PENDAHULUAN
estetik, dan fonetik sehingga dapat menurunkan kepercayaan diri pasien. Hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi doker gigi untuk membuat restorasi yang
menyerupai gigi asli saat ini semakin meningkat sehingga dokter gigi harus mampu
menghadapi tantangan terhadap permintaan gigi tiruan yang estetik.1 Malposisi gigi
anterior rahang atas dapat menyebabkan pasien terganggu secara psikososial karena
merasa rendah diri. Dalam upaya pemenuhan kesehatan pada umumnya dan kesehatan
gigi dan mulut umumnya, diperlukan gigitiruan.2 Gigitiruan terbagi dua, yaitu
gigitiruan lepasan dan gigitiruan cekat. Estetik pada gigi dapat mengembalikan rasa
percaya diri pada pasien. Gigitiruan cekat (GTC) adalah suatu gigitiruan sebagian
yang diletakkan secara tepat pada satu atau lebih gigi penyangga untuk mengganti
Dewasa ini pemakaian gigitiruan cekat sebagai salah satu alat untuk
merestorasi gigi asli yang rusak atau hilang semakin populer di masyarakat. Alasan
penggunaan gigitiruan cekat sebagai salah satu pilihan untuk merestorasi gigi
nyaman untuk digunakan, estetik baik, dan dapat menambah rasa percaya diri
menggantikan gigi asli yang hilang. Macam-macam pontik diantaranya pontik tipe
saddle, ridge lap, modifikasi ridge lap, hygienic, conical dan ovate 2) Konektor
1
bagian GTC yang menghubungkan retainer dan pontik, 3) Retainer, bagian GTC yang
dilekatkan pada gigi abutment, 4) Abutment, mahkota gigi asli yang telah dipreparasi
Keberhasilan dari dari gigitiruan cekat adalah tergantung pada kesehatan dan
kestabilan jaringan lunak sekitar. Pontik harus didesain dan dibuat untuk memenuhi
jaringan sekitar.3 Desain pontik ovate, dengan permukaan jaringan yang cembung,
memberikan tampakan sebuah gigi yang erupsi dari gusi, memberikan duplikasi yang
akurat terhadap profil yang tampak sehingga memenuhi kebutuhan estetik. Hal ini
juga membantu untuk membentuk dan memelihara papilla interdental sehingga dapat
menghilangkan ruang balck triangle. Namun, bentuk cembung dari residual ridge
alveolar dapat menyulitkan dalam pembuatan pontik yang memuaskan. Bentuk kontur
dari residual ridge melalui intervensi bedah atau gradual positive pressure merupakan
menunjukkan bahwa kontrol yang baik terhadap tekanan berlebih yang diaplikasikan
dengan pontik yang cembung dan sangat mudah dipolis yang berhubungan dengan
kontrol plak yang tepat hanya menghasilkan penipisan epitel dan pemendekan rete
pegs, tanpa terjadinya inflamasi. Sehingga prosedur ini dapat meningkatkan estetik
1.2 Tujuan
2
Membahas pembentukan jaringan lunak diatas residual ridge melalui tindakan bedah
dan meningkatkan profil gingiva dengan menggunakan restorasi gigi tiruan cekat
sementara.3
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan Cekat
2.1.1 Definisi
permanen pada gigi asli, akar gigi atau implan yang merupakan pendukung
utama dari gigi tiruan dan menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang.
Gigi tiruan cekat dapat berupa mahkota tiruan dan gigi tiruan jembatan.
melapisi permukaan luar mahkota gigi. Jembatan terdiri atas mahkota di setiap
gigi asli yang masih ada yang disebut sebagai penyangga. Bagian yang
dengan retainer oleh konektor dan disemenkan pada gigi penyangga yang
telah di preparasi. Gigi tiruan cekat dapat juga disebut Fixed Dental Prosthesis
kaku pada kedua sisi oleh satu atau lebih gigi penyangga
a b 4
Gambar 2.1. Fixed-fixed bridge
Sumber: Barclay CW. Fixed and removable prosthodontics
2. Semi fixed bridge, yaitu gigitiruan yang salah satu pontik dihubungkan
menggantung
a b
Gambar 2.2. Cantilever bridge a) tampakan posterior b) tampakan oklusal
Sumber: Barclay CW. Fixed and removable prosthodontics
a b
5
5. Compound bridge, yaitu merupakan gabungan atau kombinasi dari dua
1. Pontik adalah bagian dari gigitiruan cekat yang menggantikan gigi asli yang
baik adalah yang memenuhi syarat biologis, mekanis dan estetis. Syarat
biologis meliputi kontur yang harmonis dengan gigi antagonis dan gingiva di
relasi dengan alveolar ridge harus dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut
serta bahan tidak mengiritasi jaringan di rongga mulut. Syarat mekanis yang
harus dipenuhi adalah: harus kaku (rigid) agar tidak terjadi perubahan bentuk
ketika digunakan dan tahan terhadap daya kunyah. Sedangkan syarat estetik
yaitu bentuk dan warna menyerupai gigi asli, dan penampilannya alami atau
Secara garis besar, pontik terbagi menjadi beberapa tipe yakni: tipe
saddle, ridge lap, modifikasi ridge lap, hygienic, conical dan ovate.5
permukaan untuk regio anterior karena mempunyai estetika yang cukup baik.
b. Pontik tipe ridge lap, mirip dengan tipe saddle tetapi bagian lingual yang
6
Gambar 2.4. a) Tipe saddle, b) Tipe ridge lap
Sumber: Shillingburg HT. Fundamentals of fixed prosthodontics. 3rd Edition
menjauh dari ridge berbentuk agak cembung, mudah untuk dibersihkan dan
estetika cukup bagus terutama untuk daerah posterior tetapi pontik ini
permukaan lingualnya.
d. Pontik higienis, sama sekali tidak kontak dengan gingiva, berbentuk cekung
atau cembung, digunakan untuk daerah yang tidak memerlukan estetik seperti
7
e. Pontik tipe bulat atau konikal, bentuknya membulat dengan ujung menebal
pada ridge, biasanya digunakan pada rahang bawah, tidak dapat digunakan
f. Pontik tipe ovate, ujung pontik membulat masuk dalam cekungan bekas
pencabutan, memberi kesan seperti gigi asli. Pontik ini diindikasikan untuk
pasien yang mementingkan estetik namun tidak ingin dirawat dengan implan.
tidak cukup tinggi atau bukal-lingualnya tidak cukup untuk membentuk tulang
keseluruhan.
8
4. Abutment, adalah gigi penyangga yang bervariasi dalam kemampuan untuk
yang ditutupi oleh jaringan lunak. Tulang alveolar akan berubah kontur selama
beberapa bulan setelah hilangnya gigi. Kontur dan tekstur sadel akan
terlebih dahulu. Tipe dan jumlah kerusakan akan berpengaruh pada pontik yang akan
digunakan dan jika memungkinkan tindakan reshaping dengan bedah pada ridge
dilakukan.
kontur ridge.
9
Gambar 2.9. Klasifikasi edentulous ridge
Sumber: Shillingburg HT. Fundamentals of fixed prosthodontics. 3rd Edition
10
2.4 Koreksi ridge dengan tindakan bedah5
memperbaiki ukuran, perluasan, dan kualitas dari residual ridge yang mengalami
deformasi. Augmentasi tulang alveolar merupakan salah satu dari bedah plastik
yaitu dengan menggunakan margin pontik yang sewarna gingiva, atau pontik
implan namun ridge alveolar tipis dan kurang mendukung untuk dibuatkan
implan. Tampilan estetik yang baik pada defek Klas I dapat dilakukan operasi
a b
11
c d
augmentasi ridge. Defek tipe ini lebih baik dirawat menggunakan graft.
pada margin gingival bebas atau papilla dari gigi yang telah diekstraksi.
a b
12
c d
Gambar 2.11. Connective graft tissue a) Jaringan epitelium yang diambil dari crest ridge
b) Insisi ridge c) Graft onlay di sututre pada daerah ridge
d) Penyembuhan augmentasi ridge
e) Pontik pada bekas augmentasi sebaiknya memiliki tampilan yang natural
Sumber: Shillingburg HT. Fundamentals of fixed prosthodontics. 3rd Edition
Pertama adalah perawatan non bedah periodontal yang meliputi kontrol penyakit
periodontal yang ada, dapat berupa perawatan emergency, pencabutan gigi yang
tidak dapat dirawat, instruksi kebersihan mulut, scalling, dan penghalusan akar,
evaluasi ulang juga perawatan bedah periodontal untuk terapi poket, serta terapi
13
rekonstruksi tulang alveolar. Prosedur bedah ini hanya dilakukan bila diperlukan
dan sesuai indikasinya, selain itu bila peradangan jaringan periodontal sudah
dikontrol sebelumnya.
periodontal plastic surgery karena sifatnya yang membentuk jaringan, dan disebut
Kedua prosedur bedah sering dibutuhkan dan dilakukan pada saat yang sama,
Tindakan bedah periodontal ini juga sering dilakukan dengan tujuan estetik,
beberapa ahli menyebutnya sebagai periodontal plastic and esthetic surgery atau
14
BAB III
LAPORAN KASUS
Gigi insisivus lateral kanan rahang atas pasien hilang karena faktor kongenital.
Gigi kaninus kanan rahang atas berpindah ke posisi gigi insisivus lateral sehingga
karena gigi kaninus kanan rahang bawah supra erupsi (Gambar 3.1). Namun, tulang di
area sekitarnya terletak 4 mm pada jaringan lunak diatas puncak ridge yang diukur
15
Pilihan perawatan seperti implan dan gigi tiruan cekat dievaluasi. Karena jarak
rehabilitasi prostetik yang direncanakan yaitu gigi tiruan cekat dengan desain pontik
ovate setelah dilakukan konturing jaringan lunak, sehingga menggambarkan gigi yang
3.4 Prosedur
artikulator dan panduan anterior dibentuk melalui pola wax up, kemudian
disesuaikan dalam mulut pasien. Skema oklusi yang ditetapkan adalah canine
guided occlusion.
4. Daerah untuk pontik ovate dikontur secara bedah menggunakan scalpel no.15
(Gambar 3.2 dan 3.3) dan koronoplasti dilakukan pada gigi 43. Kemudian, jarak
16
5. Pada model, 3 mm dari daerah pontik dievaluasi dan dihaluskan dengan scalpel
yang dikontur terlihat menyusut dan memucat. Setelah ±5 minggu, warna gingiva
kembali normal menjadi pink coral. Kemudian gigi tiruan jembatan sementara
7. Pasien dikontrol setiap dua minggu sekali selama 12 minggu dan diberikan
instruksi oral hygiene yang benar. Satu minggu pertama pemasangan sementara,
pasien diinstruksikan untuk tidak membersihkan area dibawah pontik ovate karena
pontik.
Area pontik telah terbentuk secara adekuat untuk mendapatkan profil yang tepat
(Gambar 3.5).
17
Gambar 3.5 Bentuk profil gigi
9. Retraksi yang tepat pada gigi yang dipreparasi dan pencetakan akhir dilakukan
dengan bahan cetak polyvinyl siloxane. Setelah gigitiruan cekat dengan pontik
ovate dibuat, dicobakan dalam mulut pasien. Pengecekan protesa dilakukan pada
kepuasan terhadap warna dan tampakan gigi. Setelah semua persyaratan telah
disementasi permanen (Gambar 3.6, 3.7, 3.8). Setelah sementasi pada gigitiruan
jembatan, jadwal kunjungan ke dokter gigi ditentukan untuk evalusi setelah dua
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Desain pontik yang umum digunakan untuk regio yang secara fungsional terlihat
dalam mulut adalah desain modifikasi ridge-lap. Pada kasus ini, jarak antar lengkung rahang
tidak adekuat untuk pontik dan dengan demikian bedah sculpturing pada jaringan lunak
residual ridge diperlukan untuk rehabilitasi prostetik menggunakan gigitiruan cekat. Desain
pontik ovate dianggap terbaik dalam skenario ini karena dapat memberikan estetika dan
kekuatan yang lebih baik. Pontik ovate dari ridge menyerupai gigi alami dan kecembungan
geometri yang luas membuat pontik menjadi lebih kuat dibandingkan modifikasi ridge-lap.
Modifikasi bedah pada jaringan lunak residual ridge meningkatkan ruang antar rahang yang
guided occlusion. Pontik ovate berkontak dengan area permukaan yang luas pada jaringan
lunak namun hanya memberikan tekanan minimal atau ringan pada jaringan. Desain pontik
mencegah adanya impaksi makanan dan permukaan yang cembung memudahkan dalam
pembersihan. Selain itu, pemeliharaan oral hygine dengan teliti merupakan hal penting untuk
mencegah adanya inflamasi jaringan. Gigi tiruan cekat sementara dengan pontik ovate
digunakan untuk mendukung pseudo papilla dan penyusutan bentuk soket setelah bedah
sculpturing pada jaringan gingiva. Permukaan cembung pada pontik dibuat untuk
19
BAB V
PENUTUP
Simpulan
5.1 Pemilihan pontik ovate yang menyerupai gigi alami pada pasien pasca pencabutan gigi
dapat memberikan tampilan yang estetik dan kenyamanan yang baik karena tidak
mengganggu fungsi fonetik dan memenuhi syarat kesehatan karena tidak mengiritasi
5.2 Teknik bedah sculpting digunakan untuk mendapatkan estetik yang baik pada rehabilitasi
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Sofya PA. Ovate pontic sebagai alternatif perawatan gigi tiruan jembatan. Cakradonya
atas sebagai koreksi estetik. Maj Ked Gi. 2012; 19(2). Hal 167-170
3. Kurian BP, Johns M. George J, Charles I. Surgical gingival sculpturing for improving
esthetic of anterior fixed prosthesis: A case report. Journal of prosthetic and implant
prosthodontics. 3rd Ed. North Kimberly Drive: Quintessence Publishing Co, Inc.
2005. P. 485-97
7. Barclay CW, Walmsley AD. Fixed and removable prosthodontics. New York:
21