas. Asuhan keperawatannya lebih mudah untuk diberikan, dan kemudahan
sistem mendorong ambulasi yang lebih mudah dan lebih dini bagi pasien.
Pedoman untuk Penatalaksanaan Pasien dengan Drainase Dada Water-Seal

Selang drainase intrapleural digunakan setelah sebagian besar prosedur intratoraks. Satu atau
lebih kateter terpasang dalam ruang pleural dengan sutura pada dinding dada dan disambungkan
ke sistem drainase. Tujuannya adalah :
1. Membuang cairan atau gas dari ruang pleural atau rongga toraks dan ruang mediastinal.
2. Untuk memungkinkan reekspansi paru dan memulihkan fungsi kardiopulmonal setelah
pembedahan, trauma, atau kondisi medis dengan menetapkan tekanan negative dalam
rongga pleural.
Prosedur :
Tindakan Keperawatan Rasional/Penjelasan
1. Mengisi bilik water-seal dengan air steril Drainase water-seal memungkinkan untuk
sampai ketinggian yang sama dengan 2 cm keluarnya udara dan cairan ke dalam botol
H2O. drainase. Air berfungsi sebagai segel dan
menjaga udara agar tidak tertarik kembali ke
dalam ruang pleural.
2. Jika digunakan pengisap, isi bilik control Ketinggian air akan menentukan derajat
pengisap dengan air steril sampai ketingian pengisap yang digunakan.
20 cm atau sesuai yang diharuskan.
3. Sambungkan kateter drainase dari ruang Pada unit sekali pakai, sistem tersebut adalah
pleural (pasien) ke selang yang datang dari sistem tertutup dengan satu-satunya hubungan
bilik pengumpul dari sistem water-seal. ke kateter pasien.
Plester dengan baik.
4. Jika digunakan pengisap, hubungkan Tingkat pengisapan ditentukan oleh jumlah air
selang bilik control pengisap ke unit dalam bilik control pengisap dan bukan
pengisap. Nyalakan unit pengisap dan tergantung pada frekuensi gelembung atau
naikkan tekanan sampai timbul gelembung pada pengesetan diameter tekanan pada unit
secara lambat namun tetap dalam bilik pengisap.
control pengisap.
5. Tandai ketinggian cairan awal pada bagian Penandaan ini akan memperlihatkan jumlah
luar unit drainase. Tandai peningkatan kehilangan cairan dan berapa cepat cairan
setiap jam/hari (tanggal dan waktu) pada dikumpulkan dalam botol drainase. Cairan
ketinggian drainase. yang terkumpul ini berfungsi sebagai dasar
untuk penggantian darah, jika cairan tersebut
adalah darah. Keseluruhan darah yang
mengalir akan tampak dalam botol pada
periode pascaoperatif segera, drainase ini
secara bertahap akan menjadi serosa dan jika
terlalu banyak dapat membutuhkan operasi
ulang atau autotransfusi. Drainase biasanya
menurun secara progresif dalam 24 jam
pertama.
6. Pastikan bahwa selang tidak menggulung Kekusutan, gulungan, atau tekanan pada selang
atau mengganggu gerakan pasien. drainase dapat menghasilkan tekanan balik,
dan dengan demikian kemungkinan dapat
mendorong drainase kembali ke dalam ruang
pleural atau mengganggu drainase dari ruang
pleural.
7. Berikan dorongan pasien untuk mencari Posisi pasien harus diubah dengan sering untuk
posisi yang nyaman. Berikan dorongan meningkatkan drainase, dan tubuh harus dijaga
untuk mengambil posisi kelurusan tubuh dalam kelurusan yang baik untuk mencegah
yang baik. Jika pasien berbaring dalam deformitas dan kontraktur. Posisi yang baik
posisi lateral, pastikan bahwa selang tidak membantu pernapasan dan meningkatkan
tertekan oleh berat badan pasien. Berikan pertukarakan gas yang lebih baik. Obat nyeri
dorongan pada pasien untuk mengubah mungkin diperlukan untuk meningkatkan rasa
posisi dengan sering. nyaman dan napas dalam.
8. Lakukan latihan rentang gerak untuk Latihan membantu mencegah ankilosis bahu
lengan dan bahu dari sisi yang sakit dan membantu dalam mengurangi nyeri dan
beberapa kali sehari. Obat nyeri tertentu rasa tidak nyaman pascaoperatif.
mungkin diperlukan.
9. Dengan perlahan “perah” selang dengan “Memerah” selang mencegahnya menjadi
arah bilik drainase sesuai kebutuhan. tersumbat dengan bekuan atau fibrin. Perhatian
yang konstan untuk mempertahankan
kepatenan selang memudahkan ekspansi cepat
paru dan meminimalkan komplikasi.
10. Pastikan adanya fluktuasi (“tidaling”) dari Fluktuasi ketinggian air dalam selang
ketinggian cairan dalam bilik water-seal. memperlihatkan bahwa terdapat komunikasi
yang efektif Antara rongga plaural dari botol
drainase, memberikan indikasi yang bernilai
tentang kepatenan sistem drainase, dan
merupakan diameter tekanan intrapleural.
11. Fluktuasi cairan dalam selang akan
berhenti bila.
a. Paru telah terekspansi.
b. Selang tersumbat oleh bekuan darah
atau fibrin, atau selang kusut.
c. Terjadi loop dependen.
d. Motor pengisap atau dinding pengisap
tidak bekerja dengan baik.
12. Amati terhadap kebcooran udara dalam Kebocoran dan terperangkapanya udara dalam
sistem drainase sesuai yang diindikasikan ruang peluaral dapat mengakibatkan
oleh gelembung konstan dalam bilik water- pneumotoraks tension.
seal.
a. Kaji sistem selang dada terhadap
kebocoran eksternal yang dapat
diperbaiki.
b. Beritahu dokter dengan cepat jika
terjadi gelembung yang berlebihan
dalam bilik water-seal yang bukan
karena kebocoran eksternal.
13. Observasi dan laporakn dengan segera Banyak manifetasi kritis yang dapat
pernapasan dangkal, cepat, sianosis, menyebabkan tanda dan gejala ini, termasuk
tekanan dalam dada, emfisema subkutan, pneumotoraks ntension, pergeseran
gejala-gejala hemoragi, perubahan yang mediastinal, hemoragi, nyeri insisi yang hebat,
signifikan dalam tanda-tanda vital. embolus pulmonal, dan tamponade jantung.
Intervensi bedah mungkin diperlukan.
14. Berikan dorongan pada pasien untuk napas Napas dalam dan abtuk membantu untuk
dalam dan batuk pada interval yang teratur. meningkatkan tekanan intrapleural, yang
Berikan obat nyeri yang adekuat. Mintakan memungkinkan pengosongan segala
pesanan untuk pompa PCA jika diperlukan. penumpukan dalam ruang pleural dan
Instruksikan dalam penggunaan spirometri membuang sekresi dari pohon trakeobronkial,
intensif. sehingga paru dapat berkembang dan
afelektasis dicegah.
15. Jika pasien harus dipindahkan ke area lain, Apartus drainase harus dijaga pada ketinggian
letakkan sistem drainase di bawah dibawah dada pasien untuk mencegah aliran
keitnggian dada, jika pasien berbaring pada balik cairan ke dalam ruang pleural.
brankar. Jika selang terlepas, gunting ujung
yang terkontaminasi dari selang dada dan
selang, pasang konektor steril dalam selang
dada dan selang, dan sambungkan kembali
ke sistem drainase. Jangan mengklem
selang dada selama memindahkan pasien.
16. Ketika membantu dokter beda dalam Selang dada dilepaskan sesuai yang disarankan
melepaskan selang. ketika apru telah mengembang kembali
a. Instruksikan pasien untuk melakukan (biasanya 24 jam sampai beberapa hari)
maneuver Valsalva dengan lambat dan tergantung pada penyebab pneumototraks.
bernapas dengan tenang. Sekana pelepasan selang prioritas utama adalah
b. Selang dada diklem dan dengan cepat pencegahan masuknya udara ke dalam rongga
dilepaskan. pleural ketika selang ditarik dan pencegahan
c. Secara bersamaan, balutan kecil infeksi.
dipasangkan dan buat kedap udara
dengan menutupkan kasa petrolatum
dengan bantalan kasa 10x10 cm dan
tutupi dan rapatkan secara menyeluruh
dengan plester adesif.
SELANG DADA
Trauma, penyakit atau pembedahan dapat mengakibatkan kebocoran udara atau cairan ke dalam
area intrapleural. Kebocoran kecil diabsorpsi secara spontan. Sistem drainase dada tertutup
memulihkan ekspanse optimal paru dan meningkatkan drainase cairan dan darah dari area
pleural. Terdapat dua tipe sistem komersial : water-seal dan sistem waterless.

Diagnosa Keperawatan Potensial


Turunan dara klien selama pengkajian menyatakan karakteristik bermakna untuk mendukung
diagnose keperawatan berikut pada klien yang memerlukan keterampilan ini :
Ansietas
Pertukaran gas, kerusakan
Nyeri

Peralatan
Sistem drainase yang diharuskan
Sistem water-seal
Air sterol atau normal salin untuk menutup 2,5 cm bagian bawah selang – U water-seal.
Air steril atau normal salin dituangkan ke dalam bilik control penghisap bila digunakan
penghisap.
Sistem waterless
 Vial NaCl atau air 30 ml yang dapat diinjeksikan
 Spuit 20 ml
 Jarum 21-G
 Swab antiseptic
Selang dada atau tray trokar
 1 pemegang pisau
 Klem selang dada
 Forcep spon kecil
 Pemegang jarum
 Mata pisau # 10
 Benang silk 3-0
 Tray liner (area steril)
 Spon 4x4, 10 buah
 Gunting jahit
 Hadnuk tangan 3 buah
Balutan
 Kasa vaselin
 Balutan kasa 4x4 beberapa buah
 Balutan besar 2 buah
 Plester atau elastoplas 4 inci (10 cm)
Penutup kepala
Masker wajah
Sarung tangan steril
Dua hemostat shodded untuk masing-masing selang dada
Plester perekat 1 inci untuk memplester penghubung

Langkah-langkah Rasional
1. Kaji status kardiopulmonal klien, observasi 1. Memberikan data kontinu tentang status
status pernapasan, penggunaaan otot bantu, klien sebelum, selama, dan setelah
warna, nyeri, ansietas, dan tanda-tanda vital. prosedur selang dada.

2. Telaah peran dan tanggung jawab dokter 2. Membantu membedakan peran dokter dan
terhadap permasangan selang dada. perawat sehingga perawat dapat berfungsi
lebih efektif.
Pedoman Dan Tanggung Jawab Dokter Pada Pemasangan Selang Dada
1. Jelaskan tujuan, prosedur dan 1. Memberikan informed consent.
kemungkinan komplikasi pada klien.
2. Cuci tangan. Bersihkan dinding dada 2. Mengurangi transmisi mikro organisme
dengan antiseptic.
3. Kenakan masker dan sarung tangan 3. Mempertahankan asepsis bedah.
4. Tutup area pemasangan selang dada 4. Mempertahankan asepsis bedah.
dengan handuk steril.
5. Suntikkan anestesi local dan tunggu 5. Menurunkan nyeri selama prosedur.
sampai timbul efeknya.
6. Gunakan diseksi tumpul atau tajam untuk 6. Membuka dada untuk pemasangan selang
membuat insisi pada kulit dan dinding dada. Trochar merupakan alat lama dan
dada. meningkatkan risiko kerusakan jaringan.
7. Urut klem selang ada sampai insisi. 7. Memasukkan selang dada ke dalam area
Dokter mengklem selang dada sampai intrapleural. Pengkleman mencegah
sistem di hubungkan ke water-seal. masuknya udara atmosfir ke dalam dada
dan memperburuk pneumotoraks.
8. Jahit selang dada pada tempatnya, bila 8. Menjahit selang dada pada tempatnya.
menjahit merupakan kebijakan atau
wewenang dokter.
9. Tutup tempat insersi selang dada dengan 9. Menahan selang dada pada tempatnya dan
balutan besar, tekanan oklusif steril. mencegah ke bocoran udara disekitar
selang untuk mencegah udara atmosfir
tambahan dari masuknya area intrapleural.

Anda mungkin juga menyukai